Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian dan Prinsip-prinsip kebudayaan islam


Menurut ahli budaya, kata budaya merupakan gabungan dari dua kata, yaitu budi dan
daya. Budi mengandung makna akal, pikiran, paham, pendapat, ikhtiar, perasaan. Daya
mengandung makna tenaga, kekuatan, kesanggupan. Secara umum, kebudayaan
merupakan istilah digunakan untuk menunjukkan segala hasil karya manusia yang
berkaitan dengan pengungkapan bentuk. Dalam perkembangannya, kebudayaan sering
dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tempat, waktu, dan kondisi masyarakat, sehingga
lahir suatu bentuk kebudayaan khusus, seperti kebudayaan Islam, kebudayaan Timur, dan
kebudayaan Barat. Sedangkan pengertian islam berasal dari bahasa arab yaitu Aslama -
Yuslimu- slaman yang artinya selamat. Menurut istilah, Islam adalah agama
samawi.Kebudayaan islam selalu berkaitan dengan nilai-nilai ilahiyah yang bersumber
dari ajaran kitab suci Qur’an dan hadits, sehingga dapat disimpulkan bahwa kebudayaan
islam adalah implementasi dari Qur’an dan Sunnah oleh umat islam dalam kehidupannya
baik dalam bentuk pemikiran, tingkah laku maupun karya untuk kemaslahatan umat
manusia dalam rangka mendekatkan diri (taqarub) kepada Allah dalam mencari ridho
Allah. Kebudayaan Islam bukan kebudayaan yang diciptakan oleh orang Islam,
tetapi kebudayaan yang bersumber dari ajaran Islam atau kebudayaan yang bersifat
Islami. Prinsip-prinsip kebudayaan dalam Islam merujuk pada sumber ajaran Islam yaitu:
1) Menghormati akal
Manusia dengan akalnya bisa membangun kebudayaan baru. Kebudayaan Islam
tidak akan menampilkan hal-hal yang dapat merusak manusia. dijelaskan dalam
Qs, Ali-Imran,3:190 yang artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi dan pergantian malamdan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi
orang yang berakal".
2) Memotivasi untuk menuntut dan mengembangkan ilmu
Firman Allah Swt: "Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat" (Qs, al-Mujadalah,
58:11).
3) Menghindari taklid buta
Kebudayaan Islam hendaknya mengantarkan umat manusia untuk tidak
menerima sesuatu sebelum diteliti. Sebagaimana telah difirmankan Allah Swt:
"Dan janganlah kamumengikuti dari sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena
pendengaran, penglihatan dan hati nurani semua itu akan dimintai
pertanggungjawaban" (QS. al-Isra, 17:36).
4) tidak membuat pengrusakan
Firman Allah Swt: "Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi.Sungguh Allah
tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan" (QS. al Qashash, 28:77).
Terdapat 9 karakteristik kebudayaan Islam menurut Yusuf Qardhawi, yaitu :
1) Rabbaniyah (bernuansa ketuhanan)
2) Akhlaqiyah (perilaku baik dan buruk menurut Islam)
3) Insaniyah (memiliki nilai-nilai kemanusiaan)
4) Alamiyah (bersifat terbuka)
5) Tasamuh (egaliter)
6) Tanawwu' (beraneka warna)
7) Wasathiyah (bersifat moderat)
8) Takamul (terpadu)
9) Bangga terhadap diri sendiri

2. Integrasi iman, budaya, dan seni


Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur- unsur
yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan
masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Dalam pandangan Islam, iman, budaya, dan
seni mempunyai hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu
sistem Dienul Islam (agama islam). Ada beberapa unsur pokok di dalamnya meliputi
islam, iman, budaya, dan seni. Unsur tersebut mengumpamakan bangunan Islam seperti
sebatang pohon yang kokoh. Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang
menopang tegaknya ajaran Islam. Pengembangan budaya dan seni yang terlepas dari
keimanan dan ketakwaan tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan alam
lingkungannya bahkan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri. Budaya dan seni
yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah akan memberikan
jaminan kemanfaatan bagi kehidupan umat manusia termasuk bagi lingkungannya serta
mencerminkan suatu ibadah dalam praktiknya. Semua satu kesatuan tersebut tidak lepas
dari sumber-sumber kebenaran ilmiah dimana ada sebuah keterkaitan Al-Qur’an dan
Alam Semesta.

3. Nilai-nilai islam dalam seni dan budaya indonesia


Dalam perkembangan dakwah Islam di Indonesia para da'i mendakwahkan ajaran Islam
melalui bahasa budaya, sebagaimana dilakukan oleh para wali di tanah Jawa. Seperti
dalam upacara-upacara, adab dan penggunaan bahasa sehari hari. Bahasa Arab/
Al Qur'an sudah banyak masuk dalam bahasa daerah bahkan kedalam bahasa Indonesia
baku. Semua itu tanpa disadari bahwa apa yang dilakukannya merupakan bagian dari
ajaran Islam. Banyak tradisi masyarakat indonesia yang bernuansa Islami, biasanya
tradisi tersebut dilaksanakan untuk memperingati hari besar umat Islam, seperti misalnya
perayaan sekaten yang diselenggarakan untuk menyambut maulid nabi, ada juga
perayaan yang dimaksudkan untuk memperingati perjuangan penyebaran ajaran Islam
seperti perayaan tabuik di Pariaman(Sumatera Barat) yang diselenggarakan pada tanggal
10 muharram. Berikut ini adalah nilai-nilai Islam dalam seni dan budaya yang
berkembang di indonesia dalam berbagai hal,antara lain:
1) Banyak digunakannya nama-nama Islam dan istilah-istilah
Islam/Arabdalamkehidupan masyarakat.
2) Terciptanya adat istiadat yang bernuansa Islam (pengucapan salam,
basmalah,tahlilan, kenduren, peringatan hari-hari besar Islam, dll.)
3) Lahirnya kesenian-kesenian bercorak Islam (Qasidah, rebana, gambus, hadrah,
dll)
4) Terciptanya bangunan-bangunan yang arsitekturnya bercorakkan Islam
(masjid,rumah, istana/keraton, gapura, batu nisan, dll)
5) Berkembangnya busana muslim/muslimah
6) Sistem pemerintahan yang bercorak Islam, rajanya bergelar Sultan atau Sunan
seperti halnya para wali. Apabila rajanya meninggal tidak lagi
dimakamkan di candi/dicandikan tetapi dimakamkan secara Islam.
7) Setelah berkembangnya Islam. Sultan Agung dari Mataram menciptakan
kalender Jawa, dengan menggunakan perhitungan peredaran bulan (komariah),
seperti tahun Hijriah (Islam). Pada kalender Jawa, Sultan Agung melakukan
perubahan pada nama-nama bulan seperti Muharram diganti dengan Syuro,
Ramadhan diganti dengan Pasa.

4. Kapita selecta: peran dan fungsi masjid sebagai pusat kebudayaan islam
Masjid berasal dan istilah sajada yasjudu yang mengandung arti bersujud
atau sembahyang. Masjid merupakan rumah Allah (Baitullah), sehingga orang yang
masuk masjid diperintahkan untuk shalat sunnah tahiyatul masjid (menghormati masjid)
sebanyak dua rakaat. Nabi Saw bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Abu Dawud ra: "jika seseorang memasuki masjid jangan dulu duduk sebelum
mengerjakan shalat dua rakaat".Masjid pertama kali didirikan oleh Nabi Muhammad Saw
di Madinah. yaitu pada tahun 622 bulan Rabiul Awal tahun I hijriyah bertepatan dengan
awal mula Nabi Muhammad Saw bertempat tinggal di madinah, masjid tersebut adalah
masjid madinah (Masjid Nabawi), adalah masjid utama ketiga sesudah masjidil haram
dan masjidil aqsha. Masjid digunakan masyarakat sebagai sarana atau tempat untuk
ibadah, terutama untuk shalat, padahal sebenarnya masjid memiliki fungsi yang sangat
luas daripada sekedar untuk shalat. Pada awal berdirinya masjid, fungsi masjid belum
berpindah dari fungsi yang utama yaitu melakukan shalat, namun perlu
diketahui pada zaman Rasulullah Saw masjid di manfaatkan sebagai pusat peradaban
dan kebudayaan Islam. Nabi Muhammad Saw menumbuh kembangkan agama Islam
termasuk di dalamnya mengajarkan al-qur'an, al hadist, dan bermusyawarah untuk
mufakat dalam usaha menyelesaikan berbagai macam persoalan umat Islam,
membina sikap dasar orang Islam Kepada orang orang non muslim, sehingga segala
macam ikhtiar untuk mengembangkan umat Islam justru berasal dari masjid. Masjid juga
digunakan sebagai ajang pengumuman hal hal penting yang berkaitan dengan hidup dan
kehidupan umat Islam. Masjid juga memiliki fungsi sebagai tempat sosial, yang
dipergunakan seperti hotel bagi seseorang yang sedang mengadakan perjalanan, hal itu
juga pernah dialami oleh seorang budak wanita yang baru dibebaskan, karena tidak
memiliki rumah kemudian ia mendirikan kemah di halaman masjid. Orang orang
mengumandangkan ayat ayat al qur'an didalam masjid dengan suara merdu dan lagu lagu
yang Islami.Asas - asas Islam yang di dalamnya mengandung kepustakaan dapat
dilihat padaturunnya wahyu yang pertama, surat Al-Alaq: 1-5 yang artinya Bacalah
dengan menyebutnama Tuhan mu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah,Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah Yang Maha
Mengajar manusia dengan perantaraan kalam, Dia mengajarkan kepada manusia
apa yang manusia tidak mengetahuinya. Ayat tersebut menjelaskan, bahwa
tempat bersandar kepustakaan adalah membaca dan menulis. Membaca dan menulis
merupakan pertanda bagi lahirnya kepustakaan Islam sesudah wafatnya Nabi.
Kepustakaan Islam adalah pusat pendidikan, pengajaran, dan dakwah Islam. Pada waktu
Nabi Muhammad masih hidup masjid merupakan perpustakaan sekaligus sebagai gudang
ilmu.Sejarah pertumbuhan bangunan masjid berkaitan erat dengan perkembangan
daerahIslam dan kota kota baru. Pada waktu awal Islam berkembang ke berbagai negara,
umat Islam Bertempat tinggal di tempat yang baru, dengan menggunakan sarana masjid
sebagai ajang untuk kepentingan sosial. Masjid juga merupakan bentuk
pengejawantahan tumbuhnya kebudayaan Islam yang demikian penting. Konstruksi
bangunan masjid yang indah dapat ditemukan di spanyol, india, suria,kairo, baghdad
serta serta beberapa daerah di Afrika juga merupakan peran sejarah monumen umat Islam
yang pernah mengalami zaman keemasan pada bidang teknologi, konstruksi, seni dan
ekonomi. Seni arsitektur masjid tidak terlepas dari pengaruh seni arsitektur Arab, Persia,
Byzantium, India, dan mesir. Bangunan dan ciri khas arsitektur masjid, semenjak zaman
khalifah sampai saat ini terdapat perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Tetapi
Secara keseluruhan dilandasi adanya jiwa ketauhidan dan perwujudan rasa cinta dan
kasih sayang kepada Allah SWT.

5. Peran dan fungsi masjid kampus sebagai pusat pengembangan kebudayaan


Peran dan fungsi masjid di kampus dalam pengembangan budaya Islam antara lain, yaitu:
1) Sebagai Tempat Ibadah
Keberadaan masjid besar di lingkungan kampus sangat memudahkan dan
memfasilitasi masyarakat kampus untuk beribadah. Pelaksanaan shalat berjamaah
di masjid kampus akan meningkatkan interaksi dan silaturahim dengan
masyarakat kampus. Intensnya interaksi sosial ini akan mendatangkan kebaikan
berupa hubungan yang harmonis antara dosen dengan dosen, dosen dengan
mahasiswa, mahasiswa dengan mahasiswa, dan bahkan dengan seluruh
masyarakat kampus.
2) Sebagai Tempat Menuntut Ilmu
Masjid kampus pada masa sekarang juga tidak boleh lepas sebagai tempat
menuntut ilmu. Berbagai ilmu-ilmu keislaman, seperti bahasa Arab, pengajaran
AlQuran, tajwid dan lain sebagainya banyak dilakukan di masjid. Di masjid-
masjid kampus negeri yang biasanya pengajaran agama tidak sebanyak di
kampus-kampus agama, keberadaan masjid kampus sebagai tempat pembinaan
dan penyebaran ilmu pengetahuan Islam sangatlah penting.
3) Sebagai Pusat Dakwah dan Penyebaran Kebudayaan Islam
Dakwah merupakan kewajiban umat Islam. Dakwah juga merupakan sarana untuk
menyebarkan pemahaman Islam. Melalui keberadaan masjid di kampus, maka
akan menjadi sarana yang paling efektif untuk berdakwah. Dakwah itu berisi
ajakan kepada kebaikan dan anjuran untuk meninggalkan keburukan. Dakwah ini
selain, mengajak kepada perbaikan individu per individu juga mengajak kepada
perbaikan kepada khalayak umum. Melalui gerakan perbaikan secara kolektif ini,
maka akan menjadi cara yang sangat baik dalam menyebarkan budaya Islam.
4) Sebagai Sarana Pembinaan Karakter Islam bagi Mahasiswa
Karakter Islam adalah kumpulan sifat-sifat terpuji. Sifat terpuji itu bisa berupa
sifat amanah, jujur, integritas, disiplin, dan lain sebagainya. Kesemua sifat-sifat
terpuji tersebut sangat berguna dan saling menyokong antara kemampuan
intelektual mahasiswa yang didapatkan dari pengajaran dosen-dosen di kampus.
Oleh karena itu, untuk mendukung peran dan fungsi masjid kampus pada masa
sekarang yang begitu besar, maka perhatian terhadap masjid di kampus menjadi
tanggung jawab bersama. Masjid harus dirancang sedemikian rupa agar nyaman
untuk aktivitas mahasiswa.

REFERENSI

Darmasaputra, Allan. Prinsip Kebudayaan Islam. diakses melalui


https://www.scribd.com/doc/219577572/Prinsip-Kebudayaan-Islam
Handayani, dkk. 2021. Kebudayaan Islam. Universitas Asahan. diakses melalui
https://www.studocu.com/id/document/universitas-asahan/asahan-sumatra-utara/
kebudayaan-islam-kelompok-8/29818510
Sillfi, Darin. 2013. Kebudayaan Islam. Universitas Sumatera Untara. diakses melalui
https://www.academia.edu/20183917/KEBUDAYAAN_ISLAM
Ilmi, Nurul. Kebudayaan Dalam Islam. diakses melalui
https://www.academia.edu/10526484/Kebudayaan_Islam
Innaya, Asya Faudatul. 2016. Peran dan Fungsi Masjid Kampus dalam Pengembangan Budaya
Islam. Universitas Singaperbangsa Karawang. diakses melalui
https://www.academia.edu/39626556/PERAN_DAN_FUNGSI_MASJID_KAMPUS_DA
LAM_PENGEMBANGAN_BUDAYA_ISLAM
Sillfi, Darin. 2013. Kebudayaan Islam. Universitas Sumatera Untara. diakses melalui
https://www.academia.edu/20183917/KEBUDAYAAN_ISLAM
Widyastini. Nilai-nilai Islam Dalam Kebudayaan Indonesia. diakses melalui
https://media.neliti.com/media/publications/228602-nilai-nilai-islam-dalam-kebudayaan-
indon-b0da3522.pdf

Anda mungkin juga menyukai