Strategi Khusus
2. DISPNEA
3. ORTOPNEA
5. MENGI
6. NYERI
8. INFEKSI PERNAFASAN
Terkait dengan frekwensi dan durasi infeksi saluran
pernafasan
cth.flu = bronkhitis
pneumonia
9. FAKTOR RESIKO
CA paru/kardiovaskuler,dokumentasikan hubungan
kekerabatan yang menderita penyakit tsb dg klien. Catat
jg kondisi kesehatan mereka saat ini & jk telah
meninggal,catat usia saat individu tsb meninggal.
10. OBAT”an
Intervensi :
1. Beri posisi semi fowler
2. Lakuakan postural drainase dg perkusi setiap 3jam
3. Lakukan suction jika klien tdk mampu m’bersihkan jln
nafas
4. Tingkatkan asupan cairan smpai 1000ml/24jam
5. Beri masker wajah dg pelembab tinggi.
II. Pemberian cairan , Elektrilit , As.Basa
PENGKAJIAN
1.Pembedahan
Prosedur p’bedahan menyebabkan perubahan
keseimbangan cairan pd hari ke 2-5, krn respon
stres tubuh terutama thd trauma pembedahan.
Semakin luas pembedahan, semakin luas respon
tubuh.
2.Luka Bakar
semakin luas permukaan tubuh yg t’bakar, semakin
besar kehilngan cairannya.
3.Gangguan Kardiovaskular
k’tdak seimbangan cairan & elektrolit b/d gagal
jantung dpt dikendalikan dg obat” & p’batasan
cairan mll asupan & Na.
tujuan pengurangan cairan adalah u/ menurunkan
beban kerja ventrikel kiri jtg dg cara mengurangi
vol cairan sirkulasi yg b’lebih.
4. Ganggauan Pernafasan
banyak perubahan fungsi pernafasan yg menjadi fc.
Predisponsisi bagi klien yg mengalami Asidosis
Respiratorik.
5.Gangguan Ginjal
Trdpt retensi ab normal dari Na , klorida , kalium
&air di dlm cairan ekstrasel , keparahan k’tdk
seimbangan cairan & elektrolit seimbangan dg
derajat kegagalan ginjal.
6.Kanker
ketidak seimbangan cairan cairan & elektrolit pd
kanker ttg pd tipe & perluasan kanker.
7. Cedera Kepala
cedera kepala dpt menyebabkan edema cerebral.
iNterVensi :
1. Ukur jumlah asupan cairan yg mengandung elektrolit
2. Anjurkan klien u/ tdk meminum air murni
3. Anjurkan klien u/ tirah baring
4. Ukur jmlh haluaran cairan & byk diuresis
5. Modifikasi ling u/ meminimalkan stimulus yg dpt merangsang muntah
mis : aroma tdk sedap .
6. Beri AntiEmetik parenteral perprogram dokter
III. PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
PENGKAJIAN
P’kajian nutrisi penting,khusus bgi klien yg beresiko
masalah nutrisi yg b/d stres. Penyakit hospitalisasi ,
kebiasaan gaya hidup & faktor” lain. Pusat pengkajian
nutrisi ada 4 yaitu :
1. Pengukuran Fisik
BB & TB hrus ditimbang saat masuk RS, saat
dirawat timbang tiap hari & dokumentasikan
2. Tes Laboraturium
Faktor yg mempengaruhi : keseimbangan cairan
fungsi hati,ginjal & adanya penyakit tes lab. Biasanya
digunakan u/ mempelajari status nutrisi trmasuk
ukuran protein plasma spt; albumin,transferin,
retinal yg mengikat protein, total kapasitas ikatan
zat besi & Hb.
3. Riwayat Diet & kesehatan
4. Observasi Klinis
Tabel 41-9 Hal. 1445
InTerveNsii :
1. Biasanya klien u/ diet & m’gunakan suplemen u/
m’capai energi & asupan nutrien yg adekuat
2. Instruksikan klien u/ minum air & minum non kafein.
IV. A. PEMENUHAN KEBUTUHAN
ELIMINASI URINE
PENGKAJIAN
1. Pola Perkemihan
menyangkut frekwensi waktu, vol.urine setiap kali
b’kemih Perubahan”yg baru t’jadi. Frekwnsi b’kemih
b’variasi pd saat individu & sesuai dg asupan & jenis
haluan cairan.
keJerniHan
• Normal : transparan saat dikeluarkan
• Peny. Ginjal : urine keruh / b’busa akibat tingginya
konsentrasi protein, urine pekat & keruh akibat
adanya bakteri
Bau
• Semakin pekat urine, semakin kuat baunya.
cTh. Proses Diagnostik kep u/ Eliminasi Urine :
Kriteria Hasil :
Kandung kemih tdk distensi setelah b’kemih
Klien tidak merasakan adanya rasa penuh setelah b’kemih
Intervensi :
Intervensi :
1) Anjurkan klien u/ mengkonsumsi makanan yg
mengstimulasi peristaltik spt. Gandum, roti, apel,
seledri, selada.
2) Beri cairan 6-8 gelas ( sebaiknya jus jeruk/anggur
tiap hari)
3) Dorong klien untuk defekasi 30-60 menit setelah
makan.
V. a. PEMENUHAN RASA AMAN
PENGKAJIAN
Pada lansia, peristiwa jatuh paling sering terjadi
saat pindah dari tempat tidur,bangku, toilet,ketika
hendak masuk/keluar dari kamar mandi,tersandung
pinggir karpet/pintu,terpeleset pd permukaan yg
basah.
Faktor Resiko
1. Gaya hidup
orang yang mengalami stres, cemas, kelamahan/menarik diri,
penggunaan alkohol/obat”an.
2. Mobilitasi
perubahan mobilitasi akibat kelemahan , kelumpuhan,
keseimbangan yg buruk merupakan fc. Utama yg menyebabkan
klien jatuh.
3. Kerusakan Sensorik
klien yg mengalami ggn. Visual & pendengaran lebih
beresiko cedera di komunitas
Intervensi :
1) Mengidentifikasi & menghindari bahaya/cedera/jatuh
& meningkatkan keamanan.
2) Minta klien melengkapi daftar keamanan dirumah u/
mengidentifikasi adanya potensi resiko thd keamanan.
3) Amankan pegangan pd kamar mandi
4) Beri lampu min 75 watt pd seluruh ruangan.
b. PEMENUHAN RASA NYAMAN
PENGKAJIAN
Karakteristik Nyeri :
2. Lokasi
3. Keparahan/intensitas nyeri : skala 0-10
4. Kualitas :
• sensasi remuk / crushing cth. Infark
•Berdenyut / throbbing cth. Luka bakar
•Tajam cTh. Insisi bedah
•Tumpul cTh. Hantaman benda tumpul
5. Pola nyeri :
Perawat m’minta klien u/ mendeskripsikan aktivitas
yg menyebabkan nyeri, spt: gerak fisik , meminum
kopi, urinasi.
Perawat meminta klien u/ mendemonstrasikan
aktivitas yg menimbulkan respon nyeri, spt: batuk,
membalikan tubuh dg cara tertentu.
6. Tindakan utk menghilangkan nyeri
spt: mengubah posisi, melangkah, berayun”,
menggosok, mengompres bagian yg nyeri dg kompres
dingin/hangat.
7. Gejala penyerta
Mual, nyeri kepala, pusing, konstipasi, keinginan utk
miksi, gelisah. cTh:
•Nyeri rektum yg berat menyebabkan konstipasi.
•Nyeri peradangan kadung empedu/ akibat batu ginjal
menyebabkan mual & muntah.
inTervensi :
1) Jelaskan pd klien & keluarga klien ttg efek samping
obat yg diharapkan.
2) Minta klien u/ memilih cara mengatasi nyerinya.
3) Minta klien u/ menjelaskan nyeri yg dirasakan.
4) Ajarkan kelurga u/ massage punggung dg usap
lembut.
VI. PEMENUHAN KEBUTUHAN
MOBILISASI
PENGKAJIAN
1. Rentang Gerak
Perawat menanyakan ttg kekakuan sendi. Pembengkakan nyeri,
keterbatasan gerak & gerakan yg tdk sama. Klien yg memiliki
keterbatasan mobilisasi krn peny. Trauma, membutuhkan latihan
sendi u/ mengurangi bahaya imobilisasi.
2. Gaya Berjalan
Dngn mengkaji gaya berjalan klien, memungkinkan perawat u/
membuat kesimpulan ttg keseimbangan, postur, keamanan &
kemampuan berjalan tanpa bantuan. Mekanika gaya berjalan
manusia mengikuti kesesuaian sistem skeletal, syaraf & otot dari
tubuh manusia.
3. Toleransi Aktivitas & Latihan
• Toleransi Aktivitas : jenis & jumlah latihan / kerja yg
dapat dilakukan seseorang. Pengkajian meliputi data
fisiologis, emosional, & tingkat perkembangan.
• Latihan : Aktivitas fisik u/ membuat kondisi tubuh
semakin baik, meningkatkan kesehatan jasmani.
InTervenSi :
1) Ajarkan klien latihan rentang gerak pd bahu & lengan
kiri.
2) Buat jadwal latihan aktif diantara waktu mandi & makan.
3) Kolaborasi dlm pemberian analgesik 30 menit sebelum
latihan gerak.
VII. PEMENUHAN KEBUTUHAN
ISTIRAHAT (TidUR)
PENGKAJIAN
-- keparahan
Berapa lama waktu yg anda butuhkan u/ tidur
Seberapa sering dalam seminggu anda mengalami kesulitan u/
tidur
Apa yg anda lakukan disaat terbangun di mlm hari / terbangun
terlalu dini di pagi hari ?
-- fC. Pencetus
Apa yg anda lakukan sebelum tidur ?
Apa anda m’konsumsi obat” penenang ?
Apa anda m’gunakan scr teratur
Apa anda m’konsumsi obat yg diresepkan dokter/obat bebas ?
Apa anda menderita peny. Fisik yg dapat mengganggu tidur anda?
Apa anda memakan/meminum yg dpt m’ganggu tidur anda?
b. Penyakit Fisik
adanya masalah depresi, peny. Kronik (PPOM,Artritis) klien yg
baru saja mengalami pembedahan -> tergantung pd keparahan nyeri
yg dialami stelah pembedahan.
inTerveNsi ::
1) Anjurkan agar kafein & alkohol dihindari dr diet klien di
malam hari
2) Anjurkan klien u/ naik ke t4 tidur pd jam yg sama setiap
mlm
3) Ajarkan teknik relaksai sebelum tidur
4) Hindari sumber” kebisingan di lingkungan
VII. PEMBERIAN OBAT
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA OBAT ::
1. PERBEDAAN GENETIK
Susunan genetik mempengaruhi biotranformasi obat. Pola metabolik
dlm keluarga sering sekali sama. Faktor genetik menentukan apakah
enzim yg terbentuk secara alami ada utk membantupenguraian obat,
akibatnya anggota keluarga senitif thdp suatu obat.
2. FAKTOR FISIOLOGIS
Usia berdampak langsung pd kerja obat. Bayi tdk memiliki byk enzim
yg diperlukan utk metabolimeobat normal. Sejumlah perubahan
fisiologis yg menyertai penuan mempengaruhi repon thd obat (TABEL
35-5). Sistem tubuh mengalami perubahan fungsi & struktur yg
mengubah pengaruh obat.
3. KONDISI LINGKUNGAN
Rx obat bervariasi tergantung pd lingkungan obat tsb digunakan.
Klien yg dilindungi dlm iolasi & diberi analgetik memperoleh efek
peredaan nyeri yg lebih kecil dibanding klien yg dirawat diruangan t4
keluarga dpt mengunjungi klien.
cTh. Jika minum alkohol sendirian, efek yg timbul hanya
mengantuk namun minum bersama sekelompok teman
membuat individu menjadi ceria & mudah bergaul.
4. FAKTOR PSIKOLOGIS
Sikap seseorang thd obat berakar dr pengalaman
sebelumnya/pengaruh keluarga melihat orang tua sering
menggunakan obat”an dpt anak menerima obat sbg bagian dari
kehidupan normalnya.
5. DIET
Interaksi obat & nutrien dpt mengubah kerja obat.
cTh. Vit. K (terkandung dlm sayur hijau) merup nutrien yg
melawan efek warfarin natrium (coumadin). Mengurangi
efeknya pd mekanisme pembekuan darah.
PENGAKAJIAN
1. RIWAYAT MEDIS
Membari indikasi / kontra indikai thd th/obat.
2. RIWAYAT ALERGI
Jika klien memiliki riwayat alergi thd obat, perawat harus
menginformasikan kepada tim kes lain. Alergi thd makanan jg harus
didokumentasikan karna banyak obat mengandung unsur yg
terkandung dlm sumber makanan
cTh : kerang , jika klien alergi thd kerang mk klien akan sensitif thd
selain produk yg mengandung yodium.
3. RIWAYAT DIET
Membari ket ttg pola makan pilihan makanan klien perawat kemudian
dpt merencanakan penjadwalan dosis obat yg lebih efektif &
menganjurkan klien menghindari makanan yg dpt berinteraksi dg obat.
Intervensi ::
1. Sediakan spuit & jlskan bagian”nya
R/ Klien mengenalkan bagian” spuit yg digunakan
2. Jelaskan & demonstrasikan teknik aseptik dlm menyiapkan dosi
dari vial
R/ penjelasan memberi peserta didik citra mental yg jelas ttg
bagaimana ket dilakukan . Demontrasi merupkan metode yg
paling tepat u/ mengajarkan ket psikomotor
3. Diskusikan pentingnya dosis yg tepat
R/ insulin dpt menimbulkan ES yg seriu, jika dosis yg diberikan
tdk tepat
4. Jelaskan & demonstrasikan metode injeksi inulin per sub kutan
R/ demonstrasi memberi gambaran teknik injeksi &
demonstrasi lgsg memberikan gambaran jelas cara menginjeksi
per sub kutan.
teRima Kasiihh ....