Anda di halaman 1dari 32

PENATALAKSANAAN KASUS

“CHRONIC KIDNEY DISEASE”

Rumah Sakit Angkatan Udara Dr. Esnawan Antariksa

Disusun Oleh :

Inni Fatmawati (2015 32 097)

Program Studi Gizi


Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Esa Unggul
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur serta nikmat pada Allah SWT atas rahmat-Nya yang
melimpah. Atas terselesaikannya kegiatan PKL di Rumah Sakit Angkatan
Udara dr. Esnawan Antariksa. Laporan ini dibuat untuk memenuhi
persyaratan tugas kasus dalam praktik kerja lapangan.
Dalam penyusunan laporan PKL ini, tentu tak lepas dari
pengarahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka penulis
mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu.
Penulis sangat berharap, laporan ini bisa memberi banyak manfaat
untuk setiap orang yang membacanya. Dan menambah wawasan serta
pengetahuan bagi kita semua.
Demikian penulis sampaikan rasa terima kasih kepada seluruh
pihak pendukung. Karena masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan laporan ini, maka penulis menerima setiap masukan yang
tentunya membangun kinerja penulis dalam membuat sebuah laporan.

Jakarta, 01 Juni 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN……..……………………………………...……...i
KATA PENGANTAR……………………………………………………...……..ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..iii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………...iv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………...v
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Gambaran Umum Penyakit ................................................................1
1. Pengertian CKD ..............................................................................1
2. Etiologi CKD ....................................................................................1
3. Klasifikasi CKD ................................................................................2
B. Patofisiologi Penyakit CKD ................................................................3
C. Pathway CKD ....................................................................................4
BAB II. PRINSIP ASUHAN GIZI TERSTANDAR ........................................6
A. Assessment Gizi ................................................................................6
1. Identitas Pasien ...............................................................................6
2. Data Subyektif .................................................................................6
3. Data Obyektif...................................................................................6
B. Diagnosis Gizi ..................................................................................11
C. Intervensi Gizi ..................................................................................12
1. Terapi Diet .....................................................................................12
1.1 Rencana Asuhan Gizi ..................................................................12
1.2 Tujuan Diet ..................................................................................12
1.3 Prinsip/Syarat Diet .......................................................................12
1.4 Perencanaan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi ..............................13
1.5 Diet Pasien ..................................................................................13
1.6 Susunan Menu ............................................................................13
1.7 Distribusi Makanan Sehari ...........................................................13
2. Terapi Edukasi ..............................................................................14
2.1 Rencana Motivasi Dengan Penyuluhan Konsultasi ......................14
2.2 Materi Edukasi dan Konseling .....................................................14
D. Monitoring dan Evaluasi Gizi ...........................................................15
1. Monitoring Diet Pasien ..................................................................15
2. Monitoring Pemeriksaan Fisik/Klinik ..............................................18
3. Monitoring Pemeriksaan Laboratorium ..........................................18
4. Sikap dan Perilaku Pasien Terhadap Diet .....................................18
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN…………...…………………………...26
A. Kesimpulan ......................................................................................26
B. Saran ...............................................................................................26
DAFTAR REFERENSI .............................................................................27
iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi CKD ............................................................................2


Tabel 2. Data Biokimia Ny. T Saat MRS ....................................................7
Tabel 3. Recall 1x24 jam Ny. T ..................................................................8
Tabel 4. FFQ Ny. T ....................................................................................9
Tabel 5. Catatan Pemberian Obat Ny. T ..................................................10
Tabel 6. Susunan Menu Ny. T .................................................................13
Tabel 7. Monitoring Diet Ny. T .................................................................15
Tabel 8. Monitoring Pemeriksaan Fisik Ny. T ...........................................18
Tabel 9. Monitoring Pemeriksaan Laboratorium Ny. T .............................18

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pathway CKD...........................................................................5


Gambar 2. Media Edukasi CKD ...............................................................14

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Penyakit CKD


1. Pengertian CKD
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah gangguan fungsi
ginjal yang progresif dan irreversible dimana ginjal gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit, yang menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah
nitrogen lain dalam darah). CKD ditandai dengan penurunan fungsi
ginjal yang irreversible pada suatu derajat atau tingkatan yang
memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap berupa dialisis atau
transplantasi ginjal (Smeltzer, 2010).
Chronic kidney disease (CKD) adalah suatu kerusakan pada
struktur atau fungsi ginjal yang berlangsung ≥ 3 bulan, dengan atau
tanpa disertai penurunan glomerular filtration rate (GFR). Selain itu,
CKD dapat pula didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana GFR
< 60 mL/menit/1,73 m2 selama ≥ 3 bulan dengan atau tanpa
disertai kerusakan ginjal (National Kidney Foundation, 2002).

2. Etiologi CKD
Penyebab tersering terjadinya CKD adalah diabetes dan
tekanan darah tinggi, yaitu sekitar dua pertiga dari seluruh kasus
(National Kidney Foundation, 2015). Keadaan lain yang dapat
menyebabkan kerusakan ginjal diantaranya adalah penyakit
peradangan seperti glomerulonefritis, penyakit ginjal polikistik,
malformasi saat perkembangan janin dalam rahim ibu, lupus,
obstruksi akibat batu ginjal, tumor atau pembesaran kelenjar
prostat, dan infeksi saluran kemih yang berulang (Wilson, 2005).

1
3. Klasifikasi CKD
Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan penyakit ginjal
yang ditandai dengan penurunan nilai laju filtrasi glomerulus atau
Glomerular Filtration Rate (GFR) selama tiga bulan atau lebih.
Menurut (Derebail, et al., 2011), klasifikasi CKD berdasarkan nilai
GFR yaitu :
Tabel 1. Klasifikasi CKD
Stage Deskripsi GFR (ml/min per 1.73m2)
1 Kerusakan ginjal dengan GFR >90
normal
2 Kerusakan ginjal dengan penurunan 60 – 89
GFR ringan
3 Penurunan GFR sedang 30 – 59
4 Penurunan GFR berat 15 – 20
5 Gagal ginjal <15 (atau dialysis)
Sumber : Derebail, et al., 2011

Nilai GFR menunjukkan seberapa besar fungsi ginjal yang


dimiliki oleh pasien sekaligus sebagai dasar penentuan terapi oleh
dokter. Semakin parah CKD yang dialami, maka nilai GFRnya akan
semakin kecil (National Kidney Foundation, 2010).
Diabetes melitus, biasanya dikenal dengan diabetes adalah
penyakit dimana tubuh tidak dapat menghasilkan insulin atau tidak
dapat menghasilkan insulin dalam jumlah normal. Insulin adalah
hormon yang meregulasi jumlah glukosa di dalam darah. Kenaikan
kadar gula darah dapat menyebabkan banyak masalah di dalam
tubuh (NKF, 2015). Terlalu banyak jumlah glukosa di dalam darah
dapat mengganggu filtrasi ginjal. Jika filtrasi terganggu, sebuah
protein yang disebut albumin, akan keluar dari darah dan masuk ke
urin. Filtrasi ginjal yang terganggu tidak dapat mengeluarkan
sampah nitrogen di dalam darah (NIDDK, 2016).
Hipertensi merupakan penyakit penyerta utama yang
ditemukan pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dan ditandai

2
dengan pengukuran tekanan darah >130/80 mmHg. Hipertensi
yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskular yang dapat menyebabkan kematian, peningkatan
status proteinuria dan mempercepat perkembangan dari penyakit
ginjal (Ricchetti and Leticia, 2012). Tekanan darah yang tidak
terkontrol dalam jangka waktu lama dapat menaikkan tekanan
intraglomerular yang dapat menyebabkan jumlah protein di dalam
urin (mikroalbuminuria atau proteinuria). Mikroalbuminuria adalah
tanda utama dari penyakit CKD (Ricchetti and Leticia, 2012).

B. Patofisiologi Penyakit CKD


Patofisiologi CKD pada awalnya dilihat dari penyakit yang
mendasari, namun perkembangan proses selanjutnya kurang lebih
sama. Penyakit ini menyebabkan berkurangnya massa ginjal. Sebagai
upaya kompensasi, terjadilah hipertrofi struktural dan fungsional nefron
yang masih tersisa yang diperantarai oleh molekul vasoaktif seperti
sitokin dan growth factor. Akibatnya, terjadi hiperfiltrasi yang diikuti
peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus. Proses
adaptasi ini berlangsung singkat, hingga pada akhirnya terjadi suatu
proses maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa.
Sklerosis nefron ini diikuti dengan penurunan fungsi nefron progresif,
walaupun penyakit yang mendasarinya sudah tidak aktif lagi (Suwitra,
2009).
Diabetes melitus (DM) menyerang struktur dan fungsi ginjal dalam
berbagai bentuk. Nefropati diabetik merupakan istilah yang mencakup
semua lesi yang terjadi di ginjal pada DM (Wilson, 2005). Mekanisme
peningkatan GFR yang terjadi pada keadaan ini masih belum jelas
benar, tetapi kemungkinan disebabkan oleh dilatasi arteriol aferen oleh
efek yang tergantung glukosa, yang diperantarai oleh hormon
vasoaktif, Insuline-like Growth Factor (IGF) – 1, nitric oxide,
prostaglandin dan glukagon. Hiperglikemia kronik dapat menyebabkan
terjadinya glikasi nonenzimatik asam amino dan protein. Proses ini

3
terus berlanjut sampai terjadi ekspansi mesangium dan pembentukan
nodul serta fibrosis tubulointerstisialis (Hendromartono, 2009).
Hipertensi juga memiliki kaitan yang erat dengan gagal ginjal.
Hipertensi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan perubahan-
perubahan struktur pada arteriol di seluruh tubuh, ditnadai dengan
fibrosis dan hialinisasi (sklerosis) dinding pembuluh darah. Salah satu
organ sasaran dari keadaan ini adalah ginjal (Wilson, 2005). Ketika
terjadi tekanan darah tinggi, maka sebagai kompensasi, pembuluh
darah akan melebar. Namun di sisi lain, pelebaran ini juga
menyebabkan pembuluh darah menjadi lemah dan akhirnya tidak
dapat bekerja dengan baik untuk membuang kelebihan air serta zat
sisa dari dalam tubuh. Kelebihan cairan yang terjadi di dalam tubuh
kemudian dapat menyebabkan tekanan darah menjadi lebih
meningkat, sehingga keadaan ini membentuk suatu siklus yang
berbahaya (National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney
Disease, 2014).

C. Pathway CKD
Berikut merupakan pathway CKD yang dijelaskan pada Gambar 1.

4
Gambar 1. Pathway CKD

5
BAB II
PRINSIP ASUHAN GIZI TERSTANDAR

A. Assessment Gizi
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. T
Usia : 68 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnosis Medis :CKD Grade 3, Anemia, Efusi Pleura
Bilateral, ALO, Dyspepsia, DM +
Gangren
Tanggal Masuk RS : 11 Mei 2019
Tanggal Pengamatan : 11 Mei 2019 – 14 Mei 2019

2. Data Subyektif
Os mengeluh sesak sejak 1 hari, hilang timbul, tidak dipicu
oleh aktivitas. Nyeri di ulu hati, mual dan muntah 3 kali, berisi
makanan. Mulut terasa pahit. Nyeri dada seperti tertimpa benda
berat, perut terasa kembung, begah, keras. BAB sulit, keras. BAK
normal. Keluhan kaki bengkak sejak 1 minggu yang lalu.

3. Data Obyektif
a. Antropometri
BB : 58 kg
TB : 153 cm
LILA : 29 cm
TILU : 47 cm
IMT : 24,7 kg/m2
Status Gizi : Overweight

6
b. Biokimia
Tabel 2. Data Biokimia Ny. T Saat MRS
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Evaluasi
P : 13,2 – 17,3 gr/dl
Hemoglobin 6,6 Rendah
W : 11,7 – 15,5 gr/dl
P : 3800 – 10600 mm3
Lekosit 11200 Tinggi
W : 3600 – 11000 mm3
P : 40 – 52%
Hematocrit 23 Rendah
W : 35 – 47%
Trombosit 553000 150 – 440 ribu mm3 Tinggi
Ureum 184 10-50 mg/dl Tinggi
P : 0,9 – 1,3 mg/dl
Kreatinin 1,4 Tinggi
W : 0,6 – 1,1 mg/dl
Glukosa 106 < 120 mg/dl Normal
sewaktu
Sumber : Buku Status Pasien

c. Fisik/Klinis
Wajah pucat, pasien terbaring di tempat tidur tampak lemah.
TD : 150/90 mmHg
Suhu : 36,2oC
N : 100 x/mnt
RR : 22 x/mnt

7
d. Dietary History
RECALL
Tabel 3. Recall 1x24 jam Ny. T
Bahan Berat Energi Protein Lemak Karbo
Menu
Makanan (g) (kkal) (g) (g) (g)

Bubur 100 43,6 1 10


Bubur
Pagi Ayam 25 47,5 5 3
ayam
07.00 Minyak 5 45 5
Teh manis Gula 8 30 7,5

Snack Buah
Pepaya 100 40 10
09.00 pepaya

Bubur 100 43,6 1 10


Siang Bubur
Ayam 25 47,5 5 3
13.00 ayam
Minyak 5 45 5

Sari roti Sari roti 72 280 5 10 40


Malam Jambu 100 40 10
Jus jambu
19.00 Gula 8 30 7,5
Regal Regal 25 110 2 3 19

Pagi Teh manis Gula 8 30 7,5


07.00
Total Makan Sehari 832,2 19 29 121,5
Total Kebutuhan Sehari 1431 38,16 39,75 232,5
% kebutuhan 58% 49% 73% 52%
Sumber : Hasil Wawancara Tanggal 10 Mei 2019

8
FFQ
Tabel 4. FFQ Ny. T
Porsi Rata-rata Analisa Zat Gizi
Jenis
Frekuensi Frekuensi Gram/ E P L KH
Makanan URT Gram
/hari hari (kkal) (g) (g) (g)
Sumber Karbohidrat
1. Nasi 1 ctg 200 3 x 1 hari 3/1 600 1050 24 240
2. Singkong 1 bh 100 2x 2/7 28,5 50 1,14 114
seminggu
Sumber Protein Hewani
1. Daging 1 ptg 50 2x 2/7 14,3 27,2 2,9 1,7
Ayam seminggu
2. Telur 1 btr 60 2x 2/7 17,1 27 2,8 1,7
ayam seminggu
3. Ikan 1 ptg 50 1x sehari 1/1 50 95 10 6
4. Daging 1 ptg 50 2x 2/7 14,3 27,2 2,9 1,7
sapi seminggu
Sumber Protein Nabati
1. Tahu 1 ptg 50 2x sehari 2/1 100 80 6 3 8
2. Tempe 1 ptg 50 2x 2/7 14,2 22,8 1,71 0,85 2,28
seminggu
Sayuran
1. Bayam ½ gls 50 1x sehari 1/1 50 25 1,5 5
2. Wortel ½ gls 50 1x sehari 1/1 50 25 1,5 5
Buah-buahan
1. Papaya 1 bh 100 1x sehari 1/1 50 40 10
2. Apel 1 bh 75 1x sehari 1/1 50 40 10
3. Pisang 1 bh 50 1x sehari 1/1 50 40 10
Bahan tambahan
1. Gula 8 1x sehari 1/1 8 30 7,5
2. Minyak 5 3x sehari 3/1 15 135 15
TOTAL 1714,2 54,45 29,9 411,78
Total Kebutuhan (100%) 1431 38,16 39,75 232,5
% Kebutuhan 120% 143% 75% 177%
Sumber : Hasil Wawancara Tanggal 10 Mei 2019

9
POLA MAKAN
Os memiliki pola makan 3 kali dalam sehari dan kebiasaan
minum teh manis 1 kali sehari bahkan lebih. Tidak memiliki
alergi terhadap makanan tertentu.

RIWAYAT DIET
Tidak pernah menjalankan diet

RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU


Tidak ada

RIWAYAT OBAT
Tabel 5. Catatan Pemberian Obat Ny. T
Nama Obat Dosis Fungsi Obat Interaksi Zat Gizi
Amlodipine 10 mg / Obat Tergolong ACE-inhibitor, apabila
24 jam antihipertensi dikonsumsi bersamaan dengan makanan
ataupun suplemen tinggi kalium, dapat
meningkatkan kadar kalium dalam darah,
dapat terjadi hiperkalemia
Ranitidine 150 mg/ Menurunkan Selama menggunakan obat ini, hindari
12 jam produksi asam konsumsi makanan atau minuman yang
lambung memperparah gejala, agar keefektifan
obat menjadi maksimal. Makanan atau
minuman yang harus dihindari
diantaranya adalah makanan pedas,
cokelat, tomat, minuman keras, minuman
panas, khususnya kopi
Metronidazole 500 mg / Antimikroba – Konsumsi obat ini dapat menghambat
8 jam infeksi bakteri sintesis protein
Cefixime 200 mg/ Antibiotic – Kalsium dalam susu dan produk susu
12 jam infeksi bakteri dapat mengikat antibiotik pada lambung
dan usus kecil bagian atas untuk

10
Nama Obat Dosis Fungsi Obat Interaksi Zat Gizi
membentuk senyawa yang dapat larut.
Sehingga, penyerapan antibiotik oleh
tubuh dapat terganggu
CaCo3 500 mg/ Menetralisir Obat ini dapat dikonsumsi setelah atau
8 jam asam lambung sebelum makan. Konsumsi bersamaan
dengan makanan akan memaksimalkan
penyerapan obat ini. Tetapi makanan
tinggi serat dapat meningkatkan risiko
efek samping

Bicnat 500 mg/ Menetralkan Obat ini mengandung natrium, jangan


8 jam asam darah gunakan bila sedang diet rendah garam
Vitamin E 3 x 400 Menjaga Konsumsilah vitamin E bersama dengan
kesehatan makanan karena penyerapan vitamin E di
kulit dan tubuh dalam tubuh memerlukan lemak dari
makanan
Asam 3x1 Untuk nyeri Makanan mengurangi kecepatan
mefenamat ringan absorpsi tetapi tidak mengurangi jumlah
yang diabsorpsi. Sebaiknya diminum
sesudah makan.
Sumber : Buku Catatan Pemberian Obat

B. Diagnosis Gizi
1. Diagnosis Medis
CKD Grade 3, Anemia, Efusi Pleura Bilateral, ALO, Dyspepsia, DM
+ Gangren

2. Diagnosis Gizi
NI :
Asupan energi, protein, lemak, karbohidrat tidak adekuat berkaitan
dengan gangguan mual dan muntah ditandai dengan hasil recall
energi 58%, protein 49%, lemak 73%, karbohidrat 52%.

11
NC :
Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan gangguan fungsi
ginjal ditandai dengan hasil lab ureum dan kreatinin tinggi.

NB :
Kurang pengetahuan berkaitan dengan kurangnya edukasi tentang
gizi ditandai dengan sering mengonsumsi teh manis.

C. Intervensi Gizi
1. Terapi Diet
a) Rencana Asuhan Gizi
Modifikasi zat gizi, jenis atau jumlah makanan, serta distribusi
makanan. Pemberian makanan lunak rendah protein sesuai
dengan perhitungan kebutuhan pasien.

b) Tujuan Diet
1 Memberikan asupan makanan yang cukup sesuai dengan
kebutuhan dan keadaan penyakit
2 Memberikan makanan dengan zat gizi adekuat dan tidak
merangsang peningkatan kadar ureum dan kreatinin

c) Prinsip/Syarat Diet
1 Energi 30 – 35 kkal/KgBBI/hari
2 Protein rendah 0,6 – 0,8 gram/KgBBI/hari
3 Lemak rendah 25 – 30 % dari kebutuhan total
4 Karbohidrat cukup

d) Perencanaan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi


BBI= (TB-100) – 10%
= (153-100) – 10%
= 53 – 5,3
= 47,7 kg

12
Kebutuhan Energi = 30 x BBI
= 30 x 47,7
= 1431 kkal

Kebutuhan Protein = 0,8 x 47,7 = 38,16 gram

Kebutuhan Lemak = 25 % x 1431 : 9 = 39,75 gram

Kebutuhan Karbohidrat = 65 % x 1431 : 4 = 232,5 gram

e) Diet Pasien (Macam-Macam Bentuk Diet)


a. Route : oral
b. Bentuk : lunak
c. Jenis Diet : MLRP 1500 kkal

f) Susunan Menu
Tabel 6. Susunan Menu Ny. T
Snack Makan Makan
Menu Pagi
Pagi Siang Malam
Makanan Pokok 1p 1p 1p 1p
Protein Hewani 1p 0 1p 1p
Protein Nabati 0 0 1p 0
Sayur 0 0 1p 1p
Buah 0 0 1p 1p
Minyak 1p 1p 1p 1p
Gula 0 1p 0 0
Energi 315 250 515 515
Protein 14 4 23 23
Lemak 11 5 14 14
Karbohidrat 40 50 78 78
Sumber : Hasil Perhitungan Perencanaan Kebutuhan

g) Distribusi Makanan Sehari


Distribusi makanan dilakukan dengan frekuensi 3 kali makan
utama, 1 kali selingan. Terdiri dari makan pagi, selingan,
makan siang, makan malam.

13
2. Terapi Edukasi
a) Rencana Motivasi dengan Penyuluhan Konsultasi
1) Memberikan informasi mengenai bahan makanan yang
dianjurkan dan yang tidak dianjurkan untuk di konsumsi
2) Memberikan informasi tentang pola makan yang benar,
makanan yang seimbang, jenis dan variasi bahan makanan
3) Memotivasi pasien tentang pentingnya menghabiskan
makanan yang diberikan guna percepatan kesembuhan

b) Materi Edukasi dan Konseling


Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Media : Poster
Materi : Chronic Kidney Disease (CKD) dan pencegahannya
Gambar 2. Media Edukasi CKD

Sumber : Kemenkes RI
14
D. Monitoring dan Evaluasi Gizi
1. Monitoring Diet Pasien
Tabel 7. Monitoring Diet Ny. T
Menu Hari 1 Ketersediaan Asupan

Makan Siang
E : 537,5 kkal P : 18 gram E : 358,75 kkal P : 15,85 gram
L : 11 gram KH : 70 gram L : 11 gram KH : 49,5 gram

Selingan
E : 205 kkal P : 4 gram E : 205 kkal P : 4 gram
L:- KH : 50,5 gram L:- KH : 50,5 gram

Makan Malam E : 448,75 kkal P : 18 gram E : 448,75 kkal P : 18 gram


L : 11 gram KH : 70 gram L : 11 gram KH : 70 gram

Makan Pagi E : 254,25 kkal P : 7 gram


E : 254,25 kkal P : 7 gram
L : 7,4 gram KH : 40 gram L : 7,4 gram KH : 40 gram

15
Menu Hari 2 Ketersediaan Asupan

Makan Siang
E : 537,5 kkal P : 19 gram E : 535 kkal P : 18,85 gram
L : 16 gram KH : 80 gram L : 16 gram KH : 79,5 gram

Selingan E : 205 kkal P : 4 gram E : 205 kkal P : 4 gram


L:- KH : 47,5 gram L:- KH : 47,5 gram

Makan Malam E : 459,5 kkal P : 18 gram E : 369,5 kkal P : 15,85 gram


L : 16,6 gram KH : 60 gram L : 16,6 gram KH : 39,5 gram

Makan Pagi E : 258 kkal P : 8 gram E : 214,25 kkal P : 7 gram


L : 7,4 gram KH : 40 gram L : 7,4 gram KH : 30 gram

16
Menu Hari 3 Ketersediaan Asupan

Makan Siang E : 450 kkal P : 17 gram E : 450 kkal P : 17 gram


L : 16 gram KH : 60 gram L : 16 gram KH : 60 gram

Selingan E : 205 kkal P : 4 gram E : 205 kkal P : 4 gram


L:- KH : 47,5 gram L:- KH : 47,5 gram

Makan Malam E : 537,5 kkal P : 19 gram E : 537,5 kkal P : 19 gram


L : 16 gram KH : 80 gram L : 16 gram KH : 80 gram

Makan Pagi
E : 258 kkal P : 8 gram E : 214,25 kkal P : 7 gram
L : 7,4 gram KH : 40 gram L : 7,4 gram KH : 30 gram

17
2. Monitoring Pemeriksaan Fisik/Klinik
Tabel 8. Monitoring Pemeriksaan Fisik Ny. T
Monitoring 11 Mei 2019 12 Mei 2019 13 Mei 2019
Mual ( + + + ) Mual ( + + ) Mual ( + )
Keluhan
Muntah ( + ) Muntah ( + ) Muntah ( - )
TTV
Tekanan Darah 150/90 mmHg 140/70 mmHg 140/90 mmHg
Pernafasan 22 x/mnt 22 x/mnt 22 x/mnt
Nadi 100 x/mnt 80 x/mnt 90 x/mnt
Suhu 36,2oC 37oC 36,5oC
Sumber : Buku Status Pasien

3. Monitoring Pemeriksaan Laboratorium


Tabel 9. Monitoring Pemeriksaan Laboratorium Ny. T
Monitoring 11 Mei 2019 12 Mei 2019 14 Mei 2019
Hasil Lab
Hemoglobin 6.6 8.5 8.4
Lekosit 11200 7500 6100
Hematokrit 23 28 27
Trombosit 553000 546000 462000
Ureum 184 - -
Kreatinin 1.4 - -
Glukosa sewaktu 106 - -
Albumin - - 2.3
LED - - 94
Sumber : Buku Status Pasien

4. Sikap dan Perilaku Pasien Terhadap Diet


Sikap dan perilaku pasien sudah patuh dalam menjalankan
diet atau intervensi yang diberikan selama 3 hari. Hal tersebut
dapat terlihat dari pasien yang selalu menghabiskan makanan yang
diberikan. Hal ini berkaitan dengan edukasi yang diberikan yaitu
berupa motivasi untuk menghabiskan makanan guna mempercepat
penyembuhan.

18
5. Konsumsi Energi Dan Zat Gizi Pasien
HARI 1
Bahan Berat Nilai Gizi Ketersediaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Menu
Makanan (gram) E P L KH (gram) E P L KH
Makan Siang 11/05/19
Bubur Bubur 400 175 4 0 40 200 87,5 2 0 20
Makaroni 25 87,5 2 0 20 12,5 43,75 1 0 10
Makaroni
Minyak 2,5 22,5 0 2,5 0 2,5 22,5 0 2,5 0
Ayam 50 95 10 6 0 50 95 10 6 0
Ayam kecap
Minyak 5 45 0 5 0 5 45 0 5 0
Jagung
Sop Mutiara
Wortel 100 50 3 0 10 95 47,5 2,85 0 9,5
Labu siam
Tumis labu
Minyak 2,5 22,5 0 2,5 0 2,5 22,5 0 2,5 0
Buah Pepaya Pepaya 100 40 0 0 10 100 40 0 0 10
Snack Sore 11/05/19
Tepung beras 50 175 4 0 40 50 175 4 0 40
Bubur sumsum
Gula diet 8 30 0 0 7,5 8 30 0 0 7,5
Makan Malam 11/05/19
Bubur Bubur 400 175 4 0 40 400 175 4 0 40
Bihun 25 87,5 2 0 20 25 87,5 2 0 20
Bihun
Minyak 2,5 22,5 0 2,5 0 2,5 22,5 0 2,5 0
Ikan 50 95 10 6 0 50 95 10 6 0
Ikan Dori Kuning
Minyak 5 45 0 5 0 5 45 0 5 0
Selada Selada
Labu siam 100 50 3 0 10 100 50 3 0 10
Sayur bening
Wortel
Buah pepaya Pepaya 100 40 0 0 10 100 40 0 0 10
Makan Pagi 12/05/19
Bubur Bubur 400 175 4 0 40 400 175 4 0 40
Ayam 25 38 4 2,4 0 25 38 4 2,4 0
Ayam suir
Minyak 5 45 0 5 0 5 45 0 5 0
Total Ketersediaan 1515,5 50 36,9 247,5 Total Asupan 1381,75 46,85 36,9 217
Asupan dari luar Asupan dari Luar
Total Asupan dari Luar TOTAL
% Asupan Terhadap Kebutuhan 97% 122% 93% 93%
% Asupan Terhadap Ketersediaan 91% 93% 100% 88%

19
HARI 2
Bahan Berat Nilai Gizi Ketersediaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Menu
Makanan (gram) E P L KH (gram) E P L KH
Makan Siang 12/05/19
Bubur Bubur 400 175 4 0 40 400 175 4 0 40
Bihun Bihun 25 87,5 2 0 20 25 87,5 2 0 20
Minyak 5 45 0 5 0 5 45 0 5 0
Telur bb kuning Telur 50 95 10 6 0 50 95 10 6 0
Minyak 5 45 0 5 0 5 45 0 5 0
Sayur bening Labu siam
100 50 3 0 10 95 47,5 2,85 0 9,5
Putren
Buah pepaya Pepaya 100 40 0 0 10 100 40 0 0 10
Snack Sore 12/05/19
Tepung
40 175 4 0 40 40 175 4 0 40
Ongol-ongol hunkwee
Gula diet 8 30 0 0 7,5 8 30 0 0 7,5
Makan Malam 12/05/19
Bubur Bubur 400 175 4 0 40 200 87,5 2 0 20
Daging 50 95 10 6 0 50 95 10 6 0
Rolade Minyak 5 45 0 5 0 5 45 0 5 0
Telur 5 9,5 1 0,6 0 5 9,5 1 0,6 0
Wortel
Sayur bening
Buncis 100 50 3 0 10 95 47,5 2,85 0 9,5
Putren
Tumis putren
Minyak 5 45 0 5 0 5 45 0 5 0
Buah pepaya Pepaya 100 40 0 0 10 100 40 0 0 10
Makan Pagi 13/05/19
Bubur ayam Bubur 400 175 4 0 40 300 131,25 3 0 30
Ayam suir Ayam 25 38 4 2,4 0 25 38 4 2,4 0
Minyak 5 45 0 5 0 5 45 0 5 0
Total Ketersediaan 1460 49 40 227,5 Total Asupan 1323,75 45,7 40 196,5
Asupan dari luar Asupan dari
Pepaya 100 40 0 0 10 40 0 0 10
Luar
Total Asupan dari Luar 40 0 0 10 TOTAL 1363,75 45,7 40 206,5
% Asupan Terhadap Kebutuhan 95% 120% 101% 89%
% Asupan Terhadap Ketersediaan 91% 93% 100% 87%

20
HARI 3
Bahan Berat Nilai Gizi Ketersediaan Asupan Nilai Gizi Asupan
Menu
Makanan (gram) E P L KH (gram) E P L KH
Makan Siang 13/05/19
Bubur Bubur 400 175 4 0 40 400 175 4 0 40
Telur 50 95 10 6 0 50 95 10 6 0
Telur dadar
Minyak 5 45 0 5 0 5 45 0 5 0
Wortel
Sayur bening Putren
100 50 3 0 10 100 50 3 0 10
Labu siam
Jagung
Tumis jagung
Minyak 5 45 0 5 0 5 45 0 5 0
Buah pepaya Pepaya 100 40 0 0 10 100 40 0 0 10
Snack Sore 13/05/19
Tepung beras 50 175 4 0 40 50 175 4 0 40
Bubur sumsum
Gula 8 30 0 0 7,5 8 30 0 0 7,5
Makan Malam 13/05/19
Bubur Bubur 400 175 4 0 40 400 175 4 0 40
Makaroni 25 87,5 2 0 20 25 87,5 2 0 20
Macaroni
Minyak 5 45 0 5 0 5 45 0 5 0
Daging 50 95 10 6 0 50 95 10 6 0
Semur daging
Minyak 5 45 0 5 0 5 45 0 5 0
Labu
Sayur bening 100 50 3 0 10 100 50 3 0 10
Toge
Buah pepaya Pepaya 100 40 0 0 10 100 40 0 0 10
Makan Pagi 14/05/19
Bubur Bubur 400 175 4 0 40 300 131,25 3 0 30
Ayam 25 38 4 2,4 0 25 38 4 2,4 0
Ayam suir
Minyak 5 45 0 5 0 5 45 0 5 0
Total Ketersediaan 1450,5 48 39,4 227,5 Total Asupan 1406,75 47 39,4 217,5
Asupan dari luar Asupan dari
Pepaya 100 40 0 0 10 40 0 0 10
Luar
Total Asupan dari Luar 40 0 0 10 TOTAL 1446,75 47 39,4 227,5
% Asupan Terhadap Kebutuhan 101% 123% 99% 98%
% Asupan Terhadap Ketersediaan 97% 98% 100% 96%

21
6. Perkembangan Terapi Diet
1. Asupan Energi dan Persen Terhadap Kebutuhan
A. Asupan Energi

B. Persen Asupan Energi Terhadap Kebutuhan

Grafik tersebut menunjukkan hasil intervensi asupan energi


yang dilakukan kepada Ny. T. Pada hari kedua intervensi,
asupan energi mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan nafsu
makan menurun berhubungan dengan mual dan muntah.
Namun mengalami peningkatan kembali di hari ketiga. Hal ini
dikarenakan Ny. T diberikan motivasi untuk menghabiskan
makan guna mempercepat penyembuhan. Dari hari pertama
sampai ketiga intervensi peningkatan asupan energi sebesar
±65 kkal dan rata-rata asupan energi sebesar ±98%.

22
2. Asupan Protein dan Persen Terhadap Kebutuhan
A. Asupan Protein

B. Persen Asupan Protein Terhadap Kebutuhan

Grafik tersebut menunjukkan hasil intervensi asupan


protein yang dilakukan kepada Ny. T. Pada hari kedua
intervensi, asupan protein mengalami penurunan. Hal ini
dikarenakan Ny. T hanya memakan setengah dari lauk nabati
dan hewani, sehingga mempengaruhi jumlah asupan protein.
Namun mengalami peningkatan kembali di hari ketiga. Hal ini
dikarenakan Ny. T mau menghabiskan makan guna
mempercepat penyembuhan. Dari hari pertama sampai ketiga
intervensi peningkatan asupan protein sebesar ±2 gram dan
rata-rata asupan protein sebesar ±122%.

23
3. Asupan Lemak dan Persen Terhadap Kebutuhan
A. Asupan Lemak

B. Persen Asupan Lemak Terhadap Kebutuhan

Grafik tersebut menunjukkan hasil intervensi yang


dilakukan kepada Ny. T. Pada hari kedua intervensi, asupan
lemak mengalami peningkatan. Namun mengalami penurunan
kembali di hari ketiga intervensi. Dari hari pertama sampai
ketiga intervensi peningkatan asupan lemak sebesar ±3 gram
dan rata-rata asupan lemak sebesar ±98%.

24
4. Asupan Karbohidrat dan Persen Terhadap Kebutuhan
A. Asupan Karbohidrat

B. Persen Asupan Karbohidrat Terhadap Kebutuhan

Grafik tersebut menunjukkan hasil intervensi asupan


karbohidrat Ny. T. Pada hari kedua intervensi, asupan energi
mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan nafsu makan
menurun berhubungan dengan mual dan muntah. Namun
mengalami peningkatan kembali di hari ketiga. Hal ini
dikarenakan Ny. T diberikan motivasi untuk menghabiskan
makan guna mempercepat penyembuhan. Dari hari pertama
sampai ketiga intervensi peningkatan asupan karbohidrat
sebesar ±10 gram dan rata-rata asupan karbo sebesar ±93%.

25
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Asupan diberikan secara bertahap, hal ini disesuaikan dengan
keadaan atau kondisi pasien.
2. Asupan yang dikonsumsi oleh Ny. T secara keseluruhan terdapat
peningkatan, hal tersebut berkaitan dengan berkurangnya mual dan
muntah.
3. Rata-rata persen asupan energi Ny. T yaitu 98%.
4. Rata-rata persen asupan protein Ny. T yaitu 122%.
5. Rata-rata persen asupan lemak Ny. T yaitu 98%.
6. Rata-rata persen asupan karbohidrat Ny. T yaitu 93%.
7. Kondisi Ny. T mulai membaik, hal ini sejalan dengan meningkatnya
nafsu makan dan motivasi untuk sembuh.

B. Saran
Bagi keluarga dan pasien diharapkan bisa berperilaku positif dalam
upaya pencegahan CKD seperti meningkatkan konsumsi makanan
bergizi dan konsumsi sayur dan buah. Selain itu memulai pola hidup
sehat.
Dengan adanya Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) di RSAU
dr. Esnawan Antariksa diharapkan untuk tetap mempertahankan
pelayanan gizi yang ada serta memberikan informasi mengenai
kebutuhan gizi pasien dan memotivasi pasien untuk meningkatkan
asupan makannya serta memberikan informasi terkait dengan gizi
untuk pemulihan pasien.

26
DAFTAR REFERENSI

Derebail V.K, Abhijit V.K., dan Melanie S.J. (2011).Chronic Kidney


Disease: Progression-ModifyingTherapies in Pharmacotherapy: A
Pathophysiologic Approach. Edisi Kedelapan. USA: Mc-GrawHills
Companies. Halaman 767 - 782.

Hendromartono. 2009. Nefropati Diabetik. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Jilid III. Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Hlm. 1942-1946

National Kidney Foundation, 2002. Clinical Practice Guidelines For


Chronic Kidney Disease: Evaluation, Classification and
Stratification. In New York: National Kidney Foundation, Inc., p. 4.

National Kidney Foundation, 2010. About Chronic Kidney Disease: A


Guide for Patients and Their Families. In New York: National
Kidney Foundation, Inc., p.8.

National Kidney Foundation. 2015. About Chronic Kidney Disease.

NIDDK (National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease),


2016. Prediabetes and Insulin Resistance.

Price, A. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Proses-Proses Penyakit,


Edisi IV. Jakarta: EGC.

Ricchetti, C., dan Leticia, B. (2012). Chronic Kidney Disease.


http://www.medscape.com/viewarticle/766696_print.

Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., & Cheever, K.H. (2010). Brunner
And Suddarth’s Text Book Of Medical Surgical Nursing. 11th ed.
Lippincott Williams & Wilkins, Inc.

Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, et


al., 3rd ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
InternaPublishing 2009:1035-1040.

27

Anda mungkin juga menyukai