Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HUKUM LINGKUNGAN DAN PENEGAKANNYA DI INDONESIA

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….
2
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………… 3
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………...3
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………..3
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………… 3
BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………………….. 4
2.1 Konsep Hukum Lingkungan……………………………………………………..4
2.2 Asas dan Prinsip Hukum Lingkungan…………………………………………... 4
2.3 Peraturan Undang-Undang Hukum Lingkungan Indonesia…………………….. 5
2.4 Penegakan Hukum Lingkungan di Indonesia…………………………………… 6
BAB PENUTUP………………………………………………………………………. 10
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….. 10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..……...11

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia tumbuh dan berkembang bersama lingkungan di sekitarnya. Setiap
interaksi manusia baik sesama manusia dan dengan lingkungan akan
memberikan dampak bagi lingkungan baik positif maupun negatif. Oleh karena
itu, dirancang sebuah aturan hukum untuk mengatur keseimbangan manusia dan
lingkungan tempat tinggalnya.

Dalam pengelolaan lingkungan hidup, pendekatan hukum merupakan faktor


penting bagi berhasilnya pengelolaan lingkungan hidup tersebut, hanya saja
penerapan hukum tidak selalu efektif. Oleh karena itu, pendekatan hukum
semata tidak akan mampu menanggulanginya. Masalah Lingkungan hidup yang
serba kompleks, dan multi aspek karena terkait dengan budaya, kesadaran
hukum, kemampuan aparat, dan kondisi nyata masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana konsep hukum lingkungan?
2. Bagaimana asas dan prinsip hukum lingkungan?
3. Bagaimana peraturan undang-undang hukum lingkungan di Indonesia?
4. Bagaimana penegakan hukum lingkungan di Indonesia?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui konsep hukum lingkungan
2. Mengetahui asas dan prinsip hukum lingkungan
3. Mengetahui peraturan undang-undang hukum lingkungan di Indonesia
4. Mengetahui penegakan hukum lingkungan di Indonesia

3
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Hukum Lingkungan

Hukum lingkungan diartikan sebagai hukum yang mengatur tatanan


lingkungan (lingkungan hidup), di mana lingkungan mencakup semua
benda dan kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah
perbuatannya yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan
mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia serta
jasad-jasad hidup lainnya.

Dalam pengertian secara modern, hukum lingkungan lebih berorientasi


pada lingkungan atau Environment-Oriented Law, sedang hukum
lingkungan yang secara klasik lebih menekankan pada orientasi
penggunaan lingkungan atau Use-Oriented Law. Drupsteen
mengemukakan, bahwa Hukum Lingkungan (Milieurecht) adalah hukum
yang berhubungan dengan lingkungan alam(Natuurlijk milieu) dalam arti
seluas-luasnya.

Hukum Lingkungan merupakan instrumentarium yuridis bagi pengelolaan


lingkungan hidup, dengan demikian hukum lingkungan pada hakekatnya
merupakan suatu bidang hukum yang terutama sekali dikuasai oleh kaidah-
kaidah hukum tata usaha negara atau hukum pemerintahan.

2.2 Asas dan Prinsip Hukum Lingkungan


Asas-asas hukum lingkungan antara lain adalah:
a. Negara sebagai penjamin dan pelindung pengelolaan lingkungan supaya
memberikan manfaat bagi hajat hidup masyarakat pada masa kini dan
masa akan datang
b. Setiap masyarakat ikut bertanggung jawab dalam menjaga dan
melestarikan lingkungan.
c. Setiap melakukan pemanfaat lingkungan harus memperhatikan semua
aspek dalam ekonomi, sosial, dan budaya bangsa.

4
d. perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilakukan dengan
memadukan berbagai unsur atau mensinergikan berbagai komponen
daerah.
e. Segala usaha dalam pemanfaatan sumber daya alam harus sesuai dengan
potensi lingkungannya sehingga bermanfaat bagi masyarakat.
f. Pencemaran atau kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan sumber daya
alam pada suatu lingkungan harus dipertanggung jawabkan,
diminimalisir, dan dihindari dengan segala upaya peningkatan sumber
daya manusianya.
g. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus mencerminkan
keadilan secara proporsional bagi setiap warga Negara ,baik lintas
daerah,lintas generasi,maupun lintas gender.
Sedangkan, prinsip hukum lingkungan berdasar pada: amanat UUD 1945;
kebijaksanaan PPLH nasional, dan; dan penyesuaian pada perkembangan global-
internasional. Jadi hukum lingkungan memiliki prinsip:
a. Prinsip tanggung jawab Negara, hak atas Lingkungan Hidup adalah
sebagian dari hak asasi manusia,
b. Prinsip konservasi;
c. Prinsip keterkaitan, berkelanjutan, pemerataan, keamanan dan resiko
lingkungan, Pendidikan dan komunikasi yang berwawasan lingkungan;
d. Prinsip Kerja sama internasional

2.3 Peraturan Undang-Undang Hukum Lingkungan Indonesia


Perkembangan Hukum Lingkungan di Indonesia berawal dari Konferensi
Stockholm pada tahun 1972 serta menjadi cikal bakal daripada hukum
lingkungan internasional yang diratifikasi menjadi UUPPLH dan Konferensi
Stockholm mempunyai hasil sebuah dokumen yaitu: Deklarasi tentang
Lingkungan hidup manusia serta dalam konferensi itu juga menetapkan bahwa
pada tanggal 5 Juni Sebagai “Hari Lingkungan Hidup Sedunia”. Pada tahun
1983 dibentuklah sebuah badan oleh Majelis Umum PBB yaitu The World
Commision on Environment and Development (WCED) yang diketuai oleh
Perdana Menteri Norwegia GroharlemBruntland dan Komisi Bruntland

5
menghasilkan sebuah laporan yang kemudian dipublikasikan dengan judul “Our
Common Future”

Di Indonesia hukum lingkungan diatur dalam dalam Undang-Undang No 32


tahun 2009, yang merupakan generasi ketiga pengaturan hukum lingkungan di
Indonesia. Undang-undang ini mengatur bagaimana perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dengan sistematis demi tercapainya
keseimbangan lingkungan serta kesejahteraan manusia sebagai satu kesatuan
dalam lingkungan. Selain demi kesejahteraan dan keseimbangan, Undang-
Undang No 32 juga mengatur tentang upaya untuk melestarikan lingkungan
secara berkelanjutan serta mencegah kerusakan lingkungan.

2.4 Penegakan Hukum Lingkungan di Indonesia

Penegakan hukum lingkungan terdiri atas tindakan untuk menerapkan perangkat


hukum melalui upaya pemaksaan sanksi hukum guna menjamin ditaatinya
ketentuan- ketentuan yang termuat dalam peraturan perundang-undangan
lingkungan hidup; dan penegakan hukum lingkungan bertujuan penaatan
(compliance) terhadap nilai-nilai perlindungan ekosistem dan fungsi lingkungan
hidup. Berikut adalah penerapan hukum lingkungan di Indonesia, yaitu:

a. Penerapan hukum administratif dalam penegakan hukum lingkungan di


Indonesia
Penegakan hukum lingkungan administratif bertujuan untuk
menghentikan pencemaran lingkungan langsung pada sumbernya sesuai
dengan prinsip pengawasan dan penerapan sanksi administrasi.
Pengawasan secara periodik dilakukan terhadap kegiatan yang memiliki
izin lingkungan sebagai upaya pemantauan penaatan persyaratan
perizinan oleh instansi yang berwenang memberi izin lingkungan. Dasar
hukum umum pengawasan sebagai sarana penegakan hukum lingkungan
administratif dalam pengendalian pencemaran (lingkungan) di Indonesia
adalah Pasal 71-75 UU PPLH. Pasal 74 (1) UUPPLH menetapkan
beberapa kewenangan pengawas, yaitu: melakukan pemantauan,
meminta keterangan, membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat

6
catatan yang diperlukan, memasuki tempat tertentu, memotret, membuat
rekaman audio visual, mengambil sampel, memeriksa peralatan,
memeriksa instalasi dan/atau alat transportasi, dan menghentikan
pelanggaran tertentu.

Dasar hukum utama penerapan sanksi administrasi di bidang


pengendalian pencemaran lingkungan terdapat dalam Pasal 76-83 UU
PPLH yang mengatur empat jenis sanksi administrasi: teguran tertulis,
paksaan pemerintah, pembekuan izin lingkungan, atau pencabutan izin
lingkungan.

Penegakan hukum lingkungan administratif yang memiliki arti penting


bagi pengendalian pencemaran lingkungan di Indonesia diantaranya
terlaksana dalam kasus kebakaran hutan tahun 1997. Kasus ini dipandang
World Wide Fund for Nature (WWF) sebagai bencana nasional dengan
implikasi internasional. Kabut asap kebakaran hutan yang membumbung
tinggi melintasi batas-batas wilayah Indonesia dipastikan jauh lebih
berbahaya daripada pencemaran lingkungan perkotaan. Pencemaran
lingkungan akibat asap kebakaran hutan (saat itu) telah menjadikan
lingkungan di kawasan Asia Tenggara memburuk. Kerugian ekologis
dan ekonomis akibat kebakaran hutan ditaksir sangat besar. Terhadap
kasus ini Departemen Kehutanan pada tanggal 15 dan 17 September
1997 telah mengumumkan 176 perusahaan yang diduga melakukan
pembakaran hutan di Provinsi: Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi,
Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Timur.

b. Penerapan hukum pidana dalam penegakan hukum lingkungan di


Indonesia
Investigasi untuk menentukan apakah suatu perbuatan mencemarkan
(atau merusak) lingkungan dapat dipidana diperlukan perumusan "delik
lingkungan (pencemaran lingkungan)" berdasarkan "asas legalitas" yang
tertuang dalam Pasal 1 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana

7
(KUHP): “nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali ”.
UUPPLH mengatur "ketentuan pidana" dalam Pasal 97- 120, namun,
UUPPLH tidak memformulasikan pengertian "delik lingkungan”
("milieu delicten").

Upaya penegakan hukum lingkungan hidup melalui hukum pidana


adalah bagaimana tiga permasalahan pokok dalam hukum pidana ini
dituangkan dalam undang-undang yang sedikit banyak mempunyai peran
untuk melakukan rekayasa sosial yaitu yang meliputi perumusan tindak
pidana (criminal act), pertanggungjawaban pidana, dan sanksi (sanction)
baik pidana maupun tata-tertib. Sesuai dengan tujuan yang tidak hanya
sebagai alat ketertiban, hukum lingkungan mengandung pula tujuan
pembaharuan masyarakat (social engineering). Hukum sebagai alat
rekayasa sosial sangat penting dalam hukum lingkungan.

Tindak pidana lingkungan hidup dalam KUHP diatur dalam Bab XV,
yang terdiri dari 23 pasal, dimulai dari Pasal 97 sampai dengan Pasal 120
UUPPLH. Dalam Pasal 97 disebutkan, bahwa tindak pidana sebagaimana
dimaksud pada Bab XV itu adalah kejahatan. Dengan demikian,
mengenai kejahatan terhadap lingkungan hidup diatur dalam bab
tersebut. Di samping dalam UUPPLH, kejahatan terhadap lingkungan
hidup juga diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP),
misalnya dalam Pasal 187, Pasal 188, Pasal 202, Pasal 203, Pasal 502,
dan Pasal 503 KUHP.

c. Penerapan hukum perdata dalam penegakan hukum lingkungan di


Indonesia
Dalam penegakan lingkungan hidup melalui pendekatan hak gugat
perdata, dikarenakan pihak penggugat tidak hanya menderita kerugian
materiil akan tetapi dapat pula dirugikan atas rusaknya lingkungan hidup
di sekitar tempat tinggalnya. Penegakan hukum lingkungan hidup dengan
menggunakan sarana hukum perdata selama ini seringkali terkendala
pada kesulitan pembuktian.

8
Di Indonesia, penyelesaian sengketa lingkungan diatur dalam Bab XIII
UU PPLH, yakni dibagi menjadi penyelesaian sengketa lingkungan di
luar pengadilan dan penyelesaian sengketa lingkungan melalui
pengadilan. Gugatan lingkungan baru dapat dilakukan setelah
mekanisme penyelesaian sengketa lingkungan di luar pengadilan tidak
dapat tercapai. Penegakan hukum lingkungan melalui jalur hukum
perdata di Indonesia kurang disenangi karena proses yang berlarut-larut
di pengadilan karena hampir semua kasus perdata diupayakan ke
pengadilan yang tertinggi untuk kasasi bahkan dilanjutkan pula ke
peninjauan kembali.

Terdapat 2 (dua) macam cara yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan


sengketa lingkungan hidup. Pertama, penyelesaian sengketa melalui
mekanisme penyelesaian sengketa di luar pengadilan. Kedua,
penyelesaian sengketa melalui pengadilan.

9
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hukum Lingkungan merupakan instrumentarium yuridis bagi pengelolaan
lingkungan hidup, dengan demikian hukum lingkungan pada hakekatnya
merupakan suatu bidang hukum yang terutama sekali dikuasai oleh kaidah-
kaidah hukum tata usaha negara atau hukum pemerintahan. Hukum
lingkungan memiliki asas dan prinsipnya.

Di Indonesia hukum lingkungan diatur dalam dalam Undang-Undang No 32


tahun 2009, yang merupakan generasi ketiga pengaturan hukum lingkungan di
Indonesia. Undang-undang ini mengatur bagaimana perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dengan sistematis demi tercapainya
keseimbangan lingkungan serta kesejahteraan manusia sebagai satu kesatuan
dalam lingkungan

Penegakan hukum lingkungan di Indonesia terbagi menjadi tiga, yaitu:


penerapan hukum administratif dalam penegakan hukum lingkungan di
Indonesia, penerapan hukum pidana dalam penegakan hukum lingkungan di
Indonesia, dan penerapan hukum pidana dalam penegakan hukum lingkungan di
Indonesia

10
DAFTAR PUSTAKA

Kusumantara, Made Nikita Novia dan I Made Udiana. Penegakan Hukum Lingkungan
Melalui Aspek Perdata. Universitas Udayana: Bali
Natasya, Nadia Ircana. Hukum Lingkungan: Pengertian - Ruang Lingkup dan Asasnya.
Halo Edukasi. diakses melalui Hukum Lingkungan: Pengertian - Ruang Lingkup
dan Asasnya - HaloEdukasi.com
Putra, Wisnu Wardana. Analisis Kasus Pencemaran Air oleh Limbah Pabrik PT.
Marimas di Semarang. diakses melalui (33) MAKALAH HUKUM
LINGKUNGAN | Rio Arapenta Tarigan - Academia.edu
William, Fathan, dkk. (2020). Hukum Lingkungan Pencemaran Jalan Veteran Medan.
Universitas Pelita Harapan: Medan.

11

Anda mungkin juga menyukai