Anda di halaman 1dari 11

KUIS 2 AMDAL KELAS B

DISUSUN OLEH : RIZKY NUR RAMADAN (3336190047)


JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

1. Intisari materi
Peran Amdal Dalam Pengelolaan Lingkungan Terkait Pembangunan Konstruksi.

AMDAL adalah kajian mengenai dampak suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

Tujuan secara umum Amdal adalah menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan
serta menekan pencemaran, sehingga dampak negatifnya menjadi serendah mungkin.
Dengan demikian Amdal diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
pelaksanaan rencana kegiatan yang mempunyai dampak terhadap lingkungan hidup.

Amdal sebagai instrumen dalam perencanaan pembangunan disebutkan dalam Pasal 4


angka (1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2009 tentang Izin Lingkungan. Amdal
disusun oleh Pemrakarsa pada tahap perencanaan suatu Usaha dan/atau Kegiatan.
Amdal merupakan instrumen untuk merencanakan tindakan preventif terhadap
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang mungkin ditimbulkan dari aktivitas
pembangunan.

Dalam rangka melaksanakan pembangunan berkelanjutan, lingkungan hidup perlu


dijaga keserasian hubungan antara berbagai kegiatan. Di Indonesia, tata kehidupan yang
berwawasan lingkungan sebenarnya telah diamanatkan dalam GBHN tahun 1973, Bab
III butir 10 menyebutkan bahwa :

“Dalam pelaksanaan pembangunan, sumber-sumber alam Indonesia harus dipergunakan


secara rasional. Penggalian sumber kekayaan alam tersebut harus diusahakan agar tidak
merusak tata lingkungan hidup manusia, dilaksanakan dengan kebijaksanaan yang
menyeluruh dan dengan memperhitungkan kebutuhan generasi yang akan datang.”

Peranan Amdal dalam perencanaan masih terbatas pada perencanaan proyek.Inipun


masih terbatas pada proyek yang bersifat fisik, misalnya pembangunan bendungan, jalan
raya, pelabuhan dan pabrik.Proyek yang bersifat non fisik umumnya masih diabaikan.
Padahal proyek non fisik pun dapat berdampak besar dan penting. (Soemarwoto, 2007)

Berdasarkan PP No. 27/1999 suatu ijin untuk melakukan usaha dan/atau kegiatan baru
akan diberikan bila hasil dari studi AMDAL menyatakan bahwa rencana usaha dan/atau
kegiatan tersebut layak lingkungan. Ketentuan dalam RKL/RPL menjadi bagian dari
ketentuan ijin. Pasal 22 PP No. 27/1999 mengatur bahwa instansi yang bertanggung
jawab (Menteri Lingkungan Hidup atau Gubernur) memberikan keputusan layak atau
tidak lingkungan apabila sesuai dengan hasil penilaian Komisi. Keputusan tersebut
harus diikuti oleh instansi yang berwenang menerbitkan ijin usaha.

Mengacu pada The World Commission on Enveronmental andDevelopmentmenyatakan


bahwa pembangunan berwawasan lingkungan adalah proses pembangunan yang dapat
memenuhi kebutuhan generasi masa sekarang tanpa mengesampingkan atau
mengorbankan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya.

Pembangunan berkelanjutan yang dikonsep oleh Stren, While, dan Whitney (Schroder,
Meinhard, 1996 :16) sebagai suatu interaksi antara tiga sistem : Sistem biologis dan
sumber daya , sistem ekonomi dan sistem sosial, yang dikenal dengan konsep trilogi
keberlanjutan; ekologi-ekonomi,sosial. Konsep keberlanjutan tersebut menjadi
semangkin sulit dilaksanakan terutama di negara berkembang.

Menurut Hariyadi sebagaimana dikutip oleh (Endria, Zul, 2003) pembangunan


berwawasan lingkungan memerlukan tatanan agar sumber daya alam dapat secara
berlanjut menunjang pembangunan, pada masa kini dan masa mendatang, generasi demi
generasi dan khususnya dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
II Soal dan Jawaban

1. Mengapa AMDAL dibutuhkan dalam setiap penyelenggaraan aktivitas/kegiatan


yang membutuhkan pemanfaatan lahan ?

Jawab :

Fakta bahwa pemanfaatan lahan tidak bisa dilakukan tanpa adanya perubahan struktur
lingkungan itu sendiri, maka perlu adanya upaya preventif dalam menjaga
keseimbangan lingkungan itu sendiri. Hal ini bertujuan untuk menjaga keberlangsungan
hidup manusia pula. Maka dari itu, setiap adanya pemanfaatan lahan, baik berupa
konstruksi bangunan maupun pembukaan lahan baru, wajib dilengkapi dengan dokumen
AMDAL.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan AMDAL dan dasar hukumnya!

Jawab :

Pengertian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagaimana diatur


dalam Pasal 1 angka (11) Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kajian mengenai dampak penting suatu
usaha dan / atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Hal ini sejalan dengan pengertian Amdal yang tertuang pada Pasal 1 angka (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan.

3. Bagaimana peran AMDAL dapat mengendalikan perkembangan pembangunan di


Indonesia!

Jawab :
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat diketahui bahwa perkembangan pembangunan di
Indonesia khususnya di bidang konstruksi harus dikendalikan. Hal ini juga berkaitan
dengan tujuan dan sasaran AMDAL yakni untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan
pembangunan dapat berjalan secara berkesinambungan tanpa merusak lingkungan
hidup. Dengan melalui studi AMDAL diharapkan usaha dan/atau kegiatan
pembangunan dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efisien,
meminimumkan dampak negatip dan memaksimalkan dampak positip terhadap
lingkungan hidup.

Semua kegiatan dan/atau usaha yang wajib AMDAL, diwajibkan bagi pemrakarsa untuk
mengumumkan terlebih dulu kepada masyarakat sebelum pemrakarsa menyusun
AMDAL yaitu pelaksanaan Kepka Bapedal No. 8/2000 tentang Keterlibatan
Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam proses AMDAL. Dalam jangka waktu 30
hari sejak diumumkan, masyarakat berhak memberikan saran, pendapat, dan tanggapan.
Dalam proses pembuatan AMDAL, maka peran masyarakat tetap diperlukan, untuk
memberikan pertimbangan, saran, pendapat dan tanggapan dalam pelaksanaan studi
AMDAL. Pada proses penilaian AMDAL oleh Komisi Penilai AMDAL maka saran,
pendapat, dan tanggapan masyarakat akan menjadi dasar pertimbangan penetapan
kelayakan lingkungan dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.

4. Jelaskan konsep AMDAL bagian dari lingkungan hidup !

Jawab :

Pada waktu yang lampau, kebutuhan manusia akan sumber alam belum begitu besar
karena jumlah manusianya sendiri masih relatif sedikit, di samping itu intensitas
kegiatannya juga tidak besar. Pada saat itu perubahan pada lingkungan oleh aktifitas
manusia masih dalam kemampuan alam untuk memulihkan diri secara alami.

Aktifitas manusia yang semakin besar menimbulkan perubahan lingkungan yang besar
pula. Sehingga manusia perlu merencanakan setiap kemungkinan perubahan yang akan
terjadi pada lingkungan sehingga tidak merugikan manusia. Manusia perlu
memperkirakan dan mengantisipasi apa yang akan terjadi akibat adanya kegiatan oleh
manusia itu sendiri.

Konsep Amdal merupakan bagian dari ilmu ekologi pembangunan yang mempelajari
hubungan timbal balik atau interaksi antara pembangunan dan lingkungan. (Santosa,
Taufik Imam, 2009)

5. Jelaskan mengenai Amdal sebagai instrument perlindungan hidup !

Jawab :

Semua kegiatan dan/atau usaha yang wajib AMDAL, diwajibkan bagi pemrakarsa untuk
mengumumkan terlebih dulu kepada masyarakat sebelum pemrakarsa menyusun
AMDAL yaitu pelaksanaan Kepka Bapedal No. 8/2000 tentang Keterlibatan
Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam proses AMDAL. Dalam jangka waktu 30
hari sejak diumumkan, masyarakat berhak memberikan saran, pendapat, dan tanggapan.
Dalam proses pembuatan AMDAL, maka peran masyarakat tetap diperlukan, untuk
memberikan pertimbangan, saran, pendapat dan tanggapan dalam pelaksanaan studi
AMDAL. Pada proses penilaian AMDAL oleh Komisi Penilai AMDAL maka saran,
pendapat, dan tanggapan masyarakat akan menjadi dasar pertimbangan penetapan
kelayakan lingkungan dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.

Amdal sebagai instrumen dalam perencanaan pembangunan disebutkan dalam Pasal 4


angka (1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2009 tentang Izin Lingkungan. Amdal
disusun oleh Pemrakarsa pada tahap perencanaan suatu Usaha dan/atau Kegiatan.
Amdal merupakan instrumen untuk merencanakan tindakan preventif terhadap
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang mungkin ditimbulkan dari aktivitas
pembangunan.

Dalam rangka melaksanakan pembangunan berkelanjutan, lingkungan hidup perlu


dijaga keserasian hubungan antara berbagai kegiatan. Di Indonesia, tata kehidupan yang
berwawasan lingkungan sebenarnya telah diamanatkan dalam GBHN tahun 1973, Bab
III butir 10 menyebutkan bahwa :
“Dalam pelaksanaan pembangunan, sumber-sumber alam Indonesia harus dipergunakan
secara rasional. Penggalian sumber kekayaan alam tersebut harus diusahakan agar tidak
merusak tata lingkungan hidup manusia, dilaksanakan dengan kebijaksanaan yang
menyeluruh dan dengan memperhitungkan kebutuhan generasi yang akan datang.”

Dalam upaya menjaga lingkungan itulah digunakan Amdal sebagai salah satu
instrumennya. Hal ini tertuang dalam Pasal 22 angka (1) Undang Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pasal 22 angka
(1) tersebut menentukan setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting
terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki Amdal.

6. Jelaskan mengenai dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup serta
kegiatannya!

Jawab :

Menurut Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 23 angka(1) usaha dan/atau
kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup mempunyai kriteria :

a. pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;


b. eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan
c. kegiatan yang secara dapat menimbulkan dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta
pemborosan dan kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya;
d. proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam,
lingkungan buatan, serta lingkungan social dan budaya;
e. proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan
konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya;
f. introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik;
g. pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati;
h. kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi pertahanan negara;
dan/atau
i. penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan hidup.

AMDAL merupakan bagian kegiatan studi kelayakan rencana atau usaha dan atau
kegiatan, dimana usaha dan kegiatan tersebut merpeluang menimbulkan dampak besar
dan dampak penting terhadap lingkungan diantaranya:

a. Pengubahan bentuk alam dan bentang alam;


b. Eksploitasi sumber daya alam ;
c. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,
pencemaran, dan kerusakan lingkungan hidup, serta kemerosotan sumber daya alam
dalam pemanfaatanya;
d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam,
lingkungan buatan dan lingkungan sosial budaya;
e. Proses kegiatan yang hasilnya mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi;
f. Introduksi jenis tumbuhan, hewan, dan jasad renik;
g. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati/nonhayati;
h. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan hidup;
i. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi, dan/atau mempengatuhi pertahanan negara.

7. Jelaskan yang dimaksud implementasi AMDAL!

Jawab :

Implementasi AMDAL sangat perlu disosialisasikan tidak hanya kepada masyarakat


namun perlu juga pada para calon investor agar dapat mengetahui perihal AMDAL di
Indonesia. Karena proses pembangunan digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraanmasyarakat secara ekonomi, sosial dan budaya. Dengan implementasi
AMDAL yang sesuai dengan aturan yang ada, maka diharapkan akan berdampak positif
pada pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan (sustainable
development)

Implementasi AMDAL secara profesional, transparan dan terpadu. Apabila


implementasi memang demikian maka implementasi RKL dan RKL akan baik pula.
Implementai AMDAL, RKL dan RPL yang optimal akan meminimalkan dampak
negatif dari kegiatan yang ada. Dengan demikian akan meningkatkan status kesehatan,
penghasilan masyarakat meningkat dan masyarakat akan sejahtera. Selain itu pihak
industri dan/atau kegiatan dan pihak pemrakarsa akan mendapatkan keuntungan yaitu
terbebas dari tuntutan hukum (karena tidak mencemari lingkungan) dan terbebas pula
dari tuntutan masyarakat (karena masyarakat merasa tidak dirugikan). Hal tersebut akan
lebih mudah untuk melakukan pendekatan sosial-ekonomi-budaya dengan masyarakat
di sekitar pabrik/industri/kegiatan berlangsung.

8. Jelaskan mengenai Pembangunan Berkelanjutan !

Jawab :

Berkelanjutan memiliki arti yang cukup luas, yaitu kemampuan untuk melanjutkan
sesuatu yang didefinisikan tanpa batasan waktu. Berkelanjutan dapat dimaksudkan
dengan ketahanan, keseimbangan, keterkaitan. Lebih lanjut berkelanjutan dapat
diartikan sebagai kemampuan untuk bertahan melanjutkan suatu perilaku yang
didefinisikan tanpa batas waktu. World Commission on Environment and Development
mendefinisikan berkelanjutan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan masa
kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan
mereka sendiri.

Lingkungan berkelanjutan dapat diartikan segala sesuatu yang berada di sekeliling


makhluk hidup yang mempengaruhi kehidupannya dengan kondisi yang terus terjaga
kelestariannya secara alami maupun dengan sentuhan tangan manusia tanpa batasan
waktu. Lingkungan berkelanjutan juga dapat diartikan sebagai bagaimana pemenuhan
kebutuhan sumber daya yang ada untuk generasi masa kini hingga masa depan tanpa
mengorbankan kesehatan ekosistem yang menyediakannya.

9. Jelaskan tentang RPL dan dasar hukumnya!

Jawab :

Rencana Pemantauan Lingkungan hidup (RPL) adalah upaya pemantauan komponen


lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana usaha
dan/atau kegiatan. Menurut PP No.27 tahun 2012, Rencana Pemantauan Lingkungan
Hidup, yang selanjutnya disebut RPL, adalah upaya pemantauan komponen lingkungan
hidup yang terkena dampak akibat dari rencana Usaha dan/atau Kegiatan.
Tujuan pemantauan ini adalah untuk mengetahui dampak yang diperkirakan akan terjadi
selama berlangsungnya kegiatan. Di samping itu juga bertujuan mengetahui hasil dari
kegiatan pengelolaan lingkungan.

Adapun dokumen yang dijadikan penilaian Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL),


meliputi;

a. Lingkup RPL.
b. Pendekatan RPL.
c. Rencana pelaksanaan RPL.
d. Daftar pustaka dan lampiran.
Selanjutnya dokumen RKL dan RPL ini dipakai pula sebagai dasar untuk pelaksanaan
pengelolaan lingkungan (KL) dan pelaksanaan pemantauan lingkungan (PL), selama
masa pra konstruksi, konstruksi maupun pada pasca konstruksi.

10. Jelaskan mengenai pembangunan berwawasan lingkungan!

Jawab :

Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)


dibuat sekaligus yang berarti waktu pembuatan dokumen dapat diperpendek. Dalam
perubahan tersebut diintrodusir pula pembuatan dokumen Upaya Pengelo laan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) bagi kegiatan yang
tidak wajib AMDAL. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UKL) ditetapkan oleh Menteri Sektoral yang berdasarkan format yang di
tentukan oleh Menter i Negara Lingkungan Hidup. Demikian pula wewenang menyusun
AMDAL disederhanakan dan dihapuskannya dewan kualifikasi dan ujian negara.

Dengan ditetapkannya Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan


Lingkungan Hidup (UU PLH), maka PP No. 51/1993 perlu diganti dengan PP No.
27/1999 yang diundangkan pada tanggal 7 Mei 1999, yang efektif berlaku 18 bulan
kemudian. Perubahan besar yang terdapat dalam PP No. 27/1999 adalah di hapuskannya
semua Komisi AMDAL Pusat dan diganti dengan satu Komisi Penilai Pusat yang ada di
Kementerian Lingkungan Hidup. Di daerah yaitu propinsi, mempunyai Komisi Penilai
Daerah. Apabila penilaian tersebut tidak layak lingkungan maka instansi yang
berwenang boleh menolak permohohan ijin yang diajukan oleh pemrakarsa. Suatu hal
yang lebih ditekankan dalam PP No. 27/1999 adalah keterbukaan informasi dan peran
masyarakat. .

Berdasarkan pengalaman penerapan PP No. 29/1986 tersebut dilakukan deregulasi dan


untuk mencapai efisiensi maka PP No. 29/1986 diganti dengan PP No. 51/1993 yang
diundangkan pada tanggal 23 Oktober 1993. Perubahan tersebut mengandung suatu cara
untuk mempersingkat lamanya penyusunan AMDAL dengan mengintrodusir penetapan
usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL dengan keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup. Dengan demikian tidak diperlukan lagi pembuatan Penyajian
Informasi Lingkungan (PIL). Perubahan tersebut mengandung pula keharusan
pembuatan Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL),

Implementasi AMDAL sangat perlu disosialisasikan tidak hanya kepada masyarakat


namun perlu juga pada para calon investor agar dapat mengetahui perihal AMDAL di
Indonesia. Karena proses pembangunan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat secara ekonomi, sosial dan budaya. Dengan implementasi AMDAL yang
sesuai dengan aturan yang ada, maka diharapkan akan berdampak positip pada
pembangunan yangberwawasan lingkungan dan berkelanjutan ( sustainable
development).

Lingkungan hidup Indonesia sebagai suatu ekosistem terdiri dari berbagai daerah,
masing-masing sebagai subsistemyang meliputi aspek sosial budaya, ekonomi dan fisik,
dengan corak ragam yang berbeda antara subsistem yang satu dengan yang lain, dan
dengan daya dukung lingkungan yang berlainan. Pembinaan dan pengembangan yang
didasarkan pada keadaan daya dukung lingkungan akan meningkatkan keselarasan dan
keseimbangan subsistem yasng berarti juga menigkatkan ketahanan subsistem. (Husein,
Harun M, 1993; 48)
Mengacu pada The World Commission on Enveronmental and
Developmentmenyatakan bahwa pembangunan berwawasan lingkungan adalah proses
pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi masa sekarang tanpa
mengesampingkan atau mengorbankan kemampuan generasi mendatang dalam
memenuhi kebutuhannya.

Pembangunan berkelanjutan yang dikonsep oleh Stren, While, dan Whitney (Schroder,
Meinhard, 1996 :16) sebagai suatu interaksi antara tiga sistem : Sistem biologis dan
sumber daya , sistem ekonomi dan sistem sosial, yang dikenal dengan konsep trilogi
keberlanjutan; ekologi-ekonomi,sosial. Konsep keberlanjutan tersebut menjadi
semangkin sulit dilaksanakan terutama di negara berkembang.

Menurut Hariyadi sebagaimana dikutip oleh (Endria, Zul, 2003) pembangunan


berwawasan lingkungan memerlukan tatanan agar sumber daya alam dapat secara
berlanjut menunjang pembangunan, pada masa kini dan masa mendatang, generasi demi
generasi dan khususnya dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

Prinsip pembangunan berkelanjutan mencakup pemikiran aspek lingkungan hidup


sedini mungkin dan pada setiap tahapan pembangunan yang memperhitungkan daya
dukung lingkungan dan pembangunan dibawah nilai ambang batas.

Anda mungkin juga menyukai