Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ANALISIS KASUS GAGAL GINJAL AKUT DALAM PERSPEKTIF


HAK ASASI MANUSIA INDONESIA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyusun tugas makalah
pendidikan kewarganegaraan mengenai analisis kasus gagal ginjal akut pada anak dalam
perspektif hak asasi manusia Indonesia dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas makalah ini penulis buat untuk memberikan ringkasan serta melengkapi
tugas pendidikan kewarganegaraan. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang membantu dalam penyusunan makalah pendidikan kewarganegaraan mengenai
analisis kasus gagal ginjal akut pada anak dalam perspektif hak asasi manusia
Indonesia. Penulis menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet
yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat
dibuat dengan sebaik-baiknya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini serta untuk kemajuan ilmu pengetahuan
ini.
Terima kasih, semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita
semua. Mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah SWT.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 2 PERMASALAHAN

BAB 3 PEMBAHASAN

BAB 4 KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1
PENDAHULUAN

Gagal ginjal akut merupakan penurunan mendadak dari fungsi ginjal (laju
filtrasi glomerulus/ LFG) yang bersifat sementara, ditandai dengan peningkatan kadar
kreatinin serum dan hasil metabolisme nitrogen serum lainnya, serta adanya
ketidakmampuan ginjal untuk mengatur homeostasis cairan dan elektrolit. Gagal ginjal
akut berkembang pesat selama beberapa jam atau hari dan dapat berakibat fatal. Kondisi
ini paling umum terjadi pada mereka yang sakit kritis dan sudah dirawat di rumah sakit.
Gejala termasuk penurunan output urine, pembengkakan akibat retensi cairan, mual,
kelelahan, dan sesak napas. Kadang-kadang gejala mungkin tidak terlalu kentara atau
mungkin tidak muncul sama sekali. Selain mengatasi penyebab utamanya, perawatan
meliputi pemberian cairan, obat-obatan, dan dialisis.

Terdapat beberapa penyebab dari GnGA seperti rapidly progressive


glomerulonephritis (RPGN) yang dapat menimbulkan GnGA dan dengan cepat berubah
menjadi chronic kidney disease (CKD). Beberapa penyakit ginjal lainnya seperti
hemolytic-uremic syndrome (HUS), Henoch Schonlein Purpura, dan uropati obstruktif
berhubungan dengan displasia ginjal dengan gejala seperti GnGA dimana fungsi ginjal
masih normal atau sedikit berkurang fungsinya, tetapi fungsi ginjal di kemudian hari
dapat memburuk, dihubungkan dengan terjadinya CKD dalam beberapa bulan sampai
beberapa tahun kemudian.

Sedangkan definisi dari Hak adalah unsur normatif yang melekat pada diri
manusia. Manusia memiliki hak asasi yang telah melekat bersamaan dengan
kelahirannya di dunia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Karena itulah setiap
manusia memiliki martabat yang sama. Martabat ini bukanlah pemberian sesama
manusia melainkan sesuatu yang dimiliki manusia karena dia adalah manusia. Martabat
atau hak asasi tidak dapat diubah oleh siapapun dengan cara apapun.

Karena HAM merupakan hak yang diperoleh saat kelahirannya sebagai manusia,
maka HAM meliputi hak-hak yang apabila dicabut atau dikurangi akan mengakibatkan
berkurang derajat kemanusiaannya. Ukuran derajat kemanusiaan selalu berkembang
sesuai dengan peradaban masyarakatnya. Jelas bahwa hak dasar pertama adalah hak
hidup yang membawa konsekuensi adanya hak-hak lain seperti hak mendapatkan
kehidupan dan pekerjaan yang layak, hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, hak
mendapatkan kewarganegaraan dan hak mengeluarkan pendapat, berserikat dan
berkumpul. Pada perkembangan selanjutnya, derajat kemanusiaan juga ditentukan oleh
tingkat pendidikan dan kesehatannya, sehingga pendidikan dan kesehatan pun kemudian
menjadi hak asasi manusia dengan segala perangkat hak lain untuk mendapatkan
pendidikan dan kesehatan.

4
5
BAB 2
PERMASALAHAN

Belum lama ini masyarakat dibuat khawatir dengan adanya penyakit gagal ginjal
akut. Penyakit tersebut menjangkit kalangan anak-anak berusia 6 bulan hingga 18 tahun
di beberapa daerah di Indonesia. Adanya kenaikan ini terjadi dalam kurun waktu 2
bulan terakhir, menteri Kesehatan RI mengungkapkan, hingga tanggal 26 Oktober 2022,
kasus gangguan ginjal akut atipikal atau disebut juga acute kidney injuries (AKI) telah
menimpa 269 anak dengan persentase meninggal atau fatality rate yang cukup tinggi,
mencapai 58 persen atau sebanyak 157 anak dan paling banyak didominasi oleh anak
berusia 1 – 5 tahun. Jumlah ini meningkat dari jumlah kasus sebelumnya, tepatnya pada
24 Oktober lalu yang melaporkan total 245 kasus dengan angka kematian mencapai 143
anak.

Gangguan gagal ginjal akut misterius pada anak terjadi pertama kali tahun ini di
Gambia yang menyebabkan 66 anak meninggal dunia. WHO sebagai Organisasi
Kesehatan Dunia mengambil langkah cepat dengan mengeluarkan peringatan adanya
kandungan etilen glikol pada empat sirup yang beredar di wilayah tersebut dan dicurigai
menjadi penyebab terjadinya kasus gagal ginjal akut pada anak. Berdasarkan hal
tersebut, Menteri Kesehatan RI juga menyampaikan bahwa dugaan penyebab kasus
gagal ginjal yang menyerang anak di bawah usia 5 tahun itu adalah karena adanya
senyawa kimia yang mencemari obat-obatan sirup. Senyawa kimia yang dimaksud di
antaranya adalah Etilen Glikol (EG), Dietilen Glikol (DEG), dan Etilen Glikol Butyl
Ether (EGBE). Ketiga senyawa kimia tersebut dapat menyebabkan kerusakan ginjal
karena memicu asam oksalat dalam tubuh dan membentuk kristal di dalam ginjal. EG
dan DEG merupakan cemaran yang umumnya digunakan dalam sebuah industri
pembuatan cat dan tinta. Efek senyawa ini terhadap kesehatan yaitu dapat menyebabkan
mual, muntah, diare, hingga kerusakan ginjal, hati, dan saraf pusat.
Melihat adanya peningkatan kasus gagal ginjal akut tersebut, Kementerian
Kesehatan bertindak cepat untuk menginformasikan kepada seluruh orang tua untuk
tetap waspada dan tidak panik, terutama ketika anak mengalami gejala yang mengarah
pada penyakit ginjal akut, seperti:
1) Diare
2) Muntah
3) Demam selama 3 – 5 hari
4) Batuk & Pilek
5) Jumlah air seni yang semakin sedikit, bahkan tidak bisa buang air kecil
Guna melakukan upaya penurunan kasus gagal ginjal akut, pemerintah juga
menerbitkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor
HK.02.02./2/I/3305/2022 tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal
Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Adapun surat keputusan ini dikeluarkan guna
memberikan informasi terkait serangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh tenaga
medis dan tenaga kesehatan lain dalam melakukan penanganan terhadap pasien gagal
ginjal akut.

6
7
BAB 3
PEMBAHASAN

Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkin setiap orang produktif secara ekonomis (Ps. 1 point (1) UU Nomor 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan). Karena itu kesehatan merupakan dasar dari diakuinya
derajat kemanusiaan. Tanpa kesehatan, seseorang menjadi tidak sederajat secara
kondisional. Tanpa kesehatan, seseorang tidak akan mampu memperoleh hak-haknya
yang lain. Seseorang yang tidak sehat dengan sendirinya akan berkurang haknya atas
hidup, tidak bisa memperoleh dan menjalani pekerjaan yang layak, tidak bisa menikmati
haknya untuk berserikat dan berkumpul serta mengeluarkan pendapat, dan tidak bisa
memperoleh pendidikan demi masa depannya. Singkatnya, seseorang tidak bisa
menikmati sepenuhnya kehidupan sebagai manusia.

Pentingnya kesehatan sebagai hak asasi manusia dan sebagai kondisi yang
diperlukan untuk terpenuhinya hak-hak lain telah diakui secara internasional. Hak atas
kesehatan meliputi hak untuk mendapatkan kehidupan dan pekerjaan yang sehat, hak
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, dan perhatian khusus terhadap kesehatan ibu
dan anak. Pasal 25 Universal Declaration of Human Rights (UDHR) menyatakan:
Setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan
kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya, termasuk hak atas pangan, sandang,
papan, dan pelayanan kesehatan, pelayanan sosial yang diperlukan, serta hak atas
keamanan pada saat menganggur, sakit, cacat, ditinggalkan oleh pasangannya, lanjut
usia, atau keadaan-keadaan lain yang mengakibatkan merosotnya taraf kehidupan yang
terjadi di luar kekuasaannya.

Jaminan hak atas kesehatan juga terdapat dalam Pasal 12 ayat (1) Konvensi
Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya yang ditetapkan oleh Majelis
Umum PBB 2200 A (XXI) tanggal 16 Desember 1966, yaitu bahwa negara peserta
konvenan tersebut mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar tertinggi yang
dapat dicapai dalam hal kesehatan fisik dan mental. Perlindungan terhadap hak-hak Ibu
dan anak juga mendapat perhatian terutama dalam Konvensi Hak Anak. Instrumen
internasional lain tentang hak atas kesehatan juga terdapat pada Pasal 12 dan 14 .
Pada lingkup nasional, Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

8
Pasal 9 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa:
Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf
kehidupannya; Setiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera,
lahir dan batin; Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Jaminan
atas hak memperoleh derajat kesehatan yang optimal juga terdapat dalam pasal 4 UU
Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan.
Adanya kasus gagal ginjal akut yang terjadi pada beberapa anak di Indonesia
merupakan salah satu pelanggaran HAM, hal tersebut telah merampas hak untuk sehat
anak-anak di Indonesia yang ,menjadi korban dalam kejadian tersebut. Kejadian ini bisa
disebut kasus kejadian luar biasa, maka harus ada yang bertanggung jawab atas
peristiwa ini. Komnas HAM mendukung dan mendorong setiap pihak yang terlibat atau
terindikasi melanggar unsur pidana maka harus bertanggung jawab. Dalam kasus gagal
ginjal akut pada anak telah ditetapkan dua industri farmasi sebagai tersangka dalam
kasus gagal ginjal akut tersebut, yaitu PT Afi Farma dan CV Samudera Chemical (SC).
Dalam kerangka ini, negara memiliki state responsibility untuk memenuhi hak
kesehatan sebab telah diatur dalam konstitusi. Penyelesaian kasus masih harus
dilakukan. Banyak korban yang masih dirawat di rumah sakit maupun melakukan rawat
jalan akibat kerusakan organ sebagai dampak dari tidak berfungsinya ginjal. Anggapan
kasus sudah selesai dari pihak pemerintah seperti Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merupakan sikap yang melukai
korban. Korban yang tidak bisa sembuh seperti sedia kala dan harus menjalani berbagai
perawatan menjadi tanda masih berlangsungnya kasus. Penting bagi negara untuk
memastikan hak atas kesehatan masyarakat bisa terpenuhi. Hal itu merupakan state
responsibility yang harus dipenuhi. Kemenkes dan BPOM juga diperlukan untuk turun
langsung melihat korban. Upaya ini diperlukan agar pihak terkait bisa menemukan
realitas yang sesungguhnya terjadi.

9
BAB 4
KESIMPULAN

Hak adalah unsur normatif yang melekat pada diri manusia. Manusia memiliki
hak asasi yang telah melekat bersamaan dengan kelahirannya di dunia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa. Karena itulah setiap manusia memiliki martabat yang sama.
Martabat ini bukanlah pemberian sesama manusia melainkan sesuatu yang dimiliki
manusia karena dia adalah manusia. Martabat atau hak asasi tidak dapat diubah oleh
siapapun dengan cara apapun.

Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkin setiap orang produktif secara ekonomis (Ps. 1 point (1) UU Nomor 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan). Karena itu kesehatan merupakan dasar dari diakuinya
derajat kemanusiaan. Pentingnya kesehatan sebagai hak asasi manusia dan sebagai
kondisi yang diperlukan untuk terpenuhinya hak-hak lain telah diakui secara
internasional. Hak atas kesehatan meliputi hak untuk mendapatkan kehidupan dan
pekerjaan yang sehat, hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, dan perhatian
khusus terhadap kesehatan ibu dan anak.

Adanya kasus gagal ginjal akut yang terjadi pada beberapa anak di Indonesia
merupakan salah satu pelanggaran HAM, hal tersebut telah merampas hak untuk sehat
anak-anak di Indonesia yang ,menjadi korban dalam kejadian tersebut. Kejadian ini bisa
disebut kasus kejadian luar biasa, maka harus ada yang bertanggung jawab atas
peristiwa ini. Komnas HAM mendukung dan mendorong setiap pihak yang terlibat atau
terindikasi melanggar unsur pidana maka harus bertanggung jawab. Dalam kerangka ini,
negara memiliki state responsibility untuk memenuhi hak kesehatan sebab telah diatur
dalam konstitusi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Auli, Renata Christha. (2022). Hak Asasi Manusia: Pengertian, Sejarah, dan
Prinsipnya. Diakses melalui Hak Asasi Manusia: Pengertian, Sejarah, dan
Prinsipnya (hukumonline.com).
Hadayati, Eka Laksmi. (2018). Gangguan Ginjal Pada Anak. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia: Jakarta.
Hidayat, Cecep. Hak Asasi Manusia. Universitas Indonesia: Jakarta.
Hidayat, Igit Nur. (2015). Hak Asasi Manusia Dan Contoh Kasus Pelanggaran
Yang Terjadi. Universitas Widyatama: Bandung.
Lembaga Studi & Advokasi Masyarakat. Kesehatan Sebagai Hak Asasi Manusia.
https://referensi.elsam.or.id/wp-content/uploads/2014/12/KESEHATAN-
SEBAGAI-HAK-ASASI-MANUSIA.pdf
Putra, Febri Arin, dkk. (2012). Hak Asasi Manusia. Universita Brawijaya:
Malang.
Sofiya, Ainni. (2019). Hak Asasi Manusia (HAM). Universitas Islam Negeri
Walisongo: Semarang.

11

Anda mungkin juga menyukai