Anda di halaman 1dari 54

Dokumentasi pd

Strategi Khusus

Ns. ARMANDA TRY MURTI,M.Kep


I. PEMBERIAN OKSIGENASI
PENGKAJIAN
Pengkajian kep ttg Fungsi Kardiopulmonal klien
harus m’cakup data” sbb:

a. Riwayat kep. Fungsi kardiopulmonal normal


klien & Fungsi kardiopulmonal saat ini,
k’rusakan fungsi sirkulasi & fungsi p’nafasan
pd masa yll, serta tindakan klien yg digunakan
u/ m’optimalkan oksigenasi.

b. P’merikasaan fisik sttus kardiopulmonal klien


trmsuk Insp , palp , perkusi , auskultasi .

c. P’tinjauan kembali hasil Lab. & pemeriksaan


diagnostik , darah lgkap, Ekg , spuTum.
RIWAYAT KEPERAWATAN

B’fokus pd kemampuan klien dlm m’pengaruhi


kebutuhan oksigen.
Riwayat kep. u/ m’kaji fungsi jantung meliputi nyeri &
karakteristik nyeri : dispepsia , keletihan , sirkulasi
perifer , faktor resiko peny. Jantung & kondisi”
jantung pd masa yll & kondisi” jantung yg m’sertai.

Riwayat keperawatan ttg fungsi jantung


meliputi : p’kajian adanya batuk , sesak nafas ,
mengi , nyeri , pernafasan ling , frek ispeksi sal
p’nafasan , faktor resiko pulmonar , p’gunaan
obat”an saat ini & riwyat merokok / t’papar asap
rokok.
1. KELETIHAN

Merp : tanda awal m’buruknya proses kronik u/ m’ukur


k’letihan secara objektif.
Klien dpt diminta u/ menilai k’letihan dari skala 1-10,.
Angka 10 merup angka u/ tk . Keletihan yg paling parah &
angka 1 m’wakili k’adaan klien tdk merasa letih.

2. DISPNEA

Merp : tanda klinis hypoxia & t’manifestasi dg sesak


nafas. Dispnea jg merp : sensasi subjektif pd p’nafasan yg
sulit & tdk nyaman ( gift, 1990)
Lanjutan ...
Riwayat kep u/ m’kaji dispnea meliputi lingkungan saat dispnea
t’jadi , misal :

o dispnea t’jadi pd saat k/ b’nafas disertai usaha nafas


o saat k/ sdg stress
o saat k/ m’alami infeksi saluran pernafasan.

3. ORTOPNEA

Merp : kondisi ab N yaitu : klien hrs m’gunakan byk bantal saat


b’baring.
Keparahannya , biasanya dinilai dg m’hitung jumlah bantal yg
dipakai saat tidur.
Sprt ; ortopnea 2 bantal / 3 bantal.
4. BATUK

Merp : p’keluaran udara dr paru yg tiba” & dpt didengar .

5. MENGI

Ditandai dg bunyi nada tinggi yg disebabkan gerakan udara


b’kecepatan tinggi melalui jln nafas yg sempit

6. NYERI

Harus diperhatikan lokasi , durasi , frekuensi . Nyeri paling


srg trjadi pd sisi kiri dada & menyebar.
7. PEMAPARAN LINGKUNGAN
Pemaparan thdp asap rokok,karbonmonoksida (dari
pembakaran sampah)

8. INFEKSI PERNAFASAN
Terkait dengan frekwensi dan durasi infeksi saluran
pernafasan
cth.flu = bronkhitis
pneumonia
9. FAKTOR RESIKO
CA paru/kardiovaskuler,dokumentasikan hubungan
kekerabatan yang menderita penyakit tsb dg klien. Catat
jg kondisi kesehatan mereka saat ini & jk telah
meninggal,catat usia saat individu tsb meninggal.
10. OBAT”an

Komponen ini m’cakup obat yg d’gunakan klien baik obat yg


d’resepkan , obat yg dibeli bebas & obat yg tdk legal (cth:
narkotika).
Obat” tsb mgkn m’miliki efek yg m’rugikan akibat krj obat it
sendiri / krn interaksi obat tsb dg obat yg lainnya.

Cth proses diagnostik kep u/ disfungsi kardiopulmonar :

Tdk efektifnya kebersihan jln nafas b/d sekresi paru


yg kental.
Aktifitas Pengkajian Batasan karakteristik :

1. obs klien saat b’nafas 1. Dispnea takipnea


p’gunaan otot bantu
nafas p’nafasan cuping
hidung.
2. Insp kulit klien & mukosa 2. Kaku sianosis membran
mukosa pucat
3. Batuk berat sputum kental
3. Obs batuk & insp sputum & kuning .
Cth Askep

Tdk efektif bersihan jln nafas b/d sekresi paru yg


kental.

Tujuan : sekresi paru akan dikeluarkan dLm 3x24


jam dg
K.H : - bunyi paru tambahan akan hilang
- sputum jernih, putih & b’busa.

Intervensi :
1. Beri posisi semi fowler
2. Lakuakan postural drainase dg perkusi setiap 3jam
3. Lakukan suction jika klien tdk mampu m’bersihkan jln
nafas
4. Tingkatkan asupan cairan smpai 1000ml/24jam
5. Beri masker wajah dg pelembab tinggi.
II. Pemberian cairan , Elektrilit , As.Basa

PENGKAJIAN

1.Pembedahan
Prosedur p’bedahan menyebabkan perubahan
keseimbangan cairan pd hari ke 2-5, krn respon
stres tubuh terutama thd trauma pembedahan.
Semakin luas pembedahan, semakin luas respon
tubuh.

2.Luka Bakar
semakin luas permukaan tubuh yg t’bakar, semakin
besar kehilngan cairannya.
3.Gangguan Kardiovaskular
k’tdak seimbangan cairan & elektrolit b/d gagal
jantung dpt dikendalikan dg obat” & p’batasan
cairan mll asupan & Na.
tujuan pengurangan cairan adalah u/ menurunkan
beban kerja ventrikel kiri jtg dg cara mengurangi
vol cairan sirkulasi yg b’lebih.

4. Ganggauan Pernafasan
banyak perubahan fungsi pernafasan yg menjadi fc.
Predisponsisi bagi klien yg mengalami Asidosis
Respiratorik.

5.Gangguan Ginjal
Trdpt retensi ab normal dari Na , klorida , kalium
&air di dlm cairan ekstrasel , keparahan k’tdk
seimbangan cairan & elektrolit seimbangan dg
derajat kegagalan ginjal.
6.Kanker
ketidak seimbangan cairan cairan & elektrolit pd
kanker ttg pd tipe & perluasan kanker.

7. Cedera Kepala
cedera kepala dpt menyebabkan edema cerebral.

8.Gangguan Saluran Cerna


gastroenteritis & naso gastritik menyebabkan
kehilangan cairan, kalium & ion” idorida , ion
hidrogen yg jg hilngnya menyebabkan ggn.
Keseimbangan asam basa.
Cth. Proses diagnostik kep u/ ggn cairan, elektrolit, as. Basa

Kekurangan vol cairan yg b/d kehilangan cairan GI mll muntah


Aktifitas Pengkajian : Batasan Karakteristik :

1. Timbang BB tiap hari 5. Klien mengalami kehilangan


BB scr tiba”
2. Obs vol. Haluaran urine 6. Vol haluaran menurun
dibandingkab dg asupan &
terjadi BJ urine
3. Palpasi turgor kulit 7. Turgor kulit tdk elastis
4. Tanya jika klien 8. Klien menyatakan rasa haus
haus/lemah & lemah

5. Inspeksi membran mukosa 9. Membran mukosa kering


u/ melihat derajat
kelembaban
6. Obs adanya kehilangan 6. Klien muntah
cairan yg tidak normal
Cth. Askep

Tujuan : klien memiliki


keseimbangan cairan ,
elektrolit & as. Basa dlm
2x24 jam dg
Kriteria Hasil :

o TTV dlm batas normal oKlien tdk muntah


o BB stabil o haluan urine meningkat
o BJ urine menurun o turgor kulit elastis
o klien tdk merasa lemah/haus
o Membran mukosa klien lembab

iNterVensi :
1. Ukur jumlah asupan cairan yg mengandung elektrolit
2. Anjurkan klien u/ tdk meminum air murni
3. Anjurkan klien u/ tirah baring
4. Ukur jmlh haluaran cairan & byk diuresis
5. Modifikasi ling u/ meminimalkan stimulus yg dpt merangsang muntah
mis : aroma tdk sedap .
6. Beri AntiEmetik parenteral perprogram dokter
III. PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
PENGKAJIAN
P’kajian nutrisi penting,khusus bgi klien yg beresiko
masalah nutrisi yg b/d stres. Penyakit hospitalisasi ,
kebiasaan gaya hidup & faktor” lain. Pusat pengkajian
nutrisi ada 4 yaitu :
1. Pengukuran Fisik
BB & TB hrus ditimbang saat masuk RS, saat
dirawat timbang tiap hari & dokumentasikan
2. Tes Laboraturium
Faktor yg mempengaruhi : keseimbangan cairan
fungsi hati,ginjal & adanya penyakit tes lab. Biasanya
digunakan u/ mempelajari status nutrisi trmasuk
ukuran protein plasma spt; albumin,transferin,
retinal yg mengikat protein, total kapasitas ikatan
zat besi & Hb.
3. Riwayat Diet & kesehatan

Riwayat diet berfokus pd kebiasaan asupan


makanan cairan klien, alergi. Kemampuan klien u/
m’peroleh makanan. sElama m’kaji riwyat
keperawatan jg m’gabungkan informasi ttg tingkat
aktivitas klien u/ m’tentukan kebutuhan energi &
m’bandingkan dg asupan makanan.

4. Observasi Klinis
Tabel 41-9 Hal. 1445

Cth. Proses Diagnostik keperawatan u/ perubahan status nutrisi

Perubahan nutrisi kurg dari kebutuhan tubuh b/d


penurunan asupan
Aktivitas Pengkajian : Batasan karakteristik :

1. Tanya ttg perubahan 6. k’hilangan BB yg tdk


BB yg direncanakan
direncanakan/tdk 7. BB kurang dr 20% BB
2. Timbang BB klien ideal
3. Tanyakan ttg makanan 8. Keengganan thd
yg disukai/tdk makanan
4. Inspirasi mukosa mulut 9. Mukosa yg inflamasi
klien
5. Palpasi abdomen 10.Nyeri tekan abdomen
Tujuan : klien kembali dlm rentang BB yg baik dg
Kriteria hasil :
 klien akan b’+ BB rata” ¼ - 0,5 kg/mgg
 lab m’tunjukan bukti hidrasi adekuat &
mningkat parameter nutrisi

InTerveNsii :
1. Biasanya klien u/ diet & m’gunakan suplemen u/
m’capai energi & asupan nutrien yg adekuat
2. Instruksikan klien u/ minum air & minum non kafein.
IV. A. PEMENUHAN KEBUTUHAN
ELIMINASI URINE
PENGKAJIAN

1. Pola Perkemihan
menyangkut frekwensi waktu, vol.urine setiap kali
b’kemih Perubahan”yg baru t’jadi. Frekwnsi b’kemih
b’variasi pd saat individu & sesuai dg asupan & jenis
haluan cairan.

2. Gejala Perubahan B’kemih


selama p’kajian prwt menanyakan ttg gejala” yg
terasa di tabel 46-2. perawat jg m’kaji Fc” lain yg
m’pengaruhi perkemihan spt. Usia, Fc Ling &
riwayat pengobatan.
3. Pengkajian Urine
a. Asupan & Haluan
b. Karakteristik Urine :
Warna
• Normal : pucat. Agak k’kuningan sampai kuning &
coklat (spt. Madu)
• Merah Gelap : adanya pendarahan pd ginjal atau
ureter
• Merah Terang : pendarahan pd kandung kemih

keJerniHan
• Normal : transparan saat dikeluarkan
• Peny. Ginjal : urine keruh / b’busa akibat tingginya
konsentrasi protein, urine pekat & keruh akibat
adanya bakteri

Bau
• Semakin pekat urine, semakin kuat baunya.
cTh. Proses Diagnostik kep u/ Eliminasi Urine :

Retensi urine b/d melemahnya otot detrusor

Aktivitas Pengkajian : Batasan Karakteristik :

1. Tanya ttg adanya sensasi 1. - Desakan u/ b’kemih


u/b’kemih - Sensasi nyeri sblum&
ssudah b’kemih
2. Kaji keluaran urine 2. - Melaporkan seringnya
b’kemih dlm jumlah kecil
- kadung kemih dpt di
palpasi
3. Palpasi simfisis u/ adanya 3. - Keinginan b’kemih
distensi meningkat wktu dipalpasi
- Kemungkinan urine keluar
brp tetesan saat di palpasi
Tujuan : Pola b’kemih kembali normal dlm 2x24 jam dg

Kriteria Hasil :
Kandung kemih tdk distensi setelah b’kemih
Klien tidak merasakan adanya rasa penuh setelah b’kemih

Intervensi :

1. Minta klien u/ berusaha b’kemih pd wktu yg


terjadwal secara t’atur
2. Instruksi klien u/ m’lakukan latihan dasar panggul
(kagel exercisc) diluar waktu b’kemih. Minta klien
melakukan latihan ini setiap kali b’kemih.
3. Minta klien m’gunakan komprei kandung kemih selama
b’kemih
B. ELIMINASI FEKAL
PENGKAJIAN
 M’nentukan pola eliminasi klien (frekw & wktu)
Identintifikasi rutinitas yg dilakukan u/ meningkatkan eliminasi
normal, cth: konsumsi byk serat
Deskripsi klien ttg karakteristik feses
Riwayat diet
Gambaran asupan cairan (tipe & jumlah)
Riwayat olahraga yg dilakukan /hari
Riwayat pembedahan / penyakit yg mempengaruhi saluran GI
Tabel. 47-6 karakteristik Feses Hal. 1756

cTh. Proses diagnostik kep u/ masalah defekasi :


Konstipasi b/d asupan b’serat yg tdk adekuat &
terbatas dan asupan cairan.
Aktifitas Pengkajian : Batasan Karakteristik :

1. Tanyakan ttg jadwal rutin BAB 5. Mengedan saat BAB frekw


( frek, wkt, konsistensi, BAB berubah dari 1x /hari jadi
kemudahan) 3hari sekali.
2. Tanya ttg asupan dict yg 6. Tinjau dict yg diperoleh selama
meliputi buah, sayur 24jam
3. Palpasi abdomen bgian bawah 7. - nyeri tekan abd. Bgn bawah
- masa dpt terpalpasi pd
kuadran kiri bwh.
4. Kaji status asupan cairan klien 4. Klien jarang minum air & jus.
setiap hari (tipe-jam)
Tujuan : klien memahami bahwa makanan cairkan
dibutuhkan utk meningkatkan pengeluaran feces yg
lunak & b’bentuk dg
Kriteria Hasil :

•Klien minum 1400-2000ml cairan/hari


•Klien makan dg makanan tinggi serat & cairan
•Klien mengeluarkan feces yg b’bentuk lunak tanpa
mengedan secara b’lebihan.

Intervensi :
1) Anjurkan klien u/ mengkonsumsi makanan yg
mengstimulasi peristaltik spt. Gandum, roti, apel,
seledri, selada.
2) Beri cairan 6-8 gelas ( sebaiknya jus jeruk/anggur
tiap hari)
3) Dorong klien untuk defekasi 30-60 menit setelah
makan.
V. a. PEMENUHAN RASA AMAN
PENGKAJIAN
Pada lansia, peristiwa jatuh paling sering terjadi
saat pindah dari tempat tidur,bangku, toilet,ketika
hendak masuk/keluar dari kamar mandi,tersandung
pinggir karpet/pintu,terpeleset pd permukaan yg
basah.

Faktor Resiko
1. Gaya hidup
orang yang mengalami stres, cemas, kelamahan/menarik diri,
penggunaan alkohol/obat”an.

2. Mobilitasi
perubahan mobilitasi akibat kelemahan , kelumpuhan,
keseimbangan yg buruk merupakan fc. Utama yg menyebabkan
klien jatuh.
3. Kerusakan Sensorik
klien yg mengalami ggn. Visual & pendengaran lebih
beresiko cedera di komunitas

3 Perubahan fisiologi pd lansia :


1. Perubahan ketajaman penglihatan
2. Penurunan ketajaman pendengaran
3. Penurunan respon sistim syaraf

cTh. Proses Diagnostik Kep u/ Resiko Keamanan


Resiko cedera b/d percahayaan yg buruk
aktivitas Pengkajian : Batasan Karakteristik :
1. Obs. Mobilitas klien 4. Sikap jalan yg tdk
dirumah. terkoordinasi
2. Tanya pada klien ttg 5. Melaporkan kesulitan
ketajaman penglihatan melihat pd malam hari
3. Obs. Bahaya & penghalang 6. - melaporkan seringnya
yg ada dirumah klien. tersandung dg furnitur
dirumah
- pencahayaan rumah yg
buruk
- ruangan dipenuhi o/
furnitur & brg” pribadi
- permadani yg tdk aman.
Tujuan : klien akan mempengaruhi lingkungan yg aman dalam
6 bln dg
Kriteria Hasil :

Klien akan membuat daftar bahaya yg ada dirumah.


Setelah 3 bln, Keluarga akan memodifikasi 50% bahaya
yg ada.
Setelah 6 bln, keluarga akan memodifikasi 100% bahaya
yg ada.

Intervensi :
1) Mengidentifikasi & menghindari bahaya/cedera/jatuh
& meningkatkan keamanan.
2) Minta klien melengkapi daftar keamanan dirumah u/
mengidentifikasi adanya potensi resiko thd keamanan.
3) Amankan pegangan pd kamar mandi
4) Beri lampu min 75 watt pd seluruh ruangan.
b. PEMENUHAN RASA NYAMAN
PENGKAJIAN

saat pengkajian nyeri, perawat harus sensitif thd tingkat ketidak


nymanan klien. Nyeri akut, tindakan perawat adalah mengkaji
perasaan klien, menetapkan respon fisiologis klien thd nyeri, lokasi,
tingkat keparahan & kualitas nyeri.
Nyeri kronik, pengkajian berfokus pd dimensi perilaku, afektif,
kognitif , perilaku dr pengalaman nyeri & riwayat nyeri tsb.

Karakteristik Nyeri :

1. Durasi : Kapan nyeri dirasakan, sudah berapa lama nyeri dirasakan,


apakah nyeri yg dirasakan trjdi pd waktu yg sama setipa hari,
seberapa sering nyeri kembali kambuh.

2. Lokasi
3. Keparahan/intensitas nyeri : skala 0-10
4. Kualitas :
• sensasi remuk / crushing cth. Infark
•Berdenyut / throbbing cth. Luka bakar
•Tajam cTh. Insisi bedah
•Tumpul cTh. Hantaman benda tumpul

5. Pola nyeri :
Perawat m’minta klien u/ mendeskripsikan aktivitas
yg menyebabkan nyeri, spt: gerak fisik , meminum
kopi, urinasi.
Perawat meminta klien u/ mendemonstrasikan
aktivitas yg menimbulkan respon nyeri, spt: batuk,
membalikan tubuh dg cara tertentu.
6. Tindakan utk menghilangkan nyeri
spt: mengubah posisi, melangkah, berayun”,
menggosok, mengompres bagian yg nyeri dg kompres
dingin/hangat.
7. Gejala penyerta
Mual, nyeri kepala, pusing, konstipasi, keinginan utk
miksi, gelisah. cTh:
•Nyeri rektum yg berat menyebabkan konstipasi.
•Nyeri peradangan kadung empedu/ akibat batu ginjal
menyebabkan mual & muntah.

cTh. Proses Diagnostik Kep u/ Nyeri Kronik :


Nyeri Kronik b/d invasi jar akibat kanker abdomen.
Aktivitas Pengkajian : 6. - Nyeri kolik memburuk
1. Minta klien menjelaskan setelah makan disertai
karakteristik nyeri. mual.
- Nyeri b’sifat konstan,
dinilai pd skala 0 – 10
2. Nyeri terlokalisir di abd
2. Kaji Lokasi nyeri kanan bwh, menyebar ke
bahu & leher kanan
3. Klien bergerak lambat,
3. Obs perilaku klien memperlihatkan ekspresi
wajah kosong
4. - nafsu mkn klien mnurun
4. Kaji pengaruh nyeri pd - klien sering terbangun
aktivitas sehari” mlm hari
5. Klien diagnosis mengalami
5. Tinjau kembali riwayat kanker metastatis di
medis. colon.
Tujuan : Nyeri kronik teratasi dlm waktu 3 x 24jam dg
KarakTeristik :
Klien mengawali terapi pengontrol nyeri.
Klien mempertahankan & berespon pd pengontrolan nyeri
di catatan harian.

inTervensi :
1) Jelaskan pd klien & keluarga klien ttg efek samping
obat yg diharapkan.
2) Minta klien u/ memilih cara mengatasi nyerinya.
3) Minta klien u/ menjelaskan nyeri yg dirasakan.
4) Ajarkan kelurga u/ massage punggung dg usap
lembut.
VI. PEMENUHAN KEBUTUHAN
MOBILISASI
PENGKAJIAN

1. Rentang Gerak
Perawat menanyakan ttg kekakuan sendi. Pembengkakan nyeri,
keterbatasan gerak & gerakan yg tdk sama. Klien yg memiliki
keterbatasan mobilisasi krn peny. Trauma, membutuhkan latihan
sendi u/ mengurangi bahaya imobilisasi.

2. Gaya Berjalan
Dngn mengkaji gaya berjalan klien, memungkinkan perawat u/
membuat kesimpulan ttg keseimbangan, postur, keamanan &
kemampuan berjalan tanpa bantuan. Mekanika gaya berjalan
manusia mengikuti kesesuaian sistem skeletal, syaraf & otot dari
tubuh manusia.
3. Toleransi Aktivitas & Latihan
• Toleransi Aktivitas : jenis & jumlah latihan / kerja yg
dapat dilakukan seseorang. Pengkajian meliputi data
fisiologis, emosional, & tingkat perkembangan.
• Latihan : Aktivitas fisik u/ membuat kondisi tubuh
semakin baik, meningkatkan kesehatan jasmani.

cTh. Proses Diagnostik kep u/ Hambatan Fisik & Resiko Cedera :


hambatan mobilisasi fisik b/d Nyeri bahu kiri
Pengkajian Aktivitas : Batasan Karakteristik :
1. Ukur rentang gerak selama 4. - Keterbatasan rentang
latihan ekstermitas gerak od bahu kiri
- Enggan mencoba
menggerakan bahu kiri
2. Tanya pesepsi nyeri kpd 2. Klien mengeluhkan nyeri pd
klien bahu
3. Tanya daya tahan & 3. Klien melaporkan adanya
toleransi aktivitas kpd klien penurunan kekuatan otot
bahu kirinya.
Tujuan : Klien mencapai rentang gerak normal ( fleksi &
ekstensi 18o˚ ) pd bahu kiri dg
Kriteria Hasil :
 Klien akan mempertahankan rentang gerak pd sendi
ekstremitas atas.
 Klien akan menunjukan aktivitas perawatan diri
menggunakan lengan kiri.
 Klien akan mengikuti program latihan secara teratur pd
saat pulang.

InTervenSi :
1) Ajarkan klien latihan rentang gerak pd bahu & lengan
kiri.
2) Buat jadwal latihan aktif diantara waktu mandi & makan.
3) Kolaborasi dlm pemberian analgesik 30 menit sebelum
latihan gerak.
VII. PEMENUHAN KEBUTUHAN
ISTIRAHAT (TidUR)
PENGKAJIAN

Sumber pengkajian tidur adalah kebisingan lingkungan,


apnea saat tidur, tidur mendengkur.
a. Deskripsi Masalah Tidur
-- sifat dari masalah
Apa masalah tidur yg anda alami ?
Mengapa anda beranggapan bahwa tidur anda tdk adekuat ?
Jelaskan pd saya ttg karakteristik tidur malam anda ?

-- tanda & gejala


Apakah anda mengalami kesulitan u/ tidur / bangun ?
Pernahkah anda diberitahu bahwa anda mendengkur dg
keras ?
Apakah anda mengalami sakit kepala ketika bangun ?
Apakah anda terbangun ketika mimpi buruk ?
-- durasi
Kapan pertama kali anda menyadari masalah ini ?
Sudah berapa lama masalah ini terjadi

-- keparahan
Berapa lama waktu yg anda butuhkan u/ tidur
Seberapa sering dalam seminggu anda mengalami kesulitan u/
tidur
Apa yg anda lakukan disaat terbangun di mlm hari / terbangun
terlalu dini di pagi hari ?

-- fC. Pencetus
Apa yg anda lakukan sebelum tidur ?
Apa anda m’konsumsi obat” penenang ?
Apa anda m’gunakan scr teratur
Apa anda m’konsumsi obat yg diresepkan dokter/obat bebas ?
Apa anda menderita peny. Fisik yg dapat mengganggu tidur anda?
Apa anda memakan/meminum yg dpt m’ganggu tidur anda?
b. Penyakit Fisik
adanya masalah depresi, peny. Kronik (PPOM,Artritis) klien yg
baru saja mengalami pembedahan -> tergantung pd keparahan nyeri
yg dialami stelah pembedahan.

c. Peristiwa Hidup yg Baru Terjadi


pekerjaan : perubahan Tj kerja, rotasi jam dinas, kerja dlm
wktu yg lama dpt menimbulkan ggn tidur.

d. Status Mental & Emosional


cemas, sensitif, marah, kehilangan pekerjaan, kehilangan orang yg
dicintai.

e. Rutinitas Menjelang Tidur


klien meminum segelas susu, mengkonsumsi pil tidur,
memakan makanan ringan, menonton tV.
f. Lingkungan Tidur
perawat meminta klien u/ menjelaskan kondisi kamar tdr yg
diinginkan. Kamar tidur dpt gelap/terang & pintu kamar mandi dpt
dibuka/tutup. Perawat perubahan” ling dirumah & di yankes (RS) yg
dapat mempengaruhi pola tdr klien.
Gangguan Tidur
Insomnia :: klien yg mngalami kesulitan kronis u/ tidur,
sering terbangun dr tidur/tidur yg singkat.

Apnea tidur :: ggn yg dicirikan kurangnya aliran udara mll


hidung & mulut selama periodik 10dtk / lebih pd saat
tidur.

Norkolepsi :: disfungsi mekanisme yg mengatur keadaan


bangun & tidur. Disiang hari seseorang dpt merasakan
kantuk belebihan yg datang secara mendadak & jatuh
tertidur slm 15mnit.

Parasomia :: masalah tidur yg berkaitan dg apnea,


hypoxia, aritmia yg disebabkan oleh abnormalitas dlm
sistim syaraf otonom & biasanya terjadi pd anak”.
Ђ Pada penderita insomnia mengeluhkan rasa kantuk
yg berlebihan pd siang hari , kualitas & kuantitas
tidurnya tdk cukup. Namun sering kali klien tidur lebih
banyak dr yg disadarinya. Insomnia dpt menandakan
adanya ggn fisik / psikologis.

cTh. Proses Diagnostik Kep u/ ggn. Tidur


Ggn pola tidur b/d kekhawatiran akan hilangnya
pekerjaan.
Aktivitas Pengkajian : Batasan karakteristik :

1. Minta klien menjelaskan 2. - klien melaporkan adanya


masalah tidur kesulitan tertidur, perlu
waktu lebih dari 1jam.
- klien melaporkan
terbangun 2-3kali setiap
malam, diertai keulitan u/
tidur kembali
2. Obs. Perilaku klien & tanya 2. Keluarga mengatakan klien
pd keluarga/pasangan tidur mudah marah klien tidk
apa telah terjadi pada mrasa beristirahatdg baik
perubahan perilaku
3. Tentukan apakah klien 3. Keluarga/pasangan
baru saja mengalami melaporkan bhw klien baru
perubahan gaya hidup aja kehilangan pekerjaan,
kekwatiran u/ mencari
posisi baru
Tujuan : klien melaporkan bahwa pola tidur yg biasa telah
terbentuk kembali dalam 1bln, dg
Kriteria Hasil :
Klien tertidur dlm 30 mnt setelah naik ke t4 tdr
Klien menggunakan terapi relaksasi stiap mlm sblm tdr
Klien melaporkan perasaan segar disaat terbangun dipagi
hari

inTerveNsi ::
1) Anjurkan agar kafein & alkohol dihindari dr diet klien di
malam hari
2) Anjurkan klien u/ naik ke t4 tidur pd jam yg sama setiap
mlm
3) Ajarkan teknik relaksai sebelum tidur
4) Hindari sumber” kebisingan di lingkungan
VII. PEMBERIAN OBAT
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA OBAT ::

1. PERBEDAAN GENETIK
Susunan genetik mempengaruhi biotranformasi obat. Pola metabolik
dlm keluarga sering sekali sama. Faktor genetik menentukan apakah
enzim yg terbentuk secara alami ada utk membantupenguraian obat,
akibatnya anggota keluarga senitif thdp suatu obat.

2. FAKTOR FISIOLOGIS
Usia berdampak langsung pd kerja obat. Bayi tdk memiliki byk enzim
yg diperlukan utk metabolimeobat normal. Sejumlah perubahan
fisiologis yg menyertai penuan mempengaruhi repon thd obat (TABEL
35-5). Sistem tubuh mengalami perubahan fungsi & struktur yg
mengubah pengaruh obat.
3. KONDISI LINGKUNGAN
Rx obat bervariasi tergantung pd lingkungan obat tsb digunakan.
Klien yg dilindungi dlm iolasi & diberi analgetik memperoleh efek
peredaan nyeri yg lebih kecil dibanding klien yg dirawat diruangan t4
keluarga dpt mengunjungi klien.
cTh. Jika minum alkohol sendirian, efek yg timbul hanya
mengantuk namun minum bersama sekelompok teman
membuat individu menjadi ceria & mudah bergaul.
4. FAKTOR PSIKOLOGIS
Sikap seseorang thd obat berakar dr pengalaman
sebelumnya/pengaruh keluarga melihat orang tua sering
menggunakan obat”an dpt anak menerima obat sbg bagian dari
kehidupan normalnya.

5. DIET
Interaksi obat & nutrien dpt mengubah kerja obat.
cTh. Vit. K (terkandung dlm sayur hijau) merup nutrien yg
melawan efek warfarin natrium (coumadin). Mengurangi
efeknya pd mekanisme pembekuan darah.
PENGAKAJIAN

1. RIWAYAT MEDIS
Membari indikasi / kontra indikai thd th/obat.

cTh : klien ulkus lambung cendrung mengalami perdarahan mk senyawa yg


mengandung aspirin / anti koagulasi akan menurun ke mungkinan
perdarahan.

2. RIWAYAT ALERGI
Jika klien memiliki riwayat alergi thd obat, perawat harus
menginformasikan kepada tim kes lain. Alergi thd makanan jg harus
didokumentasikan karna banyak obat mengandung unsur yg
terkandung dlm sumber makanan

cTh : kerang , jika klien alergi thd kerang mk klien akan sensitif thd
selain produk yg mengandung yodium.
3. RIWAYAT DIET
Membari ket ttg pola makan pilihan makanan klien perawat kemudian
dpt merencanakan penjadwalan dosis obat yg lebih efektif &
menganjurkan klien menghindari makanan yg dpt berinteraksi dg obat.

4. KONDISI KLIEN TERKINI


Status fisik & mental klien yg berkeseimbangan dpt menentukan
apakah oba sebaiknya diberikan & cara pemberian obat.

cTh : Perawat mempriksa TD sebelum memberi sebuah obat


anti Hypertensi. Bila klien mual, kemungkinan ia tidak dpt
menelan tablet.

5. PERSEPSI KLIEN / MASALAH KOORDINASI


Klien yg fungsi persepsi & koordinasinya terbatas kemungkinan sulit
menggunakan obat secara mandiri. Perawat harus mengkaji
kemampuan klien dlm mempersiapkan dosis & menggunakan obat dg
benar. Perawat dpt melibatkan kelurga dlm pemberian obat.
6. SIKAP KLIEN THD PENGGUNAAN OBAT
Sikap ini menunjukan tingkat ketergantungan pd obat u/ mengkaji
sikap klien, perawat perlu mengobservasi prilaku klien yg mengandung
bukti ketergantungan obat.

7. PENGETAHUAN KLIEN & PEMAHAMAN Ttg th/ OBAT


Hal ini mempengaruhi kemampuannya dlm mengikuti s/ program
pengobatan. Apabila klien tidak memahami tujuan obat, penjadwalan
dosis yg teratur. Metode pemberian yg tepat, efek samping yg
mungkin timbul memungkinkan klien tidak mematuhi program
pengobatan.

Ketika mengkaji pengetahuan klien ttg sebuah obat, perawat perlu


mengajukan bbrp pertanyaan kpd klien :
Apa guna obat tsb ?
Bagaimana & kapan anda menggunakan nya ?
Apa efek samping yg pernah timbul ?
Pernahkah anda menghentikan penggunaan obat ?
Apakah ada hal lain yg tidak anda pahami & ingin ada ketahui ttg
obat tsb ?
8. KEBUTUHAN PEMBELAJARAN KLIEN
Perawat perlu menjelaskan kerja & tujuan obat, efek samping yg akan
timbul, tekhnik pemberian obat yg benar & cara mengingat jadwal
obat. Anggota keluarga perlu di libatkan.

cTh. Proses diagnostik kep u/ therapi obat

aKtivitas Pengkajian : Batasan karakteristik :


1. Tanyakan apakah klien pernah 6. Klien menyangkal pernah
menggunakan obat yg menggunakan obat & menanyakan
diprogramkan. tujuan penggunaan obat.
2. Periksa cat. Medis klien u/ 7. - obat yg baru diprogram.
melihat adanya instruksi baru. - tdk memiliki riwayat pergunaan
obat yg saat ini diprogramkan.
3. Obs. Klien saat menelan obat. 3. Batuk ketika menelan kapsul.
4. Tanyakan apakah klien mampu 4. Makanan tertahan didlm mulut
merasakan obat didlm mulut. setelah makan.
5. Lakukan pengkajian neurologi 5. Reflek muntah munurun.
syaraf kranial ke 9 & 10.
cTh. reNpra u/ kurang pengetahuan
kurang pengetahuan ttg th/ obat b.d obat yg baru dg KriTeria
HasiL :
•Klien mengetahui dosis insulin
•Klien mengetahui rasional merotasi t4 injeksi
•Klien mengetahui & implamasi dosis insulin.

Intervensi ::
1. Sediakan spuit & jlskan bagian”nya
R/ Klien mengenalkan bagian” spuit yg digunakan
2. Jelaskan & demonstrasikan teknik aseptik dlm menyiapkan dosi
dari vial
R/ penjelasan memberi peserta didik citra mental yg jelas ttg
bagaimana ket dilakukan . Demontrasi merupkan metode yg
paling tepat u/ mengajarkan ket psikomotor
3. Diskusikan pentingnya dosis yg tepat
R/ insulin dpt menimbulkan ES yg seriu, jika dosis yg diberikan
tdk tepat
4. Jelaskan & demonstrasikan metode injeksi inulin per sub kutan
R/ demonstrasi memberi gambaran teknik injeksi &
demonstrasi lgsg memberikan gambaran jelas cara menginjeksi
per sub kutan.
teRima Kasiihh ....

Anda mungkin juga menyukai