tanggal 4-6 Februari 2019. Studi kasus ini melibatkan 1 klien sebagai subjek
penelitian yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan yaitu klien Tn.U.
1. Pengkajian
status kesehatan klien, pengkajian fokus pada bersihan jalan nafas tidak
a. Karakteristik Klien
jawa, beragama islam, pendidikan terakhir SD. Klien tidak bekerja dan
hari, sesak nafas sejak seminggu hilang timbul, dan bicara serak
nafsu makan dan penurunan berat badan dari 56 kg - 53kg. Klien dan
Kamis, 4 Februari 2019 pukul 15.15 WIB dan disarankan untuk rawat
diabetes melitus, dan penyakit yang dialami klien saat ini. Klien
padat penduduk.
badan klien sekitar 53kg dan TB 160cm didapatkan data IMT 20,7.
Klien akan menerapkan pola hidup yang sehat jika ingin benar-
benar sembuh
menunjukkan tidak ada lessi atau massa pada paru, tidak ada nyeri
tekan, dan vokal fremitus teraba sama kanan dan kiri. Perkusi
paru.
e. Pemeriksaan Penunjang
Pada tanggal 4 Februari 2019 dilakukan pemeriksaan darah
f. Program Terapi
g. Analisa Data
kali dan klien hanya mampu mebatukkan air ludah. Klien terkadang
merasa sesak nafas, selain itu klien juga mengeluh nyeri dada saat
sama, perkusi paru sonor, auskultasi paru terdengan ronchi pada lobus
kanan dan kiri atas. Pada data penunjang pemeriksaan rontgen thorax
pulmo.
h. Diagnosa Keperawatan
i. Intervensi Keperawatan
nafas.
bronkodilator.
j. Implementasi Keperawatan
merasa sesak nafas, selain itu klien juga mengeluh nyeri dada
atau massa pada paru dan vokal fremitus teraba sama kanan
didampingi keluarganya.
sering batuk sekitar 28x dalam sehari dan klien sudah dapat
menunjukkan tidak ada lessi atau massa pada paru dan vocal
fremitus teraba sama kanan dan kiri. Perkusi terdengar sonor
paru.
batuk.
keluarganya.
tidak ada lessi atau massa pada paru, vokal fremitus teraba
sebelumnya.
keluarganya.
k. Evaluasi
sekitar 20x sehari. Klien sudah bisa melakukan batuk efektif dengan
dahak yang keluar 3cc sekali batuk. Klien juga mengatakan hampir
tidak merasakan sesak nafas lagi. Sementara itu data obyektif yang
didapatkan respuratory rate klien yaitu 22x/menit, klien terpasang alat
Palpasi menunjukkan tidak ada lessi atau massa pada paru, dan vokal
fremitus teraba sama kanan dan kiri. Perkusi terdengar sonor dan
what,why,where,when.how)
Penulis akan membahas masalah keperawatan yang menjadi fokus
studi dalam studi kasus ini adalah hambatan mobilitas fisik pada Tn. U dengan
PPOK di Bangsal Seruni RST dr. Soedjono Magelang mulai dari tahap
1. Pengkajian
lingkungan dan gaya hidup, yang sebagian besar bisa dicegah. Merokok
kurang lebih 9 hari, sesak nafas sejak seminggu hilang timbul, dan bicara
gejala PPOK yaitu Batuk yang sangat produktif, sesak nafas dan dispnea,
bersihan jalan nafas adalah batuk dengan akumulasi sputum, sesak, suara
nafas abnormal atau Ronkhi. Dampak dari pengeluaran dahak yang tidak
Klien juga mengeluh pola tidurnya yang terganggu sehingga jam tidur
klien berkurang. Selain itu klien juga mengalami penurunan nafsu makan
untuk tidur diakibatkan karena bersihan jalan nafas yang tidak efektif
Selain itu dampak yang sering terjadi yaitu nafsu makan klien menurun
pernafasan, klien engtakan sering batu. Saat obserasi klien batuk 3x tapi
nafas yang disertai nyeri dada ketika batuk dengan skala nyeri 3. Batuk
pada dasarnya adalah mekanisme pembersihan jalan nafas. Batuk
Sesak nafas merupakan salah satu tanda gejala yang sering dialami
suatu allergen, khususnya pada perokok aktif yang lama kelamaan akan
proses pergerakan udara dari dalam dan luar paru-paru terganggu, suplai
pernafasan (Ringel,2012)
Pada pemeriksaan paru didapatkan hasil inspeksi menunjukkan pola
pola nafas. Palpasi menunjukkan tidak ada lesi atau massa pada paru, dan
vokal fremitus teraba sama kanan dan kiri. Pemeriksaan ini dilakukan
dibentuk oleh udara yang menjalar dari dalam laring menuju ke bronchial
dan membuat dinding dada bergetar. Perkusi terdengar sonor. Pada klien
bersihan jalan nafas terdengar bunyi nafas tambahan yaitu ronkhi, ini
menunjukkan adanya akumulasi sekret yang kental pada jalan nafas klien
(Bickley,2012).
line yang terlihat bayangan garis paralel keluar dari hilius menuju apeks
2. Perumusan Masalah
secret atau obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten
dimana individu tidak mampu membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran
jalan nafas yaitu klien mengeluh batuk berdahak dengan sekret yang sulit
dikeluarkan, pada auskultasi paru terdengar ronkhi pada lobus atas kanan
sianosis, kelelahan, apatis serta merasa lemah. Untuk itu perlu bantuan
untuk mengeluarkan dahak yang lengket sehingga dapat bersihan jalan
3. Perencanaan
sekret, tidak ada suara nafas tambahan, tidak ada akumulasi sekret,
pergerakan dada dan retraksi dada, monitor suara nafas tambahan dan
pola nafas, monitor kemampuan batuk efektif klien, catat onset dan
4. Implementasi
dikeluarkan, nyeri dada saat batuk dengan skala 3, dan sesak nafas. Dahak
yang dikeluarkan klien 3cc dalam satu hari dengan warna kuning
hidung. Hasil dari pemeriksaan palpasi yaitu vokal fremitus teraba sama
(Price, 2009).
metode batuk yang benar, dimana klien dapat menghemat energi sehingga
adalah sebelum dilakukan batuk, klien dianjurkan untuk minum air hangat
untuk mengencerkan dahak. Setelah itu dianjurkan insprasi dalam. Hal ini
kental berwarna kuning kehijauan yang sulit dikeluarkan. Oleh karena itu
perlu dilakukan teknik batuk efektif yang benar supaya dahak dapat
keluar. Setelah dilakukan batuk efektif, sputum klien dapat keluar dengn
saluran udara dalam paru-paru. Obat ini bekerja dengan cara melemaskan
Antibiotik paling bermanfaat dan harus dimulai jika setidaknya ada dua
Athifah, 2019).
5. Evaluasi
juga dapat dilakukan di setiap tahap dari proses keperawatan. Pada tahap
selama 3 hari didapatkan data klien yaitu : antara lain data subyektif klien
mengatakan batuk sudah mulai berkurang. Klien batuk sekitar 20x sehari.
Klien sudah bisa melakukan batuk efektif dengan dahak yang keluar 3cc
sekali batuk. Klien juga mengatakan hampir tidak merasakan sesak nafas
lagi. Sementara itu data obyektif yang didapatkan respuratory rate klien
lessi atau massa pada paru, dan vokal fremitus teraba sama kanan dan
namun sudah sedikit berkurang. antara lain klien mengatakan batuk sudah
mulai berkurang. Klien batuk sekitar 20x sehari. Klien sudah bisa
melakukan batuk efektif dengan dahak yang keluar 3cc sekali batuk.
Sementara itu data obyektif yang didapatkan respiratory rate klien yaitu
paru kurang maksimal. Palpasi menunjukkan tidak ada lessi atau massa
pada paru, dan vokal fremitus teraba sama kanan dan kiri. Perkusi
sedikit berkurang.
terdengar, dan sputum warna kuning kehijauan yang sudah mulai keluar
C. Keterbatasan
Dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini terdapat beberapa
BAB V
A. Simpulan
dan auskultasi.
dengan kriteria hasil batuk berkurang, tidak ada sekret, tidak ada
suara nafas tambahan ronkhi, tidak ada dyspnea, dan sputum dapat
cariran kurang lebih 2500cc per hari, lakukan batuk efektif, dan
bersihan jalan nafas pada Tn.U teratasi sebagian. Oleh karena itu
B. SARAN
1. Praktisi Keperawatan
2. Penulis selanjutnya
PPOK dan juga lebih memperbanyak referensi seperti buku dan jurnal
3. Institusi Pendidikan
Diharapkan pihak dari institusi pendidikan lebih memberi dukungan
sarana dan prasarana terkait referensi baik dalam bentuk buku maupun