Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH FARMAKOTERAPI I

GAGAL GINJAL AKUT

Disusun Oleh : Kelompok VI

Anggota : Natascha Depriyanti ( 08061181823001 )

Shulfa Firliani ( 08061181823015 )

Catrina Kinanti ( 08061181823121 )

Dinia Tausiyah D ( 08061281823029 )

Angelina Olivia M.N ( 08061281823045 )

Rizcka Awlya Syari z ( 08061381823059 )

Mariska Febriani ( 08061381823073 )

Mutiara Ramadani ( 08061381823085 )

Novan Dwi Tama ( 08061381823091 )

Nadiyya Isfahani Mutaef ( 08061381823109 )

Dosen Pembimbing : Annisa Amriani M. Farm., Apt.

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul “Gagal Ginjal Akut” ini dengan baik dan lancar. Penulisan ini

bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan pada mata kuliah

Farmakoterapi I serta untuk menambah ilmu pengetahuan tentang Gagal Ginjal

Akut.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan dari data-data yang kami peroleh

dari buku panduan, serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan

“Gagal Ginjal Akut”.

Kami harap makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dan

seperti yang diketahui bersama makalah ini masih jauh dari sempurna, maka

untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan

makalah ini sehingga menjadi lebih baik lagi.

Palembang, 1 Februari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah................................................................................. 3

1.3. Tujuan Masalah..................................................................................... 4

1.4. Manfaat................................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................

2.1. Pengertian..............................................................................................

2.2. Epidemiologi.........................................................................................

2.3. Etilogi....................................................................................................

2.4. Patofisiologi..........................................................................................

2.5 Sasaran Terapi........................................................................................

2.6. Strategi Terapi.......................................................................................

2.7. Tata Laksana Terapi..............................................................................

2.8. Monitoring dan Konseling....................................................................

BAB III KASUS DAN PEMBAHASAN.........................................................

3.1. Contoh Kasus........................................................................................

3.2. Pembahasan...........................................................................................

3.3. Algoritma Terapi...................................................................................

BAB IV PENUTUP..........................................................................................

4.1. Kesimpulan...........................................................................................
4.2. Saran......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Gagal ginjal akut atau Cedera ginjal akut (Acute Kidney Injury) adalah

suatu kondisi yang ditandai dengan penurunan laju filtrasi glomelurus (LFG) atau

hilangnya fungsi ginjal secara mendadak yang berkembang dalam kurun waktu 7

hari (Mehta et al, 2007). Saat ini terapi untuk AKI mencakup penghindaran zat

yang bersifat racun pada ginjal (nephrotoxin) berupa NSAID (Ibuprofen atau

Naproxen), pada suatu derajat tertentu AKI memerlukan terapi penggantian ginjal

yang berupa hemodialisa atau transplantasi ginjal, namun masih belum dapat

menunjukkan peningkatan LFG atau fungsi tubular secara progresif (Palevsky et

al, 2008 ; Pannu N et al, 2008).

Disisi lain, upaya tersebut memerlukan teknik yang kompleks, dan

berpotensi mengalami infeksi serta rejeksi donor yang tinggi (DeVos et al, 2014;

Vogelzang, 2015). Hal ini memicu pencarian upaya terapi baru, salah satunya

dengan menggunakan Mesenchymal Stem Cells (MSC) (Villanueva et al, 2013).

Studi terkini mengungkapkan bahwa MSC mampu berdifferensiasi menjadi

berbagai sel spesifik termasuk sel renal. Secara parakrin MSC juga mampu

mensekresi Growth factor (GF) diantaranya adalah PDGF dan VEGF yang

berperan penting dalam mengaktivasi stem cell endogenous disamping

menstimulasi pembentukan vaskular dan pertumbuhan berbagai sel (Monsel et al,

2014).
Kasus-kasus baru Acute Kidney Injury (AKI) adalah kasus yang tidak

biasa namun juga tidak jarang ditemukan, mempengaruhi sekitar 0,1% populasi di

Inggris pertahunnya 200ppm/tahun. AKI yang memerlukan dialisis (sekitar 10%)

dan 2x dari kejadian baru End-stage Kidney Disease (ESKD). AKI juga sering

terjadi pada pasien rawat inap dimana mempengaruhi 3-7% pasien yang dirawat di

Rumah Sakit dan sekitar 25-30% menjadi pasien di Intensive Care Unit (ICU)

(Brenner et al, 2007).

Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu

penyakit tidak menular (non-communicable disease) yang perlu mendapatkan

perhatian karena telah menjadi masalah kesehatan masyarakat dengan angka

kejadiannya yang cukup tinggi dan berdampak besar terhadap morbiditas,

mortalitas dan sosial ekonomi masyarakat karena biaya perawatan yang cukup

tinggi (Monsel et al, 2014).

Gagal Ginjal Kronis (GGK) merupakan suatu keadaan dimana terdapat

penurunan fungsi ginjal karena adanya kerusakan parenkim ginjal yang

bersifat kronik dan irreversible. Seseorang didiagnosis menderita gagal ginjal

kronik jika terjadi kelainan dan kerusakan pada ginjal selama 3 bulan atau lebih

yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal sebesar 78-85% atau laju filtrasi

glomerulusnya (LFG) kurang dari 60 ml/min/1,73m2 dengan atau tanpa kelainan

pada ginjal. Penurunan LFG akan terus berlanjut hingga pada akhirnya terjadi

disfungsi organ pada saat laju filtrasi glomerulus menurun hingga kurang dari 15

ml/min/1,73 m2 yang dikenal sebagai End-Stage Renal Disease (ESRD) atau

penyakit ginjal tahap akhir, sehingga membutuhkan penanganan lebih lanjut


berupa tindakan dialisis atau pencangkokan ginjal sebagai terapi pengganti ginjal

(Brenner et al, 2007).

Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan masalah kesehatan dunia dengan

peningkatan insidensi, prevalensi serta tingkat morbiditas dan mortalitas.

Prevalensi global telah meningkat setiap tahunnya. Menurut data World Health

Organization (WHO), penyakit gagal ginjal kronis telah menyebabkan kematian

pada 850.000 orang setiap tahunnya. Angka tersebut menunjukkan bahwa

penyakit gagal ginjal kronis menduduki peringkat ke-12 tertinggi sebagai

penyebab angka kematian.

Prevalensi gagal ginjal di dunia menurut ESRD Patients (End-Stage

Renal Disease) pada tahun 2011 sebanyak 2.786.000 orang, tahun 2012

sebanyak 3.018.860 orang dan tahun 2013 sebanyak 3.200.000 orang. Dari

data tersebut disimpulkan adanya peningkatan angka kesakitan pasien gagal

ginjal tiap tahunnya sebesar sebesar 6 %. Sekitar 78,8% dari pasien gagal ginjal

kronik di dunia menggunakan terapi dialisis untuk kelangsungan hidupnya.

Kejadian GGK banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian di

Asia menunjukkan bahwa hipertensi sistolik, peningkatan IMT (index masa

tubuh) hiperurikemia, hiperkholesterolemia merupakan faktor resiko GGK di

Thailand. Usia, hiperlipidemia, jenis kelamin pria, hipertensi merupakan faktor

risiko di Jepang. Usia tua, riwayat keluarga, etnis, jenis kelamin, diabetes

mellitus, sindrom metabolik, status hiperfiltrasi (tekanan darah > 125/75 mmHg,

obesitas, diet tinggi protein, anemia), dislipidemia, nefrotoxin, penyakit ginjal


primer, kelainan urologis (obstruksi dan infeksi saluran kencing berulang) dan

penyakit kardiovaskular merupakan faktor prediktor inisiasi GGK.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan

yang akan dikaji lebih lanjut sebagai berikut :

1. Apa pengertian gagal ginjal akut?

2. Bagaimana patofisiologi gagal ginjal akut?

3. Bagaimana manifestasi klinik dari gagal ginjal akut?

4. Bagaimana cara diagnosis gagal ginjal akut?

5. Bagaimana terapi gagal ginjal akut?

6. Bagaimana evaluasi gagal ginjal akut?

1.3. Tujuan Masalah

1. Mengetahui pengertian gagal ginjal akut.

2. Mengetahui patofisiologi gagal ginjal akut.

3. Mengetahui manifestasi klinik dari gagal ginjal akut.

4. Mengetahui cara diagnosis gagal ginjal akut.

5. Mengetahui terapi gagal ginjal akut.

6. Mengetahui evaluasi gagal ginjal akut.

1.4. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat berguna bagi penulis dan pembaca untuk

menambah ilmu pengetahuan dan informasi tentang gagal ginjal akut, faktor
resiko, terapi, cara mengevaluasi dan dampak yang ditimbulkan gagal ginjal akut.

Makalah ini juga dapat menjadi bentuk usaha untuk pencegahan penyakit gagal

ginjal terutama gagal ginjal akut.

Anda mungkin juga menyukai