Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungan
hidupnya mampu mempengaruhi juga dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya.
Makhluk hidup yang sesuai dan cocok dengan lingkungannya akan tetap bisa
berkembang biak dan menyesuaikan diri dengan lingkungan, berbeda dengan
makhluk hidup yang tidak cocok dengan lingkungannya maka tidak dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan tidak dapat berkembang biak
(musnah). Hal ini menunjukkan sangat bergantungnya manusia kepada
lingkungan hidupnya. Seiring berjalannya waktu jumlah populasi manusia
semakin meningkat, begitu pula dengan pembangunan-pembangunan yang dapat
berdampak pada lingkungan hidup manusia.
Dalam perundang-undangan yang mengatur tentang lingkungan,
AMDAL didefinisikan sebagai kajian mengenai dampak besar dan penting suatu
usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan. Di Indonesia sendiri AMDAL telah berlaku sejak tahun 1986
sesuai dengan PP No. 29 Tahun 1986. Hal ini dimaksudkan sebagai bagian dari
studi kelayakan pembangunan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan usaha.
Tujuannya untuk memastikan bahwa pembangunan suatu rencana/kegiatan yang
akan dilaksanakan bermanfaat dan tidak mengorbankan lingkungan hidup.
Pemanfaatan sumber daya alam bagi kelangsungan hidup manusia harus
memperhatikan dampak-dampak yang dapat ditimbulkan. Untuk itu diperlukan
suatu pemahaman yang cukup dalam menganalisis mengenai dampak terhadap
lingkungan. Meningkatnya intensitas kegiatan penduduk dan industri perlu
dikendalikan untuk mengurangi kadar kerusakan lingkungan di banyak daerah
antara lain pencemaran industri, pembuangan limbah, yang tidak memenuhi
persyaratan teknis dan kesehatan, penggunaan bahan bakar yang tidak aman bagi
lingkungan, kegiatan pertanian, penangkapan ikan dan pengolahan hutan yang
mengabaikan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari AMDAL?
2. Apa fungsi dari AMDAL?
3. Bagaimana cara penyusunan AMDAL?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian AMDAL
2. Untuk mengetahui fungsi AMDAL
3. Untuk mengetahui cara penyusunan AMDAL
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi AMDAL
Analisis Dampak Lingkungan, yang disingkat AMDAL, dalam peraturan
pemerintah no. 27 tahun 1999 tentang analisis mengenai dampak lingkungan
disebutkan bahwa AMDAL merupakan kajian mengenai dampak besar dan
penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. 1 Analisis Dampak
Lingkungan (AMDAL), adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang
dampak penting suatu rencana Usaha dan/atau Kegiatan (Pasal 1 Peraturan
Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan).
Munn mendefinisikan AMDAL sebagai suatu aktivitas untuk
mengidentifikasi, menduga dampak lingkungan biogeofisik dan kesehatan serta
kesejahteraan manusia sebagai akibat dari suatu peraturan, kebijaksanaan,
program, proyek dan lain sebagainya. Jain mendefinisikan AMDAL sebagai suatu
studi terhadap kemungkinan perubahan berbagai aspek sosial ekonomi dan
karakteristik biofisik lingkungan yang diakibatkan oleh suatu rencana kegiatan2.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Environmental
Impact Analysis (EIA) adalah hasil studi mengenai dampak penting suatu usaha
atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup. AMDAL muncul
sebagai jawaban atas keprihatinan tentang dampak negatif dari kegiatan manusia,
khususnya pencemaran lingkungan akibat kegiatan industri pada tahun 1960-an.
Sejak itu, AMDAL telah menjadi alat utama untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan manajemen yang bersih lingkungan dan selalu melekat pada tujuan
pembangunan yang berkelanjutan. AMDAL mempelajari dampak pembangunan
terhadap lingkungan hidup dan dampak lingkungan terhadap pembangunan yang
didasarkan pada konsep ekologi, yaitu ilmu yang mepelajari hubungan timbal
balik antara manusia dengan lingkungan hidup, oleh karena itu konsep AMDAL

1
Veronika Nugraheni Sri Lestari dkk, Deteksi Dini AMDAL dengan Early Warning System Berbasis Aplikasi
(Surabaya: CV. Jakad Publishing Surabaya, 2019), hal. 20
2
Reda Rizal, AMDAL, UKL-UPL dan SPPL (Jakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, 2014), hal. 23
dikatakan sebagai konsep ekologi pembangunan, yang mempelajari hubungan
timbal balik antara pembangunan dengan lingkungan hidup.
B. Dasar Hukum AMDAL
Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang AMDAL diantaranya adalah
PP 29 Tahun 1986, PP 51 Tahun 1993, dan PP 27 Tahun 1999. Landasan utama
pelaksanaan AMDAL terdapat pada Undang-undang No. 4 Tahun 1982 dan No.
23 Tahun 1997. Pasal 15 UU No. 23 Tahun 1997 menyatakan:
(1) Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib
memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup.
(2) Ketentuan tentang rencana usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), serta tata cara penyusunan dan penilaian analisis
mengenai dampak lingkungan hidup ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
C. Jenis-jenis AMDAL
AMDAL merupakan instrumen pengelolaan lingkungan yang diharapkan
dapat mencegah kerusakan lingkungan dan menjamin upaya-upaya konservasi.
Dalam PP 51 Tahun 1993 ditetapkan empat jenis studi AMDAL, yaitu :
(1) AMDAL Proyek
yaitu AMDAL yang berlaku bagi satu kegiatan yang berada dalam
kewenangan satu instansi sektoral. Misalnya rencana kegiatan pabrik
tekstil yang mempunyai kewenangan memberikan ijin dan mengevaluasi
studi AMDALnya ada pada Departemen Perindustrian.
(2) AMDAL Terpadu/Multisektoral
adalah AMDAL yang berlaku bagi suatu rencana kegiatan pembangunan
yang bersifat terpadu, yaitu adanya keterkaitan dalam hal perencanaan,
pengelolaan dan proses produksi, serta berada dalam satu kesatuan
ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi. Sebagai
contoh adalah satu kesatuan kegiatan pabrik pulp dan kertas yang
kegiatannya terkait dengan proyek hutan tanaman industri (HTI) untuk
penyediaan bahan bakunya, pembangkit tenaga listrik uap (PLTU) untuk
menyediakan energi, dan pelabuhan untuk distribusi produksinya. Di sini
terlihat adanya keterlibatan lebih dari satu instansi, yaitu Departemen
Perindustrian, Departemen kehutanan, Departemen Pertambangan dan
Departemen Perhubungan.
(3) AMDAL Kawasan
yaitu AMDAL yang ditujukan pada satu rencana kegiatan pembangunan
yang berlokasi dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan
menyangkut kewenangan satu instansi. Contohnya adalah rencana
kegiatan pembangunan kawasan industri. Dalam kasus ini masing-
masing kegiatan didalam kawasan tidak perlu lagi membuat
AMDALnya, karena sudah tercakup dalam AMDAL seluruh kawasan.
(4) AMDAL Regional
adalah AMDAL yang diperuntukan bagi rencana kegiatan pembangunan
yang sifat kegiatannya saling terkait dalam hal perencanaan dan waktu
pelaksanaan kegiatannya. AMDAL ini melibatkan kewenangan lebih dari
satu instansi, berada dalam satu kesatuan ekosistem, satu rencana
pengembangan wilayah sesuai Rencana Umum Tata Ruang Daerah,
contoh AMDAL regional adalah pembangunan kota-kota baru.
D. Komponen AMDAL
Di dalam proses AMDAL itu terdapat beberapa komponen penting di
dalamnya. dibawah ini merupakan beberapa komponen AMDAL diantaranya
sebagai berikut:
(1) Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)
PIL ini merupakan sebuah bentuk ilmu pra proyek yang mana nantinya
itu pihak perencana tersebut kemudian akan melakukan kajian terkait
lingkungan disekitaran lokasi tersebut akan berjalannya suatu aktivitas
atau kegiatan. Studi pra lingkungan ini mencakup seluruh aspek baik
kimia, fisika, sosial, biologi, ekonomi serta juga budaya di sekitarnya.
(2) Kerangka Acuan (KA)
Setelah melakukan studi informasi lingkungan, pihak pengelola tersebut
kemudian akan membuat kerangka acuan yang dijadikan dasar di dalam
pelaksanaan proyek tersebut. Kerangka acuan tersebut berupa hasil
laporan dari studi pra lingkungan.
(3) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Komponen AMDAL ini berikutnya adalah bagian utama yakni melakukan
analisis dampak lingkungan. Dalam melakukan analisis ini, pihak
pengelola itu harus mengutamakan keamanan serta kesehatan lingkungan
dan juga mengurangi dampak buruk yang akan terjadi. Pada tahapan
tersebut juga nantinya keputusan mengenai proyek tersebut akan
dilakukan.
(4) Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
Komponen AMDAL ini melingkupi segala bentuk pemantauan terhadap
berjalannya proyek, mulai dari saat pembangunan sampai pada selesai.
Pemantauan tersebut harus dilakukan dengan secara berkelanjutan
sehingga bisa atau dapat berjalan sesuai dengan aturan sebenarnya.
(5) Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
Selain melakukan pemantauan, seluruh pihak yang terlibat itu juga harus
turut didalam melakukan pengelolaan terhadap suatu proyek. Pengelolaan
inimemiliki tujuan didalam mempertahankan fungsi lingkungan serta juga
menghindari penyimpangan.

E. Fungsi AMDAL
Adapun fungsi AMDAL adalah:
1. Fungsi AMDAL yang pertama sebagai bahan pertimbangan untuk
perencanaan pembangunan suatu wilayah.
2. Fungsi AMDAL yang kedua untuk membantu dalam proses pengambilan
keputusan atas kelayakan sebuah lingkungan hidup dari rencana usaha atau
kegiatan tertentu.
3. Fungsi AMDAL yang ketiga adalah membantu memberikan masukan dalam
rangka menyusun sebuah rancangan yang terperinci dari suatu rencana
usaha atau kegiatan.
4. Fungsi AMDAL yang keempat membantu memberikan masukan dalam
suatu proses penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup.
5. Fungsi AMDAL yang kelima membantu memberikan informasi terhadap
masyarakat tentang dampak-dampak yang mungkin ditimbulkan dari suatu
rencana usaha dan atau kegiatan.
6. Fungsi AMDAL selanjutnya adalah sebagai rekomendasi utama untuk
sebuah izin usaha
7. Fungsi AMDAL berikutnya ialah Scientific Document dan Legal
Document.
8. Fungsi AMDAL yang terakhir adalah izin kelayakan lingkungan.3

3
Indah Sari, AMDAL sebagai Instrumen dalam Mempertahankan Sustainable Development Yang
Berwawasan Lingkungan, Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara
Marsekal Suryadarma vol. 8 no. 2, 2018, 67-68

Anda mungkin juga menyukai