Anda di halaman 1dari 21

PAPER

ILMU LINGKUNGAN
Pengelolaan Lingkungan dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) Serta Peraturan Nasional dan Daerah Tentang AMDAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Lingkungan

Disusun Oleh :

STRINGER
(20.023.22.201.176)
SIPIL 5

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA PALOPO
2023
Pengelolaan Lingkungan dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) Serta Peraturan Nasional dan Daerah Tentang AMDAL

Stringer¹⁾

¹⁾ Program Studi Teknik Sipil, Universitas Andi Djemma, Palopo


¹⁾ anjessty070@gmail.com

Abstrak
Pengelolaan Lingkungan Hidup diharapkan menjawab tantangan permasalahan
lingkungan termasuk dalam hal ini adalah masalah pengelolaan sampah kota,
tidak terkecuali analisis mengenai dampak lingkungan, keterlibatan dan peran
serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. Tugas penting dari aspek sosial
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) diantaranya memobilisasi
keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan. Pendekatan ini tidak
memerlukan analisa ilmiah yang canggih karena lebih memerlukan ketrampilan
organisatoris dan komunikasi dan kemampuan untuk memahami sikap,
kepercayaan, dan nilai dari warga masyarakat yang kemungkinan akan terkena
dampak dari proyek. Dalam perkembangannya, aspek sosial dalam AMDAL lebih
dinamis dari perkembangan AMDAL itu sendiri. Pengelolaan lingkungan hidup
memberikan kemanfaatan ekonomi sosial, dan budaya serta perlu dilakukan
berdasarkan prinsip kehati-hatian, demokrasi lingkungan, desentralisasi, serta
pengakuan dan penghargaan terhadap kearifan lokal dan kearifan lingkungan,
sehingga lingkungan hidup Indonesia harus dilindungi dan dikelola dengan baik
berdasarkan asas keadilan. Jenis penelitian menggunakan yuridis-normatif.
Kesimpulan prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan hidup dalam dinamika hukum
nasional Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) menurut UU
No. 32 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat (2) adalah upaya sistematis dan terpadu yang
dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
Pemerintah perlu lebih konsisten dalam menerapkan regulasi yang efektif dan
keterbatasan birokrasi pemerintah untuk diperankan sebagai instrumen utama
pengelolaan lingkungan hidup sejauh ini tidak pernah diwacanakan di Indonesia.
Kata kunci: Pengelolaan; Lingkungan hidup; AMDAL.
Environmental Management and Environmental Impact Analysis (AMDAL)
and National and Regional Regulations Concerning AMDAL

Stringer¹⁾

¹⁾Civil Engineering Study Program, University of Andi Djemma, Palopo


¹⁾ anjessty070@gmail.com

Abstract
Environmental Management is expected to answer the challenges of
environmental problems, including in this case the problem of municipal solid
waste management, including analysis of environmental impacts, community
involvement and participation in environmental management. Important tasks
from the social aspect of Environmental Impact Analysis (AMDAL) include
mobilizing community involvement in decision making. This approach does not
require sophisticated scientific analysis as it requires more organizational and
communication skills and the ability to understand the attitudes, beliefs and values
of the members of the community likely to be affected by the project. In its
development, the social aspect of the AMDAL is more dynamic than the
development of the AMDAL itself. Environmental management provides
economic, social and cultural benefits and needs to be carried out based on the
principles of prudence, environmental democracy, decentralization, as well as
recognition and respect for local wisdom and environmental wisdom, so that
Indonesia's environment must be protected and properly managed based on the
principle of justice. This type of research uses juridical-normative. The conclusion
of the principles of environmental management in the dynamics of the national
law on Environmental Protection and Management (PPLH) according to Law no.
32 of 2009 Article 1 Paragraph (2) is a systematic and integrated effort made to
preserve environmental functions and prevent environmental pollution and/or
damage which includes planning, utilization, control, maintenance, supervision,
and law enforcement. The government needs to be more consistent in
implementing effective regulations and the limitations of the government
bureaucracy to be played as the main instrument for environmental management
so far have never been discussed in Indonesia.
Keywords: Management; Environment; AMDAL.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya dalam kehidupannya manusia bergantung pada keadaan
lingkungan disekitarnya yaitu berupa sumber daya alam. Sumber daya alam yang
utama bagi manusia adalah udara, air, dan tanah. Udara sangat diperlukan oleh
manusia untuk bernafas, air sangat diperlukan oleh manusia untuk keperluan
hidup dan sebagai komponen terbesar dari tubuh manusia, dan tanah merupakan
tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air, udara, dan tanah sangat
dibutuhkan dengan jumlah yang banyak dan dengan kualitas yang baik, dan
semua itu dapat didapat jika lingkungan dalam kondisi yang baik. Lingkungan
yang sehat akan terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang
baik.
Kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup menurut Undang-
undang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. diselenggarakan atas tanggungjawab negara,
asas pembangunan berkelanjutan, dan asas manfaat untuk mewujudkan
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Indonesia seluruhnya, yaitu terciptanya keselarasan, keserasian dan keseimbangan
antara manusia dengan lingkungan, antara manusia dengan Tuhan yang Maha Esa,
manusia dengan manusia; terjaminnya kepentingan generasi saat ini dan akan
datang; tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup serta terkendalinya
pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana. Berdasarkan kebijaksanaan tersebut,
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), merupakan salah satu
instrumen kebijaksanaan pengelolaan lingkungan. Pelaksanaan AMDAL terhadap
sesuatu rencana usaha atau kegiatan dimaksudkan untuk mengetahui dampak
besar dan penting, dan menetapkan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Sesuai UU No. 23 tahun 1997 tersebut,
dinyatakan bahwa kegiatan yang diprakirakan dapat menimbulkan suatu dampak
besar dan penting pada lingkungan dan sekitarnya diwajibkan melakukan studi
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Peraturan pelaksanaa
dari Undang-Undang ini dituangkan di dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga
negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pembangunan ekonomi nasional
diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan.
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan hidup?
2. Apa yang dimaksud dengan AMDAL?
3. Apa saja unsur-unsur lingkungan hidup?
4. Apa saja faktor-faktor yang dapat merusak lingkungan hidup?
5. Bagaimana peran manusia dalam menjaga lingkungan hidup?
6. Bagaimana upaya untuk memelihara lingkungan hidup?
7. Apa saja peraturan perundang-undangan AMDAL?
D. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian lingkungan hidup
2. Menjelaskan pengertian AMDAL
3. Menjelaskan unsur-unsur lingkungan hidup
4. Menjelaskan faktor-faktor yang dapat merusak lingkungan hidup
5. Menjelaskan peran manusia dalam menjaga lingkungan hidup
6. Menjelaskan upaya untuk memelihara lingkungan hidup
7. Menjelaskan apa saja peraturan perundang-undangan AMDAL
E. Manfaat Penulisan
1. Dapat menjelaskan pengertian lingkungan hidup
2. Dapat menjelaskan pengertian AMDAL
3. Dapat menjelaskan unsur-unsur lingkungan hidup
4. Dapat menjelaskan faktor-faktor yang dapat merusak lingkungan hidup
5. Dapat menjelaskan siapa yang berperan dalam menjaga lingkungan hidup
6. Dapat menjelaskan upaya untuk memelihara lingkungan hidup
7. Dapat menjelaskan apa saja peraturan perundang-undangan AMDAL
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN AMDAL


Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak
langsung. Lingkungan hidup adalah suatu kesatuan fisik yang mencakup sumber
daya alam yang mendukung pemenuhan keperluan hidup manusia. Sedangkan
menurut UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) adalah kajian
mengenai dampak penting suatu usaha yang direncanakan pada lingkungan hidup
sebagai proses pengambilan keputusan tentang penyelenggara usaha.
AMDAL dibuat saat perencanaan suatu proyek diperkirakan akan
memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya, seperti aspek
abiotik, biotik, dan kultural. Dasar hukum AMDAL di Indonesia adalah Peraturan
Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang "Izin Lingkungan Hidup" yang
merupakan pengganti PP 27 Tahun 1999 tentang Amdal

B. UNSUR-UNSUR LINGKUNGAN HIDUP


1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari
makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad
renik. Saat berada di kebun, maka lingkungan hayati didominasi oleh
tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang
dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
2. Unsur Sosial Budaya (Kultur)
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat
manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam
perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai
keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati
oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-
benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain.
Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan
hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, jika air tak ada lagi di
muka bumi atau udara menjadi dipenuhi asap. Tentu saja kehidupan di
muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana
kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang
tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.

C. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN LINGKUNGAN


Jumlah kerusakan flora dan fauna akan terus bertambah dan berlangsung
lama jika dalam penggunaannya masyarakat tidak memperhatikan keseimbangan
terhadap ekosistem lingkungan. Kerusakan ekosistem membawa dampak bukan
hanya pada keanekaragaman terhadap flora dan fauna, tetapi juga dapat membawa
pengaruh lain terhadap masyarakat itu sendiri seperti longsor, banjir, dan erosi.
Dalam lingkungan hidup di Indonesia, banyak terjadi permasalahan di
sungai, laut, tanah dan hutan yaitu sebagai berikut:
1. Pencemaran sungai dan laut
Sungai dan laut dapat tercemar karena kegiatan manusia seperti
pembuangan limbah cair, pembuangan limbah logam, sampah, dll. Secara
biologis, fisik, dan kimia, senyawa maupun unsur tersebut sulit bahkan
tidak dapat diuraikan. Oleh karena itu semua hal tersebut dapat mencemari
lingkungan.
2. Pencemaran Tanah
Tanah dapat tercemar karena penggunaan pupuk dan bahan pestisida yang
berlebihan. Pencemaran tanah terlihat dari tanah yang mengalami
perubahan menjadi kering dan keras. Hal ini disebabkan oleh jumlah
kandungan garam yang sangat besar pada tanah. Selain itu, pencemaran
tanah juga dapat disebabkan oleh sampah plastik karena pada umumnya
sampah plastik tidak mengalami proses penguraian secara sempurna.
3. Pencemaran Hutan
Hutan juga bisa mengalami kerusakan apabila pemanfaatannya tidak
dilakukan dengan baik. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam
yang dapat diperbaharui. Salah satu contoh pencemaran atau kerusakan
hutan adalah adanya penebangan secara liar. Jika kegiatan tersebut
dilakukan dalam jangka panjang maka dapat mengakibatkan gundulnya
hutan.
Kerusakan lingkungan hidup oleh alam dapat juga terjadi karena adanya
gejala atau peristiwa alam yang terjadi sehingga memengaruhi keseimbangan
lingkungan hidup. Peristiwa alam yang dapat memengaruhi kerusakan lingkungan
meliputi:
1. Kerusakan Akibat Peristiwa Alam
a. Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi
yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara lain
berupa:
- Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
- Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
- Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
- Gas yang mengandung racun.
- Material padat (batuan, kerikil, pasir) yang dapat menimpa
perumahan, dan lain-lain.
b. Kerusakan Akibat Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena
beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi),
terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar
samudra. Manusia dapat mengukur intensitas gempa, namun tidak dapat
memprediksikan kapan terjadinya gempa. Oleh karena itu, bahaya yang
ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan
gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa
sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
- Bangunan roboh.
- Tanah di permukaan bumi retak, jalan menjadi putus.
- Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
- Tanah longsor akibat guncangan.
- Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami
(gelombang pasang).
c. Kerusakan Akibat Siklon (topan)
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan
tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara
ini terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok. Bahaya angin
topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan
atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan
kecepatannya. Serangan angin topan dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan hidup dalam bentuk:
- Merobohkan bangunan.
- Membahayakan penerbangan.
- Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
- Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.
d. Musim Kemarau Panjang
Bencana ini terjadi karena adanya penyimpangan iklim yang terjadi di
suatu daerah sehingga musim kemarau terjadi lebih lama dari biasanya.
Bencana ini menimbulkan berbagai kerugian, seperti munculnya titik
api penyebab kebakaran hutan, mengeringnya sumber-sumber air, dan
gagalnya berbagai upaya pertanian petani serta banyaknya tumbuhan
yang mati sehingga dapat mengancam kehidupan makhluk hidup
lainnya.
e. Erosi dan Abrasi
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan
partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es. Dampak dari
erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang
akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan).
Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk
meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan
air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan
yang akan mengakibatkan banjir di sungai.
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan
arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi
pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipacu oleh
terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut.
Dampak negatif yang diakibatkan oleh abrasi antara lain: Penyusutan
lebar pantai sehingga menyempitnya lahan bagi penduduk yang tinggal
di pinggir pantai, Kerusakan hutan bakau di sepanjang pantai, karena
terpaan ombak yang didorong angin kencang begitu besar, Kehilangan
tempat berkumpulnya ikan ikan perairan pantai karena terkikisnya
hutan bakau
2. Kerusakan Akibat Ulah Manusia
Manusia sebagai penguasa dan pengelola lingkungan hidup di bumi
berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan yang berakal, mampu merubah dunia dari pola kehidupan
sederhana sampai ke kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun seringkali
yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan
untuk kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia
membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup. Beberapa
bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara)
sebagai dampak adanya kawasan industri.
b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem
pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan
dampak pengrusakan hutan.
c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya
hutan. Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak
langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara
lain:
- Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
- Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
- Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
- Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
- Pembuangan sampah di sembarang tempat.

D. PERAN MANUSIA DALAM MEMELIHARA LINGKUNGAN HIDUP.


Manusia sebagai khalifah di bumi berperan besar dalam menentukan
kelestarian lingkungan hidup. Namun, seringkali apa yang dilakukan manusia
tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi
berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk
terhadap kelangsungan lingkungan hidup. Oleh sebab itu manusia mempunyai
tanggung jawab yang besar dalam pelestarian lingkungan hidup demi
kelangsungan kehidupan makhluk hidup di bumi. Setiap orang harus melakukan
usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan
kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat
besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu
kita kelak.

E. UPAYA PEMELIHARAAN LINGKUNGAN


Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi
rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan
menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai
pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan
adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan
memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal
dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan
merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di
dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
1. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk
menopang hidup.
2. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Upaya yang dilakukan untuk memelihara lingkungan hidup diantaranya :
1. Upaya yang Dilakukan Pemerintah
Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya
memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan
terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah
antara lain:
a. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang
AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur
tentang Tata Guna Tanah.
d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian
Lingkungan, dengan tujuan pokoknya:
- Menanggulangi kasus pencemaran.
- Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
- Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL).
e. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon
2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian
yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat
untuk pelestarian lingkungan hidup antara lain:
a. Pelestarian tanah (tanah datar dan lahan miring)
Bencana tanah longsor dan banjir yang terjdi menunjukkan peristiwa
yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir dapat menyebabkan
terkikisnya lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang
berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan
tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada
lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga
menimbulkan kerusakan. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan
dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan
kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah
perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu
dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju
aliran air hujan.
b. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap mahluk
hidup bernapas memerlukan udara. Di dalam udara terkandung
beranekaragam gas, salah satunya oksigen. Udara yang kotor karena
debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen
berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup
setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga
kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya
yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat
antara lain:
- Menggalakkan penanaman pohon atau tanaman hias di sekitar kita
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi
manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses
fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap
sehingga produksi oksigen jauh berkurang, di samping itu
tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara
tidak lagi terjaga dengan alami.
- Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa
pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin
Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap
merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan
kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas
berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri
yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong
asap pabrik.
- Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang
dapat merusak lapisan ozon di atmosfer
Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun
kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah
gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga
mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah
lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena
mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa
yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan
akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya
suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin
menipisnya lapisan ozon di atmosfer.
3. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga
kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan
kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia
merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan.
Selain menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, hutan juga
penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan
air. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan antara lain:
- Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
- Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
- Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
- Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan
hutan.
- Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar
ketentuan mengenai pengelolaan hutan.
4. Pelestarian laut dan pantai
Selain hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan
biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia.
Pengambilan pasir pantai, terumbu karang di laut, pengrusakan hutan
bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam
kelestarian laut dan pantai.
Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah
hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung
alami terhadap gempuran ombak. Upaya untuk melestarikan laut dan
pantai dapat dilakukan dengan:
- Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman
bakau di area sekitar pantai.
- Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai
maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan
tanaman laut.
- Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia dalam
mencari ikan.
- Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
5. Pelestarian flora dan fauna.
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia,
hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata
rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam
kehidupan.
Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak
diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat
dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya
adalah:
- Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
- Melarang kegiatan perburuan liar
- Menggalakkan kegiatan penghijauan

F. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN AMDAL


Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan Studi
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) antara lain :
1. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1960 Tentang Pokok -pokok Agraria.
2. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya
Alam Hayati dan Ekosistem (Lembaran Negara RI Tahun 1990 No. 49
Tahun 1990 Tambahan Lembaran Negara No 3419).
3. Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan
Permukiman
4. Undang-Undang RI No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
5. Undang-Undang RI No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 No. 115, Tambahan
Lembaran Negara No 3501).
6. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1994 Tentang Pengesahan United
Nations Conventation On Biological Diversity (Konvensi Perserikatan
Bangsa-Bangsa Mengenai Keanekaragaman Hayati
7. Undang-Undang RI No 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Republik Indonesia Tahun 1997 No. 68 Tambahan
Lembaran Negara No. 3699).
8. Undang-Undang RI No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
9. Undang-Undang RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan
10. Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 1982 Tentang Tata Pengaturan Air.
11. Peraturan Pemerintah RI No. 28 Tahun 1985 Tentang Perlindungan Hutan.
12. Peraturan Pemerintah RI No 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.
13. Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 1996 Tentang Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran serta Masyarakat dalam
Penataan Ruang.
14. Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah
untuk Penggantian.
15. Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 No. 59 Tambahan Lembaran Negara No.3838).
16. Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian
Pencemaran Udara.
17. Peraturan Pemerintah RI No. 20 Tahun 2001 Tentang Pembinaan dan
Pengawasan
18. Pembangunan Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
19. Keputusan Presiden RI No 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung.
20. Keputusan Presiden RI No 75 Tahun 1990 Tentang Koordinasi
Pengelolaan Tata Ruang Nasional.
21. Keputusan Presiden RI No. 552 Tahun 1993 Tentang Pengadaan Tanah
Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
22. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.
02/MENKLH/1988 tentang Pendoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan
23. Keputusan Menteri PU.No 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air
pada Sumber-sumber Air.
24. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-30/MENLH
/7/1992 tentang Panduan Pelingkupan untuk Penyusunan Kerangka Acuan
ANDAL.
25. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 056/1994 tentang
Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
26. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 103.K/008/M.PE/1994
tentang Pengawasan atas Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan
dan Rencana Pemantauan Lingkungan dalam Bidang Pertambangan dan
Energi.
27. Keputusan Menteri PU. No 58/KPTS/1995 Petunjuk Tata Laksana
AMDAL Bidang Pekerjaan Umum.
28. Keputusan Menteri PU.No. 148/KPTS/1995 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan RKL dan RPL, Proyek Bidang Pekerjaan Umum.
29. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-13/MENLH
/3/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
30. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-43/MENLH/
10/1996 tentang Kriteria Kerusakan Lingkungan Bagi Usaha atau
Kegiatan Penambangan Bahan Galian Golongan C Jenis Lepas di Daratan.
31. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/
11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan.
32. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-49/MENLH/
11/1996 tentang Baku Tingkat Getaran.
33. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-50/MENLH
/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebauan.
34. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.
KEP-45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Standar Pencemar Udara.
35. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-03/MENLH
/1/1998 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri.
36. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 tahun 2001 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
37. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 37 Tahun 2003 tentang
Metoda Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air
Permukaan.
38. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 110 Tahun 2003
tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air pada
Sumber Air.
39. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003
tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.
40. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 142 Tahun 2003
tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan serta Pedoman
Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air.
41. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. KEP-
205/BAPEDAL/07/1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian
Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak.
42. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. KEP-
299/11/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial dalam
Penyusunan AMDAL.
43. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. KEP-
105 tahun 1997 tentang Panduan Pemantauan Pelaksanaan Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL).
44. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No.
107/BAPEDAL/2/1997 tentang Perhitungan dan Pelaporan serta Informasi
Indeks Standar Pencemar Udara.
45. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. KEP-
124/12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam
Penyusunan AMDAL.
46. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 08 tahun
2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam
Proses AMDAL.
47. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 09 tahun
2000 tentang Pedoman Penyusunan AMDAL.
48. Peraturan Daerah terkait yang relevan lainnya dengan studi ini.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang


dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia
dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lainnya.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) adalah kajian
mengenai dampak penting suatu usaha yang direncanakan pada lingkungan hidup
sebagai proses pengambilan keputusan tentang penyelenggara usaha.
Unsur-unsur lingkungan hidup meliputi unsur hayati (biotik), unsur sosial
budaya (kultur), dan unsur fisik (abiotik).
Upaya pemerintah untuk mengatasi kerusakan lingkungan yaitu dengan
menyusun, menerbitkan, dan memberlakukan Peraturan Pemerintah dan Undang-
Undang yang berkaitan dengan lingkungan, membentuk Badan Pengendalian
Lingkungan, serta mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian
yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan
kemampuan masing-masing.

B. Saran
Dengan disusunnya paper ini penulis mengharapkan pembaca dapat
mengetahui dan memahami upaya pelestarian lingkungan serta dapat memberikan
kritik dan sarannya agar makalah ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Demikian saran yang dapat penulis sampaikan semoga dapat membawa manfaat
bagi semua pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Lingkungan Hidup dan Pelestarian


http://afand.abatasa.com/post/detail/2405/linkungan-hidup-kerusakan-
lingkungan-pengertian-kerusakan-lingkungan-dan-pelestarian-

Anonim. 2012. Lingkungan Hidup dan Pelestarian.


www.godangisina.blogspot.com/lingkungan-hidup-dan-pelestarian.

Fahriana, Anita. 2013. Makalah Upaya Pemeliharaan Lingkungan


http://anitafahriana.blogspot.com/2013/05/makalah-upaya-pemeliharaan-
lingkungan.html
Merkristivita, Glori. 2013. Makalah Upaya Pemeliharaan Lingkungan Hidup.
http://glorimerkristivita.blogspot.com/2013_04_01_archive.html
Virga. 2011. Dasar Pelaksanaan AMDAL.
https://www.indonesian-publichealth.com/dasar-pelaksanaan-amdal/

Anda mungkin juga menyukai