Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan manusia semakin pesat sehingga membutuhkan ruang yang semakin besar
juga di permukaan bumi. Tuntutan “kebutuhan akan memaksa manusia merusak lingkungan
alami yang sudah ada sebelumnya. Pembangunan di berbagai bidang di Indonesia yang
semakin berkembang pesat menyebabkan kerusakan lingkungan.

Ketidakselarasan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan merupakan suatu


masalah yang sering dijumpai di Indonesia. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia
yang semakin meningkat seperti tercemarnya lingkungan oleh pestisida, limbah industri, dan
transportasi, rusaknya habitat tumbuhan dan hewan langka, serta menurunnya nilai estetika
alam merupakan beberapa contoh ketidakselarasan antara pembangunan dan kelestarian“
lingkungan. Untuk mencegah atau meminimalisir dampak negatif pembangunan terhadap
kelestarian lingkungan, maka digunakanlah kebijakan pemerintah sebagai acuan dalam
penerapan dan pelaksanaan Pembangunan. Kebijakan pemerintah dibuat dalam bentuk
peraturan perundang-undangan yang tertulis yang diturunkan ke dalam bentuk peraturan
lainnya. Peraturan ini berisikan wajib AMDAL bagi kegiatan yang penting dan
mensyaratkan dilakukannya audit lingkungan hidup.

Dampak yang dihasilkan dari suatu kegiatan pembangunan dapat dianalisis di dokumen
lingkungan. Selain itu, untuk mengevaluasi kinerja sistem lingkungan yang diterapkan di
berbagai perusahaan yang sudah melakukan kegiatan dapat dilakukan. Dokumen lingkungan
untuk menganalisa dampak penting yang ditimbulkan adalah AMDAL sedangkan untuk
mengevaluasi kinerja sistem manajemen lingkungan perusahaan adalah audit lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini yaitu apa perbedaaan pelaksanaan
AMDAL dengan pelaksanaan audit lingkungan.

1.3 Tujuan Makalah

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui perbedaan pelaksanaan
AMDAL dan audit lingkungan hidup.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 AMDAL
1. Pengertian

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) berdasarkan Peraturan Pemerintah


Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan
Hidup adalah kajian dampak penting pada lingkungan hidup melalui pemeriksaan kritis
perencanaan proyek dan sebagai prasyarat pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau kegiatan. AMDAL mengidentifikasi dampak negatif dan positif dari setiap
kegiatan atau proyek pembangunan, bagaimana dampaknya terhadap orang, properti mereka,
dan lingkungan. AMDAL juga mengidentifikasi langkah-langkah untuk mengurangi dampak
negatif, sambil memaksimalkan dampak positif.

2. Tujuan
Tujuan utama dari proses AMDAL adalah untuk mendorong pertimbangan masalah
lingkungan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan dan pada akhirnya sampai pada
tindakan yang lebih sesuai dengan lingkungan. AMDAL pada dasarnya adalah proses
preventif. AMDAL berusaha untuk meminimalkan dampak buruk terhadap lingkungan dan
mengurangi risiko. Jika AMDAL yang tepat dilakukan, maka keselamatan lingkungan dapat
dikelola dengan baik pada semua tahap perencanaan proyek, desain, konstruksi, operasi,
pemantauan dan evaluasi serta penonaktifan (Mekuriaw & Teffera, 2013).

3. Dokumen AMDAL
Pada dasarnya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah keseluruhan
proses yang meliputi penyusunan berturut-turut sebagaimana diatur dalam PP nomor 27 tahun
2012 , bentuk hasil kajian AMDAL berupa dokumen AMDAL yang terdiri dari 5 (lima)
dokumen, yaitu:
a. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KAANDAL)
KA-ANDAL adalah suatu dokumen yang berisi tentang ruang lingkup serta
kedalaman kajian ANDAL. Ruang lingkup kajian ANDAL meliputi penentuan
dampak-dampak penting yang akan dikaji secara lebih mendalam dalam ANDAL dan
batas-batas studi ANDAL. Sedangkan kedalaman studi berkaitan dengan penentuan
metodologi yang akan digunakan untuk mengkaji dampak. Penentuan ruang lingkup
dan kedalaman kajian ini merupakan kesepakatan antara Pemrakarsa Kegiatan dan
Komisi Penilai AMDAL melalui proses yang disebut dengan proses pelingkupan.
b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
ANDAL adalah dokumen yang berisi telaahan secara cermat terhadap dampak
penting dari suatu rencana kegiatan. Dampakdampak penting yang telah diindetifikasi
di dalam dokumen KAANDAL kemudian ditelaah secara lebih cermat dengan
menggunakan metodologi yang telah disepakati. Telaah ini bertujuan untuk
menentukan besaran dampak. Setelah besaran dampak diketahui, selanjutnya
dilakukan penentuan sifat penting dampak dengan cara membandingkan besaran
dampak terhadap kriteria dampak penting yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Tahap kajian selanjutnya adalah evaluasi terhadap keterkaitan antara dampak yang
satu dengan yang lainnya. Evaluasi dampak ini bertujuan untuk menentukan dasar-
dasar pengelolaan dampak yang akan dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif
dan memaksimalkan dampak positif.
c. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
RKL adalah dokumen yang memuat upaya-upaya untuk mencegah, mengendalikan
dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang bersifat negatif serta
memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat rencana suatu kegiatan. Upaya-
upaya tersebut dirumuskan berdasarkan hasil arahan dasar-dasar pengelolaan dampak
yang dihasilkan dari kajian ANDAL.
d. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
RPL adalah dokumen yang memuat program-program pemantauan untuk melihat
perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak yang berasal dari
rencana kegiatan. Hasil pemantauan ini digunakan untuk mengevaluasi efektifitas
upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan, ketaatan pemrakarsa
terhadap peraturan lingkungan hidup dan dapat digunakan untuk mengevaluasi
akurasi prediksi dampak yang digunakan dalam kajian ANDAL.
e. Dokumen Ringkasan Eksekutif

4. Persyaratan Wajib AMDAL

Menurut PP No. 27 Tahun 1999 Pasal 3 ayat (1), usaha dan atau kegiatan yang
kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup
meliputi:

1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam


2. Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tak terbaharui
3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta kemerosotan sumber daya alam
dalam pemanfaatannya
4. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam,
lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya
5. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi pelestarian kawasan
konservasi sumber daya dan/atau perlindungan cagar budaya
6. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan, dan jenis jasad renik
1. AUDIT LINGKUNGAN
1. Pengertian
Audit lingkungan di dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) didefinisikan sebagai suatu proses evaluasi untuk
menilai ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap persyaratan hukum dan
kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Selain itu, audit lingkungan merupakan satu alat
untuk memverifikasi secara objektif Upaya manajemen lingkungan dan dapat membantu mencari
langkah-langkah perbaikan guna meningkatkan perfomasi lingkungan, berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan. Audit lingkungan digunakan sebagai instrumen pencegahan pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup dengan rangka meningkatkan kinerja lingkungan hidup.
Audit lingkungan pada awalnya dirancang sebagai suatu perangkat pengelolaan lingkungan
yang mengutamakan prinsip sukarela. Namun dalam perkembangannya, audit lingkungan terus
berkembang menjadi perangkat pengelolaan yang lebih kuat dan di beberapa negara bahkan
digunakan menjadi perangkat wajib ketika diperintahkan oleh lembaga pengawas lingkungan
atau oleh organisasi lainnya yang menghendakinya.

2. Sejarah Pembentukan Audit Lingkungan


Di Indonesia, istilah audit lingkungan mulai diperkenalkan pada Oktober 1993 bersamaan
dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No.51 tahun 1993 tentang AMDAL (Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan). Pada waktu itu WALHI (Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia) mengusulkan perlunya kebijakan audit lingkungan sebagai tanggapan atas lemahnya
penegakan hukum AMDAL (khususnya RKL/RPL). Dan pada waktu Menteri Lingkungan Hidup
Sarwono Kusumaatmadja, beliau memperkenalkan kebijakan nasional penegakan dan penataan
lingkungan yang tidak hanya mengandalkan Command and Control, tetapi pendekatan yang
mengkombinasikan command and control dengan Voluntary compliance. Pendekatan kombinasi
ini kemudian diistilahkan dengan pendekatan Stick and Carrot. Kebijakan tersebut kemudian
ditindak lanjuti dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI
No.42/MenLH/1994 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan. Dan kemudian
berkembang menjadi Kepmen LH No.17 tahun 2010 tentang Audit Lingkungan Hidup, dan
akhirnya direvisi kembali menjadi Permen LH No.3 Tahun 2013 tentang Audit Lingkungan.

3. Dasar Hukum Pelaksanaan Audit Lingkungan dan Dasar Pelaksanaan Audit Lingkungan
a. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
b. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Audit Lingkungan
Hidup
c. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang AMDAL (Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup)
d. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor:KEP-42/MENLH/11/1994 tentang Pedoman Umum Pelaksana an Audit
Lingkungan.
e. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor : 30 Tahun
2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan Hidup yang diwajibkan.
f. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2013 tentang Audit
Lingkungan.
g. ISO 14001 : Sistem Manajemen Lingkungan-Spesifikasi dengan panduan untuk
penggunaannya.
h. ISO 14004 : Sistem manajemen lingkungan-Pedoman umum atas prinsip-prinsip,
system dan Teknik pendukungnya.
i. ISO 14010 : Pedoman umum Audit Lingkungan -Prinsip-prinsip Umum Audit
Lingkungan.
j. ISO 14011 : Pedoman umum Audit Lingkungan Audit sistem manajemen lingkungan.
k. ISO 14012 : Pedoman umum Audit Lingkungan-Kriteria persyaratan untuk Menjadi
Auditor Lingkungan SNI 19-19011-2005 : Panduan Audit Sistem manajemen Muta dan
atau lingkungan.

4. Ruang lingkup Audit Lingkungan Hidup


1. Evaluasi masukan atau informasi.
2. Kriteria ketidakpatuhan.
3. Pelaksanaan
4. Verifikasi laporan hasil audit akibat ketidakpatuhan penanggungjawab usaha dan atau
kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan lingkungan
hidup.

5. Tujuan Audit Lingkungan Hidup :


1. Untuk mengetahui tingkat ketidakpatuhan penanggungjawab usaha dan atau kegiatan
terhadap peraturan perundang-undangan dibidang pengelolaan lingkungan hidup.
2. Memberikan uraian tentang penyebab terjadinya ketidakpatuhan, termasuk apabila
terdapat pelanggaran dan atau ketidakpatuhan penerapan kebijaksanaan di bidang
lingkungan hidup.
3. Memberikan rekomendasi atas temuan-temuan pelaksanaan audit.

6. Manfaat Audit Lingkungan Hidup


1. Mengidentifikasi risiko lingkungan
2. Menjadi dasar bagi pelaksanaan kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup atau
upaya penyempurnaan rencana yang ada
3. Menghindari kerugian finansial seperti :
a. Penutupan/pemberhentian suatu usaha.,
b. Kerugian atau perbatasan oleh pemerintahan.
c. Publikasi yang merugikan akibat pengelolaan dan pemantauan yang tidak baik
4. Mencegah tekanan sangsi hukum terhadap suatu usaha atau kegiatan atau terhadap
pimpinannya berdasarkan pada peraturan perundangundangan yang berlaku.
5. Membuktikan pelaksanaan pengelolaan lingkungan apabila dibutuhkan dalam proses
pengadilan
6. Meningkatkan kepedulian pimpinan/penanggungjawab dan staf suatu badan usaha
atau kegiatan tentang pelaksanaan kegiatannya terhadap kebijakan dan tanggung
jawab lingkungan
7. Mengidentifikasi kemungkinan penghematan biaya melalui upaya konservasi energi,
dan pengurangan, pemakaian ulang dan daur ulang limbah.
8. Menyediakan laporan audit lingkungan bagi keperluan usaha atau kegiatan yang
bersangkutan, atau bagi keperluan kelompok pemerhati lingkungan, pemerintah dan
media massa
9. Menyediakan informasi yang memadai bagi kepentingan usaha atau kegiatan
asuransi, lembaga keuangan dan pemegang saham. Kesimpulan dari manfaat audit
lingkungan sebenarnya adalah :
a. Mengidentifikasi risiko lingkungan.
b. Menjadi dasar pelaksanaan kebijakan pengelolaan lingkungan.
c. Menghindari kerugian finansial (penutupan usaha, pembatasan usaha, publikasi
pencemaran nama).
d. Mencegah tekanan sanksi hukum.
e. Membuktikan pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup dalam proses
peradilan.
f. Menyediakan informasi
g. Meningkatkan efektivitas manajemen.
h. Perasaan dari kesenangan atau keamanan yang meningkat.

7. Jenis Audit Lingkungan Hidup


a. Audit Lingkungan hidup yang bersifat sukarela.
b. Audit Lingkungan Hidup yang diwajibkan: Usaha dan/atau kegiatan berisiko tinggi.

8. Elemen penting Audit Lingkungan


a. Komitmen Manajemen
b. Obyektivitas team audit
c. Kompetensi professional
d. Prosedur sistematik dan jelas
e. Laporan tertulis
f. Jaminan mutu system audit
g. Follow up.

9. Dokumen Audit Lingkungan Hidup,berisikan :


a. Rencana Audit Lingkungan Hidup.
1. Identitas pemberi perintah audit dan pihak yang diaudit.
2. Tujuan audit.
3. Lingkup audit.
4. Kriteria audit.
5. Identitas dan identifikasi Kompetensi tim audit.
6. Pernyataan ketidakberpihakan dan kemandirian tim audit.
7. Proses dan metode kerja audit.
8. Tata waktu audit keseluruhan.
9. Lokasi dan jadwal audit lapangan.
10. Wakil dari pihak yang diaudit.
11. Kerangka protokol audit.
12. Pengumpulan bukti audit
13. Kerangka sistematika laporan
b. Laporan hasil Audit Lingkungan Hidup paling sedikit berisi:
1. Informasi yang meliputi tujuan, lingkup, kriteria, dan proses pelaksanaan audit
2. Temuan audit
3. kesimpulan audit.
4. Rekomendasi audit dan tindak lanjut;
5. data dan informasi pendukung yang relevan.

10. Kedudukan ISO seri 14000 dalam Audit Lingkungan


Audit lingkungan merupakan salah satu komponen atau salah satu instrument dalam
system Manajemen Lingkungan Standar ISO seri 14000. Dengan demikian, audit
lingkungan merupakan langkah awal yang harus dijalankan oleh perusahaan yang ingin
menerapkan system Manajeman Lingkungan (SML) Standar ISO 14000.

Sistem Manajemen Lingkungan atau ISO 14001 adalah standar internasional menentukan
persyaratan-persyaratan untuk sebuah sistem manajemen lingkungan yang dapat digunakan
oleh sebuah organisasi untuk meningkatkan kinerja lingkungannya. Standar internasional ini
dimaksudkan untuk digunakan organisasi yang ingin mengelola tanggung jawab
lingkungannya secara sistematis yang dapat membantu pilar lingkungan berkelanjutan.

Terdapat 10 (sepuluh) klausul dalam sistem manajemen lingkungan. Adapan pembagian


klausul-klausul dibagi atas :

1. Ruang Lingkup
Standar internasional ini berlaku untuk setiap organisasi , terlepas dari ukuran, tipe dan
sifat, serta penerapan aspek lingkungan terhadap aktivitasnya, produk dan jasa yang
organisasi tentukan dapat mengendalikan atau mempengaruhi perspektif siklus
kehidupan.
Konsistensi dengan kebijakan organisasi lingkungan, hasil yang diinginkan dari sebuah
sistem manajemen lingkungan meliputi :
- Peningkatan kinerja lingkungan
- Pemenuhan kewajiban kepatuhan
- Pencapaian sasaran lingkungan

2. Acuan Normatif
Tidak ada persyaratan untuk mengganti istilah yang digunakan organisasi dengan istilah
yang digunakan di standar internasional ini. Organisasi dapat memilih untuk
menggunakan istilah yang sesuai dengan bisnis mereka, contoh : ”catatan”,
”dokumentasi”, atau ”protokol” dibandingkan dengan ”informasi terdokumentasi”.

3. Syarat dan Definisi


Standar internasional ini menggunakan beberapa terminologi baru.

4. Konteks Organisasi
4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya
4.2 Memahami Kebutuhan dan Harapan dari pihak-pihak yang berkepentingan
4.3 Menentukan Ruang Lingkup Sistem Manajemen Lingkungan
4.4 Sistem Manajemen Lingkungan

5. Kepemimpinan
5.1 Kepemimpinan dan Komitmen
5.2 Kebijakan
5.1 Peran Organisasi, Tanggung Jawab dan Otoritas

6. Perencanaan
6.1 Tindakan untuk Menangani Risiko dan Peluang
6.1.1 Umum
6.1.2 Identifikasi aspek-aspek Lingkungan
6.1.3 Penentuan Kewajiban kepatuhan
6.1.4 Penentuan aspek lingkungan yang signifikan dan risiko serta peluang
organisasi
6.1.5 Perencanaan Tindakan

6.2 Sasaran Lingkungan dan Perencanaan Untuk Mencapainya


6.2.1 Tujuan Lingkungan
6.2.2 Prencanaan untuk peningkatan tujuan

7 Dukungan
7.1 Sumber Daya
7.2 Kompetensi
7.3 Kesadaran
7.4 Komunikasi
7.4.1 Umum
7.4.2 Komunikasi Internal
7.4.3 Komunikasi Eksternal dan Laporan
7.5 Informasi terdokumentasi
7.5.1 Umum
7.5.2 Membuat dan Memperbaharui
7.5.3 Pengendalian Informasi terdokumentasi

8 Operasional
8.1 Perencanaan dan Pengendalian Operasi
8.2 Perencanaan dan Pengendalian rantai nilai
8.3 Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

9 Evaluasi Kinerja
9.1 Pemantauan, Pengukuran, analisa dan evaluasi
9.1.1 Umum
9.1.2 Evaluasi kepatuhan
9.2 Internal Audit
9.3 Tinjauan Manajemen

10. Peningkatan
10.1 Ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan
10.2 Peningkatan terus-menerus

11. Implementasi Permen LH Nomor 03 Tahun 2013 tentang Audit Lingkungan Hidup
( Usaha dan/kegiatan berisiko tinggi)
a. Kriteria usaha dan/kegiatan berisiko tinggi. Kriteria penetapan usaha dan/atau
kegiatan berisiko tinggi yang diwajibkan melakukan audit lingkungan hidup secara
berkala:
1. Jika terjadi kecelakaan dan/atau keadaan darurat menimbulkan dampak yang
besar dan luas terhadap kesehatan manusia dan lingkungan hidup;
2. Hasil audit lingkungan hidup yang diwajibkan secara berkala harus dapat
dijadikan acuan untuk melakukan perbaikan pengelolaan lingkungan bagi
penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang diberikan perintah audit
lingkungan hidup yang diwajibkan secara berkala;
3. Audit lingkungan hidup yang diwajibkan secara berkala dikecualikan bagi
kegiatan infrastruktur kecuali pembangunan bendungan/waduk.
b. Jenis usaha dan/atau kegiatan yang diwajibkan melakukan audit lingkungan hidup
yang diwajibkan secara berkala :
1. Bidang Perindustrian
- Industri Semen yang dibuat melalui produksi klinker yang menerima
limbah B3 bukan dari kegiatan sendiri sebagai bahan baku dan/atau bahan
bakar pada proses klinker.
- Industri Petrokimia (Industri Aromatik (benzena, toluena, xylena,Industri
Normal Parafin /alkil benzene,Pusat Olefin (etilena, propilena dan olefin
C4), Industri Gas Sintetik (metanol, alkohol oxo, asam format, asam asetat,
amonia dan pupuk), Industri asetilena (1,4 butandiol, asam akrilat)
- Industri bahan aktif Pestisida.
- Industri Amunisi dan Bahan Peledak
2. Bidang Pekerjaan Umum, Pengoperasian-
- Bendungan/ Waduk atau Jenis Tampungan Air lainnya: a) Tinggi, atau b)
Luas genangan
3. Bidang Sumber Daya Energi dan Mineral (kegiatan pengolahan minyak dan
gas bumi:a)Kilang Minyak,b) Kilang LPG,c)Kilang LNG.
4. Bidang PengembanganNuklir.
- Pengoperasian Reaktor Daya (PLTN) atau reaktor nondaya (daya >100
MWt).
- Pengoperasian Reaktor Daya (PLTN) atau Reaktor Nondaya (2 < X 100
MWt).
5. Bidang Pengelolaan B3 dan Limbah B3 : Kegiatan pengelolaan limbah B3
sebagai kegiatan utama:
- Pengumpulan, pemanfaatan, dan/atau pengolahan yang terintegrasi
dengan penimbunannlimbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
- Penimbunan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)

2.3 PERBEDAAN AMDAL DENGAN AUDIT LINGKUNGAN


1. Berdasarkan pengertiannya
Amdal yang merupakan singkatan dari Analisa Mengenai Dampak Lingkungan adalah kajian
mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Sedangkatn Audit lingkungan merupakan evaluasi yang dilakukan untuk menilai
ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap persyaratan hukum dankebijakan yang ditetapkan
oleh pemerintah.

2. .Berdasarkan payung hokum


Payung hukum amdal ada 2, yaitu Undang-Undang no 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah no 27tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan. Sedangkan Payung hukum audit lingkungan lebih banyak
dibandingkan dengan amdal,yaitu Undang-Undang no 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kepmenlh no 42 tahun 1994 tentang Pedoman Umum
Pelaksanaan Audit Lingkungan, Kepmelh no 30 tahun 2001 tentang PedomanPelaksanaan Audit
Lingkungan Hidup, dan SNI seri ISO .

3. Berdasarkan sifatnya
Amdal bersifat wajib ( mandatory) Untuk dilakukan bagi setiap rencana usaha atau
kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak penting.
Sedangkan Audit lingkungan bersifat sukarela ( voluntary). Dalam hal ini, audit lingkungan bukan
merupakan pemeriksaan resmi yang diharuskan oleh suatu peraturan perundang-undangan,
melainkan suatu usaha proaktif yang dilaksanakan secara sadar oleh penanggung jawab usaha
untuk mengindentifikasi permasalahan lingkungan yang akan timbul sehingga dapat dilakukan
upaya-upaya pencegahannya.

4. Berdasarkan tahap
Amdal dimulai sejak perencanaan atau sebelum usaha dan/atau kegiatan dilakukan,
sedangkan audit lingkungan dimulai sejak operasi suatu usaha dan/atau kegiatan.

5. Berdasarkan fungsi
Fungsi amdal adalah
 Untuk menghindari dan meminimalisasi dampak lingkungan sehingga
terwujud pembanguna yang berkelanjutan
 Survei, prakiraan, dan evaluasi dampak berupa polusi, gangguan keanekaragaman ekosistem,
hubungan manusia-alam-lingkungan global
 Sebagai alat komunikasi untuk mendapatkan konsensus dengan masyarakat
yangterkena dampak, akuntabilitas pemrakarsa dan pemerintah, dan
keterlibatanmasyarakat dalam pembangunan
Fungsi audit lingkungan adalah untuk meningkatkan tindakan yang telah dilaksanakanatau
yang perlu dilaksanakan oleh suatu usaha atau kegiatan untuk memenuhikepentingan lingkungan.

6. Berdasarkan manfaat
 Dengan dilakukannya amdal, nantinya akan diperoleh ijin operasi dan juga
mendapat pedoman pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
 Dengan dilakukannya audit lingkungan, nantinya akan diperoleh manfaat
yaitu perbaikan kinerja manajemen.

Tabel 2.1 Matriks Perbedaan AMDAL dengan Audit Lingkungan


No AMDAL AUDIT LINGKUNGAN (14001:2015)
1 Diwajibkan bagi usaha atau kegiatan Diwajibkan kepada berisiko tinggi
yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan (sukarela)
(mandatory)
2 Dibuat untuk rencana kegiatan Dibuat untuk kegiatan Pembangunan
pembangunan / sebelum terjadinya sedang berlangsung atau telah terjadi
pembangunan
3 Disusun oleh pemrakarsa tetapi Dilakukan oleh auditor lingkungan hidup
pemrakarsa dapat meminta jasa
konsultan untuk menyusun AMDAL
4 Sertifikat yang dimiliki : Sertifikasi Sertifikat yang dimiliki : sertifikat
Kompetensi penyusun Amdal kompetensi auditor lingkungan hidup
5 Tahapan : Pengumuman dan Konsultasi Tahapan : perencanaan, pelaksanaan,
Publik, Penyusunan KA ANDAL, pengambilan kesimpulan dan pelaporan
Penilaian KA ANDAL, Penyusunan
ANDAL dan RKL-RPL, Penilaian
ANDAL dan RKL-RPL, Pengumuman
Izin Lingkungan
6 Output : suatu usaha/kegiatan layak Output : rekomendasi langkah perbaikan
secara lingkungan (dokumen AMDAL) sebagai tindak lanjut audit lingkungan
hidup
7 Isi dokumen AMDAL : Isi dokumen audit lingkungan :
1. Dokumen KA-ANDAL terdiri dari 1. Informasi yang meliputi tujuan dan
Pendahuluan, Pelingkupan, Metode proses audit
Studi, Daftar Pustaka, Lampiran 2. Temuan audit
2. Dokumen ANDAL terdiri dari 3. Kesimpulan audit
Pendahuluan, Deskiripsi Rinci Rona 4. Data dan informasi pendukung
Lingkungan Hidup, Prakiraan
Dampak Penting, Evaluasi Secara
Holistik Terhadap Dampak
Lingkungan, Daftar Pustaka,
Lampiran
3. Dokumen RKL-RPL terdiri dari
Pendahuluan, Rencana
Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Rencana Pemantauan
Lingkungan Hidup, Daftar
Pustaka, Lampiran
8 Diatur dalam Peraturan Menteri Diatur dalam Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun Lingkungan Hidup No. 3 Tahun 2013
2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/ Tentang Audit Lingkungan Hidup
atau Kegiatan yang Wajib Memiliki
Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
9 Dibuat hanya 1 kali Evaluasi setiap 1 tahun 2 kali untuk
menilai sistem manajemen lingkungan
10 Dilakukan secara terbuka, partisipasi Dilakukan secara rahasia, divisi atau
masyarakat bidang yang terlibat (auditee)
11 Untuk mendapat izin lingkungan Untuk memperoleh kepercayaan customer
dalam membeli produk yang dihasilkan
BAB II
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk membedakan pelaksanaan
AMDAL dengan Audit Lingkungan dapat dibedakan berdasakarkan :

1. Sifatnya
2. Isi dokumen
3. Waktu pelaksanaan
4. Tahap pembuatan
5. Penyusun
6. Tahapan
7. Kualifikasi penyusun
8. Output yang dihasilkan
9. Peraturan yang mengatur
10. Sifat pelaksanaan
11. Hasil yang dicapai
DAFTAR PUSTAKA

Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. PPSML-UI. Jakarta.


Karno, Supriyono, V, Budi, Y. 2023. Buku Ajar Audit Lingkungan Hidup. Magetan : Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya
Pengumpulan Data, Analisis dan Prakiraan Dampak pada Studi Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL) (Mindset Using Socio Economic and Cultural in Data Collection,
Analysis, and Forecast Impact on Study of Environmental Impact Analysis (EIA)).

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan

Soerianegara, I dan Andry, I. 2002. Ekologi Hutan Indonesia. Fakultas Kehutanan. Institut
Pertanian Bogor.

Soerjani, M. 1992. Cara penyusunan dan Metoda AMDAL. Kumpulan Makalah (II) Kursus
Dasar.

Susanto, A dan Dadang,P. . Modul 1 Pengertian dan Prinsip Audit Lingkungan.


Taylor, P. H., and S. D. Gaines. 1999. Can Rapoport’s rule be rescued? Modeling causes of the
latitudinal gradient in species richness. Ecology 80: 2474–2482
Wahyudin, 2012. Kerangka Berpikir Penggunaan Analisis Sosial Ekonomi dan Budaya dalam

Anda mungkin juga menyukai