Anda di halaman 1dari 9

Pendahuluan

Islam merupakan sebuah agama yang sangat besar, di indonesia islam adalah sebuah agama mayoritas.
Dari sini lah timbul pembahasan-pembahasan tentang islam yang lebih di kenal dengan bidang studi
"sejarah kebudayaan islam" (SKI). Bidang studi ini mempunyai pokok-pokok bahasan yaitu mempelajari
tiap-tiap sejarah dalam agama islam, dari mulai awal mula islam, lalu masa-masa para sahabat, dan
khulafa'ul rasyidin sampai saat ini. Islam mempunyai sejarah yang sangat panjang dan menarik untuk di
pelajari, dari sini kita bisa mngetahui apa-apa saja yang terjadi dari awal mula kebangkitan islam sampai
saat ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan menambah pengetahuan kita semua tentang
sejarah islam meskipun dalam makalah ini tidah di bahas secara lengkap dan mendetail tapi setidaknya
makalah ini bisa menjadi tambahan refrensi untuk mempelajari tentang sejarah islam.

Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam

Secara bahasa ada banyak terma yang dipergunakan untuk menjelaskan kata sejarah. Dalam bahasa
arab di ketemukan terma tarikh,sirab, sedang dalam bahasa inggris di temukan kata "history & story"
dalam bahasa jerman "geschichte" yang berarti terjadi. Sedangkan secara istilah sejarah mempunyai arti
yaitu uraian tentang peristiwa yang benar benar terjadi di masa lampau. Tujuan mempelajari sejarah
adalah untuk kita lebih bisa menghargai perjuangan di masa lalu serta tidak melupakannya begitu saja.
Dalam islam sejarah sangatlah penting untuk di pelajari karena dengan mempelajari sejarah islam ini kita
bisa tau bagaimana perjuangan para rasul serta sahabat-sahabat dalam membawa risalah ke isiman,
mereka semua rela menruhkan apa saja tidah hanya harta melainkan pikiran bahkan nyawa sekalipun.

Dalam buku The Word University Encyclopedia bahwa pengertian culture atau kebudayaan adalah jalan
hidup sebuah masyarakat yang mencakup keseluruhan spiritual, intelektual, sikap artistik, yang
dihasilkan oleh masyarakat, termasuk tradisi, kebiasaan, adat, moral, hukum dan hubungan sosial.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soekardi kebudayaan adalah hasil karya, rasa dan cipta
masyarakat. Contohnya jika di indonesia umumnya memakal sarung dan baju koko untuk pergi ke masjid
maka tidak sama halnya dengan di timur tengah, di sana kita akan terlihat aneh jika memakai pakaian
seperti itu karena budaya di sana adalah memakai jubah panjang untuk ke masjid. Itu merupakan contoh
betapa pentingnya sebuah sejarah dan sejarah sangar erat hubungannya dengan budaya yang
berkembang di masyarakat itu sendiri.

Konsep Kebudayaan Dalam Islam

Menurut ahli budaya, kata budaya merupakan gabungan dari dua kata, yaitu budi dan daya. Budi
mengandung makna akal, pikiran, paham, pendapat, ikhtiar, perasaan. Daya mengandung makna
tenaga, kekuatan, kesanggupan. Jadi kebudayaan berarti kumpulan segala usaha dan upaya manusia
yang dikerjakan dengan mempergunakan hasil pendapat untuk memperbaiki kesempurnaan hidup (Sidi
Gazalba, 1998).

Oleh kita karena itu, jika kita membicarakan kebudayaan membicarakan kehidupan manusia dengan
segala berarti aktivitasnya. Dengan melakukan berbagai kegiatan dan aktivitasnya manusia berusaha
dengan daya upaya serta dengan kemampuan yang dimilikinya untuk mengerjakan sesuatu guna
kesempurnaan hidup. Kesempurnaan hidup itu dapat dicapai jika menggunakan akal budinya dengan
baik. manusia. mampu

Kebudayaan adalah alam pikiran atau mengasah budi. Usaha kebudayaan adalah pendidikan.
Kebudayaan adalah pergaulan hidup diantara manusia dengan alam semesta. Boleh jadi kebudayaan
adalah usaha manusia melakukan tugas hidup sebagai khalifah fil ardli (wakil Tuhan di bumi).

Dilihat dari berbagai tujuan dan sudut pandang tentang definisi kebudayaan, menunjukkan bahwa
kebudayaan itu merupakan suatu persoalan yang sangat luas, namun esensinya adalah bahwa
kebudayaan itu melekat dengan diri manusia. Artinya, manusialah itu pencipta kebudayaan. Kebudayaan
itu hadir bersama dengan kelahiran manusia sendiri. Dari penjelasan tersebut kebudayaan itu dapat
dilihat dari dua sisi, yaitu kebudayaan sebagai suatu proses dan kebudayaan sebagai sutau produk.

Tujuan dan Manfaat Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam

Tujuan dan manfaat mempelajari SKI ini adalah tiap-tipa islam serta kebudyaannya dalam perspektif
sejarah. Adapun manfaat mempelajari sejarah dapat di pilah menjadi 2 yaitu intrinsik dan ekstrinsik
Secara intrinsik sejarah mempunyai 4 manfaat di antaranya yaitu sebagai ilmu, cara mengetahui apa-apa
yang terjadi di masa lampau, pernytaan sikap, dan juga sebagi profesi. Sedangkan jika kita melihat dari
sudut pandang ekstrinsik sejarah memiliki beberapa manfaat yaitu: pendidikan, latar belakang, rujukan,
dan bukti.

Diantara tujuan mempelajari sejarah kebudayaan Islam adalah untuk mendapatkan informasi dan

pemahaman mengenal asal-usul khazanah budayadan kekayaan dibidang lainnya yang penah dihasilkan
oleh umat islam dimasa lampau dan mengambil ibrah
(pelajaran) dari kegiatan tersebut. Adapun diantara manfaat yang dapat dirasakan ketika kita

mempelajarisejarah kebudayaan Islam adalah:

1Merasa bangga dan mencintai kebudayaan Islam yang merupakan buah karyakaum Muslimin masa
lalu.

2. berpartisipasi memelihara peninggalan peninggalan masa lalu dengan cara mempelajari, menelaah,
meneliti, dan mengambil manfaat peningalan-peninggalan tersebut

3.Meneladani perilaku yang baik dari tokoh-tokoh terdahulu

4.Mengambil pelajaran dari pelbagai keberhasilan dan kegagalan masa lalu

5.memupuk semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi yang telah diraih umat terdahulu.
selain yang tersebut diatas tentu masih banyak lagi manfaat yang bisa kita rasakan setelah mempelajari
sejarah kebudayaan Islam.

Prinsip-prinsip Kebudayaan Islam

Kebudayaan Islam bukan kebudayaan yang diciptakan oleh orang

Islam, tetapi kebudayaan yang bersumber dari ajaran Islam atau kebudayaan

yang bersifat Islami. Prinsip-prinsip kebudayaan dalam Islam merujuk pada sumber ajaran Islam

yaitu:

1. Menghormati akal.

Manusia dengan akalnya bisa membangun kebudayaan baru. Kebudayaan Islam tidak akan
menampilkan hal-hal yang dapat merusak manusia. dijelaskan dalam Qs, Ali-Imran, 3:190 yang artinya:
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-
tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal".
2. Memotivasi untuk menuntut dan mengembangkan ilmu. Firman Allah Swt: "Allah akan mengangkat
(derajad) orang-orang yang

beriman di antaramu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajad" (Qs, al-Mujadalah, 58:11).

3. Menghindari taklid buta.

Kebudayaan Islam hendaknya mengantarkan umat manusia untuk tidak menerima sesuatu sebelum
diteliti. Sebagaimana telah difirmankan Allah Swt: "Dan janganlah kamu mengikuti dari sesuatu yang
tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani semua itu akan dimintai
pertanggungjawaban" (QS. al-Isra, 17:36).

4. Tidak membuat pengrusakan.

Firman Allah Swt: "Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi.

Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan" (QS. alQhasash, 28:77).

Terdapat 9 karakterstik kebudayaan Islam menurut Yusuf Qardhawi, yaitu :

1. Rabbaniyah (bernuansa ketuhanan)

2. Akhlaqiyah (perilaku baik dan buruk menurut Islam) 3. Insaniyah (memiliki nilai-nilai kemanusiaan)

4. Alamiyah (bersifat terbuka) 5. Tassamuh (egaliter)

6. Tanawwu' (beranekawarna)

7. Wasathiyah (bersifat moderat) 8. Takamul (terpadu)

9. Bangga terhadap diri sendiri

Sumber-sumber Kebudayaan Islam

Sumber sejarah disebut juga data sejarah. Sumber dalam sejarah di bagi menjadi 2 yaitu tertulis dan
tidak tertulis, sumber tertulis banyak macamnya contoh: dokument manuskrip dll sedangkan yang tidak
tertulis contohnya: cerita turun-temurun yang beredar di masyarakat, artefak, monumen dll. Dalam SKI
sendiri sumber-sumber sejarahnya bisa di ambil dari alqur'an, al-hadist, riwayat-riwyat. Jadi pada intinya
semua sejarah mempunyai 2 sumber yaitu sumber yang tertulis dan tidak tertulis.

Ciri dan Aspek Kebudayaan Islam


Pada bagian dasar kebudayaan dan islam dapat disimpulkan bahwa kebudayaan yang dibawa oleh nabi
muhammad saw adalah kebudayaan islam dan bukan kebudayaan bangsa arab jadi tidak mempunyai
cakupan yang hanya untuk masyarakat arab saja tetapi bermakna umum untuk semua umat islam, ada
dua sudut pandang dalam melihat kebudayaan islam tersebut yang pertama yaitu : kebudayaan islam
adalah semua produk budaya yang di hasilkan dalam naungan pemerintahan islam sebagimana yang
gagas oleh AA Feyzee dalam karyanya yang berjudul islamic culture.

Sudut pandang ke dua yakni: kebudayaan islam adalah suatu sikap khusus yang berangkat dari dasar
ajaran Islam sebagaimana di rumuskan oleh MZ SHIDDIQ

Kedua statemen di atas meunjukkan tingkat perbedaan secara subtansial. Perbedaan itu sendiri dapat
dilihat dengan ilustrasi sebagai berikut: Jika kebudayaan islam di hasilkan dari sebuah pemerintahan
Islam maka konsekuensinya adalah siapa pun yang membuat kebudayaan tersebut meskipun non-islam
harus diakui sebagi budaya islam. Sebagai contoh: untuk memajajukan ilmu pengethuan islam, Harun al-
Rasyid mendirikan baitul hikmah yang mencapai masa kejayaan pada masa al makmun. Dalam proses
tersebut ditemukan seorang penerjemah benama "Hunain ibnu ishak yang non-muslim pertanyaannya
hasil terjemahan tersebut dianggap sebagai produk budaya alam atau tidak?.. jika mengacu pada A.A
feyzee maka hasil karya tersebut dianggap hasi budaya islam karena dibawah naungan abbasiyah yang
notabennya sebagai pemerintahan islam namun jika mengacu pada MZ shiddiqie karya tadi bukan
produk budaya islam karena tidak muncul dari orang Islam.

Masjid Sebagai Pusat Kebudayaan Islam

Masjid berasal dan istilah sajada yasjudu yang mengandung arti bersujud atau sembahyang. Masjid
merupakan rumah Allah (Baitullah), sehingga orang yang masuk masjid di perintahkan untuk shalat
sunnah tahiyyatul masjid (menghormati masjid) sebanyak dua rakaat. Nabi Saw bersabda dalam hadist
yang diriwayatkan oleh Abu Dawud ra: " jika seseorang memasuki masjid jangan dulu duduk sebelum
mengerjakan shalat dua rakaat".

Masjid pertama kali didirikan oleh Nabi Muhammad Saw di Madinah. yaitu pada tahun 622 bulan
Rabiulawal tahun I hijriyah bertepatan dengan awal mula Nabi Muhammad Saw bertempat tinggal di
madinah, masjid tersebut adalah masjid madinah (Masjid Nabawi), adalah masjid utama ketiga sesudah
masjidil haram dan masjidil aqsha.
Sebagian besar masyarakat memahami masjid sebagai sarana atau tempat untuk ibadah, terutama
untuk shalat, padahal sebenarnya masjid memiliki fungsi yang sangat luas daripada sekedar untuk
shalat. Pada awal berdirinya masjid, fungsi masjid belum berpindah dari fungsi yang utama yaitu
melakukan shalat, namun perlu diketahui pada zaman Rasulullah Saw masjid di manfaatkan sebagai
pusat peradaban dan kebudayaan Islam. Nabi Muhammad Saw menumbuh kembangkan agama Islam
termasuk di dalamnya mengajarkan al-qur'an, al hadist, dan bermusyawarah untuk mufakat dalam
usaha menyelesaikan berbagai macam persoalan umat Islam, membina sikap dasar orang Islam kepada
orang orang non muslim, sehingga segala macam ikhtiar untuk mengembangkan umat Islam justru
berasal dari masjid. Masjid juga digunakan sebagai ajang pengumuman hal hal penting yang berkaitan
dengan hidup dan kehidupan umat Islam.

Selain itu masjid juga berfungsi sebagai tempat sosial, yang dipergunakan seperti hotel bagi seseorang
yang sedang mengadakan perjalanan, hal itu juga pernah dialami oleh seorang budak wanita yang baru
di bebaskan, karena tidak memiliki rumah kemudian ia mendirikan kemah dihalaman masjid. Orang
orang mengumandangkan ayat ayat al qur'an di dalam masjid dengan suara merdu dan lagu lagu yang
Islami.

Asas - asas Islam yang di dalamnya mengandung kepustakaan dapat dilihat pada turunnya wahyu yang
pertama, surat Al-Alaq: 1-5 yang artinya Bacalah dengan menyebut nama Tuhan mu yang menciptakan.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah dan Tuhanmu lah yang Maha Pemurah
Yang Maha Mengajar manusia dengan perantaraan kalam, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang
manusia tidak mengetahuinya. Ayat tersebut menjelaskan, bahwa tempat bersandar kepustakaan
adalah membaca dan menulis. Membaca dan menulis merupakan pertanda bagi lahirnya kepustakaan
Islam sesudah wafatnya Nabi. Kepustakaan Islam adalah pusat pendidikan, pengajaran, dan dakwah
Islam. Pada waktu Nabi

Muhammad masih hidup masjid merupakan perpustakaan sekaligus sebagai gudang ilmu.

Sejarah pertumbuhan bangunan masjid berkaitan erat dengan perkembangan daerah Islam dan kota
kota baru. Pada waktu awal Islam berkembang ke berbagai negara, umat Islam bertempat tinggal di
tempat yang baru, dengan menggunakan sarana masjid sebagai ajang untuk kepentingan sosial. Masjid
juga merupakan bentuk pengejewantahan tumbuhnya kebudayaan Islam yang demikian penting.

Konstruksi bangunan masjid yang indah dapat ditemukan di spanyol, india, suria, kairo, bagdad serta
serta beberapa daerah di Afrika juga merupakan pertan sejarah monumen umat Islam yang pernah
mengalami zaman keemasan pada bidang teknologi, konstruksi, seni dan ekonomi. Seni arsitektur
masjid tidak terlepas dari pengaruh seni arsitektur Arab, Persia. Byzantium, India, Mesir, dan Ghotik.
Bangunan dan ciri khas arsitektur masjid, semenjak zaman khalifah sampai saat ini terdapat perbedaan
anatara satu dengan yang lainnya. Tetapi secara keseluruhan dilandasi adanya jiwa ketauhidan dan
perwujudan rasa cinta dan kasih sayang kepada Allah SWT.

Nilai-nilai Islam dalam budaya Indonesia

Islam masuk ke indonesia lengkap dengan budayanya. Karena Islam masuk dan berkembang dari negri
Arab, maka Islam yang masuk ke Indonesia tidak terlepas dari budaya Arabnya. Pada awal-awal
masuknya dakwah Islam ke Indoesia dirasakan sangat sulit membedakan mana ajaran Islam dan mana
budaya arab. Masyarakat awam menyamakan antara perilaku yang ditampilkan oleh orang Arab dengan
perilaku ajaran Islam.

Scolah-olah apa yang dilakukan orang Arab tersebut mencerminkan ajaran Islam, bahkan hingga kini
budaya Arab masih melekat pada tradisi masyarakat Indonesia.

Dalam perkembangan dakwah Islam di Indonesia para da'i mendakwahkan ajaran Islam melalui bahasa
budaya, sebagaimana dilakukan oleh para wali di tanah Jawa. Karena kehebatan para wali Allah dalam
mengemas ajaran Islam dengan budaya setempat sehingga masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai
Islam telah masuk dan menjadi teradisi dalam kehidupan sehari-hri mereka. Lebih jauh lagi bahwa nilai
nilai Islam sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan mereka.

Seperti dalam upacara-upacara, adab dan penggunaan bahasa sehari hari. Bahasa Arab/ Al Qur'an sudah
banyak masuk dalam bahasa daerah bahkan kedalam bahasa Indonesia baku. Semua itu tanpa disadari
bahwa apa yang dilakukannya merupakan bagian dari ajaran Islam.

Banyak tradisi masyarakat indonesia yang bernuansa Islami, biasanya tradisi tersebut dilaksanakan
untuk memperingati hari besar umat Islam, seperti misalnya perayaan sekaten yang diselenggarakan
untuk menyambut maulid nabi, ada juga perayaan yang dimaksudkan untuk memperingati perjuangan
penyebaran ajaran Islam seperti perayaan tabuik di Pariaman (Sumatera Barat) yang diselenggarakan
pada tanggal 10 muharam.

Berikut ini adalah nilai-nilai Islam yang berkembang di indonesia dalam berbagai hal, antara lain:
Banyak digunakannya nama-nama Islam dan istilah-istilah Islam/Arabdalam kehidupan masyarakat.

Terciptanya adat istiadat yang bemuansa Islam (pengucapan salam, basmalah, tahlilan, kenduren,
peringatan hari-hari besar Islam, dll.)

Lahirnya kesenian-kesenian bercorak Islam (Qasidah, rebana, gambus, hadrah, dll)

Terciptanya bangunan-bangunan yang arsitekturnya bercorakkan Islam (masjid, rumah, istana/keraton,


gapura, batu nisan, dll)

Berkembangnya busana muslim/muslimah

Sistem pemerintahan yang bercorak Islam, rajanya bergelar Sultan atau Sunan seperti halnya para wali.
Apabila rajanya meninggal tidak lagi

dimakamkan dicandi/dicandikan tetapi dimakamkan secara Islam.

Setelah berkembangnya Islam. Sultan Agung dari Mataram menciptakan kalender Jawa, dengan
menggunakan perhitungan peredaran bulan (komariah), seperti tahun Hijriah (Islam). Pada kalender
Jawa, Sultan Agung melakukan perubahan pada nama-nama bulan seperti Muharram diganti dengan
Syuro, Ramadhan diganti dengan Pasa.

Kesimpulan

Kebudayaan Islam adalah hasil akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya manusia yang berlandaskan pada
nilai-nilai Islam. Islam sangat menghargai akal manusia untuk berkiprah dan berkembang. Hasil akal,
budi rasa dan karsa yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal
berkembang menjadi sebuah peradaban.

Abid, Nasikun M. 2017. Pengertian SKI (Sejarah Kebudayaan Islam).


https://www.google.com/amp/s/dosenmuslim.com/pendidikan/pengertian-ski-sejarah-kebudayaan-
islam/amp/, diakses pada 12 November 2021

Batur, Ferawati A., dkk. 2016. Makalah Agama (Konsep Kebudayaan Islam). Makalah. Disadur dari

Takari, Muhammad. 2018. KONSEP KEBUDAYAAN DALAM ISLAM. Jurnal. Disadur dari
https://www.scribd.com/doc/311028211/Makalah-Agama-Konsep-Kebudayaan-Islam
https://www.researchgate.net/publication/327231492_KONSEP_KEBUDAYAAN_DALAM_ISLAM

-. 2014. KEBUDAYAAN ISLAM. http://duwihernas.blogspot.com/2014/08/kebudayaan-islam.html?m=1,


diakses pada 12 November 2021
Maskapache. 2011. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam.
https://www.google.com/amp/s/apachemask.wordpress.com/2011/01/04/pengertian-sejarah-
kebudayaan-islam/amp/, diakses pada 12 November 2021

Anda mungkin juga menyukai