Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MANDIRI

MAKALAH
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT

Mata kuliah : Pengantar Sosiologi


Dosen Pengampu : Irene Svinarky, S.H.,M. Kn

Disusun Oleh:
Nama: VERA NATARULI Br SOLIN
Npm : 220710032

Program Studi Imu Hukum


Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora
Universitas Putra Batam
2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2

BAB 1 PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 4

BAB 2 PEMBAHASAN 5
2.1 Pengertian Kebudayaan 5
2.2 Karakteristik Kebudayaan 6
2.3 Unsur-Unsur Kebudayaan 8
2.4 Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat 10
2.5 Sifat dan Hakikat Kebudayaan 12
2.6 Kepribadian dan Kebudayaan 14
2.7 Pola Pergerakan Kebudayaan 16

BAB 3 PENUTUP 19
3.1 Kesimpulan 19

DAFTAR PUSTAKA 20

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan soal budaya.
Juga dalam kehidupan sehari-hari, orang tak mungkin berurusan dengan hasil-hasil
kebudayaan. setiap hari orang melihat, mempergunakan dan kadang-kadang merusak
kebudayaan. Namun apakah yang disebut kebudayaan itu? apakah masalah tersebut
penting bagi kehidupan tersebut penting bagi penyelidikan bagi kebudayaan.
Sosiologi merupakan ilmu sosial yang mempelajari pola dan interaksi apa yang
dilakukan manusia. Dalam ilmu Sosiologi pokok pembahasan memiliki cakupan yang
sangat luas, namun pada kali ini pokok pembahasan akan terfokus pada bahasan
kebudayaan dan masyarakat. Dalam hubungan ilmu Sosiologi dengan kebudayaan dan
masyarakat memiliki hubungan yang kuat, ilmu sosiologi berusaha memaparkan dan
mempelajari apa yang menjadi cikal bakal terbentuknya kebudayaan manusia. Ilmu
sosiologi juga berusaha menjelaskan bagaimana hubungan kebudayaan tersebut dengan
masyarakat, kedua hal ini memiliki hubungan yang sangat erat dan bersifat timbal balik.
Secara garis besar Kebudayaan dan Masyarakat jika diringkas, Kebudayaan
muncul karena kebutuhan manusia yang kurang puas terhadap hal spiritual dan material.
Kebudayaan muncul atas rasa ketidak puasan manusia terhadap norma, aturan, kaidah,
dan kesadaran akan bertindak dan melakukan Tindakan. Hal inilah yang
melatarbelakangi munculnya keinginan bertindak secara baik dan konsisten dan akhirnya
menjadi kebiasaan, dari kebiasaan ini jika disepakati oleh anggota yang lain dan
dilakukan secara bersamaan akan memunculkan kebudayaan yang baru yang menjadi tren
di masa tersebut.

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini
adalah:
1. Apa pengertian kebudayaan?
2. Apa saja karakteristik kebudayaan?
3. Apa saja unsur-unsur kebudayaan?
4. Apa saja fungsi kebudayaan bagi masyarakat
5. Seperti apa sifat dan hakikat kebudayaan?
6. Seperti apa kepribadian dan kebudayaan?
7. Seperti apa pola pergerakan kebudayaan?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan malah ini antara lain, adalah:
1. Memahami pengertian kebudayaan
2. Memahami apa saja karakteristik kebudayaan
3. Memahami apa saja unsur-unsur kebudayaan
4. Memahami apa saja fungsi kebudayaan bagi masyarakat
5. Memahami sifat dan hakikat kebudayaan
6. Memahami tentang kepribadian dan kebudayaan
7. Memahami tentang pola pergerakan kebudayaan

4
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebudayaan


Kata “kebudayaan” berasal dari ( bahasa sansekerta ) buddhayah yang merupakan
jamak kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. kebudayaan diartikan sebagai “hal-hal
yang bersangkutan dengan budi atau akal”. Adapun istilah culture yang merupakan istilah
bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan berasal dari kata latin colore, artinya
mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Dari asal arti tersebut,
yaitu celore kemudian culture, diartikan sebagai daya dan kegiatan manusia untuk
mengolah dan mengubah alam
Konsep dari kebudayaan sebenarnya meliputi bidang yang sangat luas, namun
dalam pengertian sehari-hari kebudayaan diartikan sama dengan kesenian, seperti seni
musik dan seni tari. Kebudayaan berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yaitu
bentuk jamak dari kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. Sehingga kebudayaan dapat
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi atau akal.
Kebudayaan menurut E.B. Tylor (1871), kebudayaan adalah kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan
kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat. Dapat dikatakan juga kebudayaan ini mencakup semuanya
yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat yang terdiri dari sesuatu yang
dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, yaitu mencakup segala cara atau pola
berpikir, bertindak, dan merasakan.
Kebudayaan menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, kebudayaan
merupakan hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya masyarakat yang menghasilkan
teknologi dan kebudayaan kebendaan (kebudayaan jasmaniah) yang dibutuhkan oleh
manusia untuk menguasai alam sekitar yang hasilnya nanti bisa digunakan untuk
keperluan masyarakat. Cipta diartikan sebagai kemampuan berfikir orang dalam
kehidupan bermasyarakat yang nantinya menghasilkan ilmu pengetahuan baik berwujud
teori maupun yang telah disusun untuk dipraktekan dalam kehidupan bermasyarakat.
Rasa yang mencakup jiwa manusia dalam memenuhi kaidah dan nilai sosial yang

5
digunakan untuk menyelesaikan masalah kemasyarakatan, yang didalamnya terdapat
agama, ideologi, kebatinan, kesenian dan semua unsur hasil ekspresi manusia sebagai
anggota masyarakat.

2.2 Karakteristik Kebudayaan


Kebudayaan memiliki beberapa karakteristik berikut, diantaranya:
1) Kebudayaan merupakan hasil belajar
Kebudayaan adalah warisan sosial, melalui:
- Proses internalisasi
Proses dimana seorang individu sejak dilahirkan hingga hampir meninggal
belajar menanamkan kepribadiannya, perasaan, hasrat, nafsu, serta
emosinya yang diperlukan sepanjang hidupnya.
- Proses sosialisasi
- Proses dimana seorang individu dari masa kanak-kanak hingga masa
tuanya belajar pola-pola tindakan dalam berinteraksi dengan individu yang
ada disekelilingnya dan setiap individu memiliki peran dalam kehidupan
sehari-hari.
- Proses enkulturasi
Proses dimana seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam
pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, norma-norma yang hidup
dalam kebudayaannya.
2) Kebudayaan beraneka ragam
Kebudayaan memiliki sifat unik, setiap masyarakat mengembangkan
kebudayaannya sesuai dengan kebutuhan dimana geografi atau lingkungan
dimana kebudayaan itu hidup (Determinisme Geografis)
3) Kebudayaan bersifat relatif
Setiap kebudayaan hanya dapat dinilai berdasarkan norma-norma dan nilai-
nilainya sendiri. Penilaian tersebut dilihat:
a. relativisme kebudayaan.
b. Kebudayaan itu tidak ada yang superior dan imperior
4) Kebudayaan bersifat universal

6
Kebudayaan yang ada didalam kehidupan masyarakat dapat dibagi kedalam
unsur-unsur, dan unsur-unsur kebudayaan itu bersifat universal.
5) Kebudayaan terbagi dalam Tiga Wujud.
- Ideas (Sistem Budaya)
Adat istiadat wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide
gagasan norma-norma, sifatnya abstrak, tetapi dapat dirasakan sehingga
memberi jiwa bagi kehidupan masyarakat.
- Activities (Sistem Sosial)
Tindakan wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta
tindakan berpola dari manusia dalam kehidupan masyarakat. Manusia
dalam melakukan aktivitasnya selalu menurut atau mengacu pada sistem
budaya yang hidup dalam masyarakatnya.
- Artifacts
Hasil konkrit, wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya
manusia
6) Kebudayaan itu bersifat materi dan non materi
- Kebudayaan Materi
Hasil kebudayaan yang berupa benda-benda dan sifatnya konkret.
Kebudayaan materi selalu merupakan hasil perkembangan kebudayaan
non materi dan tidak ada artinya tanpa kebudayaan non materi
- Kebudayaan Non Materi
Hasil kebudayaan tidak bersifat konkrit tetapi dapat dirasakan
keberadaannya yang berupa “warisan gagasan”.
7) Kebudayaan itu dinamis
Setiap kebudayaan akan mengalami perubahan, baik perubahan secara evolutif
maupun revolutif. Kebudayaan mutlak mengalami perubahan, kebudayaan
bersifat superorganik. Organisma manusia berubah secara evolusi sedangkan
kebudayaan berubah secara revolusi (Al.Krober).
8) Kebudayaan itu terintegrasi
Walaupun kebudayaan terbagi-bagi dalam unsur-unsur, tetapi antara unsur satu
dengan unsur lainnya menjadi kesatuan.

7
2.3 Unsur-Unsur Kebudayaan
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun
unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat dari
kesatuan. Beberapa ahli berbeda dalam merumuskan unsur-unsur kebudayaan. Seperti,
Melville J. Herskovits yang mengajukan unsur-unsur kebudayaan terdiri dari empat
unsur, yaitu:
1) Alat-alat teknologi
2) Sistem ekonomi
3) Keluarga
4) Kekuasaan politik.
Sedangkan menurut Bronislaw Malinowski, menyebutkan unsur-unsur pokok
kebudayaan yang terdiri dari :
1) Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antar anggota masyarakat dalam
menguasai alam sekitar
2) Organisasi ekonomi
3) Alat-alat dan Lembaga atau petugas Pendidikan
4) Organisasi kekuatan politik
Beberapa unsur diatas bisa diklasifikasikan kedalam unsur-unsur pokok
kebudayaan yang biasa disebut cultural universals. Cultural universals dapat diartikan
jika unsur-unsur tersebut bersifat universal atau banyak ditemui pada setiap kebudayaan
dimana pun. Unsur-unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals ada
tujuh yaitu:
1) Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia akan berusaha untuk
memenuhinya dengan menggunakan peralatan atau benda-benda yang ada, seperti
yang terdiri dari pakaian, alat-alat rumah tangga, transportasi, dan sebagainya.
2) Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Sistem mata pencaharian dan ekonomi ini mengkaji bagaimana suatu kelompok
masyarakat berusaha untuk mencukupi kebutuhan hidupnya seperti pertanian,
peternakan, sistem produksi, dan sistem distribusi.

8
3) Sistem kemasyarakatan atau sistem sosial
Menurut Koentjaraningrat, kehidupan tiap kelompok masyarakat diatur oleh adat
istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam
lingkungannya dimana masyarakat itu tinggal. Kesatuan sosial yang paling dekat
dan dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain.
Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam tingkatan-tingkatan lokalitas
geografis untuk membentuk organisasi sosial dalam kehidupannya.
4) Bahasa
Bahasa menjadi sarana dalam kehidupan manusia untuk berinteraksi dengan
sesama dalam memenuhi kebutuhan sosialnya. Bahasa juga mempengaruhi
kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman
sosialnya yang diungkapkan secara simbolik, dan mewariskan kepada generasi
selanjutnya.
5) Kesenian
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi
mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Unsur seni pada
kebudayaan ini lebih banyak mengarah pada teknik dan proses pembuatan benda
seni tersebut yang berupa patung, ukiran, dan hiasan. Terkadang juga meneliti
mengenai seni rupa, seni musik, seni tari dan sebagainya dalam suatu masyarakat.
6) Sistem pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam unsur budaya berkaitan dengan sistem peralatan hidup
dan teknologi, karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud dalam
ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup
pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupan
masyarakat. Seperti manusia tidak dapat membuat peralatan jika tidak mengetahui
dengan teliti ciri ciri bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat
tersebut. Setiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan
tentang alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di
sekitarnya.
7) Religi atau sistem keagamaan

9
Permasalahan fungsi religi dalam masyarakat muncul dari adanya pertanyaan
mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural
yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu
melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan
dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.

2.4 Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat


Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat.
bermacam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggotanya seperti
kakutan alam , maupun kekuatan-kekuatan lainnya di dalam masyarakat itu sendiri tidak
selalu baik baginya. Selain itu, manusia dan masyarakat memerlukan pula kepuasan, baik
di bidang spiritual maupun material. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut di atas
untuk sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu
sendiri. Dikatakan sebagian besar karena kemampuan manusia terbatas sehingga
kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaan nya juga terbatas dalam
memenuhi segala terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan.
Produk dari masyarakat menghasilkan Teknologi/Kebudayaan/Benda yang
mempunyai fungsi sebagai pelindung masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya.
Teknologi Kebudayaan dalam pengertian meliputi:
1) Alat-alat produktif
2) Senjata
3) Wadah
4) Makanan dan Minuman
5) Pakaian dan Perhiasan
6) Tempat berlindung/ perumahan
7) Alat-alat transpor/alat penunjang kehidupan.
Dalam tindakan –tindakan untuk melindungi diri terhadap lingkungan alam, pada
taraf permulaan, manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak di dalam batas-
batas untuk melindungi dirinya. Taraf tersebut masih banyak dijumpai pada masyarakat-
masyarakat yang hingga kini masih rendah taraf kebudayaan . Misalnya suku bangsa
kubu yang yang tinggal di pedalaman daerah jambi masih bersikap menyerah terhadap

10
lingkungan alamnya. Rata-rata mereka itu masih merupakan masyarakat yang belum
mempunyai tempat tinggal tetap karena persedian bahan pangan semata-mata tergantung
dari lingkungan alam. Taraf teknologi mereka belum tercapai tingkatan dimana manusia
diberikan kemungkinankemungkinan untuk memanfaatkan dan menguasai lingkungan
alamnya.
Keadaan berlainan dengan masyarakat yang sudah kompleks, yang taraf
kebudayaannya lebih tinggi, hasil karya manusia tersebut, yaitu teknologi, memberikan
kemungkinan-kemungkinan yang sangat luas untuk memanfaat hasil alam dan apabila
mungkin, menguasai alam. Perkembangan teknologi di negara-negara besar seperti
amerika serikat, 10 rusia, prancis, jerman, dan sebagainya, merupakan beberapa contoh
dimana masyarakat tidak lagi pasif menghadapi tantangan alam sekitarnya.
a. Karsa
Karsa merupakan usaha dari manusia untuk melindungi diri dari kekuatan lain
yang ada di dalam masyarakat itu sendiri. Karsa merupakan perwujudan dari
Norma dan Nilai-nilai 10 social yang sangat perlu untuk mengontrol kehidupan
bermasyarakat.faktor-faktor yang tersembunyi tidak selamanya baik, untuk
mengatasi dan menghadapi faktor-faktor yang buruk, manusia terpaksa untuk
melindungi diri dengan menciptakan ketentuan-ketentuan yang berfungsi sebagai
petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan menghadapi
faktor tersebut dalam kehidupan.
b. Adat-istiadat
Adat istiadat tempat yang satu dengan tempat yang lain pastinya berbeda, bahkan
juga berbeda dari segi waktu munculnya adat istiadat tersebut. Adat istiadat yang
memiliki akibat Hukum disebut dengan ‘Hukum Adat’. Namun, untuk adat
istiadat sendiri (diluar hukum adat) juga memiliki sanksi tersendiri jika seseorang
melanggarnya. Kebiasaan merupakan cara bertindak anggota masyarakat yang
kemudian diakui dan di ikuti seluruh lapisan masyarakat. Unsur-unsur normatif
yang merupakan bagian dari kebudayaan adalah:
- Unsur yang menyangkut penilaian (Valuational Elements) misalnya: apa
yang baik dan buruk, apa yang menyenangkan dan apa yang tidak
menyenangkan.

11
- Unsur-unsur apa yang harus berhubungan dengan apa yang seharusnya
(Prescriptive Elements) misalnya: seperti bagaimana orang harus berlaku.
- Unsur-unsur yang menyangkut kepercayaan (Cognitive Elements)
misalnya:harus mengadakan adat pada saat kelahiran, perkawinan,
pertunangan, dll. Kaidah Kebudayaan berarti peraturan yang mengatur
tentang tingkah laku atau Tindakan yang harus dilakukan jika dalam
kondisi tertentu. Kaidah dalam kebudayaan mencakup Tujuan, maupun
tujuan dan cara yang diraih untuk mencapai maksud tertentu. Kaidah
kebudayaan memiliki peraturan yang beraneka ragam yang biasanya
mencakup dalam bidang yang sangat luas.
Akan tetapi untuk kepentingan penelitian masyarakat dapat dikelompokkan
menjadi empat hal yaitu:
- Kaidah-kaidah yang digunakan secara luas dalam suatu kelompok manusia
tertentu.
- Kekuasaan yang memberlakukan kaidah-kaidah tersebut.
- Hubungan dengan ketentuan-ketentuan hidup lainnya.
Berlakunya suatu kaidah dalam masyarakat bergantung dengan seberapa kuatnya
kaidah tersebut mempengaruhi masyarakat sekitarnya. Kaidah akan mengatur
masyarakat untuk berlaku dan bertindak sesuai norma yang sudah ditetapkan,
artinya seberapa jauh kaidah tersebut diterima dan dilaksanakan oleh seluruh
lapisan masyarakat sebagai petunjuk perilaku yang pantas dalam bersosialisasi.

2.5 Sifat dan Hakikat Kebudayaan


Hakikat Kebudayaan sebagai berikut:
1) Kebudayaan terwujud dan tersalur melalui hubungan antar manusia.
2) Kebudayaan selalu terlahir lebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi
tertentu, tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3) Kebudayaan diperlakukan oleh manusia dan diwujudkan dalam bentuk
perilakunya.
4) Kebudayaan mencakup aturan yang berisi kewajiban, Tindakan, yang diizinkan
dan telah disepakati oleh Bersama.

12
Sifat hakikat kebudayaan mendasari ciri dari setiap kebudayaan yang ada, akan
tetapi jika seseorang hendak memahami sifa hakikat yang esensial, terlebih dahulu harus
menyelesaikan masalah pertentangan yang ada didalamnya. Seperti yang dipaparkan
dibawah:
1) Di Dalam pengalaman manusia, kebudayaan bersifat universal. Akan tetapi,
wujud kebudayaan memiliki ciri khas masing-masing sesuai dengan waktu dan
tempatnya. Sebagaimana yang telah dijelaskan Masyarakat dan Kebudayaan
merupakan bentuk Dwitunggal yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini
melatarbelakangi manusia untuk mempunyai kebudayaan yang bersifat universal.
Atribut kebudayaan dari masyarakat tertentu memiliki perbedaan dengan
kebudayaan golongan individu lain. Dalam arti lain perbedaan kebudayaan ini
didasari oleh latar belakang pembentuk kebudayaan tersebut. Kesimpulanya
kebudayaan dapat disimpulkan Universal namun setiap kebudayaan memiliki ciri
khas dan pola tersendiri tergantung tempat, waktu, pengalaman, pendukung faktor
kebudayaan, dan masyarakat nya sendiri.
2) Kebudayaan bersifat stabil di samping juga dinamis dan selalu mengalami
perubahan yang kontinu. Setiap kebudayaan di masyarakat pasti akan mengalami
perkembangan dan perubahan sesuai dengan alur waktu. Hanya kebudayaan yang
mati saja yang bersifat statis. Sering kali perubahan kebudayaan jarang dirasakan
oleh anggota lapisan masyarakat. Contohnya: cobalah untuk memandang foto
anda sepuluh tahun yang lalu, pasti anda akan tertawa dengan trend pakaian masa
tersebut. Dalam hal ini tidak disadarinya perubahan salah satu unsur terkecil
dalam kebudayaan telah mengalami perubahan dan perkembangan. Dengan
kesimpulan dalam mempelajari kebudayaan, seseorang harus memperhatikan
hubungan antar unsur yang stabil dengan unsur-unsur yang mengalami perubahan.
Sudah pasti akan terjadi perubahan yang bertahap terhadap unsur-unsur tersebut,
dimana unsur-unsur ini mengalami perubahan diakibatkan penyesuaian seiring
perkembangan waktu. Biasanya unsur-unsur yang mengalami perubahan berupa
Teknologi yang lebih memerlukan pembaharuan di setiap waktunya untuk
memenuhi penunjang kebutuhan hidup. Lain halnya dengan unsur Rohaniah
seperti struktur keluarga, kode moral, sistem kepercayaan, dan lain sebagainya.

13
3) Kebudayaan mengisi dan menentukan jalannya kehidupan masyarakat walaupun
hal tersebut jarang disadari oleh masyarakat itu sendiri. Penjelasan ini dapat
dijabarkan seperti ini, walaupun kebudayaan merupakan atribut manusia. Namun,
belum tentu seseorang mengetahui dan meyakini seluruh unsur kebudayaan yang
dianutnya. Jarang sekali bagi selokal-lokalnya orang Indonesia untuk mengetahui
dan mempelajari kebudayaan Indonesia hingga ke unsur-unsur terkecilnya,
padahal jika dikaitkan kebudayaan tersebut menentukan arah, perkembangan,
serta perjalanan hidupnya.

2.6 Kepribadian dan Kebudayaan


Pengertian masyarakat menunjuk pada manusia sedangkan pengertian
kebudayaan menunjuk pada pola-pola perilaku yang khas dari masyarakat tersebut.
Masyarakat dan kebudayaan sebenarnya merupakan perwujudan atau abstraksi perilaku
manusia. Kepribadian mewujudkan perilaku manusia. Perilaku manusia dapat dibedakan
dengan kepribadiannya karena kepribadian merupakan latar belakang perilaku yang ada
dalam diri seorang individu. Kekuatan kepribadian bukanlah terletak pada jawaban atau
tanggapan manusia terhadap suatu keadaan., akan tetapi justru pada kesiapannya dalam
memberikan jawab dan tanggapan.
Jawaban dan tanggapan merupakan perilaku seseorang. sebagai missal, apabila
seseorang harus menyelesaikan perselisihan yang terjadi di antara dua orang.
Keinginannya untuk menyelesaikan perselisihan, keinginan untuk tidak mengacuhkan
ataupun keinginan mempertajam perselisihan tersebut, merupakan kepribadiannya,
sedangkan tindakannya dalam mewujudkan keinginan tersebut merupakan perilakunya.
Mungkin kepribadian dapat diberi batasan sebagaimana dikatakan Theodore
M.Newcomb, yaitu bahwa kepribadian merupakan organisasi sikap-sikap
(predispositions) yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
Kepribadian merupakan organisasi factor-faktor biologis, psikologis, dan
sosiologis yang mendasari perilaku individu. kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan.
Sikap dan sifat lain yang khas dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi
berhubungan dengan orang lain. Seorang sosiolog terutama akan menaruh perhatiannya

14
pada perwujudan perilaku individu yang nyata pada waktu individu tersebut berhubungan
dengan individu-individu lainnya.
Mungkin bagian tadi dapat digambarkan dengan istilah kebudayaan khusus atau
subculture. Untuk membatasi diri pada hal-hal yang penting , uraian dibawah akan
dikaitkan pada tipe-tipe kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk
kepribadian, yakni sebagai berikut:
1) Kebudayaan-kebudayaan khusus atau dasar faktor kedaerahan
Disini dijumpai kepribadian yang saling berbeda antara individu-individu yang
merupakan anggota suatu masyarakat tertentu karena masing-masing tinggal
didaerah yang tidak sama dengan kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak
sama pula. suatu contoh lain adalah “ jiwa begadang” cirri-ciri tersebut tampak
dengan nyata pada orang-orang tapanuli dan minangkabau misalnya, dari orang-
orang jawa. banyak contoh lainnya yang dapat dikemukakan atas sadar faktor
rasional.
2) Cara hidup dikota dan didesa yang berbeda ( urban dan rural ways of life )
Cobalah ambil contoh perbedaan antara seorang anak yang dibesarkan dikota dan
anak yang dibesarkan di desa. anak lebih berani menonjolkan diri diantara teman-
temannya dan sikap lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
sosial dan kebudayaan yang tertentu. sementara itu, seorang anak yang dibesarkan
di desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan lebih banyak sikap
menilai ( Sense of value ).
3) Kebudayaan khusus kelas sosial
Di Dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan sosial karena setiap
masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu terhadap bidang-bidang
kehidupan yang tertentu pula dengan demikian kita mengenal lapisan sosial yang
tinggi, rendah dan menengah.

4) Kebudayaan khusus atas dasar agama

Agama juga berpengaruh besar dalam membentuk kepribadian seorang individu.


bahkan adanya mazhab di dalam suatu agama pun melahirkan pula kepribadian
yang berbeda-beda di kalangan umatnya.

15
5) Kebudayaan berdasarkan profesi

Pekerjaan keahlian juga berpengaruh besar kepada kepribadian seorang.


kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda dengan kepribadian seorang
pengacara dan itu semuanya berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara
mereka bergaul perilaku demikian tentu lebih dimengerti oleh teman-teman
sejawatnya yang mempunyai pekerjaan dan profesi yang sama.

Inti dari kebudayaan setiap masyarakat adalah sistem yang dianut oleh masyarakat
pendukung kebudayaan yang bersangkutan, karena sistem nilai tersebut bersifat abstrak
(bahkan sangat abstrak ) bahkan perlu diberikan beberapa indikator nilai-nilainya yaitu :
1) Konsepsi mengenai hakikat hidup
2) Konsepsi mengenai hakikat karya
3) Konsepsi mengenai hakikat lingkungan alam
4) Konsepsi mengenai hakikat lingkungan sosial

Masing-masing indikator menghasilkan nilai-nilai tertentu yang mungkin dianggap


positif maupun negatif.

2.7 Pola Pergerakan Kebudayaan


Seorang sosiolog dalam mempelajari Kebudayaan sebagai hasil masyarakat tidak
akan membatasi diri pada struktur kebudayaan tersebut yaitu unsur-unsurnya yang statis,
akan tetapi perhatiannya juga dicurahkan pada gerak kebudayaan tersebut. Gerak
kebudayaannya itu sendiri sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup di dalam
masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi titik gerak manusia terjadi apabila dia
mengadakan hubungan hubungan dengan manusia lainnya. Yang artinya, karena
terjadinya hubungan antar kelompok manusia di dalam masyarakat.
Perihal gerak tersebut akan diuraikan dalam satu bab tersendiri tentang proses-
proses sosial di sini hanya akan disinggung garis besar akulturasi , perihal gerak tersebut
akan diuraikan dalam satu bab tersendiri tentang proses-proses sosial disini hanya akan di
singgung garis besar akulturasi saja.

16
Akulturasi terjadi bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan yang
tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian
rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah
ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu
sendiri. Adapun beberapa masalah yang menyangkut proses Akulturasi adalah :
1) Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima
Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah:
a. Unsur kebudayaan kebendaan Seperti alat peralatan yang terutama sangat
mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang
menerimanya.
b. Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar misalnya radio
transistor yang banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat mass
media
2) Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima
Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh suatu masyarakat adalah:
a. Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan
b. Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi
3) Individu-individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur yang baru
Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat
menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi.
Sebaliknya generasi tua dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima
unsur baru. Hal ini disebabkan karena norma-norma yang tradisional sudah
mendarah daging dan menjiwai ( sudah internalized ) sehingga sukar sekali untuk
mengubah norma-norma yang sudah demikian meresapnya dalam jiwa generasi
tua tersebut.
4) Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut
Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi selalu ada kelompok individu
individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi titik perubahan-perubahan dalam masyarakat
dianggap oleh golongan tersebut sebagai keadaan kritis yang membahayakan
keutuhan masyarakat. Jadi proses akulturasi yang berjalan dengan baik dapat

17
menghasilkan integrasi antara unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur
kebudayaan itu sendiri titik Dengan demikian, unsur-unsur kebudayaan asing
tidak lagi dirasakan sebagai hal yang berasal dari luar tetapi dianggapnya sebagai
unsur-unsur kebudayaan itu sendiri. Namun, tidak mustahil timbul guncangan
kebudayaan Cultural shock, sebagai akibat masalah-masalah yang dijumpai dalam
proses akulturasi. Guncangan kebudayaan terjadi apabila warga masyarakat
mengalami disorientasi dan prestasi, di mana Muncul perbedaan yang tajam
antara cita-cita dengan kenyataan yang disertai dengan terjadinya perpecahan
perpecahan dalam masyarakat tersebut.

18
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masyarakat merupakan manusia yang hidup secara berkelompok pada suatu wilayah atau
tempat, dari kehidupan Bersama inilah mereka Bersama-sama menghasilkan kebudayaan.
Tidak ada satupun masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan juga sebaliknya,
tidak ada satupun budaya tanpa adanya masyarakat yang menjadi cikal bakal dan wadah
penduduknya. Kata Kebudayaan sendiri memiliki akar dari Bahasa Sansekerta
“Buddhayah” yang memiliki arti “Budi/Akal”. Dalam konteks ini Kebudayaan akan
selalu dihubungkan dengan akal atau budi seseorang/golongan masyarakat. Adapun
istilah Budaya merupakan serapan dari istilah asing yaitu ‘Colere’ yang berarti
‘mengolah/mengerjakan’ bisa seperti tanah atau Bertani. Dari asal kata inilah kata
‘Colere’ berubah serapan menjadi ‘Culture’ yang memiliki arti segala daya atau kegiatan
manusia untuk mengubah alam dan menguasai alam yang ada disekitarnya. Konsep dari
kebudayaan sebenarnya meliputi bidang yang sangat luas, namun dalam pengertian
sehari-hari kebudayaan diartikan sama dengan kesenian, seperti seni musik dan seni tari.
Kebudayaan berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yaitu bentuk jamak dari
kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. Sehingga kebudayaan dapat diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi atau akal.

19
DAFTAR PUSTAKA

Andriana, Kristina Dwi dan Fani Maulana Ilham Arsyani. 2022. Sosiologi Tentang Kebudayaan
Dan Masyarakat. Universitas Jember: Jember.
Liliweri, ado. 2018. Pengantar Studi Kebudayaan. Nusa Media: Jakarta.
Prasetyo, Donny dan Irwansyah. 2020. Memahami Masyarakat dan Perspektifnya. Jurnal
Manajemen Pendidikan Dan Ilmu Sosial. Vol.1, No.1.
Sumarto. 2019. Budaya, Pemahaman dan Penerapannya “Aspek Sistem Religi, Bahasa,
Pengetahuan, Sosial, Kesenian dan Teknologi”. Jurnal Literasiologi. Vol. 1, No.2.
Supit, Indra Imanuel Yohanes. 2019. Kebudayaan Dan Masyarakat. Politeknik Negeri Manado:
Manado.

20

Anda mungkin juga menyukai