Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun.
Penulisan makalah berjudul “Acute Kidney Injury” bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Kritis. Selama proses penyusunan makalah ,penulis mendapatkan
bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak. Pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa
kritik dan saran. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.....................................................................................................................5
BAB III....................................................................................................................................13
KONSEP DASAR KEPERAWATAN KRITIS....................................................................13
ACUTE KIDNEY INJURY...................................................................................................13
3.1. Pengkajian.....................................................................................................................13
3.2. Diagnosa Keperawatan Acute Kidney Injury................................................................16
3.3. Rencana Keperawatan / Intervensi dan Kolaborasi.......................................................17
BAB IV....................................................................................................................................22
ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS..................................................................................22
ACUTE KUDNEY INJURY..................................................................................................22
4.1. Pengkajian Keperawatan ( sesuai kasus triger )............................................................23
4.2. Diagnosa Keperawatan ( SDKI ) dan Kriteris Hasil ( SLKI ) sesuai kasus triger.........27
4.3. Rencana dan Tindakan Keperawatan berdasar ( SIKI ) sesuai kasus triger.................28
4.4. Evaluasi sesuai kasus triger...........................................................................................29
BAB V......................................................................................................................................30
JURNAL..................................................................................................................................30
BAB IV....................................................................................................................................32
PENUTUP...............................................................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN
Gangguan ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) merupakan suatu masalah
kesehatan yang ada pada masyarakat dengan jumlah angka kejadian yang terus naik. Insiden
gangguan ginjal akut dibeberapa negara terdapat 200 khasus setiap satu juta penduduk dalam
satu tahun (Delima & Tjitra, 2017).
Acute Kidney Injury (AKI) merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia dan
telah diakui sebagai suatu keadaan umum yang dihubungkan dengan meningkatnya risiko
penyakit. Dari data United States Renal Data System (USRDS) 2008, di Amerika Serikat
sejak tahun 2000 penderita gagal ginjal akut untuk usia 45-64 meningkat, dengan Insidence
Rate (IR) dari 2,6/10.000 menjadi 6,25/10.000. Penderita dengan usia ≥75 meningkat dengan
cepat, dengan IR dari 1,6/10.000 menjadi 17,74/10.000. Penderita dengan usia 20-44
meningkat, dengan IR dari 2,1/100.000 menjadi 12,7/100.000. Berdasarkan studi terbaru
menunjukkan bahwa prevalensi gagal ginjal akut pada pasien ICU di Indonesia berkisar 4,4
% dan tingkat kematian mencapai 41,4%. Sedangkan prevalensi total 5,7% dan tingkat
kematian 45,6%.
Penyakit gagal ginjal akut adalah penyakit yang diakibatkan oleh penurunan secara
progresif pada peran organ ginjal dalam rentan waktu beberapa bulan. Gagal ginjal akut
(GGA) sendiri ditandai dengan menurunnya Glomerular Filtration Rate (GFR) yang kurang
dari 60ml/min/1,73 meter persegi selama kurang dari 3 bulan (Kementerian Kesehatan,
2017).
Gagal ginjal akut yaitu suatu sindrom dalam bidang nefrologi yang dalam 15 tahun
terakhir menunjukan peningkatan insiden (Rudy Hartyono, 2013). Menurut Handono (2016)
Penyakit Gagal ginjal akut adalah penurunan dari beberapa fungsi yaitu fungsi ekskresi,
fungsi pengaturan,
fungsi hormonal dan ginjal secara progresif. Penyakit gagal ginjal akut baik stadium
awal maupun stadium akhir memerlukan perhatian khusus karena memerlukan perawatan dan
penanganan khusus untuk hemodialisis atau tranplatasi ginjal (Arinta, Rihiantoro, &
Hardono, 2013).
Penderita gagal ginjal pada dasarnya memiliki kemungkinan kematian. Pasien gagal
ginjal terminal atau End Stage Renal Deasase tidak akan bertahan lama tanpa menjalani
terapi pengganti ginjal (Hemodialisa) karena selain mencegah kematian, terapi hemodialisis
dapat menambah usia harapan hidup. Hemodialisa juga tidak akan menyembuhkan atau
mengobati pasien gagal ginjal, namun sebaliknya masalah komplikasi dan perubahan pada
bentuk dan fungsi sistem di tubuh juga akan bertambah (Juwita & Kartika, 2018).
Pada pasien yang menjalani hemodialisa secara umum akan mengalami kecemasan
untuk dapat bertahan hidup dengan menggunakan mesin dialisis. Hal tersebut akan
memunculkan pemikiran dalam diri pasien bahwa dirinya terancam dan mengurangi harapan
hidup lebih lama, pasien akan mengalami ketakutan bahwa umurnya tidak akan lama lagi dan
pemikiran ini akan menimbulkan konflik pada keluarga (Patimah, S, & Nuraeni, 2015).
Tujuan penulisan makalah ini secara umum adalah agar mahasiswa mampu
memahami ap aitu penyakit Acute Kidney Injury.
Metode penulisan makalah ini dengan metode studi literatur. Artikel dikumpulkan melalui
Pubmed, dengan mengunakan kata kunci Acute Kidney Injury. Artikel yang digunakan untuk
literatur review adalah artikel yang diterbitkan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir (2013-
2023), full text, dan menggunakan Bahasa inggris.
BAB II
KONSEP DASAR PENYAKIT
Kondisi klinis yang dapat menyebabkan terjadinya GGA dapat dipengaruhi oleh ginjal sendiri
dan oleh faktor luar.
Gagal ginjal akut intra renal yang sering terjadi adalah nekrosi tubular akut
disebabkan oleh keadaan iskemia dan nefrotoksin. Pada gagal ginjal renal terjadi 13
kelainan vaskular yang sering menyebabkan nekrosis tubular akut. Dimana pada NTA
terjadi kelainan vascular dan tubular.
c) Obstruksi renal akut (post renal)
Gagal ginjal post-renal, GGA post-renal merupakan 10% dari keseluruhan GGA.
GGA post-renal disebabkan oleh obstruksi intra-renal dan ekstrarenal. Obstruksi
intrarenal terjadi karena deposisi kristal (urat, oksalat, sulfonamide) dan protein
( mioglobin, hemoglobin). Obstruksi ekstrarenal dapat terjadi pada pelvis ureter oleh
obstruksi intrinsic (tumor, batu, nekrosis papilla) dan ekstrinsik ( keganasan pada
pelvis dan retroperitoneal, fibrosis) serta pada kandung kemih (batu, tumor, hipertrofi/
keganasan prostate) dan uretra (striktura). GGA postrenal terjadi bila obstruksi akut
terjadi pada uretra, buli – buli dan ureter bilateral, atau obstruksi pada ureter unilateral
dimana ginjal satunya tidak berfungsi.
Pada fase awal dari obstruksi total ureter yang akut terjadi peningkatan aliran darah
ginjal dan peningkatan tekanan pelvis ginjal dimana hal ini disebabkan oleh
prostaglandin-E2. Pada fase ke-2, setelah 1,5-2 jam, terjadi penurunan aliran darah
ginjal dibawah normal akibat pengaruh tromboxane-A2 dan A-II. Tekanan pelvis
ginjal tetap meningkat tetapi setelah 5 jam mulai menetap. Fase ke-3 atau fase kronik,
ditandai oleh aliran ginjal yang makin menurun dan penurunan tekanan pelvis ginjal
ke normal dalam beberapa minggu. Aliran darah ginjal setelah 24 jam adalah 50%
dari normal dan setelah 2 minggu tinggal 20% dari normal. Pada fase ini mulai terjadi
pengeluaran mediator inflamasi dan faktor - faktor pertumbuhan yang menyebabkan
fibrosis interstisial ginjal.
Diperlukan edukasi dan promosi kesehatan mengenai tanda dan gejala gagal
ginjal akut (acute kidney injury) agar pasien dapat segera mencari tenaga kesehatan,
serta diet khusus dapat diberikan selama proses pemulihan.
Edukasi :
Dalam proses pemulihan pasca gagal ginjal akut dan dengan melihat kondisi
dari klinis dan hasil laboratorium, ada kemungkinan diperlukan diet rendah kalium,
rendah garam (natrium) dan rendah fosfor.
Pasien yang telah dinyatakan dapat rawat jalan, disarankan untuk melakukan
kunjungan kembali sesuai dengan advis dari dokter spesialis, dan pemeriksaan yang
dapat dilakukan minimal 3 bulan sekali adalah:
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan. Pengkajian merupakan
tahap yang paling menentukan bagi tahap berikutnya. Kemampuan mengidentifikasi masalah
keperawatan yang terjadi pada tahap ini akan menetukan diagnosis keperawatan
a) Identitas Pasien
1) Keluhan utama
Klien dengan penyakit acute kidney injury biasanya mengeluhkan gangguan pada eliminasi
2) Riwayat sekarang
2) Sirkulasi
kehamilan), disritmia jantung, nadi lemah, hipotomi ortostatik (hypoνolemia), distensi vena
jugularis, nadi kuat, oedema jaringan umum (termasuk area periorbital, mata kaki, sacrum),
pucat/kecenderungan perdarahan.
3) Pola Eliminasi
Tanda : Perubahan warna urin contoh kuning pekat, merah, coklat, berawan, oliguria
Gejala : Perubahan pola berkemih biasanya peningkatan frekuensi/ polyuria (kegagalan dini),
atau penurunan berkemih/oliguria (fase akhir), dysuria, ragu-ragu, dorongan dan retensi
Gejala : Peningkatan berat badan (oedema), penurunan berat badan (dehidrasi), mual,
seimbangan elektrolit/asam/basa).
Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot/kejang, sindrom “kaki gelisah”.
7) Pernapasan
ammonia, batuk produktif dengan sputum kental merah muda (oedema paru).
8) Keamanan
Tanda : Demam (sepsis, dehidrasi), petekie, area kulit ekimosis, pruritus, kulit kering.
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
1. Sistem Pernafasan
maka pernafasan akan mengalami patologis gangguan, pola nafas akan semakin
2. Sistem Hematologi
Adanya Fiction rub pada kondisi uremania berat. Selain itu, terjadi TD meningkat,
akral dingin,CRT > 3 detik , papitasi jantung, nyeri dada, dyspnew, gangguan
3. Sistem Perkemihan
4. System Pencernaan
- Kepala
- Mata
- Hidung
- Telinga
- Leher
- Payudara
- Thorax
- Jantung
- Abdomen
- Genetalia
- Anus
Evaluasn keperawatan sesuai dengan pasien dilakukan sesuai dengan pasien yang mengalami
pasien acute kidney injury.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS
ACUTE KUDNEY INJURY
1. Keluhan utama
Kasus wanita 50 th, masuk RSCM dengan keluhan utama tidak sadar dan
diagnosis dengan gangguan gagal ginjal akut akibat urosepsis. Komplikasi gagal
ginjal akut dan gangguan elektrolit. Pemantauan makrosirkulasi, parameter perfusi
jaringan, antibiotik, dan hemodialis intermiten dilakukan pada pasien untuk pulih
kembali.
Wanita 50 th, masuk IGD RSCM keluhan utama penurunan kesadaran
suspek appendicitis perforasi, 2 hari sebelum masuk rumah sakit pasien kejang. 2
minggu sebelum pasien mengeluh nyeri bagian perut bawah seperti ditarik. 2 hari
kemudian pasien mengeluh demam, menggigil, terdapat mual muntah, tidak dapat
makan. Pasien lalu dibawa ke RS KH, dirawat 10 hari, USG dan apendikogram,
dinyatakan appendicitis perforasi, disarankan operasi namun keluarga menolak.
Dua hari terakhir kondisi pasien menurun, pasien di rujuk di RSCM
2. Pemicu
Riwayat penyakit kencing manis ( DM ), hipertensi, dan alergi. Keluhan
nyeri perut jika sedang haid. Pada saat di UGD terdapat tanda kondisi sepsis :
takikardi, takipnea, penurunan kesadaran, leukositosis, dengan quick SOFA > 2.
Awal sumber infeksi diduga dari abdomen, ternyata sumber infeksi dari saluran
kemih. Dan ada tanda – tanda gangguan gagal ginjal akut akibat dari sepsis
( oliguria, ureum, kreatin naik ). Lima hari di UGD, diberikan antibiotik
meropenem untuk sepsisnya dan HD satu kali. Namun pasien tidak banyak
perubahan dan memburuk hari ke 6 pasien masuk ICU.
Nama : Ny. A
Usia : 50 th
Agama : Islam
1) Keluhan utama
2) Riwayat sekarang
3 3
Keterangan :
0 : Tidak ada kontraksi atau tonus otot sama sekali.
1 : Terdapat kontraksi atau tonus otot tetapi tidak ada gerakan
sama sekali.
2 : Mampu melakukan gerakan namun belum bisa melawan
garvitasi.
3 : Mampu bergerak dengan lingkup gerak sendi secara penuh
dan melawan gravitasi tetapi belum bisa melawan tahanan
minimal.
4 : Mampu bergerak penuh melawan gravitasi dan dapat melawan
tahanan sedang.
5 : Mampu melawan gravitasi dan mampu melawan tahanan
maksimal
5. Eksprosure
- Tangan kananTerpasang Infus NaCI
- Tangan kiri Klien terpasang manset tensi
- Terdapat 3 lektrode EKG di dada
- Klien terpasang DC
- Klien terpasang selang NGT
2) Sirkulasi
3) Pola Eliminasi
Kulit pasien teraba kering, berat badan menurun karena tidak dapat makan, mual,
muntah.
5) Neurosensori
Pasien mengalami penurunan kesadaran
7) Pernapasan
8) Keamanan
Anamnesa
Pada saat di UGD terdapat tanda kondisi sepsis : takikardi, takipnea,
penurunan kesadaran, leukositosis, dengan quick SOFA > 2, awal sumber
infeksi diduga dari abdomen, ternyata sumber infeksi dari saluran kemih.
Dan tanda – tanda gangguan gagal ginjal akut dari sepsi ( oliguria, ureum,
kreatin naik )
Pemeriksaan Fisik
- Thorax dan paru : bentuk dada simetris, tidak ada masa, terdengar
sonor, suara nafas vesikular
- Abdomen : bentuk datar, bising usus 10x/menit, tidak ada masa,
terdengar thympani
- Genetalia : genitalia bersih, terpasang DC
4.3. Rencana dan Tindakan Keperawatan berdasar ( SIKI ) sesuai kasus triger
SLKI SIKI
Perfusi Renal Pencegahan syok
( L.02013 ) ( I.02068 )
Jumlah urin menurun Observasi
Tekanan sistolik membaik Monitor status kardio pulmonal ( frekuensi dan
kekuatan nadi, frekuensi napas, TD, MAP )
Monitor status oksigenasi ( oksimetri nadi,
AGD )
Monitor status cairan ( masuk dan haluaran,
turgor kulit, CRT )
Monitor tingkat kesadaran dan pupil
Terapeutik
Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen > 94%
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika
perlu
Pasang jalur IV, jika perlu
Pasang kateter urin untuk menilai produksi urin
Melakukan skin test untuk mencegah rekasi
alergi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian IV
Kolaborasi pemberian transfuse darah
Kolaborasi pemberian antiinflamasi
Pencegahan Perdarahan
( I.02067 )
Obsevasi
Monitor tanda dan gejala perdarahan
Monitor nilai hematokrit / hemoglobin sebelum
dan setelah kehilangan darah
Monitor tanda vital ortostatik
Monitor koagulasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan
Kolaborasi pemberian produk darah
JURNAL
Clinical accuracy of RIFLE and Acute Kidney Injury Network (AKIN) criteria of acute
kidney injury in patients undergoing cardiac surgery
Patofisiologi utama pada penyebab Acute Kidney Injury penurunan perfusi ginjal
(pre-renal) pada hipoperfusi ginjal yang berat (tekanan arteri rata – rata <70 mmHg).
Patofiologi Acute Kidney Injury Ada tiga patofisiologi utama dari penyebab acute kidney
injury (AKI) :
Penurunan perfusi ginjal (pre-renal) Pada hipoperfusi ginjal yang berat (tekanan
arteri rata-rata < 70 mmHg) serta berlangsung dalam jangka waktu lama, maka
mekanisme otoregulasi tersebut akan terganggu dimana arteriol afferent mengalami
vasokonstriksi, terjadi kontraksi mesangial dan penigkatan reabsorbsi natrium dan air.
Berdasarkan lokasi primer kerusakan tubulus penyebab gagal ginjal akut inta renal,
yaitu pembuluh darah besar ginjal ,glomerulus ginjal, tubulus ginjal : nekrosi tubular
akut, interstitial ginjal Gagal ginjal akut intra renal yang sering terjadi adalah nekrosi
tubular akut disebabkan oleh keadaan iskemia dan nefrotoksin.
Pasien yang telah dinyatakan dapat rawat jalan, disarankan untuk melakukan
kunjungan kembali sesuai dengan advis dari dokter spesialis, dan pemeriksaan yang
dapat dilakukan minimal 3 bulan sekali adalah: Pemeriksaan darah: fungsi ginjal dan
elektrolit, Pemeriksaan urin: proteinuria Pengecekan untuk komorbid lain yang mungkin
seperti diabetes, hipertensi, dan profil lipid
6.2 Saran
Saran dari kami penulis makalah ini adalah untuk peneliti atau pembaca agar
lebih mencari referensi jurnal yang lebih luas dan signifikan untuk pembuatan sebuah
makalah yang lebih baik dan sistematis dengan sumber yang terpercaya.