Anda di halaman 1dari 16

Tugas Mata Kuliah

Keperawatan Medikal Bedah 1

Gagal ginjal

Dosen Pembimbing:
Ns. Centia Komala Sari, M.Kep

Kelompok 4 :

1. Alisa Putri Arepa


2. Dea lestari
3. Fathona Dzilan Dzalila
4. Ginda Sonia
5. Jusman Afendi
6. Mila Datul Ikhsan
7. Nalandia Sonia Dinatha
8. Natasya Azizah
9. Rahmi Hidayani
10. Shara Rahmadani
11. Vetra Noka

AKPER YPTK
Solok
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul ‘Gagal ginjal’ dapat selesai.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Dosen,selain itu penyusunan makalah
ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang penyakit Gagal ginjal.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen,Berkat tugas yang diberikan
ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidak sempurnaan
yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran
dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Solok, 01 Oktober 2022

Pemakalah
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................................

Daftar Isi .................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................................................
1.2. Tujuan ..............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1. LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi Gagal ginjal ....................................................................................................
B. Klasifikasi Gagal ginjal...............................................................................................
C. Etiologi Gagal ginjal ....................................................................................................
D. Patofisiologi/WOC Gagal ginjal ..................................................................................
E. Manifestasi Klinis Gagal ginjal ...................................................................................
F. Pemeriksaan Penunjang/Diagnosti dari Gagal ginjal ...................................................
G. Komplikasi Gagal ginjal’ .............................................................................................
2.2. Askep Teoritis dari Gagal ginjal
A. Identitas .........................................................................................................................
B. Riwayat Penyakit...........................................................................................................

BAB III
A. Penutup ........................................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................................
Daftar Pustaka ......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Gagal Ginjal Kronik adalah (GGK) atau Chronic Kidney Diseases (CKD) merupakan
masalah yang terjadi pada penurunan fungsi ginjal dikarenakan ginjal menjadi organ vital
dalam menjaga kesehatan tubuh.Penurunan fungsi ginjal menyebabkan ginjal tidak dapat
mempertahankan keseimbangan metabolisme,cairan dan elektrolit yang dapat mengakibatkan
uremia: retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah (Bare dan Smeltzer ,2004).
Penyakit ginjal kronis tidak dapat disembuhkan atau dipulihkan ketika terjadi penurunan
fungsi ginjal dan massa ginjal yang tidak dapat lagi menjaga lingkungan internal tubuh,maka
akibatnya terjadi gagal ginjal atau CKD stadium 5 dan sering disebut penyakit ginjal stadium
akhir (ESRD) (Black dan Hawks,2014).

Beberapa artikel penelitian telah membahas latihan Aeorobik dapat dilakukan pada pasien
hemodialisa .Latihan aerobik tersebut dalam bentuk ROM yang menjadi salah satu bentuk
tindakan mandiri seorang perawat. Intervensi ini dapat memberikan banyak manfaat untuk
meningkatkan fungsi kardiovaskular,meningkatkan fungsi fisiologis tubuh,menurunkan
kolesterol,menurunkan stress dan membantu untuk tidur serta meningkatkan adekuasi
hemodialysis (Aucella et al.,2014: Black et al.,2014: Chen et al.,2014).Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Jung (2010) yang ingin melihat pengaruh latihan aerobik
intradialitik pada pasien hemodialisa.Bahwa latihan ini juga tidak hanya meningkatkan fungsi
fisik namun menigkatkan penyerapan oksigen dan kekuatan otot serta memperbaiki kualitas
hidup pasien.Selain itu pula latihan aerobik juga dapat menurunkan kadar serum potassium
pada pasien hemodialisa (Makhlough,2012).Dan waktu melakukan yang baik dilakukan
ROM exercise adalah saat intradialisa.Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Deligiannis et.al. (2002) Beberapa alasan diantaranya adalah tidak membutuhkan waktu lebih
karena dialysis dan ROM exercise dapat dilakukan pada waktu yang bersamaan. Alasan
kedua adalah pasien dibawah pengawasan oleh tenaga medis lainnya.Latihan ini lebih baik
dilakukan pada saat intradialisis adalah dapat meningkatkan aliran darah ke
otot,meningkatkan penghapusan urea danfosfat dari darah sert mengeluarkan racun oleh
dialiser.
B. Tujuan

1. Dapat memahami Definisi Gagal Ginjal


2. Dapat memahami Klasifikasi Gagal Ginjal
3. Dapat memahami patofisiologi Gagal Ginjal
4. Dapat memahami Etiologi Gagal Ginjal
5. Dapat memahami Manifestasi Klinis Gagal Ginjal
6. Dapat memahami Pemeriksaan Penunjang/Diagnosti dari Gagal Ginjal
7. Dapat memahami Komplikasi Gagal Ginjal
8. Dapat memahami Askep Teoritis dari Gagal Ginjal
BAB 2

PEMBAHASAN

A. LAPORAN PENDAHULUAN

1.Definisi Gagal Ginjal Kronik:

a. Menurut para ahli


Gagal ginjal kronis adalah destruksi stuktur ginjal yang progresif yang terus
menerus.Gagal ginjal timbul pada individu yang rentan,nefropasti analgesik,destruktif
papila ginjal yang terkait dengan pemakaian harian obat-obatan analgesic selama
bertahun-tahun.Apapun sebabnya terjadi perburukan fungsi ginjal secara progresif
yang di tandai dengan penurunan glomerulus filter rate (GFR) yang
progresif.(muhammad,2021:62)
Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit gagal ginjal kronis adalah
kegagalan fungsi ginjal (unit nefron) yang berlangsung perlahan-lahan karena
penyebab berlangsung lama dan menetap yang mengakibatkan penumpukan sisa
metabolik (toksik uremik) sehingga ginjal tidak dapat memenuhi kebutuhan biasa lagi
dan menimbulkan gejala sakit.(handayani,2013:238).
Gagal ginjal kronis adalah keadaan dimana terjadi penurunan fungsi ginjal
yang cukup berat secara perlahan-lahan (menahun).Penyakit GGK disebabkan oleh
berbagai penyakit ginjal.penyakit ini bersifat progresif dan biasanya tidak bisa pulih
kembali (irreversible).Kerusakan ginjal terjadi selama tiga bulan,berdasarkan kelainan
patologis atau petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria.(anita 2020:17)
b. Wikipedia
Gagal ginjal kronis (bahasa Inggris: chronic kidney disease, CKD) adalah jenis
penyakit ginjal yang mana terdapat kehilangan fungsi ginjal secara bertahap selama
beberapa bulan hingga bertahun-tahun.[3][1] Pada awalnya, gangguan ini tidak
menimbulkan gejala, seiring waktu gejalanya mungkin termasuk pembengkakan kaki,
merasa lelah, muntah, kehilangan nafsu makan, dan kebingungan.[3] Komplikasi
termasuk peningkatan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, penyakit tulang,
dan anemia.
c. Kesimpulan
Gagal ginjal adalah Suatu kondisi ketika ginjal kehilangan kemampuan
membuang racun dan menyeimbangkan cairan tubuh.
2. Klasifikasi Gagal Ginjal Kronis Dan Gagal Ginjal Akut

a. Gagal Ginjal Kronis, selalu berkaitan dengan penurunan progresif GFR (Glomerulo
Filtration Rate). Stadium-stadium gagal ginjal kronis didasarkan pada tingkat GFR
yang tersisa dan mencangkup:(Bayhakki,2013:43)
Penurunan cadangan ginjal ,yang terjadi apabila GFR turun 50 persen dari
normal.Insufisiensi ginjal,yang terjadi apabila GFR turun menjadi 20-35 persen dari
normal Nefron-nefron yang tersisa sangat rentan mengalami kerusakan sendiri
karena beratnya beban yang mereka terima.Gagal ginjal yang terjadi apabila GFR
kurang dari 20 persen normal. Semakin banyak nefron yang mati.Penyakit ginjal
stadium-akhir,yang terjadi apabila GFR menjadi kurang dari 5 persen dari normal.
Hanya sedikit nefron fungsional yang tersisa Di seluruh ginjal ditemukan jaringan
parut dan atrofi tibulus.
b. Gagal Ginjal Akut,adalah penurunan tiba-tiba faal ginjal pada individu dengan
ginjal sehat sebelumnya,atau tampa oliguria dan berakibat azotemia progresif
disertai kenaikan ureum dan kreatinin darah (Imam parsoedi A dan Ag.Soewito:
Ilmu penyakit dalam Jilid ll:91)
a) Gagal Ginjal Akut Prerenal
Gagal Ginjal Akut prerenal adalah keadaan yang paling ringan yang cepat
dapat reversibel,bila ferfusi ginjal segera diperbaiki.Gagal ginjal akut
prerenal merupakan: kelainan fungsional,tanpa adanya kelainan
histologik/morfologik pada nefron.Namun bila hipoperfusi ginjal tidak segera
diperbaiki,akan menimbulkan terjadinya nekrosis tubulat akut (NTA).
b) Gagal Ginjal Akut Posrenal
Gagal Ginjal Akut posrenal adalah suatu keadaan dimana pembentukan urin
cukup,namun alirannya dalam saluran kemih terhambat.
c) Gagal Ginjal Akut Renal
Gagal Ginjal Akut Renal adalah akibat penyakit ginjal primer.
3.Etiologi Gagal Ginjal Kronik

Penyebab chronic kidney Disease (CKD) adalah diabetes dan hipertensi. Diabetes
dapat menyebabkan kerusakan pada banyak organ tubuh,termasuk ginjal,pembuluh
darah,jantung,serta saraf dan mata. Selain itu hipertensi yang tidak terkendali dapat
menyebabkan serangan jantung,stroke,dan penyakit ginjal kronik.Sebaliknya,penyakit
ginjal kronik juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. (Anita,2020:16)
Glomerulonefritis ,nefropati analgesik, nefropati refluks,ginjal polikistik,nefropati
diabetik,penyebab lain seperti hipertensi,obstruksi,leptospirosis,genetic
autosomar,obat-obatan dan zat kimia nefropatik,paparan lingkungan: paparan
cadmium,merkuri,dank rom. Pada lanjut usia, Penyebab gagal ginjal kronik yang
terserang adalah progressive renal sclerosis dan pielonefritis kronis (Arif, 1999,Diyono
dan Sri Mulyanti 2019:44)

4.Patofisiologi Gagal Ginjal Kronik

Patofisiologi GGK, Pada awalnya tergantung dari penyakit yang mendasarinya. Namun,
setelah itu proses yang terjadi adalah sama. Pada diabetes melitus,terjadi hambatan aliran
pembuluh darah sehingga terjadi ekspansi mesangial, hipertrofi glomerular. Semua itu akan
menyebabkan berkurangnya area filtrasi yang mengarah pada glomerulosklerosis. Tingginya
tekanan darah juga menyebabkan terjadi GGK. Tekanan darah yang tinggi menyebabkan
pertukaran pada arteriol aferen ginjal sehingga dapat terjadi penurunan filtrasi.
(Bayhakki,2013)

Pada pasien GGK,terjadi peningkatan kadar air dan natrium dalam tubuh. Kelemahan otot
pada penyakit gagal ginjal tahap akhir dimanisfestasikan sebagai atrofi myofiber terdapat
semua type serat.(Adam et al, 2006), menunjukkan adanya siklus degenerasi,robeknya
serat,type kelompok serat,kekacauan miofilamen dan adanya mitokondria abnormal pada otot
pasien. Uremia myopathy dan neoropaty dengan inaktivitas merupakan respon yang penting
kehilangan absolut kekuatan otot pada pasien. (Siregar,2020:54)

Hal ini disebabkan karena gangguan ginjal dapat mengganggu keseimbangan


glomerulotubular sehingga terjadi peningkatan intake natrium yang akan menyebabkan
referensi natrium dan meningkatkan volume cairan ekstrasel.
Reabsorbsi natrium akan menstimulasi osmosis air dari lumen tubulus menuju kapiler
peritubular 12 sehingga dapat terjadi hipertensi. Hipertensi akan menyebabkan kerja jantung
meningkat dan merusak pembuluh darah ginjal.

5.Manifestasi Klinis Gagal Ginjal Kronik

Karena pada gagal ginjal kronis setiap sistem tubuh dipengaruhi oleh kondisi
uremia,maka pasien akan memperlihatkan tanda dan gejala
a. Gejala kardiovaskuler
Pada gagal ginjal kronis mencangkup hipertensi (akibat retensi cairan dan
natrium dari aktivitas system renin angiotensin-aldosteron) dan perikardirtis (iritasi
pada lapisan pericardial oleh toksik uremik).
b. Gejala Dermatologi
Yang sering terjadi mencangkup rasa gatal yang parah (pruritus),abu-abu
mengkilat,kulit kering dan berisik,kuku tipis dan rapuh,butranuremik. Suatu
pemumpukan kristal urea dikulit, saat ini jarang terjadi akibat penanganan yang dini
dan agresif
c. Gejala gastro intestinal
Sering terjadi dan mencangkup : anoreksia,mual dan muntah,nafas bau
amonia,ulserasi dan pendarahan pada mulut,konstipasi dan diare,perdarahan
gastrointestinal.
d. Respirasi
Edema paru,efusi pleura,pleuritis
e. Neuromuskular
Lemah,gangguan tidur,sakit kepala,letargi,gangguan muskular,neuropati
perifer,bingung,koma.
f. Hematologi
Anemia dan pendarahan meningkat.
g. Pemekrisaan Diagnostic
a. Urin
a) Volume urin
b) Warna urin
c) BJ urin
d) Osmolalitas urin
e) Klirens kreatinin menurun
f) Natrium meningkat
g) Proteinuria

b. Darah
a) BUN/kreatinin meningkat
b) Ht dan Hb
c) Natrium serum.

6.Pemeriksaan penunjang/diagnosti

a. Tes darah
Tes darah dilakukan untuk mengetahui kerja ginjal dengan memeriksa kadar
limbah dalam darah, seperti kreatinin dan ureum.
b. Tes urine
Dalam tes ini, kadar albumin (protein darah), kreatinin, dan sel darah merah dalam
urine akan diperiksa. Hasil pemeriksaan tersebut bisa menunjukkan seberapa parah
kerusakan ginjal yang dialami pasien.
c. Pemindaian
Pemindaian ini bertujuan melihat struktur dan ukuran ginjal. Umumnya,
pemeriksaan yang dilakukan adalah USG ginjal, tetapi bisa juga menggunakan MRI
atau CT scan.Biopsi ginjalBiopsi ginjal dilakukan dengan mengambil sampel kecil
dari jaringan ginjal. Sampel ini selanjutnya akan dianalisis di laboratorium, agar
penyebab kerusakan ginjal bisa diketahui.Melalui hasil pemeriksaan di atas, dokter
dapat menghitung perkiraan laju filtrasi glomerulus (LFG). Perhitungan ini dapat
menentukan stadium gagal ginjal kronis pasien dan metode pengobatan yang tepat.

Berdasarkan pemeriksaan LFG, stadium gagal ginjal dapat dikategorikan menjadi:

•Stadium 1, nilai LFG di atas 90 mL/menit/1,73 m2


•Stadium 2, nilai LFG 60 hingga 89 mL/menit/1,73 m2

•Stadium 3, nilai LFG 30 hingga 59 mL/menit/1,73 m2

•Stadium 4, nilai LFG 15 hingga 29 mL/menit/1,73 m2

•Stadium 5, nilai LFG di bawah 15 mL/menit/1,73 m2


Perlu diketahui, nilai kisaran di atas tidak dapat digunakan untuk menentukan stadium gagal
ginjal kronis. Hal ini karena orang yang berusia lanjut bisa memiliki nilai LFG yang setara dengan GGK
stadium 2, meski ia tidak menderita penyakit ginjal.

Sebagai gambaran, berikut ini adalah nilai rata-rata LFG yang normal berdasarkan usia:

•Usia 20-29, nilai LFG rata-rata 116

•Usia 30-39, nilai LFG rata-rata 107

•Usia 40-49, nilai LFG rata-rata 99

•Usia 50-59, nilai LFG rata-rata 85

•Usia diatas 70 tahun, nilai LFG rata-rata 75

Oleh sebab itu, penentuan diagnosis dan stadium gagal ginjal kronis hanya bisa
dilakukan oleh dokter.

7.Komplikasi Gagal Ginjal Kronik

a. Gangguan keseimbangan elektrolit: hyperkalemia,hipokalsemia


b. Gangguan sambasa: acidosis
c. Pericarditis,efusi pericardial dan tamponade jantung
d. Hipertensi
e. Anemia
f. Perdarahan saluran cerna
g. Penyakit tulang.
B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

a. Identitas
Pasien Ny. T berusia 43 tahun, dengan jenis kelamin perempuan beralamat di
Jorong Pasar Baru Koto Gadang Guguk, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten
Solok.Dengan penanggung jawab Tn.A berusia 45 tahun, dengan jenis kelamin laki-
laki, hubungan keluarga dengan pasien yaitu suami.
b. Riwayat penyakit
a) Keluhan utama
sakit punggung yang terkadang menjalar ke pinggang. Selain itu, penyakit ginjal juga
menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit di dalam tubuh. Akibatnya, penderita jadi
merasakan nyeri otot atau sekujur badan sakit.
b) Alasan masuk rumah sakit
karena di rumah sakit bisa melakukan cuci darah ,transplantasi ginjal ataupun
asuhan keperawatan lainnya supaya bisa menolong pasien dengan penyakit gagal
ginjal tersembuhkan dan memberikan semangat untuk tetap berjuang dari penyakitnya
c) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan dari seorang pasien (sering disebut anamnesa) [1][2]
Diarsipkan 2006-06-29 di Wayback Machine. ) adalah informasi yang diperoleh
dokter dengan cara menanyakan pertanyaan tertentu, dan pasien dapat memberikan
jawaban yang sesuai (dalam kasus ini, sering kali disebut heteroanamnesa). Riwayat
kesehatan dapat didokumentasikan yang biasa kita kenal dengan rekam
medis.Seorang dokter biasanya akan berusaha memperoleh informasi:Nama, usia,
tinggi, berat badan.Masalah atau komplain utama pasien dan riwayatnya
d) Riwayat penyakit sebelumnya
Riwayat kesehatan pada masa lalu (seperti penyakit berat,
operasi/pembedahan, atau penyakit yang tengah diderita seperti diabetes)
Kelainan pada organ
e) Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluarga penyakit pada masa kanak-kanak.Status sosial, pekerjaan,
penggunaan obat, tembakau, alokohol.Penggunaan obat rutin Alergi
Kehidupan seks
f) Riwayat pengobatan
Pada riwayat pengobatan diberikan obat diuretik yang membantu menjaga
kesimbangan cairan tubuh dalam tubuh.

Pengkajian persistem
1. Sistem pernapasan
Kusmaul nafas cepat dan pendek,takipneu,peningkatan flek,batuk produktif
dengan sputum kental.
2. Intergumen dan muskulus skletal
Rasa kental mudah lecet,pergerakan terbatas,tonus otot lemah,kulit
kering,udema.
3. Sistem kardiovaskuler:
° Tekanan Darah
° Distrimia Jantung
° Nadi lemah dan halus
° Hipokolemik
4. Sistem pencernaan
BB turun/naik,tidak ada nafsu makan,mual muntah,pendarahan perkemihan.
5. Sistem Persyarafan
Sakit kepala,kram otot,gangguan penglihatan,perubahan mental,penurunan
kesadaran,hilangnya memori.
6. Aktifitas dan istirahat
Cepat lelah dan merasa lemah,gangguan tidur,kelemahan otot.penurunan
kekuatan otot.
7. Sistem reproduksi
Pada wanita memungkinkan berhenti menstruasi sedangkan pada kaki menjadi
impoten dan steril.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kesimpulan Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renalyang progresif
danirreversible. Sebagai catatan, batas penurunan lungsi ginjal dimana sudahmulai
menyebabkan timbulnya gejala adalah sebesar 75-85%, artinyakeluhan/gejala akan
muncul/elas bila lungsi ginlal sudah dibawah 25%. Pengelolaan penyakit ginjal
kronik lebih mengutamakan diagnosis danpengobatan terhadap penyakit ginjal
spesilik yang merupakan penyebabpenyakit ginjal kronik serta dialisis atau transplantasi
ginjal jika sudah teriadigagal ginjal permanen.

B.Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai calon
tenaga kesehatan dapat memahami konsep asuhan keperawatan pada pasien glomerulonefritis
seperti yang dibahas dalam makalah ini. Kita sebagai calon perawat dalam menjalankan tugas
dan kewajiban, harus dapat bekerja secara profesional dan penuh dengan rasa tanggung jawab.
Dimana saat melakukan tindakan, perawat harus mengikuti panduan petunjuk teknis dan SOP
yang telah disediakan oleh institusi tempat bekerja.

DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes,2014 Rencana Pembangunan Panjang Bidang kesehatan 2005-2025.Jakarta:Deokes RI


Karguna,chris 2016.Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien Ggk yang
menjalani hemodialisa di BLU RSUP Prof.DrR.D.kandou manado.jurnal.Denpasar:USR

Muhamad,As'adi.2012.serba sergi Gagal ginjal.Jakarta:Diva Press.

Infodatin,2017.Pusat Data Dan Informasi kementrian Kesehatan RI.Jakarta:Depkes RI

Anda mungkin juga menyukai