A. Hasil Penelitian
Studi kasus ini melibatkan 1 klien sebagai subjek penelitian yang sesuai
1. Pengkajian
status kesehatan klien, pengkajian fokus pada bersihan jalan nafas tidak
a. Karakteristik Klien
jawa, beragama islam, pendidikan terakhir SD. Klien tidak bekerja dan
berusia 46 tahun.
klien adalah batuk berdahak dan juga sesak nafas. Klien juga
diabetes melitus, dan penyakit yang dialami klien saat ini. Klien
makanan.
Riwayat pekerjaan dan lingkungan, klien mengatakan dulunya
padat penduduk.
badan klien sekitar 53kg dan TB 160cm didapatkan data IMT 20,7.
Klien akan menerapkan pola hidup yang sehat jika ingin benar-
benar sembuh
tekan, dan vokal fremitus teraba sama kanan dan kiri. Perkusi
bronkus paru.
e. Pemeriksaan Penunjang
f. Program Terapi
g. Analisa Data
klien juga mengeluh nyeri dada saat batuk terus menerus dengan skala
nyeri 3.
h. Diagnosa Keperawatan
i. Intervensi Keperawatan
kriteria hasil pada status pernafasan kepatenan jalan nafas yaitu : Klien
bronkodilator.
j. Implementasi Keperawatan
selain itu klien juga mengeluh nyeri dada saat batuk terus
paru dan vokal fremitus teraba sama kanan dan kiri. Perkusi
air ludah.
atau massa pada paru dan vocal fremitus teraba sama kanan
dan kiri. Perkusi terdengar hipersonor dan auskultasi masih
batuk.
keluarganya.
keluarganya.
k. Evaluasi
sekitar 20x sehari. Klien sudah bisa melakukan batuk efektif dengan
dahak yang keluar 3cc sekali batuk. Klien juga mengatakan hampir
tidak merasakan sesak nafas lagi. Sementara itu data obyektif yang
fremitus teraba sama kanan dan kiri. Perkusi terdengar hipersonor dan
B. Pembahasan
studi dalam studi kasus ini adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada
Tn. U dengan PPOK di Bangsal Seruni RST dr. Soedjono Magelang mulai
1. Pengkajian
kurang lebih 9 hari, sesak nafas sejak seminggu hilang timbul, dan bicara
pendapat Padila (2012), tanda gejala PPOK yaitu batuk yang sangat
pada saluran nafas yang dikarenakan adanya inflamasi oleh bakteri, virus
sesak nafas yang disertai nyeri dada ketika batuk dengan skala nyeri 3.
Sesak nafas merupakan salah satu tanda gejala yang sering dialami
oleh pendrita PPOK. Menurut Potter & Perry (2016) proses terjadinya
di jalan nafas menyebabkan proses pergerakan udara dari dalam dan luar
sejalan dengan Ringel (2012) yang mengatakan bahwa sesak nafas terjadi
pola nafas. Palpasi menunjukkan tidak ada lesi atau massa pada paru, dan
vokal fremitus teraba sama kanan dan kiri. Pemeriksaan ini dilakukan
dibentuk oleh udara yang menjalar dari dalam laring menuju ke bronchial
terdengar suara ronkhi pada kedua bronkus paru. Pada klien dengan
ditemukan hasil tubular shadows atau farm line yang terlihat bayangan
garis paralel keluar dari hilius menuju apeks paru, dan corak paru yang
2. Perumusan Masalah
bersihan jalan nafas adalah suatu keadaam dimana individu tidak mampu
jalan nafas yaitu klien mengeluh batuk berdahak dengan sekret yang sulit
dikeluarkan, pada auskultasi paru terdengar ronkhi pada bronkus atas
sianosis, kelelahan, apatis serta merasa lemah. Untuk itu perlu bantuan
3. Perencanaan
sekret, tidak ada suara nafas tambahan, tidak ada akumulasi sekret,
pergerakan dada dan retraksi dada, monitor suara nafas tambahan dan
pola nafas, monitor kemampuan batuk efektif klien, catat onset dan
4. Implementasi
dikeluarkan, nyeri dada saat batuk dengan skala 3, dan sesak nafas. Dahak
yang dikeluarkan klien 3cc dalam satu hari dengan warna kuning
hidung. Hasil dari pemeriksaan palpasi yaitu vokal fremitus teraba sama
(Price, 2009).
metode batuk yang benar, dimana klien dapat menghemat energi sehingga
adalah sebelum dilakukan batuk, klien dianjurkan untuk minum air hangat
untuk mengencerkan dahak. Setelah itu dianjurkan insprasi dalam. Hal ini
dilakukan selama dua kali. Kemudian setelah inspirasi yang ketiga,
kental berwarna kuning kehijauan yang sulit dikeluarkan. Oleh karena itu
perlu dilakukan teknik batuk efektif yang benar supaya dahak dapat
keluar. Setelah dilakukan batuk efektif, sputum klien dapat keluar dengn
saluran udara dalam paru-paru. Obat ini bekerja dengan cara melemaskan
Antibiotik paling bermanfaat dan harus dimulai jika setidaknya ada dua
Athifah, 2019).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Namun evaluasi
juga dapat dilakukan di setiap tahap dari proses keperawatan. Pada tahap
selama 3 hari didapatkan data klien yaitu : antara lain data subyektif klien
mengatakan batuk sudah mulai berkurang. Klien batuk sekitar 20x sehari.
Klien sudah bisa melakukan batuk efektif dengan dahak yang keluar 3cc
sekali batuk. Klien juga mengatakan hampir tidak merasakan sesak nafas
lagi. Sementara itu data obyektif yang didapatkan respuratory rate klien
lessi atau massa pada paru, dan vokal fremitus teraba sama kanan dan
namun sudah sedikit berkurang. antara lain klien mengatakan batuk sudah
mulai berkurang. Klien batuk sekitar 20x sehari. Klien sudah bisa
melakukan batuk efektif dengan dahak yang keluar 3cc sekali batuk.
Sementara itu data obyektif yang didapatkan respiratory rate klien yaitu
paru kurang maksimal. Palpasi menunjukkan tidak ada lessi atau massa
pada paru, dan vokal fremitus teraba sama kanan dan kiri. Perkusi
sedikit berkurang.
terdengar, dan sputum warna kuning kehijauan yang sudah mulai keluar
C. Keterbatasan
A. Simpulan
Magelang diperoleh data atau temuan yang telah dijelaskan pada pembahasan
diberikan, diantara :
kriteria hasil batuk berkurang, tidak ada sekret, tidak ada suara nafas
tambahan ronkhi, tidak ada dyspnea, dan sputum dapat keluar dengan
posisikan semi fowler, anjurkan asupan cariran kurang lebih 2500cc per
terapi.
telah direncanakan.
nafas pada Tn.U teratasi sebagian. Oleh karena itu Perlu adanya tindak
seluruhnya.
B. SARAN
1. Praktisi Keperawatan
2. Penulis selanjutnya
PPOK dan juga lebih memperbanyak referensi seperti buku dan jurnal
3. Institusi Pendidikan
sarana dan prasarana terkait referensi baik dalam bentuk buku maupun