Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

TYPHOID PADA NY.R

OLEH:

Nirma Yulan
032020071

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Bestfy Anitasari, S.Kep.,M.Kep., Sp.Mat

PROGRAM STUDY PROFESI NERS

STIKES KURNIA JAYA PERSADA

TAHUN AKADEMIK

2020/2021
1
BAB II
TINJAUAN KASUS

Klien bernama Ny. R Berusia 25 Tahun di rawat diruang Flamboyan Rumah Sakit
Umum Sawerigading Palopo tanggal 1 Februari 2021 pukul 19:30 WIB pasien mengeluh
panas sejak 1 minggu yang lalu, pusing, mual, lemas, lidah terasa pahit, tidak nafsu makan.
Pasien menegeluh nyeri pada perut hilang timbul seperti di tususk-tusuk. skala nyeri 6.
Tanda-Tanda Vital dengan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 108 x/menit, suhu badan
39oc, pernafasan 24 x/menit. Tindakan keperawatan infus RL 20 tetes/menit, amoxilin 3x1
Sdo, aminopilin 3x1 Sdo, paracetamol 3x1 Sdo, Byocilin 1x1 Sdo. Dari hasil Laboratorium
didapatkan Hemoglobin 13,4 gr/dl, Hematokrit 40%, Leukosit 9.67 ribu/mL, Trombosit
357 ribu/mL.

A. Pengkajian
1. Identitas Klien

Nama : Ny. R

Umur : 25 Tahun

Alamat : Kel. Bulo, batusitanduk, kec.walenrang

Pendidikan : S1

Jenis kelamin : Perempuan

Suku : Toraja

Agama : Kristen protestan

Status perkawinan : Menikah

Tanggal pengkajian : Senin, 1 Februari 2021

2. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan pada saat pengkajian di dapatkan klien mengatakan nyeri pada
perut sebelah kiri bawah hilang timbul seperti ditusuk – tusuk nyeri menyebar
2
sampai pinggang, durasi ± 10 menit lamanya 2 hari, pusing, mual, lemes, tidak
nafsu makan, lidah terasa pahit, upaya mengatasi pergi ke Rumah Sakit.

b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Berdasarkan hasil wawancara dengan klien, didapatkan data bahwa
klien pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Sawerigading Palopo. klien
sebelumnya pernah mempunyai riwayat seperti yang diderita klien saat ini.
Klien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan maupun operasi. Klien
mengatakan tidak mempunyai alergi baik terhadap obat, makanan, binatang,
dan lingkungan. Klien pernah meminum obat amoxilin, aminopilin,
paracetamol, byocilin.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram dan Keterangan)

Keterangan : : Laki-laki : Klien

: Perempuan - - - - : Tinggal serumah

: Meniggal : Garis hubungan

Catatan : Ny R adalah anak tunggal , usia klien 25 tahun, sudah bekerja, dan
sudah menikah, tinggal bersama suami.

d. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor
resiko
3
Klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan atau penyakit yang
pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor resiko.

e. Riwayat psikososial dan spiritual


Orang yang tedekat dengan klien adalah Suaminya, pola komunikasi
dalam keluarga baik, sedangkan pembuatan keputusan klien mengatakan
bermusyawarah, kegiatan kemasyarakatan tidak ada. Dampak penyakit klien
terhadap keluarga adalah aktivitas terganggu, klien berharap agar cepat
sembuh. Klien mengatakan bila ada masalah maka dilakukan dicari pemecahan
masalah tersebut. Hal yang difikirkan saat ini adalah ingin cepat sembuh.
Harapan setelah menjalani perawatan adalah dapat kembali kerja. Perubahan
yang dirasakan setelah jatuh sakit adalah badannya lemas. Klien mengatakan
tidak ada nillai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan. Aktivitas agama
yang dilakukan adalah selalu beribadah. Klien mengatakan kondisi lingkungan
rumah baik dan bersih.

f. Pola Kebiasaan
1. Pola nutrisi
Berdsarkan hasil wawancara dan observasi didapatkan data sebagai berikut,
pola nutrisi klien sebelum sakit frekuensi makan 3x/hari, nafsu makan baik,
porsi makan yang dihabiskan 1 porsi,tidak ada makanan alergi, pantangan
dan diet. Sedangkan pola nutrisi selama di rawat di Rumah Sakit, frekuensi
makan 3 x/hari, nafsu makan kurang karena masih mual, makan tidak habis
1
/2 porsi, klien mengatakan tidak ada makanan pantangan, penggunaan obat
sebelum makan adalah obat narfos, klien tampak tidak tampak
menggunakan alat bantu (NGT, dll)

2. Pola Eliminasi
Pola eliminasi klien sebelum sakit frekuensi 4-5 x/hari, berwarna kuning
jernih tanpa ada keluhan, sedangkan di Rumah Sakit frekensi 6-7 x/hari,
berwarna kuning jernih tanpa adanya keluhan dan tampak tidak
menggunakan alat bantu (kateter, dll)

4
Sebelum sakit frekuensi BAB 1 x/hari, waktunya pagi, berwarna kuning,
konsistensi lembek tanpa ada keluhan dan tidak menggunakan laxatif.
Sedangkan di Rumah Sakit klien mengatakan belum BAB dan idak
menggunakan laxatif.

3. Pola Personal Hygiene


Klien mengatakan sebelum sakit mandi 2 x/hari, waktunya pagi dan sore,
oral hygiene 2 x/hari, waktunya pagi dan malam, klien mengatakan cuci
rambut cuci rambut 3 x/minggu. Sedangkan di Rumah Sakit klien mandi 2
x/hari, waktunya pagi dan malam, klien mengatakan belum pernah cuci
rambut.

4. Pola Istirahat dan Tidur


Klien mengatakan kebiasaan istirahat dan tidur sebelum masuk Rumah
Sakit adalah klien tidur siang 1 jam/hari, klien tidur malam selama 7
jam/hari, dan klien mengatakan tidak ada kebiasaan sebelum tidur.
Sedangkan selama di Rumah Sakit klien tidur siang 1 jam/siang, tidur
malam 8 jam/hari, dan tidak ada kebiasaan sebelum tidur.

5. Pola Aktivitas dan Latihan


Aktivitas sebelum masuk Rumah Sakit adalah bekerja dengan waktu pagi
hari, klien juga mengatakan tidak pernah olahraga. Selama dirawat klien
lebih banyak istirahat dan melakukan kegiatan di tempat tidur seperti
makan. Bak di kamar mandi dan tidak ada keluhan dalam beraktivitas.

6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan


Sebelum klien masuk rumah sakit, klien mengatakan tidak pernah merokok
dan minum-minuman keras/NAPZA. Begitupun saat klien di rawat, klien
tidak pernah merokok dan minum-minuman keras/NAPZA.

2. Pengkajian Fisik
Pemeriksaan fisik umum berdasarkan hasil wawancara dan observasi
didapatkan data yaitu Berat Badan (BB) klien sebelum sakit 48 kg. Berat badan

5
saat ini 45 kg, tinggi badan klien 157 cm, Tanda-tanda vital (TTV) dengan tekanan
darah 100/70 mmHg, nadi 108 x/menit, pernafasan 22 x/menit, dan suhu tubuh
39oc. Keadaan klien sakit sedang, dan tidak terlihat adanya pembesaran gelenjar
getah bening.
a. Sistem penglihatan
Sistem penglihatan meliputi sisi mata klien simetris, kelopak mata
normal dan tidak terjadi ptosis, pergerakan bola mata mengikuti stimulus,
konjungtiva klien terlihat berwarna muda/ananemis, kornea klien normal tidak
berwarna keruh ataupun terdapat perdarahan. Sklera anikhterik, pupil klien
isokor, tidak ada kelainan pada otot-otot mata klien, fungsi penglihatan klien
baik dimana klien mengatakan masih dapat melihat dengan baik, klien tidak
menggunakan kacamata ataupun lensa kontak, tidak ada tanda-tanda
peradangan seperti berwarna merah dan pandangan jelas.
b. Sistem pendengaran
Sistem pendengaran meliputi daun telinga klien normal, tidak tampak
ada luka dan tampak simetris. Tidak ada serumen, kondisi telinga tengah
normal, tidak tampak bengkak dan tidak kemerahan, tidak terlihat adanya
cairan di telinga seperti darah, nanah, klien mengatakan telinganya tidak terasa
penuh, fungsi pendengaran klien normal dimana klien dapat mendengar dengan
baik dan tidak menggunakan alat bantu.
c. Sistem wicara
Sistem wicara selama berinteraksi dengan klien, klien tidak mengalami
gangguan bicara, dan klien dapat menggunakan kata-kata dengan jelas.
d. Sistem pernafasan
Sistem pernafasan dari hasil wawancara, observasi, inspeksi dan
auskultasi diperoleh jalan nafas bersih tidak ada sumbatan, klien mengatakan
tidak sesak, klien tampak tidak menggunakan otot bantu pernafasan, frekuensi
pernafasan 22 x/menit, dengan irama pernafasan teratur, klien mengatakan
tidak nyeri saat bernafas, klien tampak tidak menggunakan alat bantu nafas,
klien mengatakan tidak ada batuk. Pemeriksaan secara palpasi tidak ada
masalah pada dada klien, saat diperkusi suara resonan, pemeriksaan auskultasi
terdengar suara nafas klien vesikuler.
e. Sistem kardiovaskuler

6
Sistem kardiovaskuler dari hasil pemeriksaan palpasi didapatkan nadi
108x/menit, dengan irama teratur dan denyut kuat. Tekanan darah klien 110/80
mmHg, temperatur kulit hangat, pengisian kapiler kurang dari 3 detik, dari
hasil inspeksi tidak ada distensi vena juguralis baik kanan maupun kiri, warna
kulit klien putih normal, tampak tidak ada edema.
Pada auskultasi jantung, kecepatan denyut nadi apical 86 x/menit,
dengan irama yang teratur dan tidak terdengar adanya kelainan bunyi jantung
seperti mur-mur dan gallep. Klien mengatakan tidak sakit dada.
f. Sistem hematologi
Sistem hematologi klien tampak tidak pucat.
g. Sistem hematologi
Sistem syaraf pusat berdasarkan hasil wawancara dan observasi klien
mengatakan tidak pusing, tingkat kesadaran composmentis, dengan jumlah
nilai glasgow coma scale (GCS) 15 yang terdiri dari E: 4, M: 6, V: 5, tidak ada
tanda-tanda peninngkatan tekanan intra kranial seperti nyeri kepala hebat, papil
edema, muntah proyektif. Refleks fisiologi normal seperti refleks bisep, trisep,
dan patella normal. Refleks patologisnya seperti babinski negatif.
h. Sistem pencernaan
Sistem pencernaan setelah dilakukan observasi didapatkan bahwa gigi
klien tidak caries, tidak menggunakan gigi palsu, tidak terlihat adanya
stomatitis dan tidak terlihat lidah kotor. Klien mengatakan mual, Klien
mengtakan susah bab. Peristaltik usus 3x/menit.
i. Sistem endokrin
Sistem endokrin klien tidak mengalami pembesaran kelenjar tiroid,
nafas tidak berbau keton keton, dan tidak ada luka gangguan.
j. Sistem integumen
Sistem integumen turgor kulit klien baik dan elastis, temperatur kulit
hangat, warna kulit klien tampak kemerahan, tidak terdapat luka. Tidak ada lesi
atau ulkus, tidak ada tanda-tanda peradangan di kulit daerah pemasangan
infuse. Keadaan rambut klien baik dan bersih.
k. Sistem pencernaan
Sistem muskuloskeletal, walaupun terpasang infuse klien mengatakan
tidak mengalami kesulitan dalam bergerak. Tidak ada fraktur dan tidak ada

7
kelainan baik bentuk sendi maupun struktur tulang belakang. Keadaan tonus
otot klien baik.

Kekuatan otot klien 5555 5555


5555 5555

3. Data Tambahan (pemahaman tentang penyakit)


Berdasarkan hasil wawancara klien mengatakan sudah mengetahui tentang
penyakitnya

4. Data penunjang (pemeriksaan diagnostic yang menunjang masalah : Lab,


radologi, endeskopi, dan lain-lain)
Laboratorium Tanggal 1 februari 2021
Hemoglobin13.4 gr/dl, Hematokrit 43 %, Trombosit 357 ribu/mm, Leukosit 9.67
ribu/mm3.

Imuno serologi
Widal
Salmonella typhi (-)
Parathypht AH (-)
Parathypht BH (-)
Typhi o (1/80)
Paratyphi AO (1/320)
Paratyphi BO (1/80)
Paratyphi Co (-)

5. Penatalaksanaan ( Therapi / Pengobatan termasuk diet )


Terapi obat oral Ny. R
- Terfacep 2 x 2 g
- ODR2x1
- Acran 2 x 1
- Sistenol 3 x 1

8
6. Data Fokus
Data subjektif
klien mengatakan badannya panas sejak 1 minggu yang lalu, klien mengatakan
pusing, klien mengatakan masih mual, klien mengatakan lemas, tidak nafsu
makan, lidah terasa pahit, klien mengatakan nyeri pada perut sebelah kiri bawah
hilang timbul seperti ditusuk – tusuk nyeri menyebar sampai pinggang, skala
nyeri 3, durasi ± 10 menit lamany 2 hari.

Data Objektif
Klien tampak lemas, wajah klien tampak menahan nyeri, klien tampak lemah,
klien tampak gelisah, kesadaran composmentis, klien tampak habis 1/2 porsi
makan, Tekanan darah 100/70 mmHg, Suhu 39oc, Nadi 108 x/menit, Pernafasan
22 x/menit, Berat badan sebelum sakit 48 kg, Berat badan sakit 45 kg, hasil
Laboratorium pada tanggal 1 februari 2021 didapatkan Hemoglobin 13,4 gr/dl,
Hematokrit 40%, Leukosit 9.67 ribu/mL, Trombosit 357 ribu/mL.

7. Analisa data

No Data Masalah Etiologi

1 DS: Makanan yang terkontaminasi Hipertermi


1. Klien mengatakan salmonella typhi
badannya panas
sejak 1 minggu Masuk kedalam aliran darah
yang lalu.
Bakteri melepas endotoksin
DO:
1. Klien tampak Merangsang sintesa dalam
lemas pelepasan zat pytrogen oleh
2. Suhu 39oc leukosit pada jaringan yang
3. Nadi 108 x/menit meradang
4. RR 22x/menit
5. Td 100/70 mmHg Proses infeksi
6. Hemoglobin 13,4
gr/dl Memicu termoregulator untuk
9
7. Hematokrit 40% meningkatkan suhu
8. Leukosit 9.67
ribu/Ml Suhu badan meningkat
9. Trombosit 357
ribu/mL Hipertermi

2 DS: Salmonella typhi masuk saluran Nyeri Akut


P : pasien mengatakan pencernaan melalui usus
nyeri pada perut
Q : Nyeri seperti di Kuman berkembang biak dalam
tusuk-tusuk usus halus
R : perut seblah kiri
menyebar ke Reaksi peradangan pada usus
pinggang halus
S : 6
T : hilang timbul Kerusakan mukosa usus halus
dengan durasi ±
10 menit Merangsang reseptor nyeri

DO: Persepsi nyeri


1. wajah klien
tampak menahan
nyeri.
2. Klien tampak
lemah
3. Klien tampak
gelisah
4. TTV : TD 100/70
mmHg. Suhu
39oc, Nadi 108
x/menit, RR
24x/menit
3 DS: Salmonella thypi Kekurangan
1. Klien mengatakan nutrisi

10
mual Masuk dalam tubuh kurang dari
2. Klien mengatakan kebutuhan
tidak nafsu makan Berkembang biak dalam usus tubuh
3. Klien mengatakan
lidah terasa pahit HCL naik
4. klien mengatakan
masih mual. Mual muntah
5. klien mengatakan
badannya lemas Anorexia

DO: Intake berkurang


1. klien tampak
Tidak Gangguan pemenuhan nutrisi
menghabiskan
1
habis /2 porsi
makan
2. nafsu makan
menurun
3. klien tampak
lemas
4. BB sebelum sakit
48kg, BB sakit
45kg.
5. IMT : 18,2
6. Hemoglobin 13,4
gr/dl.

B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian keperawatan pada Ny. R pada tanggal 1 februari 2021
maka didapat diagnosa keperawatan sebagai berikut :

NO DIAGNOSA

1 Hipertermi berhubungan dengan proses salmonella thypi

11
2 Nyeri berhubungan dengan Proses inflamasi

3 Kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake


yang tidak adekuat.

C. Perencanaan Keperawatan
Berdasarkan diagnosa yang muncul pada tanggal 1 februari 2021, maka perencanaan
keperawatan, pelaksanaan keperawatan, evaluasi keperawatan yang dilakukan sebagai
berikut :

No Diagnosa Noc Nic

1. Hipertermi berhubungan dengan setelah dilakukan 1. Obserfasi tanda-


proses salmonella thypi. tindakan tanda vital
DS: keperawatan 2. Monitor suhu Tubuh
1. Klien mengatakan selama 3x24 jam minimal tiap 2 jam
badannya panas sejak 1 diharapkan suhu 3. Pantau hidrasi
minggu yang lalu. tubuh salmonella 4. Berikan kompres air
DO: normal dengan biasa
1. Klien tampak lemas, Kriteria Hasil: 5. Berikan terapi obat
2. TTV : Suhu 390C, Nadi 1. Suhu tubuh anti piretik sesuai
108 x/menit, RR dalam rentang program
24x/menit, normal
3. Hasil Lab : Hemoglobin 2. klien tidak
13,4 gr/dl, Hematokrit gelisah dan
40%, Leukosit 9.67 demam
ribu/Ml, Trombosit 357 hilang,
ribu/mL. 3. RR: 20
x/menit, N: 80
x/menit, S: 36
o
c.

2. Nyeri akut berhubungan dengan setelah dilakukan 1. Monitor keadaan


proses inflamasi tindakan umum
DS : keperawatan 2. Kaji tingkat nyeri
selama 3 x 24 jam intensitas dan skala
P : pasien mengatakan nyeri
12
pada perut diharapkan nyeri nyeri
Q : Nyeri seperti di tusuk- berkurang dengan 3. Jelaskan penyebab
tusuk Kriteria Hasil: nyeri
R : perut seblah kiri bawah 1. pasien 4. Ajarkan tehnik
menyebar ke pinggang nampak lebih distraksi relaksasi
S : 6 rileks, (nafas dalam)
T : hilang timbul dengan 2. pasien mampu 5. Posisikan pasien
durasi ± 10 menit. mengontrol senyaman mungkin
nyeri. 6. Kolaborasi dengan
DO : tim medis pemberian
1. wajah klien tampak obat analgesik
menahan nyeri
2. Klien tampak lemah,
Klien tampak gelisah
3. Hasil TTV :
TD 100/70 mmHg,
Suhu 39oc,
Nadi 108 x/menit,
RR 24x/menit

3. Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan 1. Kaji pola makan


kurang dari kebutuhan tubuh tindakan klien
berhubungan dengan intake yang keperawatan 2. Timbang berat badan
tidak adekuat. selama 3 x 24 jam setiap hari (bila
DS: perubahan memungkinkan)
1. Klien mengatakan mual, kebutuhan nutrisi 3. Berikan makan klien
2. Klien mengatakan tidak teratasi dengan dalam keadaan
nafsu makan, Kriteria Hasil: hangat
3. klien mengatakan lidah 1. klien tidak 4. Anjurkan klien
terasa pahit, lemas lagi makan sedikit tapi
4. klien mengatakan masih 2. klien makan sering
mual, habis 1 porsi, 5. Catat jumlah makan
5. klien mengatakan 3. hemoglobin yang dihabiskan
badannya lemas dalam batas klien

13
DO: normal (14 – 6. Kolaborasi
1. klien tampak tidak 16 g/dl ) pemberian anti
menghabiskan 1/2 porsi 4. pertahankan emetik narfos 3 x 8
makan, berat badan mg sesuai intruksi
2. nafsu makan menurun, dokter
3. klien tampak lemas,
4. BB sebelum sakit 48kg,
BB sakit 45kg
5. Hemoglobin 13,4 gr/dl.

D. Implementasi dan evaluasi


1 februari 2021

NO IMPLEMENTASI EVALUASI

1 1. Mengobserfasi tanda-tanda vital S : Pasien mengatakan masih


2. Memonitor suhu minimal tiap 2 jam demam
3. Memantau hidrasi O : pasien tampak lemah,
4. Memberikan kompres air biasa Suhu tubuh 390C, RR
5. Pemberian terapi obat anti piretik sesuai 108X/menit, Nadi 24
program x/permenit.
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi (1 2 3
4 5)

2 1. Memonitor keadaan umum S : Pasien mengatakan masih


2. Mengkaji tingkat nyeri intensitas dan skala nyeri
nyeri
P : pasien mengatakan
3. Menjelaskan penyebab nyeri
nyeri pada bagian perut.
4. Mengajarkan tehnik distraksi relaksasi
Q : Nyeri seperti di tusuk-
(nafas dalam)
tusuk
5. Memposisikan pasien senyaman mungkin
R : perut seblah kiri
6. Mengkolaborasikan dengan tim medis
menyebar ke pinggang
pemberian obat analgesik
S : 6
T : hilang timbul dengan
14
durasi ± 10 menit

O : wajah pasien tampak


menahan nyeri, lemah,
TD 100/70, Suhu tubuh
390C, RR 108X/menit,
Nadi 24 x/permenit.
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi(1 2 3
4 5 6)

3 1. Mengkaji pola makan klien S : Pasien mengatakan Mual,


2. Menimbang berat badan setiap hari (bila tidak nafsu makan
memungkinkan) O : pasien tampak lemas,
3. Memberikan makan klien dalam keadaan pasien tidak
hangat menghabiskan ½ porsi
4. Menganjurkan klien makan sedikit tapi makanan, BB Menurun
sering 48 menjadi 45 kg.
5. Mencatat jumlah makan yang dihabiskan A : Masalah belum teratasi
klien. P : lanjutkan intervensi(1 2 3
6. Mengkolaborasikan pemberian anti emetik 4 5 6)
narfos 3 x 8 mg sesuai intruksi dokter.

2 Februari 2021

NO IMPLEMENTASI EVALUASI

1 1. Mengobserfasi tanda-tanda vital S : Pasien mengatakan


2. Memonitor suhu minimal tiap 2 jam demamnya berkurang
3. Memantau hidrasi O : pasien tampak lemah,
4. Memberikan kompres air biasa Suhu tubuh 37,50C, RR
5. Pemberian terapi obat anti piretik sesuai 104X/menit, Nadi 22
program x/permenit.
A : Masalah belum teratasi

15
P : lanjutkan intervensi
1. Mengobserfasi tanda-
tanda vital
2. Memberikan kompres
air biasa
3. Pemberian terapi obat
anti piretik

2 1. Memonitor keadaan umum S : Pasien mengatakan nyeri


2. Mengkaji tingkat nyeri intensitas dan skala berkurang
nyeri
P : pasien mengatakan
3. Menjelaskan penyebab nyeri
nyeri pada bagian perut.
4. Mengajarkan tehnik distraksi relaksasi
Q : Nyeri seperti di tusuk-
(nafas dalam)
tusuk
5. Memposisikan pasien senyaman mungkin
R : perut seblah kiri
6. Mengkolaborasikan dengan tim medis
menyebar ke pinggang
pemberian obat analgesik
S : 4
T : hilang timbul dengan
durasi ± 10 menit

O : Wajah pasien tampak


tidak menahan nyeri,
lemah, TD 110/70, Suhu
tubuh 37,50C, RR
104x/menit, Nadi 22
x/permenit.
A : Masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
1. Memonitor keadaan
umum
2. Mengkaji tingkat nyeri
intensitas dan skala
nyeri

16
3. Memposisikan pasien
senyaman mungkin
4. Mengkolaborasikan
dengan tim medis
pemberian obat
analgesik

3 1. Mengkaji pola makan klien S : Pasien mengatakan


2. Menimbang berat badan setiap hari (bila Mualnya berkurang, nafsu
memungkinkan) makan sudah mulai
3. Memberikan makan klien dalam keadaan membaik
hangat O : pasien tampak lemas,
4. Menganjurkan klien makan sedikit tapi pasien menghabiskan ½
sering porsi makanan, BB 46 kg
5. Mencatat jumlah makan yang dihabiskan A : Masalah belum teratasi
klien.
P : lanjutkan intervensi
6. Mengkolaborasikan pemberian anti emetik
1. Menimbang berat
narfos 3 x 8 mg sesuai intruksi dokter.
badan setiap hari (bila
memungkinkan)
2. Menganjurkan klien
makan sedikit tapi
sering
3. Mencatat jumlah
makan yang
dihabiskan klien.
4. Mengkolaborasikan
pemberian anti emetik
narfos 3 x 8 mg sesuai
intruksi dokter.

3 februari 2021

NO IMPLEMENTASI EVALUASI

1 1. Mengobserfasi tanda-tanda vital S : Pasien mengatakan


17
sudah tidak demam
2. Memberikan kompres air biasa lagi
3. Pemberian terapi obat anti piretik sesuai program O : keadaan umum
pasien tampak
membaik, Suhu
tubuh 360C, RR
100x/menit, Nadi 20
x/permenit.
A : Masalah teratasi

P : intervensi di hentikan

2 1. Memonitor keadaan umum S : Pasien mengatakan


2. Mengkaji tingkat nyeri intensitas dan skala nyeri sudah tidak nyeri
3. Memposisikan pasien senyaman mungkin lagi
4. Mengkolaborasikan dengan tim medis pemberian
P : tidak ada nyeri
obat analgesik
pada bagian perut.
Q : Nyeri seperti di
tusuk-tusuk
R : perut seblah kiri
menyebar ke
pinggang
S : 2
T : hilang timbul

O : Wajah pasien tampak


tidak menahan nyeri,
lemah, TD 120/80,
Suhu tubuh 360C,
RR 100x/menit,
Nadi 20 x/permenit.
A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

3 1. Menimbang berat badan setiap hari (bila S : Pasien mengatakan


18
memungkinkan) Mualnya berkurang,
2. Menganjurkan klien makan sedikit tapi sering nafsu makan sudah
3. Mencatat jumlah makan yang dihabiskan klien. mulai membaik
4. Mengkolaborasikan pemberian anti emetik narfos O : Keadaan umum
3 x 8 mg sesuai intruksi dokter. pasien membaik,
pasien
menghabiskan 1
porsi makanan, BB
47 kg
A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC

Brunner & suddarth (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Suriadi & Yuliani. (2006). Ajaran Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC

Mansjoer & Arif (2004). Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapis, Jakarta.
19
Marjory Gordon, dkk, 2005, Nursing Diagnoses: Definition & Classification

20

Anda mungkin juga menyukai