Gagal ginjal
Dosen Pembimbing:
Ns. Centia Komala Sari, M.Kep
Kelompok 4 :
AKPER YPTK
Solok
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul ‘Gagal ginjal’ dapat selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Dosen,selain itu penyusunan makalah
ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang penyakit Gagal ginjal.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen,Berkat tugas yang diberikan
ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidak sempurnaan
yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran
dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Pemakalah
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................................................
1.2. Tujuan ..............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1. LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi Gagal ginjal ....................................................................................................
B. Klasifikasi Gagal ginjal...............................................................................................
C. Etiologi Gagal ginjal ....................................................................................................
D. Patofisiologi/WOC Gagal ginjal ..................................................................................
E. Manifestasi Klinis Gagal ginjal ...................................................................................
F. Pemeriksaan Penunjang/Diagnosti dari Gagal ginjal ...................................................
G. Komplikasi Gagal ginjal’ .............................................................................................
2.2. Askep Teoritis dari Gagal ginjal
A. Identitas .........................................................................................................................
B. Riwayat Penyakit...........................................................................................................
BAB III
A. Penutup ........................................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................................
Daftar Pustaka ......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Gagal Ginjal Kronik adalah (GGK) atau Chronic Kidney Diseases (CKD) merupakan
masalah yang terjadi pada penurunan fungsi ginjal dikarenakan ginjal menjadi organ vital
dalam menjaga kesehatan tubuh.Penurunan fungsi ginjal menyebabkan ginjal tidak dapat
mempertahankan keseimbangan metabolisme,cairan dan elektrolit yang dapat mengakibatkan
uremia: retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah (Bare dan Smeltzer ,2004).
Penyakit ginjal kronis tidak dapat disembuhkan atau dipulihkan ketika terjadi penurunan
fungsi ginjal dan massa ginjal yang tidak dapat lagi menjaga lingkungan internal tubuh,maka
akibatnya terjadi gagal ginjal atau CKD stadium 5 dan sering disebut penyakit ginjal stadium
akhir (ESRD) (Black dan Hawks,2014).
Beberapa artikel penelitian telah membahas latihan Aeorobik dapat dilakukan pada pasien
hemodialisa .Latihan aerobik tersebut dalam bentuk ROM yang menjadi salah satu bentuk
tindakan mandiri seorang perawat. Intervensi ini dapat memberikan banyak manfaat untuk
meningkatkan fungsi kardiovaskular,meningkatkan fungsi fisiologis tubuh,menurunkan
kolesterol,menurunkan stress dan membantu untuk tidur serta meningkatkan adekuasi
hemodialysis (Aucella et al.,2014: Black et al.,2014: Chen et al.,2014).Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Jung (2010) yang ingin melihat pengaruh latihan aerobik
intradialitik pada pasien hemodialisa.Bahwa latihan ini juga tidak hanya meningkatkan fungsi
fisik namun menigkatkan penyerapan oksigen dan kekuatan otot serta memperbaiki kualitas
hidup pasien.Selain itu pula latihan aerobik juga dapat menurunkan kadar serum potassium
pada pasien hemodialisa (Makhlough,2012).Dan waktu melakukan yang baik dilakukan
ROM exercise adalah saat intradialisa.Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Deligiannis et.al. (2002) Beberapa alasan diantaranya adalah tidak membutuhkan waktu lebih
karena dialysis dan ROM exercise dapat dilakukan pada waktu yang bersamaan. Alasan
kedua adalah pasien dibawah pengawasan oleh tenaga medis lainnya.Latihan ini lebih baik
dilakukan pada saat intradialisis adalah dapat meningkatkan aliran darah ke
otot,meningkatkan penghapusan urea danfosfat dari darah sert mengeluarkan racun oleh
dialiser.
B. Tujuan
PEMBAHASAN
A. LAPORAN PENDAHULUAN
a. Gagal Ginjal Kronis, selalu berkaitan dengan penurunan progresif GFR (Glomerulo
Filtration Rate). Stadium-stadium gagal ginjal kronis didasarkan pada tingkat GFR
yang tersisa dan mencangkup:(Bayhakki,2013:43)
Penurunan cadangan ginjal ,yang terjadi apabila GFR turun 50 persen dari
normal.Insufisiensi ginjal,yang terjadi apabila GFR turun menjadi 20-35 persen dari
normal Nefron-nefron yang tersisa sangat rentan mengalami kerusakan sendiri
karena beratnya beban yang mereka terima.Gagal ginjal yang terjadi apabila GFR
kurang dari 20 persen normal. Semakin banyak nefron yang mati.Penyakit ginjal
stadium-akhir,yang terjadi apabila GFR menjadi kurang dari 5 persen dari normal.
Hanya sedikit nefron fungsional yang tersisa Di seluruh ginjal ditemukan jaringan
parut dan atrofi tibulus.
b. Gagal Ginjal Akut,adalah penurunan tiba-tiba faal ginjal pada individu dengan
ginjal sehat sebelumnya,atau tampa oliguria dan berakibat azotemia progresif
disertai kenaikan ureum dan kreatinin darah (Imam parsoedi A dan Ag.Soewito:
Ilmu penyakit dalam Jilid ll:91)
a) Gagal Ginjal Akut Prerenal
Gagal Ginjal Akut prerenal adalah keadaan yang paling ringan yang cepat
dapat reversibel,bila ferfusi ginjal segera diperbaiki.Gagal ginjal akut
prerenal merupakan: kelainan fungsional,tanpa adanya kelainan
histologik/morfologik pada nefron.Namun bila hipoperfusi ginjal tidak segera
diperbaiki,akan menimbulkan terjadinya nekrosis tubulat akut (NTA).
b) Gagal Ginjal Akut Posrenal
Gagal Ginjal Akut posrenal adalah suatu keadaan dimana pembentukan urin
cukup,namun alirannya dalam saluran kemih terhambat.
c) Gagal Ginjal Akut Renal
Gagal Ginjal Akut Renal adalah akibat penyakit ginjal primer.
3.Etiologi Gagal Ginjal Kronik
Penyebab chronic kidney Disease (CKD) adalah diabetes dan hipertensi. Diabetes
dapat menyebabkan kerusakan pada banyak organ tubuh,termasuk ginjal,pembuluh
darah,jantung,serta saraf dan mata. Selain itu hipertensi yang tidak terkendali dapat
menyebabkan serangan jantung,stroke,dan penyakit ginjal kronik.Sebaliknya,penyakit
ginjal kronik juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. (Anita,2020:16)
Glomerulonefritis ,nefropati analgesik, nefropati refluks,ginjal polikistik,nefropati
diabetik,penyebab lain seperti hipertensi,obstruksi,leptospirosis,genetic
autosomar,obat-obatan dan zat kimia nefropatik,paparan lingkungan: paparan
cadmium,merkuri,dank rom. Pada lanjut usia, Penyebab gagal ginjal kronik yang
terserang adalah progressive renal sclerosis dan pielonefritis kronis (Arif, 1999,Diyono
dan Sri Mulyanti 2019:44)
Patofisiologi GGK, Pada awalnya tergantung dari penyakit yang mendasarinya. Namun,
setelah itu proses yang terjadi adalah sama. Pada diabetes melitus,terjadi hambatan aliran
pembuluh darah sehingga terjadi ekspansi mesangial, hipertrofi glomerular. Semua itu akan
menyebabkan berkurangnya area filtrasi yang mengarah pada glomerulosklerosis. Tingginya
tekanan darah juga menyebabkan terjadi GGK. Tekanan darah yang tinggi menyebabkan
pertukaran pada arteriol aferen ginjal sehingga dapat terjadi penurunan filtrasi.
(Bayhakki,2013)
Pada pasien GGK,terjadi peningkatan kadar air dan natrium dalam tubuh. Kelemahan otot
pada penyakit gagal ginjal tahap akhir dimanisfestasikan sebagai atrofi myofiber terdapat
semua type serat.(Adam et al, 2006), menunjukkan adanya siklus degenerasi,robeknya
serat,type kelompok serat,kekacauan miofilamen dan adanya mitokondria abnormal pada otot
pasien. Uremia myopathy dan neoropaty dengan inaktivitas merupakan respon yang penting
kehilangan absolut kekuatan otot pada pasien. (Siregar,2020:54)
Karena pada gagal ginjal kronis setiap sistem tubuh dipengaruhi oleh kondisi
uremia,maka pasien akan memperlihatkan tanda dan gejala
a. Gejala kardiovaskuler
Pada gagal ginjal kronis mencangkup hipertensi (akibat retensi cairan dan
natrium dari aktivitas system renin angiotensin-aldosteron) dan perikardirtis (iritasi
pada lapisan pericardial oleh toksik uremik).
b. Gejala Dermatologi
Yang sering terjadi mencangkup rasa gatal yang parah (pruritus),abu-abu
mengkilat,kulit kering dan berisik,kuku tipis dan rapuh,butranuremik. Suatu
pemumpukan kristal urea dikulit, saat ini jarang terjadi akibat penanganan yang dini
dan agresif
c. Gejala gastro intestinal
Sering terjadi dan mencangkup : anoreksia,mual dan muntah,nafas bau
amonia,ulserasi dan pendarahan pada mulut,konstipasi dan diare,perdarahan
gastrointestinal.
d. Respirasi
Edema paru,efusi pleura,pleuritis
e. Neuromuskular
Lemah,gangguan tidur,sakit kepala,letargi,gangguan muskular,neuropati
perifer,bingung,koma.
f. Hematologi
Anemia dan pendarahan meningkat.
g. Pemekrisaan Diagnostic
a. Urin
a) Volume urin
b) Warna urin
c) BJ urin
d) Osmolalitas urin
e) Klirens kreatinin menurun
f) Natrium meningkat
g) Proteinuria
b. Darah
a) BUN/kreatinin meningkat
b) Ht dan Hb
c) Natrium serum.
6.Pemeriksaan penunjang/diagnosti
a. Tes darah
Tes darah dilakukan untuk mengetahui kerja ginjal dengan memeriksa kadar
limbah dalam darah, seperti kreatinin dan ureum.
b. Tes urine
Dalam tes ini, kadar albumin (protein darah), kreatinin, dan sel darah merah dalam
urine akan diperiksa. Hasil pemeriksaan tersebut bisa menunjukkan seberapa parah
kerusakan ginjal yang dialami pasien.
c. Pemindaian
Pemindaian ini bertujuan melihat struktur dan ukuran ginjal. Umumnya,
pemeriksaan yang dilakukan adalah USG ginjal, tetapi bisa juga menggunakan MRI
atau CT scan.Biopsi ginjalBiopsi ginjal dilakukan dengan mengambil sampel kecil
dari jaringan ginjal. Sampel ini selanjutnya akan dianalisis di laboratorium, agar
penyebab kerusakan ginjal bisa diketahui.Melalui hasil pemeriksaan di atas, dokter
dapat menghitung perkiraan laju filtrasi glomerulus (LFG). Perhitungan ini dapat
menentukan stadium gagal ginjal kronis pasien dan metode pengobatan yang tepat.
Sebagai gambaran, berikut ini adalah nilai rata-rata LFG yang normal berdasarkan usia:
Oleh sebab itu, penentuan diagnosis dan stadium gagal ginjal kronis hanya bisa
dilakukan oleh dokter.
a. Identitas
Pasien Ny. T berusia 43 tahun, dengan jenis kelamin perempuan beralamat di
Jorong Pasar Baru Koto Gadang Guguk, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten
Solok.Dengan penanggung jawab Tn.A berusia 45 tahun, dengan jenis kelamin laki-
laki, hubungan keluarga dengan pasien yaitu suami.
b. Riwayat penyakit
a) Keluhan utama
sakit punggung yang terkadang menjalar ke pinggang. Selain itu, penyakit ginjal juga
menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit di dalam tubuh. Akibatnya, penderita jadi
merasakan nyeri otot atau sekujur badan sakit.
b) Alasan masuk rumah sakit
karena di rumah sakit bisa melakukan cuci darah ,transplantasi ginjal ataupun
asuhan keperawatan lainnya supaya bisa menolong pasien dengan penyakit gagal
ginjal tersembuhkan dan memberikan semangat untuk tetap berjuang dari penyakitnya
c) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan dari seorang pasien (sering disebut anamnesa) [1][2]
Diarsipkan 2006-06-29 di Wayback Machine. ) adalah informasi yang diperoleh
dokter dengan cara menanyakan pertanyaan tertentu, dan pasien dapat memberikan
jawaban yang sesuai (dalam kasus ini, sering kali disebut heteroanamnesa). Riwayat
kesehatan dapat didokumentasikan yang biasa kita kenal dengan rekam
medis.Seorang dokter biasanya akan berusaha memperoleh informasi:Nama, usia,
tinggi, berat badan.Masalah atau komplain utama pasien dan riwayatnya
d) Riwayat penyakit sebelumnya
Riwayat kesehatan pada masa lalu (seperti penyakit berat,
operasi/pembedahan, atau penyakit yang tengah diderita seperti diabetes)
Kelainan pada organ
e) Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluarga penyakit pada masa kanak-kanak.Status sosial, pekerjaan,
penggunaan obat, tembakau, alokohol.Penggunaan obat rutin Alergi
Kehidupan seks
f) Riwayat pengobatan
Pada riwayat pengobatan diberikan obat diuretik yang membantu menjaga
kesimbangan cairan tubuh dalam tubuh.
Pengkajian persistem
1. Sistem pernapasan
Kusmaul nafas cepat dan pendek,takipneu,peningkatan flek,batuk produktif
dengan sputum kental.
2. Intergumen dan muskulus skletal
Rasa kental mudah lecet,pergerakan terbatas,tonus otot lemah,kulit
kering,udema.
3. Sistem kardiovaskuler:
° Tekanan Darah
° Distrimia Jantung
° Nadi lemah dan halus
° Hipokolemik
4. Sistem pencernaan
BB turun/naik,tidak ada nafsu makan,mual muntah,pendarahan perkemihan.
5. Sistem Persyarafan
Sakit kepala,kram otot,gangguan penglihatan,perubahan mental,penurunan
kesadaran,hilangnya memori.
6. Aktifitas dan istirahat
Cepat lelah dan merasa lemah,gangguan tidur,kelemahan otot.penurunan
kekuatan otot.
7. Sistem reproduksi
Pada wanita memungkinkan berhenti menstruasi sedangkan pada kaki menjadi
impoten dan steril.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kesimpulan Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renalyang progresif
danirreversible. Sebagai catatan, batas penurunan lungsi ginjal dimana sudahmulai
menyebabkan timbulnya gejala adalah sebesar 75-85%, artinyakeluhan/gejala akan
muncul/elas bila lungsi ginlal sudah dibawah 25%. Pengelolaan penyakit ginjal
kronik lebih mengutamakan diagnosis danpengobatan terhadap penyakit ginjal
spesilik yang merupakan penyebabpenyakit ginjal kronik serta dialisis atau transplantasi
ginjal jika sudah teriadigagal ginjal permanen.
B.Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai calon
tenaga kesehatan dapat memahami konsep asuhan keperawatan pada pasien glomerulonefritis
seperti yang dibahas dalam makalah ini. Kita sebagai calon perawat dalam menjalankan tugas
dan kewajiban, harus dapat bekerja secara profesional dan penuh dengan rasa tanggung jawab.
Dimana saat melakukan tindakan, perawat harus mengikuti panduan petunjuk teknis dan SOP
yang telah disediakan oleh institusi tempat bekerja.
DAFTAR PUSTAKA