Anda di halaman 1dari 23

PERLINDUNGAN DAN

PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
TIM PENGAJAR
PENGANTAR KEBENCANAAN DAN LINGKUNGAN (PKL)
MATERI
1. Dasar Hukum Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
2. Pengendalian pencemaran lingkungan
3. Pemeliharaan lingkungan hidup
4. Kewenangan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
5. Penegakan hukum lingkungan
1. DASAR HUKUM
1.
PERLINDUNGAN
UUD 1945
LINGKUNGAN
 Pasal 28 h ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) :
“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta memperoleh pelayanan kesehatan”
(Pasal tersebut menjadi dasar tanggung jawab negara untuk menjamin hak asasi setiap warga negara
mendapatkan lingkungan yang baik dan bersih bagi kelangsungan kehidupan).
 Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 yang berbunyi sebagai berikut:
 “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi-berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemanjuan dan kesatuan ekonomi nasional.” (Prinsip kerlanjutan &
Prinsip berwawasan lingkungan mengamanatkan penerapan prinsip tersebut dalam pelaksanaaan
pembangunan).
LANJUTAN
 Undang-Undang Nomor 32 tahun 1997 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UUPPLH) merupakan dasar hukum pengaturan lingkungan
hidup di Indonesia.
 UUPPLH mencantumkan prinsip keberlanjutan sebagai salah satu prinsip dalam
upaya pengelolaan lingkungan, sebagaimana termuat dalam Pasal 2 UUPPLH.
 Dalam penjelasan undang-undang disebutkan bahwa prinsip kelestarian dan
keberlanjutan diartikan sebagai kewajiban dan tanggungjawab setiap orang terhadap
generasi mendatang dan terhadap sesamanya dalam satu generasi dengan melakukan
upaya pelestarian daya dukung ekosistem dan memperbaiki kualitas lingkungan
hidup.
2. PENGENDALIAN

PENCEMARAN LINGKUNGAN
Pencemaran lingkungan adalah: “masuk atau dimasukkannya makluk hidup, zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan”. (Pasal 1 angka 14 UUPPLH)

 Baku mutu lingkungan hidup (BMLH) adalah ukuran batas perubahan fisik, kimia, dan/atau
hayati lingkungan yang dapat diterima oleh lingkungan untuk tetap dapat melestarikan
fungsinya (Pasal 1 angka 13 UUPPLH)

 Salah satu instrumen pencegahan pencemaran lingkungan adalah Amdal


LANJUTAN

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN


(AMDAL)
 Analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) yaitu sebagai suatu
pendekatan untuk mengkaji dampak penting suatu aktifitas
pembangunan terhadap lingkungan sebagai bagian dari proses
pengambilan keputusan oleh pejabat yang berwenang (Pasal 22 – 33
UUPPLH)
LANJUTAN

KRITERIA DAMPAK PENTING PENTING


SEBAGAI DASAR WAJIB AMDAL
Kriteria dampak penting yang menjadi dasar suatu kegiatan wajib Amdal,
yaitu:
jumlah penduduk yang akan terkena dampak kegiatan/usaha;
luas wilayah penyebaran dampak;
intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
banyaknya komponen lingkungan hidup yang terkena dampak;
sifat kumulatif dampak;
berbalik dan tidak berbaliknya dampak; dan/atau
kriteria lain sesuai perkembangan ilmu dan teknologi.
LANJUTAN

KEGIATAN USAHA YANG


WAJIB AMDAL
 yaitu umumnya kegiatan yang memberikan dampak langsung kepada sumber daya
alam, kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran yang mempengaruhi
lingkungan, dan kegiatan memasukkan jenis flora dan fauna yang dapat mengancam
habitat asli ekosistem suatu Kawasan (Pasal 23 ayat (1) UUPPLH)
 Sedangkan kegiatan usaha yang tidak mensyaratkan Amdal wajib melengkapi UKL-
UPL (Upaya Pengelolan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup). Selanjutnya, kegiatan yang tidak wajib UKL-UPL wajib membuat surat
pernyataan kesanggupan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup atas kegiatan usaha yang dilakukan.
3. PEMELIHARAAN
LINGKUNGAN HIDUP
 Upaya pemeliharaan lingkungan hidup merupakan cara untuk menjaga
pelestarian fungsi lingkungan dan mencegah terjadinya penurunan
kualitas lingkungan atau kerusakan lingkungan yang umumnya
disebabkan oleh aktifitas manusia (antrophogenic activities).
 Pemeliharaan lingkungan hidup dapat dilakukan melalui konservasi
sumber daya alam, pencadangan sumber daya alam, dan pelestarian
fungsi atmosfer.
LANJUTAN

KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM

 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber


Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, merupakan dasar hukum
pengaturan konservasi di Indonesia.

 Konservasi adalah upaya pengelolaan sumber daya alam hayati yang


pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana dan menjamin
kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas dan keanekaragamannya.
LANJUTAN

JENIS-JENIS KONSERVASI
 Konservasi ekosistem hutan
 Konservasi kawasan pesisir dan laut,
 Konservasi sumber daya air,
 Konservasi ekosistem lahan gambut,
 Konservasi kawasan kars, dan
 Konservasi energi.
CONTOH KAWASAN KONSERVASI

Kawasan Tahura Taman Nasional Gunung Leuser,


Pocut Meurah Intan, Aceh Besar Aceh Tenggara
PENCADANGAN SUMBER DAYA ALAM

Pemerintah dan msyarakat dapat melakukan pencadangan sumber


daya alam melalui upaya-upaya sebagai berikut:

1. Membuat taman keanekaragaman hayati diluar kawasan hutan;


2. Membuat Ruang Terbuka Hijau (RTH) paling sedikit 30% dari
luasan pulau/kepulauan;
3. Menanam dan memelihara pohon diluar kawasan hutan,
khususnya tanaman langka.
Kawasan Hutan Kota Tibang, Kota Banda Aceh
4. KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DALAM
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Kewenangan diartikan sebagai kekuasaan formal yang diberikan oleh undang-undang


atau pembentuk undang-undang (legislatif) pada kekuasaan eksekutif atau
administratif (Pemerintah disemua level). (Dengan kata lain merupakan kekuasaan
dari segolongan orang tertentu atau kekuasaan terhadap suatu bidang pemerintahan
atau urusan pemerintahan tertentu).

 UUPPLH mengatur bahwa kewenangan pemerintah atas pengelolaan lingkungan


hidup dibedakan antara kewenangan pemerintah pusat, pemerintah propinsi dan
pemerintah kabupaten/kota. Perbedaan kewenangan didasarkan pada perbedaan
kewenangan wilayah administrasi masing-masing fungsi pemerintahan.
KEWENANGAN PEMERINTAH
 Pemerintah pusat memiliki kewenangan menetapkan norma, standar, prosedur, dan
kriteria.
 Norma adalah aturan yang digunakan sebagai tatanan untuk menyelenggarakan
pemerintahan khususnya terkait upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup.
 Standar adalah acuan yang digunakan sebagai dasar dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
 Kriteria adalah karakter atau ciri-ciri ukuran yang digunakan sebagai dasar dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
 Kewenangan menetapkan NSOPK hanya dimiliki oleh pemerintah pusat sebagai
pemegang otoritas tertinggi dalam kebijakan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan di Indonesia.
KEWENANGAN PEMERINTAH
DAERAH
 Sementara itu pemerintah propinsi mempunyai kewenangan menetapkan kebijakan
ditingkat propinsi dan pemerintah kabupaten/kota memiliki kewenangan ditingkat
kabupaten/kota untuk menyusun kebijakan terkait perlindungan dan pengelolaan
lingkungan.
 Sebagai contoh, Pemerintah pusat memiliki kewenangan menetapkan dan
melaksanakan KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis). Pemerintah propinsi juga
memiliki kewenangan yang sama, akan tetapi dibatasi pada penetapan dan
pelaksanaan KLHS di tingkat propinsi dan pemerintah kabupaten/kota pada tingkat
kabupaten/kota. KLHS adalah analisis ilmiah yang sistematis, komprehensif, dan
partisipatif, untuk memastikan prinsip pembangunan berkelanjutan standar dalam
rencana pembangunan.
5. PENYELESAIAN SENGKETA
LINGKUNGAN HIDUP
 Penegakan hukum lingkungan dapat dilakukan melalui 3 (tiga)
pendekatan, yaitu secara administrasi, perdata dan pidana. Ketiga
cara penyelesaian sengketa tersebut memiliki karakteristik yang
berbeda satu sama lain.
PENYELESAIAN SECARA
ADMINISTRASI
 Penyelesaian sengketa dengan gugatan administratif diajukan
terhadap keputusan tata usaha negara.
 Keputusan tata usaha negara (keputusan administratif) adalah
keputusan yang dikeluarkan oleh pejabat negara dalam
menjalankan kewenangannya, contohnya keputusan terkait dengan
izin lingkungan, izin usaha industri, sertifikat hak atas tanah, SK
pengangkatan aparatur sipil negara, dan keputusan lainnya.
PENYELESAIAN SECARA
PERDATA
 Penyelesaian sengketa lingkungan secara perdata dapat ditempuh melalui
pengadilan atau di luar pengadilan. Pilihan tersebut dilakukan secara
sukarela oleh pihak yang bersengketa.
 Penyelesaian sengketa di luar pengadilan dilakukan dengan cara mediasi
dan/atau arbitrase. Penyelesaian sengketa perdata melalui pengadilan
dilakukan dengan mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri (PN).
PENYELESAIAN SECARA
PIDANA
 Ketentuan pidana lingkungan menurut UUPPLH masuk ke dalam kategori
kejahatan, diantaranya:
 Sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilewatinya baku mutu
lingkungan;
 Melepaskan dan mengedarkan produk rekayasa genetik ke lingkungan yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan izin lingkungan;
 Melakukan pengelolahan limbah tanpa izi dan mengahsilkan limbah dan tidak
melakukan pengelolaan sebagaimana yang seharusnya dilakukan;
 Melakukan pembakaran lahan, dan lain-lain.
KESIMPULAN
 Pasal 28h ayat (1) mengamanatkan bahwa negara berkewajiban untuk memastikan setiap warganegara
Indonesia mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat.
 Undang-Undang Nomor 32 tahun 1997 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(UUPPLH) merupakan dasar hukum pengaturan lingkungan hidup di Indonesia. Undang-undang tersebut
mengatur bahwa pengelolaan lingkungan hidup dapat dilakukan secara preventif dan represif, dan
mengatur penegakan hukum lingkungan.
 Upaya preventif dilakukan melalui pembentukan peraturan yang bersifat administratif, misalnya
pembentukan pearturan terkait kajian Amdal dan UKL-UPL sebagai dasar dikeluarkannya izin lingkungan,
dan izin lingkungan sebagai dasar dikeluarkannya izin usaha. Pengelolaan lingkungan juga dapat dilakukan
melalui upaya pelestarian fungsi lingkungan, seperti konservasi dan pencadangan sumber daya alam.
 Penegakan hukum lingkungan dapat dilakukan melalui gugatan administrasi terhadap keputusan tata usaha
negara, gugatan secara perdata, dan tuntutan pidana. Ketiga mekanisme ini merupakan upaya yang dapat
ditempuh untuk memastikan setiap warganegara mendapat keadilan dan menuntut pertanggungjawab
pihak-pihak yang merusak lingkungan.
TUGAS
 Mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil terdiri dari 5 - 6 orang.
 Mencari kasus-kasus kerusakan lingkungan dan mendiskusikan peran hukum dalam
penyelesaian masalah tersebut.
 Cari undang-undang terkait lingkungan, yaitu:
 UU No. 32/1997 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
 UU No 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
 UU No. 41/ 1999 tentang Kehutanan
 Dan peraturan pelaksana lainnya

 Identifikasi pasal-pasal yang mengatur tentang penyelesaian masalah tersebut.


 Tuliskan hasil diskusi ke dalam tulisan dengan format laporan.

Anda mungkin juga menyukai