Anda di halaman 1dari 33

Kegiatan belajar 3 :

Pengantar Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Cairan dan Elektrolit

Tujuan Pembelajaran Umum :

Setelah mempelajari Pengantar Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Cairan dan Elektrolit, Anda
diharapkan mampu memahami konsep dasar Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Cairan dan
Elektrolit.

Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mempelajari Pengantar Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Cairan dan Elektrolit, anda
diharapkan mampu;

1. Menjelaskan pengkajian pada Gangguan Cairan dan Elektrolit


2. Menjelaskan diagnosis pada Gangguan Cairan dan Elektrolit
3. Menjelaskan perencanaan keperawatan pada Gangguan Cairan dan Elektrolit
4. Menjelaskan pelaksanaan keperawatan pada Gangguan Cairan dan Elektrolit
5. Menjelaskan evaluasi keperawatan pada Gangguan Cairan dan Elektrolit

Pokok-Pokok Materi yang akan anda pelajari pada kegiatan belajar ini meliputi ;

1. Menjelaskan pengkajian pada Gangguan Cairan dan Elektrolit


2. Menjelaskan diagnosis pada Gangguan Cairan dan Elektrolit
3. Menjelaskan perencanaan keperawatan pada Gangguan Cairan dan Elektrolit
4. Menjelaskan pelaksanaan keperawatan pada Gangguan Cairan dan Elektrolit
5. Menjelaskan evaluasi keperawatan pada Gangguan Cairan dan Elektrolit

Uraian materi

1. Pengkajian keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit
a. Riwayat Keperawatan
Pengkajian keperawatan dalam pemenuhan cairan dan elektrolit ditujukan/difokuskan
pada:
1. Pola Intake
Menggambarkan jumlah dan tipe cairan yang biasa dikonsumsi

2. Pola eliminasi
Kebiasaan berkemih, adakah perubahan baik dalam jumlah maupun frekuensi
berkemih, bagaimana karakteristik urine, apakah tubuh banyak mengeluarkan
cairan?

3. Observasi status hidrasi pasien


Apakah ada tanda-tanda edema, rasa haus yang berlebihan dan apakah membrane
mukosa kering
4. Apakah pasien sedang dalam proses penyakit yang dapat mengganggu
keseimbangan cairan, misalnya DM, kanker, luka bakar, dsb.
5. Riwayat pengobatan yang dapat mengancam gangguan keseimbangan cairan,
misalnya steroid, diuretic, dialysis.
b. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Pemeriksaan fisik meliputi:
- Pengukuran intake dan output cairan
Catat intake cairan per oral maupun parental dan output cairan baik melalui urine,
feses, maupun IWL. Apakah balance cairan seimbang, positif, atau negative.

- Urine
Kaji volume, warna, dan konsentrasi urine

- Turgor kulit
Lakukan pemeriksaan turgor kulit dengan cara mencubit dan mengangkat kulit secara
pelan lalu lepaskan. Lihat kerutan kulit Kembali dengan cepat atau tidak.

- Menimbang berat badan


Timbang berat badan untuk mengetahui retensi atau kehilangan cairan dari tubuh:
stabil, naik, atau turun dengan tiba-tiba.

- Edema
Periksa edema dengan melihat piting edema pada pre tibia, malleolus medialis, atau
diatas ostium sacrum.

- Ukur tanda-tanda vital


Kehilangan cairan digambarkan dengan suhu tinggi, takhikardi.

- Ukur nilai cetre venus pressure (CVP) yang abnormal

c. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan darah lengkap (jumlah sel darah merah, Hb, hematokrit)
Jika Ht naik : Adanya dehidrasi berat dan syok
Jika Ht turun : Adanya pendarahan akut, massif, dan reaksi hemolitik
Jika Hb naik : Adanya Hemokonsentrasi
Jika Hb turun : Adanya pendarahan hebat dan reaksi hemolitik

2) Pemeriksaan serum elektrolit


Sodium, potassium, clorida, ion bicarbonate

3) Konsentrasi (pH) dan berat jenis urine


Berat jenis menunjukan kemampuan ginjal untuk mengatur konsentrasi urine
4) Analisis gas darah
Untuk mengetahui keadekuatan oksigenasi ventilasi dan asam basa biasanya
diperiksa pH, PO2, HCO3-, PCO2, dan saturasi O2
- PCO2 normal 35-40 mmHg
- PO2 normal 80-100 mmHg
- HCO3 normal 25-29 meq/lt
- Saturasi O2 : perbandingan oksigen di dalam darah dengan jumlah

oksigen yang dapat dibawa darah


Normal : arteri (95-98%), vena (60-85%)

2. Diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit
Diagnosa keperawatan utama pada klien dengan gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit.
a. Perubahan volume cairan : kelebihan
b. Perubahan volume cairan : resiko kekurangan
c. Perubahan volume cairan : kekurangan

Contoh diagnosa keperawatan:

a. Perubahan volume cairan : lebih berhubungan dengan retensi natrium dan air,
peningkatan tekanan hidrostatik
b. Perubahan volume cairan : risiko kekurangan berhubungan dengan muntah, intake
cairan kurang
c. Perubahan volume cairan : kurang berhubungan dengan dehidrasi
d. Cemas berhubungan dengan adanya edema
e. Pola napas tidak efektif b.d ekspansi paru menurun, edema paru
f. Risiko kekurangan integritas kulit b.d dehidrasi dan edema

3. Rencana Tindakan
Tujuan :
Setelah dilakukan Tindakan keperawatan, pasien dapat:
a. Mempertahankan keseimbangan intake dan output cairan
b. Mempertahankan berat jenis urine dalam batas normal
c. Menunjukan perilaku yang dapat meningkatkan keseimbangan cairan dan elektrolit
d. Mempertahankan intake cairan dan elektrolit yang adekuat

Intervensi:

a. Cegah terjasinya ketidakseimbangan cairan:


1) Kenali kejadian tertentu dalam kehidupan yang dapat mengarah kepada masalah
ketidak seimbanagn cairan.
2) Catat intake dan cairan klien.
3) Observasi dan catat apakah pasien mengalami rasa haus yang berlebihan.
4) Hati-hati terhadap kehilangan cairan tubuh yang berlebihan dan usahakan untuk
mencegah kehilangan tersebut bila mungkin, misalnya muntah, diare, dan pengeluaran
urine berlebih.
5) Perhatikan program terapi yang dapat mempengaruhi keseimbangan cairan dan
elektrolit.
6) Memperhatikan kondisi yang dapat mencetuskan efek destruktif pada tubuh, misalnya
trauma, luka bakar, prosedur pembedahan.
7) Ajarkan klien untuk mengobservasi dan melaporkan adanya gejala ketidakseimbangan
cairan, misalnya kenaikan dan penurunan BB yang cepat, kelemahan otot dan
perubahan sesnsai kulit.

b. Monitor intake dan output cairan


1) Ukur intake, biasanya menggunakan ukuran rumah tangga misalnya 1 gelas air minum
= 200 cc
2) Catat dan laporkan intake dan output cairan, dilakukan per shift.
3) Pasie yang mendapat terapi intravena, pencatatan harus lebih spesifik.

c. Beri cairan dan elektrolit per oral


1) Intake cairan dapat diberikan per ooral pada pasien tertentu, misalnya pasien dengan
dehidrasi ringan atau DHF stadium I.
2) Intake cairan biasanya diatas 3000 cc per hari
3) Pemberian elektrolit per oral biasanya melalui makanan dan minuman

d. Pemberian terapi intravena


Pemberian terapi intravena merupakan metode yang efektif untuk memnuhi cairan
ekstra sel secara langsung. Pemberian cairan ini diprogramkan oleh dokter dan tanggung
jawab perawat adalah memberikan dan mensukseskan terapi tersebut.

Jenis-jenis cairan intravena yang biasa digunakan:


1) Larutan nutrien
Berisi bebrapa jenis karbohidrat dan air, misalnya dextrose dan glukosa
Yang digunakan adalah : 5% dextrose in water (DSW), Amigen, Aminovel

2) Larutan elektrolit
Antara lain larutan saline baik isotonis, hipotonis, hipertonis. Yang terbanyak
digunakan adalah normal saline (isotonis) yaitu NaCl 0,9%

3) Cairan asam basa


Contoh sodium lactate dan sodium bicarbonate (laktat adalah garam yang dapat
mengikat ion H+ dari cairan sehingga mengurangi keasaman)

4) Blood Volume Expanders


Berfungsi untuk meningkatkan volume pembuluh darah atau plasma. Cara kerjanya
adalah meningkatkan tekanan osmotic darah.
4. Tindakan keperawatan pada klien yang terpasang infus
a. Mempertahankan infus intravena terhadap daerah pemasangan infus dan memberikan
Pendidikan Kesehatan pada pasien.
b. Memnuhi rasa nyaman dan membantu aktivitas pasien misalnya dalam pemenuhan
kebutuhan personal hygiene, membantu mobilitas.
c. Mengobservasi komplikasi yang mungkin terjadi, misalnya:
- Infiltrate : masuknya cairan ke sub kutan
Gejala : bengkak, dingin, nyeri, tetsan infus lambat
- Phlebitis : trauma mekanik/ radang/ iritasi bahan kimia pada vena
Gejala : nyeri, panas, kemerahan pada vena tempat pemasangan.
- Kelebihan intake ccairan : akibat tetesan infus yang terlalu cepat.
d. Mengatur tetesan infus
- Dilakukan setiap 30-60 menit
- Tetesan terlalu cepat menyebabkan masalah pada paru-paru dan jantung
- Tetesan yang lambat menyebabkan intake cairan dan elektrolit tidak adekuat

Faktor yang mempengaruhi jumlah tetesan:

- Posisi pemasangan
- Posisi dan kepatenan tube/selang
- Tinggi botol infus
- Kemungkinan adanya infiltrate
e. Mengganti botol infus
Dilakukan jika cairan sudah berada di leher botol dan tetesan masih berjalan.
Prosedur:
- Siapkan botol yang baru
- Klem selang
- Tarik jarum dan segera tusukan pada botol yang baru
- Gantungkan botol
- Buka klem dan hitung Kembali tetesan
- Pasang label
- Catat Tindakan yang dilakukan
f. Mengganti selang infus
- Minimal 3 x 24 jam
- Prosedur :
 Siapkan infus set yang baru, termasuk botol
 Masukan cairan sepanjang selang dan gantungkan botol serta tutup klem
 Pegang poros jarum dan tangan lain melepas selang
 Tusukan tube yang baru ke poros jarum
 Langkah berikutnya sama dengan memasang infus
g. Menghentikan Infus
Dilakukan bila program terapi telah selesai atau bila akan mengganti tusukan yang baru.
Prosedur:
 Tutup klem infus

Buka tube pada daerah tusukan sambal memgang jarum

Tarik jarum secepatnya dan beri penekanan pada daerah bebas tusukan dengan
kapas alcohol selama 2-3 menit untuk dmencegah pendarahan
 Tutup daerah bebas tusukan dengan tusukan dengan kasa steril
 Catat waktu menghentikan infus dan jumlah cairan yang masuk dan yang tersisa
dalam botol
5. Tindakan keperawatan pada klien yang terpasang transfuse darah:
transfusi darah adalah memasukan darah lengkap atau komponen darah kedalam sirkulasi
vena.
Tujuan:
 Mengembalikan jumlah darah setelah pendarahan hebat
 Mengembalikan sel darah merah misalnya pada anemia berat
 Memberikan factor-faktor plasma seperti antihemofilik

Reaksi transfusi yang mungkin timbul;

 Hemolisis : terjadi apabila agglutinogen dengan anti agglutinin dengan tipe sama
bertemu
 Febris : karena adanya kontaminasi pada daerah atau sensitivitas dari sel
darah putih.
 Reaksi alergi : biasanya karena adanya antibody pada plasma donor.
Risiko transfusi yang utama adalah transfer penyakit hepatitis, AIDS, dsb.

6. Evaluasi Tindakan keperawatan


a. Output urine pasien seimbang dengan intake cairan
b. Karakteristik urine menunjukan fungsi ginjal yang bauk
c. Pasien akan mengonsumsi cairan sesuai dengan program ( per oral, terapi intravena atau
TPN)

Rangkuman

Demikianlah kegiatan belajar Pengantar Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Cairan dan Elektrolit
Bagi Perawat, selamat anda telah menyelesaikan tahapan pertama dari modul ini. Artinya anda telah
memahami dasar-dasar ilmu keperawatan dasar. Konsep penting yang telah anda pelajari dalam
kegiatan belajar ini adalah : pengekajian keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit difokuskan pada pasien, sedang mengalami suatu penyakit, riwayat pengobatan. Diagnosa
keperawatan yang lazim terjadi pada klien dengan gengguan pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit yaitu kelebihan atau kekurangan volume cairan dsb. Tujuan dari rencana tindakan
keperawatanya yaitu mencegah terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, Selanjutnya anda
dapat meneruskan mempelajari modul ini dengan kegiatan belajar berikutnya yaitu pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit.

Soal dan kunci jawaban


Petunjuk : jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang paling benar

1. Jika berlanjut terjadi syok, maka oksigenasi jaringan terhambat. Hal ini dapat menyebabkan keadaan
apa?
a.      Asidosis metabolik
b.      Asidosis respiratorik
c.       Alkalosis respiratorik
d.      Alkalosis metabolik
e.      Terjadi metabolisme aerob
Pembahasan :
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama :
ü  Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang
diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap
beracun. Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol). Overdosis aspirin
pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
ü  Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme. Tubuh dapat menghasilkan
asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu di antaranya adalah
diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan
menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium
lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.
ü  Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang
semestinya. Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak
berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis (ATR) atau
rhenal tubular acidosis (RTA), yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan
yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.

2.  Untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut maka tubuh memberikan sinyal berupa apa?
a.      Rasa lapar
b.      Rasa haus
c.       Kejang
d.      Rasa lemas
e.      Rasa panas
Pembahasan :
Dehidrasi, terjadi jika cairan yang dikeluarkan oleh tubuh melebihi cairan yang masuk. Namun
karena mekanisme yang terdapat pada tubuh manusia sudah sangat unik dan dinamis maka tidak
setiap kehilangan cairan akan menyebabkan tubuh dehidrasi. Rasa haus akan serta merta muncul bila
keseimbangan cairan dalam tubuh mulai terganggu (saat air yang hilang lebih banyak daripada air
yang masuk). Tubuh akan menghasilkan hormon ADH guna mengurangi produksi kencing oleh ginjal.
Tujuan akhir dari mekanisme ini adalah mengurangi sebanyak mungkin kehilangan cairan saat
keseimbangan cairan tubuh terganggu. Dehidrasi dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.
Respon awal tubuh terhadap dehidrasi biasanya berupa rasa haus dan penurunan produksi
kencing, air seni akan tampak lebih pekat dan berwarna gelap.
Jika dibiarkan maka tubuh akan masuk ke kondisi selanjutnya yaitu; mulut kering,
berkurangnya air mata, berkurangnya keringat, otot kaku, mual dan muntah, kepala terasa ringan
terutama saat berdiri.
Selanjutnya tubuh dapat jatuh ke kondisi dehidrasi berat yang gejalanya berupa gelisah dan
lemah lalu koma dan kegagalan multi organ. Bila ini terjadi maka akan sangat sulit untuk
menyembuhkan dan dapat berakibat fatal.

3. Berupa apakah respon ginjal terhadap dehidrasi?


a.      Natriuresis
b.      Diuresis
c.       Reabsorbsi natrium
d.      Penurunan pengeluaran aldosteron
e.      Pengeluaran glukosa
4. Pada dehidrasi maka cairan yg tepat diberikan adalah
a.      Aquades
b.      Mengandung elektrolit
c.       Mengandung gula saja
d.      Mengandung asam
e.      Mengandung vitamin
Pembahasan : pada larutan elektrolit
-          dpt mengatasi ketidakseimbangan yg terjadi
-          menambah volume plasma (cairan infus)
-          menggantikan Na yg hilang
-          menyediakan air bagi sel & membantu membuang produk sisa metabolisme

5. Dehidrasi akan menghasilkan sinyal haus ke


a.      Jantung
b.      Hepar
c.       Otak besar
d.      Hipothalamus
e.      Cerebellum
Pembahasan :Pusathaus hypothalamus dipicuoleh
- Penurunan volume plasma 10-15%
- Kenaikanosmolalitas plasma 1-2%

Tugas Mandiri

Berdasarkan apa yang telah anda pelajari dalam kegiatan belajar ini, cobalah anda membuat 1 asuhan
keperawat dengan kasus gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit disertai dengan landasan teori.

Outline pembuatan modul teori


Kegiatan belajar 3 : Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Tujuan Pembelajaran Umum :

Setelah mempelajari Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit mahasiswa dapat memahami
konsep kebutuhan cairan dan eletronik.

Tujuan Pembelajaran Khusus :

Setelah mempelajari pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit mahasiswa diharapkan mampu:

1. Menerapkan pemberian minum per oral pasien


2. Menghitung keseimbangan cairan pasien
3. Menerapkan perawatan infus pasien
4. Mengganti cairan infus pasien
5. Melepas infus pasien
6. Memonitor tetesan infus pasien

Pokok-Pokok Materi yang akan anda pelajari pada kegiatan belajar ini meliputi :

1. SOP Pemberian Minum Per oral


2. SOP menghitung keseimbangan cairan pasien
3. SOP menerapkan perawatan infus pasien
4. SOP mengganti cairan infus pasien
5. SOP melepas infus
6. SOP memonitor tetesan infus

Uraian materi

1. MEMBERIKAN MINUM PER ORAL


a) Persiapan klien 
1. Salam terapeutik disampaikan kepada klien/keluarga dengan ramah pada saat
bertemu.
2. Rencana tindakan dijelaskan sampai klien/keluarga mengerti.
3. Rencana program divalidasi kembali.
4. Kebutuhan alat dan bahan diidentifikasi.
5. Kesiapan klien dikaji ulang
b) Persiapan alat
 Pasien yang dapat minum sendiri
1. Alat dipersiapkan dengan lengkap
 Baki berisi minuman yang dianjurkan
 Sendok
 Serbet
2. Alat-alat disusun dengan rapi
3. Alat-alat dibawa ke dekat pasien
 Pasien yang tidak dapat minum sendiri
1. Alat dipersiapkan dengan lengkap
 Baki berisi minuman yang dianjurkan
 Sendok
 Pipet
 Serbet makan
2. Alat-alat disusun dengan rapi
3. Alat-alat dibawa ke dekat pasien
c) Prosedur pelaksanaan
 Pada pasien yang dapat minum sendiri
1. Merapikan lingkungan pasien
2. Mencuci tangan
3. Mencocokkan miuman dengan kartu diit/daftar diit
4. Membawa baki dekat pada pasien
5. Memberitahu pasien dan memberi penjelasan seperlunya
6. Atur posisi pasien : fowler
7. Bentangkan serbet di bawah dagu pasien
8. Mengangkat alat-alat bila pasien telah selesai minum
9. Mencuci tangn
 Pada pasien yang tidak dapat minum sendiri
1. Merapikan lingkungan pasien
2. Mencuci tangan
3. Mencocokkan miuman dengan kartu diit/daftar diit
4. Membawa baki dekat pada pasien
5. Memberitahu pasien dan memberi penjelasan seperlunya
6. Membaringkan pasien seenak mungkin jika diperbolehkan kepala lebih
ditinggikan
7. Membentangkan serbet di bawah dagu pasien
8. Membantu pasien untuk minum
9. Membersihkan mulut pasien
10. Merapikan pasien
11. Bereskan alat
12. Cuci tangan
d) Pendokumentasian
1. Respon pasien didokumentasikan
2. Waktu pemasangan
3. Jenis minuman yang diberikan, banyaknya minuman yang diberikan
4. Dokumentasi dicatat dengan jelas / mudah dibaca
5. Dokumentasi ditandatangani dan diberi nama Iengkap dan jelas
2. MENGHITUNG KESEIMBANGAN CAIRAN
Rumus Balance Cairan
Inteake / cairan masuk = Output / cairan keluar + IWL (Insensible Water Loss)
Intake / Cairan Masuk : mulai dari cairan infus, minum, kandungan cairan dalam makanan pasien,
volume obat-obatan, termasuk obat suntik, obat yang di drip, albumin dll.
Output / Cairan keluar : urine dalam 24 jam, jika dipasang kateter maka hitung dalam ukuran di
urobag, jika tidak terpasang maka harus menampung urinenya sendiri, biasanya ditampung di botol
air mineral dengan ukuran 1,5 liter, kemudian feses.
Rumus IWL
IWL = (15 x BB )/24 jam
Rumus IWL Kenaikan Suhu
[(10% x CM)x jumlah kenaikan suhu]/ 24 jam + IWL normal
Keterangan :
*CM : Cairan Masuk
Tehnik Menghitung Balance Cairan Pada Anak
Menghitung Balance cairan anak tergantung pada tahap umur, untuk menentukan Air Metabolisme,
yaitu:
 Usia Balita (1 – 3 tahun) : 8 cc/kgBB/hari.
 Usia 5 – 7 tahun : 8 – 8,5 cc/kgBB/hari
 Usia 7 – 11 tahun : 6 – 7 cc/kgBB/hari
 Usia 12 – 14 tahun : 5 – 6 cc/kgBB/hari.
Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak
(30 – usia anak dalam tahun) x cc/kgBB/hari
Jika anak mengompol menghitung urine 0,5 cc – 1 cc/kgBB/hari
Tehnik menghitung Balance Cairan (Dewasa)
Menghitung balance cairan seseorang harus diperhatikan berbagai faktor, meliputi Berat Badan dan
Umur. Karena penghitungannya antara usia anak dengan dewasa berbeda. Menghitung balance
cairanpun harus diperhatikan mana yang termasuk kelompok Intake cairan dan mana yang output
cairan
Penghitungan Balance Cairan Dewasa
Input cairan:
Air (makan+Minum) = ……cc
Cairan Infus = ……cc
Therapi injeksi = ……cc
Air Metabolisme = ……cc
(Hitung AM= 5 cc/kgBB/hari)
Output cairan:
Urine = ……cc
Feses = …..cc
(kondisi normal 1 BAB feses = 100 cc)
Muntah/perdarahan cairan drainage luka/cairan NGT terbuka = …..cc
IWL = …..cc (hitung IWL= 15 cc/kgBB/hari)
(Insensible Water Loss)
Cairan dan Elektrolit
Cairan dan elektrolit adalah bagian dalam tubuh yang berperan dalam memelihara fungsi dari oragn
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit sangat penting pada proses hemeostasis baik untuk
meningkatkan kesehatan maupun dalam proses penyembuhan penyakit. Tubuh manusia tersusun
kira
kira 50%-60% cairan jumlah itu tergantung pada usia, jenis kelamin dan kandungan lemak.
Fungsi cairan :
 Sebagai medium untuk reaksi metabolisme dalam sel
 Regulasi suhu tubuh,yaitu mengatur produksi keringat
 Sebagai pelumas / lubrikan
 Transport nutrien, membersihkan produk metabolisme dan subtansi lain
Input / cairan masuk :
 Infus
 Obat
 Minum
 Makanan
 Oksidasi metabolik
Output / cairan keluar :
 Keringat
 Urin
 Feses
Contoh Kasus
Bapak Hendra berumur 40 tahun memiliki berat badan 50 kg dirawat dengan post operasi
laparatomi, pada daerah luka insisi operasi terpasang drainage bewarna merah sebanyak100cc,
terpasang NGT terbuka cairan bewarna kuning kehijauan sebanak 200cc. infus terpasang ringer
laktat (satu kolf infus 500cc per 8jam maka kalau 24 jam : 500 x 3 = 1500cc) drip antrain 1 ampul /
kolf :2000 cc/24jam, terpasang cateter urine dengan jumlah urine 1700cc dan mendapat tranfusi
WB 300cc setiap kali pemberian. Hitung balance cairan Bapak Hendra??
Jawab:
Total cairan masuk :
Infus : 1500cc
Tranfusi WB : 300cc
Obat injeksi : 100 cc
Air Metabolisme : 5cc x 50 : 250 (Rumusnya AM = 5cc/kgBB/hari)
Total cairan keluar :
Drainase : 100cc
NGT : 200cc
Urine : 1500 cc
IWL : 15cc x 50kg / 24 = 31,25
————————————– +
1831 cc
Maka balance cairan Tn. X dalam 24 jam : intake cairan – output cairan 2150cc – 1831cc = 319cc
3. MERAWAT INFUS
A. PENGERTIAN
Perawatan pada tempat pemasangan infus
B. TUJUAN
Mencegah terjadinya infeksi
C. KEBIJAKAN
a. Dilakukan padza pasien yang terpasang infus 
b. Petugas yang melakukan adalah perawat / bidan
D. PERALATAN
1. Sarung tangan 1 pasang 
2. Pinset anatomis steril 2 buah 
3. Perlak dan pengalas
4. Penunjuk waktu 
5. Kassa steril, gunting plester 
6. Plester / hipavik
7. Lidi kapas
8. Alkohol 70 % 
9. Iodine povidon solution 10 %
10. Na Cl 0,9 % 
11. Bengkok 2 buah
E. PROSEDUR PELAKSANAAN
Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
Tahap Orientasi.
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / pasien.
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
Tahap Kerja
1. Mengatur posisi klien ( tempat tusukan infus terlihat jelas )
2. Memakai sarung tangan
3. Membasahi plester dengan alkohol dan buka balutan dengan menggunakan pinset.
4. Membersihkan bekas plester
5. Membersihkan daerah tusukan dengan iodine povidon
6. Menutup dengan kasa steril
7. Memasang plester penutup
8. Mengatur tetesan infus
 Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan pasien
4. Membereskan alat – alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembatcatatan keperawatan

4. MENGGANTI CAIRAN INFUS


A. PENGERTIAN
Penggantian Cairan Infus adalah suatu tindakan keperawatan yang dilakukan dengan tekhnik
aseptik untuk mengganti cairan infus yang telah habis dengan botol cairan infus yang baru
sesuai dengan jumlah tetesan yang dibutuhkan sesuai instruksi dokter.
B. TUJUAN PEMBERIAN & PENGGANTIAN CAIRAN INFUS ADAPUN TUJUAN PROSEDUR INI
ADALAH UNTUK :
1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh, elektrolit, vitamin, protein, kalori dan nitrogen
pada klien yang tidak mampu mempertahankan masukan yang adekuat melalui mulut.
2. Memulihkan keseimbangan asam-basa.
3. Meningkatkan Tekanan Darah
4. Menyediakan saluran terbuka untuk pemberian obat-obatan.

C. PERSIAPAN ALAT
1. Cairan infus (Asering, RL, Ringerfundin, Nacl 0.9%, Dextrose 5%, Kabiven, Clinimic, dll)
2. Jam tangan, plester K/P
3. Kapas Alkohol
4. Jarum

D. TEKNIK MENGGANTI CAIRAN INFUS


1. Pastikan kebutuhan klien akan penggantian botol cairan infus dan cek cairan infus sesuai 5
benar : > benar nama pasien, benar cara, benar cairan, benar waktu, benar dosis
2. Sampaikan salam
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada pasien
4. Dekatkan alat ke samping tempat tidur, jaga kesterilan alat
5. Buka plastic botol cairan, jika ada obat yang perlu di drip dalam cairan sekalian dimasukkan
dengan spuit melalui mulut botol, usap dengan kapas alkohol, lalu tutup kembali
6. Matikan klem infus set, ambil botol yang terpasang
7. Ambil botol yang baru, buka tutupnya, swab dengan kapas alkohol, kemudian tusukkan alat
penusuk pada infus set ke mulut botol infus dari arah atas dengan posisi botol tegak lurus
8. Gantung kantung/botol cairan
9. Periksa adanya udara di selang, dan pastikan bilik drip terisi cairan
10. Atur kembali tetesan sesuai program atau instruksi dokter
11. Evaluasi respon pasien dan amati area sekitar penusukan infus
12. Bereskan alat
13. Sampaikan salam
14. Cuci tangan
15. Catat pada lembar tindakan

5. MELEPAS INFUS
A. PENGERTIAN
Melepas infus adalah kegiatan melepas akses intra vena dengan mencabut IV canule
dari dalam pembuluh darah

B. PERSIAPAN ALAT
1. Alat Pelindung Diri (APD)
2. Kain kasa steril dalam tempatnya (jika diperlukan)
3. Kapas alkohol dalam tempatnya/alcohol swab
4. Plester
5. Gunting verband
6. Bengkok (neirbekken)
7. Perlak kecil dan alas
8. Coverplast
9. Alat tulis (untuk dokumentasi)

C. PROSEDUR MELEPAS INFUS


1. Lakukan identifikasi pasien
2. Jelaskan tentang tujuan dan prosedur tindakan
3. Cuci tangan sesuai SPO kebersihan tangan
4. Pakai APD sesuai kebutuhan
5. Hentikan tetesan infus
6. Buka plester/transparan dressing
7. Tarik IV canule secara perlahan
8. Tutup area penusukan dengan alkohol swab
9. Lakukan penekanan pada bekas area penusukkan dan pastikan darah tidak
keluar lagi
10. Ganti alkohol swab bila terdapat rembesan darah
11. Lakukan fiksasi
12. Rapikan pasien dan alat-alat yang sudah digunakan
13. Buang sampah benda tajam kedalam sampah benda tajam/safety box.
14. Buang sampah plabot infus ketempat sampah medis padat
15. Buang sampah transparan dressing dan infus set ketempat sampah medis
benda non tajam
16. Lepaskan APD dan buang ketempat sampah medis
17. Cuci tangan sesuai SPO kebersihan tangan
18. Dokumentasikan dalam Simkep atau Rekam Medis

6. MEMONITOR TETESAN INFUS


A. Pengertian Monitoring Infus Intrevena
Monitoring Infus intravena adalah pemantauan perawat untuk mencatat hasil dari data
pasien sebelum maupun setelah melakukan tindakan perawatan infus. pemantauan berkadar
tingkat tinggi dilakukan agar dapat membuat pengukuran melalui waktu yang menunjukkan
pergerakan ke arah tujuan atau menjauh dari itu. Monitoring akan memberikan informasi
tentang status dan kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan
berulang dari waktu ke waktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk
memeriksa terhadap proses berikut objek atau untuk mengevaluasi kondisi atau kemajuan
menuju tujuan hasil manajemen atas efek tindakan dari beberapa jenis antara lain tindakan
untuk mempertahankan manajemen yang sedang berjalan.
B. Jenis-jenis Set Intravena
Jenis-jenis paket Set terdiri dari slang panjang dengan tabung tetes dan trocar pada
ujung atasnya, sedangkan pada ujung bawahnya terdapat mulut pipa yang terhubung dengan
kanula.Pada slang terdapat klem untuk mengatur kecepatan tetesan. Jenis Set intravena yang
digunakan untuk transfusi darah memiliki dua tabung tetes dan satu buah filter.
Burette atau alat pengontrol volume harus digunakan bila pompa infus tidak tersedia,
agar kecepatan tetesan dapat diatur lebih baik. Kecepatan tetesan dipengaruhi oleh posisi
lengan atau tangan, terutama bila persendian ditekuk. Kecepatan tetesan dihitung sesuai
faktor tetesan (bervariasi sesuai intruksi pabrik) dan jumlah pesanan. Tabung ini perlu diisi tiap
satu jam. Hal ini dapat membatasi jumlah cairan yang diinfuskan sehingga menurunkan risiko
pemberian cairan yang terlalu banyak terlalu cepat pada ibu.
Syringe drivers salah satu pompa infus y.ang dapat digunakan untuk pemberian obat
misalnya insulin. Berbagai pompa infus dapat mengatur aliran infus secara elektronik, pompa
infus juga harus digunakan sesuai instruksi pabrik.
C. Pengaturan tetesan infus
Monitoring merupakan tangung jawab perawat dan meliputi laju arus infus sambil memastikan
kebetahan dan keselamatan pasien/klien. Laju arus infus ditetapkan menurut perintah dokter,
dokter mungkin telah menentukan jumlah infus dalam 8 atau 24 jam. Laju infus dihitung
berdasarkan jumlah tetes larutan per menit. Dibawah ini disertakan rumus yang dapat
digunakan untuk menentukan laju arus infus :
Jumlah tetes per menit =Tetesan infus diatur sesuai pogram pengobatan, tidak boleh teralu
cepat atau terlalu lambat. Ada dua metode yang digunakan untuk menghitung jumlah tetesan,
yakni :
1. Jumlah mililiter/jam.jumlah tetesan dihitung dengan mebandingkan voleme cairan yang
harus diberikan ( ml ) dengan lamanya pemberian ( jam ).
Contoh : 3000 ml cairan RL. Harus diberikan dalam 24 jam. Dengan demikian jumlah
tetesan = 125ml/jam
2. Tetesan/menit. Jumlah tetesan dihitung dengan mengalikan jumlah cairan yang
dibutuhkan (ml) dengan faktor tetes, kemudian membaginya dengan lama pemberian
(menit). Faktor tetes detentukan berdasarkan alat yang digunakan.
Rumusan pemberian cairan:
Contoh:seorang klien datang dengan keluhan mual dan muntah yang terus menerus.
dari pengkajian itu di temukan tanda-tanda dehidrasi sedang. Berdasarkan
pemeriksaan, klien harus mendapatkan terapi cairan intervena. Dokter
menginstruksikan pemberian 3 kolf RL dalam 24 jam.Dengan demikian jumlah tetesan
infus/menit untuk klien tersebut adalah : Tetes/menit = 20,8 tetes/menit
= 21 tetes/ menit
Faktor tetes, atau jumlah tetes per milimeter, ditentukan oleh ukuran bukan pada
peralatan infus. Faktor tetes yang lebih banyak di pergunakan adalah 15 tetes/ml, 20
tetes/ml, 60  tetes/ml.

D. Pemeliharaan laju infus


Banyak faktor yang mengubah laju arus infus intravena :
1. Ketinggian letak botol larutan infus di banding posisi pasien
2. Tekanan darah pasien/klien, dan
3. Posisi pasien sendiri dapat mempengaruhi.
Perawat perlu terus menerus mengecek infus dalam selang waktu yan teratur. Pemeliharaan
laju infus penting karena implikasinya yang berkaitan dengan keseimbangan cairan tubuh
pasien. Arus infus yang terlalu lambat dapat menyebabkan terjadinya deficit (kekurangan)
karena masukan tidak dapat mengiimbangi pengeluaran, atau memperlambat pemulihan
keseimbangan.

Rangkuman

Demikianlah kegiatan belajar Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit pada Modul Keperawatan
Dasar Bagi Perawat, Selamat anda telah menyelesaikan tahapan pertama dari modul ini. Artinya anda
telah memahami dasar-dasar ilmu keperawatan dasar. Konsep penting yang telah anda pelajari dalam
kegiatan belajar ini adalah : dapat memberikan minum kepada pasien , menghiting keseimbang cairan ,
merawat infus pasien sesuai dengan SOP, Mengganti cairan Infus, melepas infus , dan memonitor
tetesan infus pasien
Selanjutnya anda dapat meneruskan memperlajaran modul ini dengan kegiatan belajar berikutnya yaitu
konsep kebutuhan nutrisi

Soal dan kunci jawaban

Datang pasien laki-laki umur 19 tahun, berat badan 40 kg, dengan diare akut sudah 10x sehari, disertai
mual dan muntah. Setiap makan dan minum pasti muntah. Pasien dikhawatirkan mengalami dehidrasi.
1.      Jika mau diinfus, sebaiknya mengandung apa?
a.      Air saja
b.      Glukosa saja
c.        Logam ion kalium
d.      Albumin
e.      Plasma darah

2.      Minuman yang sesuai untuk pasien tersebut sebaiknya mengandung apa?


a.      Cukup air
b.      Logam ion kalsium
c.        Logam ion kalium dan glukosa
d.      Logam ion natrium
e.      Glukosa saja untuk energi

3.      Berapakah kira-kira jumlah cairan dalam tubuh pasien laki-laki di atas?


a.       25 liter
b.      20 liter
c.       15 liter
d.      10 liter
e.      5 liter
Pembahasan :
Volume : 70% berat tubuh bebas lemak
TBW laki  (usia 17-40 thn): 60% BB
TBW perempuan : 51% BB
TBW manula : 45-50% BB
Ø  Jadi, kira-kira jumlah cairan dalam tubuh pasien laki-laki tersebut adalah 60% x 40kg = 24 liter  25 liter

4.      Cairan dari saluran cerna bisa masuk ke dalam pembuluh darah karena ada proses apa?
a.       Difusi
b.      Mengalir secar aktif
c.       Tekanan hidrostatika darah tinggi
d.      Tekanan osmosis di usus tinggi
e.      Inhibisi
Pembahasan :
Difusi adalah materi padat,partikel berpindah dari konsentrasi tinggi ke rendah. Sedangkan
konsentrasi pada saluran cerna lebih tinggi daripada dalam pembuluh darah.
Molekul-molekul zat makanan dari saluran pencernaan akan diabsorpsi kedalam aliran darah
dan aliran limfe tergantung dari jenis makanannya. Lemak dan zat yang larut dalam lemak diabsorpsi
melalui  proses difusi sederhana kedalam aliran limfe, sementara monosakarida, asam amino dan zat
yang larut dalam air diabsorpsi kedalam aliran darah melalui proses difusi difasilitasi dan transport aktif.
Proses ini terutama terjadi pada usus halus.
5.      Jika diare dibiarkan saja, maka dapat terjadi syok apa?
a.      Hemoragi
b.      Cardiogenik
c.        Hipovolemik
d.      Anafilaktik
e.      Neurogenenik
Pembahasan :
Kondisi-kondisi yang menempatkan pasien pada resiko syok hipovolemik adalah (1)
kehilangan cairan eksternal seperti : trauma, pembedahan, muntah-muntah, diare, diuresis, (2)
perpindahan cairan internal seperti : hemoragi internal, luka baker, asites dan peritonitis.
Hipovolemia adalah keadaan berkurangnya volume darah yang bersirkulasi dalam tubuh.
Keadaan ini tergolong darurat dimana jumlah darah dan cairan yang hilang membuat jantung tidak
mampu memompa darah dalam jumlah yang cukup. Kehilangan cairan pada syok hipovolemik bisa
disebabkan oleh terbakar, diare, muntah-muntah, dan kekurangan asupan makan. Untuk
mempertahankan perfusi jantung dan otak, maka terjadi peningkatan kerja simpatis, hiperventilasi,
pembuluh vena yang kolaps, pelepasan hormon stress serta ekspansi besar untuk pengisian kembali
cairan interstitial dan ekstraseluler, serta penurunan volume urin.

Tugas Mandiri

berdasarkan apa yang telah andah pelajari dalam kegiatan belajar ini, cobalah anda praktik bersama
teman – teman secara berpasangan untuk melakukan :

a) memberikan minum per oral


b) menghitung keseimbangan cairan
c) merawat infus
d) mengganti cairan infus
e) melepas infus
f) memonitor tetesan infus
Kegiatan belajar 3 : Pengantar Kebutuhan Nutrisi

Tujuan Pembelajaran Umum :

Setelah mempelajari Pengantar Kebutuhan Nutrisi , mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep
dasar Kebutuhan Nutrisi.

Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mempelajari Pengantar Kebutuhan Nutrisi, mahasiswa diharapkan mampu;

1. Menjelaskan fisiologi kebutuhan nutrisi


2. Menjelaskan Nutrisi yang dibutuhkan tubuh
3. Menjelaskan Promosi pemenuhan kebutuhan tubuh yang sesuai
4. Menyebutkan Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
5. Menjelaskan antropometri

Pokok-Pokok Materi yang akan anda pelajari pada kegiatan belajar ini meliputi ;

1. Menjelaskan fisiologi kebutuhan nutrisi


2. Menjelaskan Nutrisi yang dibutuhkan tubuh
3. Menjelaskan Promosi pemenuhan kebutuhan tubuh yang sesuai
4. Menyebutkan Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
5. Menjelaskan antropometri

Uraian materi

1. Fisiologis Kebutuhan Nutrisi


Makanan akan diproses tubuh melalui tahap-tahap :
1. Ingesti
Adalah proses masuknya makanan kedalam tubuh yang terdiri dari :
Dimulai dari koordinasi otot-otot lengan dan tangan untuk membawa makanan ke
mulut, Proses mengunyah merupakan proses pemecahan, penyederhanaan makanan dari
ukuran besar menjadi ukuran lebih kecil. Proses mengunyah melibatkan gigi & kontrol volunter
otot-otot mulut bila makanan berada pada gigi, gusi, palatum keras dan lidah, maka akan
terjadi refleks mengunyah yang volunter (disadari), yang diatur oleh Sistem Saraf Pusat.
Proses menelan merupakan tahap terakhir dr peristiwa ingesti, yaitu bergeraknya
makanan dari mulut ke esophagus, dan masuk lambung. Proses ini terjadi secara refleks
sebagai akibat adanya penekanan pada bagian faring dan mulai sejak makanan sudah
dikunyah secara adekuat, serta refleks ini akan menahan proses respirasi.
2. Digesti

Merupakan rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada makanan yang dibawa kedalam
tubuh. Terjadi penyederhanaan zat makanan sehingga dapat diabsorpsi oleh saluran intestinal.
Saluran yang berperan antara lain : mulut, pharing, esophagus, lambung, usus halus, usus
besar.

Proses kimiawi pada digesti :


a. Karbohidrat

Amilum dipecah menjadi maltosa/somaltosa oleh enzim ptialin yang dihasilkan kelenjar
ludah, yang dibantu oleh enzim amilase dari pancreas, sehingga karbohidrat sampai pada
usus halus sudah menjadi maltosa/disakarida lainnya (laktosa & sukrosa). Disakarida
akan dirubah menjadi monosakarida pada permukaan dinding usus halus dengan bantuan
enzim laktase, sakrose dan maltose

b. Protein
Terjadi perubahan secara kimiawi mulai dari lambung, dimana protein dirubah menjadi
pepton oleh enzim pepsin masuk ke duodenum dirubah menjadi peptida oleh enzim tripsin
(dihasilkan pancreas) berubah menjadi asam amino oleh enzim dipermukaan usus halus.
c. Lemak
Dilambung hanya diemulsikan saja dirubah menjadi asam lemak dan gliserol dengan
bantuan enzim lipase pancreas.

3. Absorpsi
Adalah proses dimana nutrien yang telah berbentuk paling sederhana diserap oleh usus
nutrien diserap berupa : (glukosa karbohidrat), asam amino (protein), asam lemak dan gliserol
(lemak), tanpa kecuali vitamin, mineral dan air. Setelah diserap oleh usus nutrien akan
dilanjutkan ke saluran darah dan getah bening masuk ke hati melewati vena porta.
Tempat – tempat absorpsi nutrisi :
Vitamin yang larut dalam air, asam lemak/gliserol, natrium. Kalsium, besi dan klorida,
diusus halus bagian atas Monosakarida, asam amino, dan zat lain, usus halus bagian tengah
Garam empedu, vit B12 dan natrium usus halus bagian bawah Air, hidrogen, natrium, colon.

4. Metabolisme
Merupakan bagian akhir dalam penggunaan makanan di tubuh. Proses ini meliputi semua
perubahan kimia yg dialami zat makanan sejak diserap oleh usus hingga dikeluarkan oleh
tubuh sebagai sampah.

5. Ekskresi
Ekskresi atau eliminasi merupakan pekerjaan tubuh untuk membuang zat sisa dari
metabolisme yang tidak terpakai lagi untuk keperluan tubuh. Proses ini terjadi dalam
bermacam – macam bentuk, antara lain : defekasi (zat sisa dari saluran cerna), Miksi (zat sisa
dari saluran kemih), diaporesis (pengeluaran keringat), dan ekspirasi (pengeluaran air dan
CO2).

2. Nutrisi yang Dibutuhkan Oleh Tubuh


a. Karbohidrat
Merupakan zat utama penunjang tubuh dalam penyediaan energi yang berbentuk glukosa.
Dalam sel,e glukosa dirubah energi dengan perubahan proses oksidasi yang menghasilkan
ATP, kalori dan zat buangan (air dan CO2). Penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen
dihati dan otot glikogen sewaktu  –   waktu dirubah menjadi glukosa kembali bila tubuh
memerlukannya glikogen akan mensuplai kebutuhan energi bila glukosa sudah tidak
memungkinkan lagi, dan dapat berjalan hingga 12 jam bila glikogen dan glukosa habis tubuh
akan memecah protein dan lemak sebagai bahan energi karbohidrat digunakan tubuh u ntuk
energi hampir 60 % dari kebutuhan energi keseluruhan.
 kebutuhan karbohidrat untuk orang dewasa dengan aktivitas sedang 5,5 gr/kgBB/hari 1
gram karbohidrat memberikan energi 4 kalori.

Proses masuknya glukosa ke intra sel sangat dibantu dengan peran insulin yang dihasilkan
pancreas makanan yang mengandung tinggi karbohidrat: padi-padian, roti, susu, buah-buahan,
sayuran, umbi-umbian.

b. Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti jaringan
tubuh. Adapun fungsi protein sebagai berikut: 1) Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan
meningkatkan tekanan osmotik koloid, keseimbangan asam. 2) Pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan. 3) Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon. 4)
Sumber energi disamping karbohidrat dan lemak. 5) Dalam bentuk kromosom, protein
berperan sebagai tempat penyimpanan dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk
genes.
kecukupan protein dewasa adalah 48 – 62 gr/hari untuk perempuan dan pada laki –
laki 55 – 66 gr/hari. Kebutuhan protein pada usia dewasa adalah 50-60 g per hari atau berkisar
11% dari total masukan energy. Berbagai sumber protein: Daging merah, Susu, Tempe,
Kacang- kacang, dll.

c. Lemak
Merupakan sumber energi yang paling produktif 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori.
Merupakan kelengkapan makanan yang penting sebagai wahana  berbagai vitamin yang larut
dalam lemak, dan pemegang andil penting yang membuat makanan terasa enak lemak
terkontribusi dalam kulit terutama pada kelenjar adiposa dan folikel rambut kandungan lemak
dalam subcutis sangat membantu tubuh dalm mengatur temperatur, lemak juga berfungsi
untuk mencegah organ dan injury bila tidak digunakan untuk energi, lemak terus disimpan
dalam tubuh sehingga dapat meningkatkan berat badan.
 kebutuhan lemak untuk orang dewasa dengan aktivitas sedang 1,5 gr/kgBB/hari.
 Jenis lemak :
a. Lemak tak jenuh Dapat dengan mudah bergabung dengan molekul
lain/membentuk struktur lain HDL (High Density Lipid) mudah dimetabolisme oleh
hati.  
b. Lemak jenuh - Tidak mudah bergabung dengan molekul lain LDL (Low Density
Lipid) sukar dimetabolisme menjadi zat lain - Kolesterol merupakan satu bentuk
lemak jenuh, diperlukan untuk melengkapi cairan empedu untuk pencernaan
lemak, juga sebagai bahan dasar beberapa  jenis hormon steroid.

- Makanan yang banyak mengandung lemak : daging

d. Vitamin
Merupakan bahan makanan pelengkap yang penting vitamin tidak menghasilkan kalori dalam
jumlah yang berarti tapi memegang peranan  penting dalam berbagai proses yang diperlukan
guna menjaga kesehatan vitamin bersifat organik, dan tidak dapat dihasilkan oleh tubuh .
vitamin larut dalam lemak : A, D, E dan K, bila kelebihan jumlah vitamin ini akan
memungkinkan terjadinya keracunan karena sulit dibuang melalui ginjal.
 vitamin larut dalam air : C dan B, kelebihan vitamin ini akan dibuang melalui ginjal
vitamin C membantu absorpsi zat besi vitamin.
 Kebutuhan tubuh akan vitamin :
Vitamin A : 5000 iu
Vitamin B1 : 1,2 mg
Vitamin B2 : 1,5 mg
Vitamin B6 : 2 mg
Vitamin B12 : 3 mg
Vitamin C : 45 mg
Vitamin D : 400 iu
Vitamin K : 300 –  500 mcg

e. Mineral
Mineral mudah larut dalam air yang fungsi utamanya menjaga keseimbangan asam dan
basa. cairan tubuh umumnya mineral terdapat cukup banyak dalam makanan bila diet normal
dan berimbang jarang kekurangan mineral. Kalsium dibutuhkan untuk menumbuhkan dan
mempertahankan sistem kerangka tubuh, terutama pada anak –  anak, kehamilan dan
menyusui Kalium dapat membantu frekuensi dan kekuatan kontraksi otot jantung bila kalium
pada ekstra sel banyak penurunan frekuensi dan dilatasi pembuluh darah jantung. kekurangan
zat besi dapat menyebabkan penurunan Hb.
 Kebutuhan mineral tubuh :
Kalsium : 800 mg
Iodium :110 mg
Besi : 10 mg
Magnesium : 350 mg
Posphor : 800 mg
Kalium : 1959-5850 mg  
Natrium : 2300 –  6900 mg

f. Air
Merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh, walau tidak menghasilkan energi
bagi tubuh. Kandungan air dalam tubuh 60  –  70% dan merupakan bahan terpenting untuk
proses sekresi dan ekskresi fungsi paling nyata untuk air adalah untuk bertahan (Survival)

g. Kalori
Kalori adalah panas yang dihasilkan tubuh dari hasil pembakaran zat gizi (nutrien).
Satu kalori adalah jumlah panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 kg air sebesar 1
derajat celcius. produksi panas oleh tubuh pada tingkat terendah kimia sel dan aktivitas tubuh
disebut angka metabolisme dasar. Angka metabolisme dasar bagi laki –  laki dewasa adalah
1700 dan bagi wanita dewasa adalah 1400.
Kebutuhan makanan dan kalori berbeda antar individu, tergantung pada : Berat  badan dan
tinggi badan, Usia dan jenis kelamin, Aktivitas fisik, Iklim/cuaca, Selama masa kehamilan dan
menyusui.

3. Promosi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


Rasa lapar yaitu adanya keinginan akan makanan dan merupakan sensasi subyektif.
Misalnya, ketika seseorang belum makan, perut mengalami kontraksi ritmis yang intens dan hal itu
disebut kontraksi lapar. Kontraksi ini terkadang menyebabkan rasa sakit, dalam bentuk rasa lapar.
Kelaparan bukan hanya respons fisiologis; tetapi juga melibatkan sensasi psikologis. Misalnya,
dengan gastrektomi total (operasi pengangkatan lambung) klien masih mengatakan keinginan
untuk makan. Nafsu makan berarti keinginan untuk jenis makanan tertentu bukannya makanan
secara umum. Nafsu makan seseorang menentukan jenis makanan yang dia makan. Rasa
kenyang berarti suatu Perasaan terpenuhi dari makanan. Ini kebalikan dari kelaparan dan terjadi
ketika nutrisi seseorang telah diisi ulang dan hasrat psikologis telah bertemu.
Panduan makanan harian telah dikembangkan oleh berbagai pihak organisasi untuk
menetapkan standar yang mempromosikan gizi dan kesehatan. Panduan ini membantu orang
sehat menentukan perencanaan makan; Namun, panduan ini tidak memperhitungkan jumlah
kebutuhan gizi yang timbul dari metabolisme dan gangguan medis lainnya. Beberapa contoh
promosi pemenuhan kebutuhan nutrisi:

I. Piramida Makanan (Gizi Seimbang)

Tingkatan pada piramida:


Piramida Makanan versi Indonesia terdiri dari 5 tingkatan makanan dan minuman sesuai
kebutuhan tubuh manusia serta 1 Tingkat pondasi hidup sehat seperti berolahraga teratur
dan menjaga berat badan yang ideal. Berikut ini adalah gambar Piramida Makanan untuk
menjaga keseimbangan Gizi yang dibutuhkan oleh tubuh kita.
a. Tingkat Pertama
Tingkat Pertama atau tingkat dasar adalah dalam piramida makanan sehat adalah
menjaga berat badan ideal dan rutin berolahraga. Kedua unsur tersebut sangat
mempengaruhi kualitas hidup sehat kita. Salah satu alasan akan pentingnya olahraga adalah
dengan menggunakan aturan sederhana seperti dibawah ini :

“Perubahan Berat Badan sama dengan Kalori yang masuk dikurangi dengan Kalori yang
keluar”
Dengan berolahraga kita dapat membakar kalori yang kita konsumsi dan menjaga tubuh
tetap berada di berat badan yang ideal. Makan lebih banyak daripada yang dibakar akan
menyebabkan pertambahan lemak dan berat badan sehingga menimbulkan penyakit-
penyakit yang berkaitan dengan kelebihan berat badan tersebut.

b. Tingkat Kedua
Air memegangkan peranan yang sangat penting dalam tubuh manusia. Dalam tubuh
manusia, air berfungsi sebagai pembentuk sel dan cairan tubuh, pengatur suhu tubuh, pelarut
zat-zat gizi lainnya dan sebagai pembantu dalam proses pencernaan. Dalam satu hari, tubuh
kita memerlukan 8 gelas air atau setara dengan 2 liter air.

c. Tingkat Ketiga
Tingkat ketiga adalah makanan-makanan yang merupakan sumber karbohidrat tinggi
seperti Nasi, Kentang, Roti, Biskuit, Jagung dan Ubi. Makanan-makanan tersebut biasanya
disebut dengan makanan pokok yang biasanya dikonsumsi 3 hingga 8 porsi sehari.

d. Tingkat Keempat
Tingkat keempat dari Piramida Makanan adalah sayur-sayuran dan buah-buahan yang
merupakan sumber serat, vitamin dan mineral. Sayur-sayuran sebaiknya dikonsumsi 3
hingga 5 porsi sedangkan buah-buah dapat dikonsumsi 2 sampai 3 porsi sehari.

e. Tingkat Kelima
Tingkat kelima adalah makanan-makanan yang merupakan sumber protein baik protein
nabati maupun protein hewani. Protein Nabati adalah protein yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan seperti Kacang-kacangan dan makanan olahannya (tempe, tahu). Sedangkan
Protein Hewani adalah Protein yang didapat dari hewan diantaranya seperti daging sapi, ikan,
ayam, telur dan produk-produk susu. Makanan-makanan yang berprotein (nabati dan hewani)
sebaiknya dikonsumsi 2 hingga 3 porsi setiap hari.

f. Tingkat Tertinggi (Puncak)


Tingkat Tertinggi atau posisi Puncak merupakan makanan-makanan yang tingkat
konsumsinya harus dibatasi. Hal ini dikarenakan tingkat kebutuhan butuh akan makanan-
makanan tersebut sangat rendah. Makanan-makanan tersebut diantaranya adalah Garam,
Gula dan Minyak.

Untuk mengetahui apakah berat badan anda merupakan berat badan yang ideal, silakan
baca : Cara Menghitung Berat Badan Ideal dengan Index BMI (Body Mass Index)
II. Isi Piringku

Konsep Isi Piringku adalah satu


piring makan yang terdiri dari 50
persen buah dan sayur, dan 50 persen
sisanya terdiri dari karbohidrat dan
protein. Dengan demikian, masyarakat
diharapkan dapat membatasi
konsumsi karbohidrat serta lebih
banyak mengonsumsi serat dan
vitamin, sehingga risiko masalah
kesehatan, seperti diabetes dan
obesitas pun bisa berkurang. Selain
membatasi porsi makanan, Isi Piringku
juga menekankan pentingnya
membatasi gula, garam, dan lemak dalam konsumsi sehari-hari. Jumlah takaran gula paling
banyak yang bisa dikonsumsi seseorang dalam sehari adalah empat sendok makan, garam
satu sendok teh, dan lemak atau penggunaan minyak goreng maksimal lima sendok makan.
Dalam perkembangan ilmu gizi yang baru, pedoman “4 Sehat 5 Sempurna” pun
berubah menjadi pedoman gizi seimbang yang terdiri dari 10 pesan tentang menjaga gizi.
Dari 10 pesan tersebut, dikelompokkan lagi menjadi empat pesan pokok, yaitu untuk menjaga
pola makan gizi seimbang, minum air putih yang cukup, beraktivitas fisik minimal selama 3
menit per hari, serta mengukur tinggi dan berat badan yang sesuai untuk mengetahui kondisi
kesehatan tubuh.

LANGKAH-LANGKAH PERSAGI MEWUJUDKAN ISI PIRINGKU

1. Tenaga pendidik perlu berperan aktif dalam mendistribusikan informasi 'makanan


sehat dan gizi seimbang' di lembaga-lembaga pendidikan.
2. Komunikasi peduli pencegahan stunting di media massa
3. Optimalisasi media sosial sebagai medium dustribusi informasi untuk mencegahan
stunting dan sentral komunikasi Gerakan Indonesia Sehat.
4. Menjadikan Gerakan Indonesia Sehat sebagai gerakan kolektif di seluruh penjuru
Indonesia
5. Bersikap pro aktif dan memiliki inisiatif kuat untuk menjalin sinergi dengan Persagi
dalam upaya untuk pencegahan stunting dan mewujudkan Indonesia sehat
6. Mendirikan komunitas atau LSM yang peduli pencegahan stunting
7. Berani melaporkan warga masyarakat yang menderit stunting
8. Revitalisasi Posyandu sebagai bagian dari posko pencegahan stunting di daerah
masingmasing
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
Menurut Hidayat (2009), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan nutrisi yaitu:
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan yang bergizi dapat mempengaruhi
pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga
dapat terjadi kesalahan dalam memahaman kebutuhan gizi.

b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya disaerah, tempe yang merupakan sumber
protein yang paling murah, tidak dijadikan makan yang layak untuk dimakan karena
masyarakat mengaggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat
mereka.

c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat
mempengaruhi status gizi. Misalnya, beberapa di daerah, terdapat larangan makan pisang dan
papaya bagi para gadis Universitas Sumatera Utara. Padahal, makanan tersebut merupakan
sumber vitamin yang sangat baik, serta larangan makan ikan bagi anak-anak karena di anggap
mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi
anak-anak.

d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurang
variasi makanan, sehingga tubuh tidak memproleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.
Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizinya tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Saat ini banyak orang-orang yang mengonsumsi makanan cepat saji
dan lain-lain yang di konsumsi secara berlebihan. Makanan tersebut dapat berdampak buruk
bagi kesehatan karena tidak memiliki asupan gizi yang baik.

e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan satis gizi karena penyediaan makanan
bergizi membutuhkan perdanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan
kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mempu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya
dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

5. Antropometri
Antropometri memiliki arti sebagai ukuran tubuh manusia. Pengukuran menggunakan metode
ini dilakukan karena manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Metode antropometri
digunakan untuk melihat ketidakseimbangan nutrisi (asupan karbohidrat dan protein). Metode ini
memiliki keunggulan dimana alat mudah, dapat digunakan berulang-ulang & objektif (Mardalena,
2017). Antropometri sebagai indikator status nutrisi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa
parameter.
Parameter ini disebut dengan Indeks Antropometri yang terdiri dari :
a) Berat badan menurut umur (BB/U)
b) Tinggi badan menurut umur (TB/U)
c) Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)
d) Lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U)
e) Indeks masa tubuh (IMT)
Banyak sumber yang dapat digunakan untuk menggolongkan status nutrisi dengan
menggunakan indeks antropometri tetapi diperlukan tabel bantu untuk mengetahui parameter
normal kemudian untuk selanjutnya digolongkan (Mardalena, 2017).
Tabel 1
Penggolongan Keadaan Nutrisi Menurut Indeks Antropometri

Status nutrisi Ambang batas baku untuk keadaan nutrisi berdasarkan indeks
BB/U TB/U BB/TB LLA/U LLA/TB
Nutrisi baik >80% >85% >90% >85% >85%
Nutrisi kurang 61-80% 71-85% 81-90% 71-85% 76-85%
Nutrisi buruk <60% <70% <80% <70% <75%

Tabel 2
Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Rujukan Buku WHO-NCHS

Berat badan menurut umur (BB/U) Berat badan


menurut tinggi
badan (BB/TB)
Nutrisi > 2 SD gemuk >2 SD
lebih
Nutrisi baik < 2 SD sampai 2 SD Normal > -2 SD sampai
2 SD
Nutrisi > -2 SD sampai > -3 SD Kurus < -2 sampai > -3
kurang SD
Nutrisi < -3 SD Kurus sekali < -3 SD
buruk

 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Variasi Data Antropometri


Manusia pada umumnya berbeda-beda dalam hal bentuk dan dimensi ukuran tubuhnya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia, yaitu:
1. Umur/Usia
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk
pria dan 17 tahun untuk wanita. Setelah itu, tidak lagi akan terjadi pertumbuhan bahkan
justru akan cenderung berubah menjadi pertumbuhan menurun ataupun penyusutan yang
dimulai sekitar umur 40 tahunan.
Manusia dapat digolongkan atas beberapa kelompok usia yaitu :
a. Balita
b. Anak-anak
c. Remaja
d. Dewasa
e. Lanjut usia.
2. Jenis kelamin (sex)
Pada umumnya dimensi pria dan wanita ada perbedaan yang signifikan diantara rata-
rata dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan begitu saja. Pria dianggap lebih panjang
dimensi segmen badannya daripada wanita. Oleh karenanya data antropometri sangat
diperlukan dalam perancangan sebuah alat atau produk. Secara umum pria memiliki
dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul.

3. Suku bangsa (etnik)


Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnik tertentu akan memiliki karakteristik fisik
yang berbeda satu dengan yang lainnya.

4. Sosio ekonomi
Tingkat sosio ekonomi sangat mempengaruhi dimensi tubuh manusia. Pada negara-
negara maju dengan tingkat sosio ekonomi tinggi, penduduknya mempunyai dimensi
tubuh yang besar dibandingkan dengan negara-negara berkembang.

5. Posisi tubuh (posture)


Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh oleh karena itu
harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei pengukuran.

 Alat-Alat Ukur Antropometri (Antropometer)


Dalam pengukuran antropometri digunakan Beberapa alat, diantara alat-alat tersebut adalah
sebagai berikut
1. Goniometer ini dipakai untuk mengukur lekukan-lekukan tubuhmanusia.

Rangkuman

Demikianlah kegiatan belajar Pengantar kebutuhan nutrisi pada Modul Konsep Dasar kebutuhan nutrisi
Bagi Perawat, selamat anda telah menyelesaikan tahapan pertama dari modul ini. Artinya anda telah
memahami dasar-dasar ilmu gizi. Konsep penting yang telah anda pelajari dalam kegiatan belajar ini
adalah :

1. Fisiologis Kebutuhan Nutrisi


Makanan akan diproses tubuh melalui tahap-tahap:
1. Ingesti
2. Disgesti
3. Absorpsi
4. Metabolism
5. Ekskresi

2. Nutrisi yang Dibutuhkan Oleh Tubuh


a. Karbohidrat
kebutuhan karbohidrat untuk orang dewasa dengan aktivitas sedang 5,5 gr/kgBB/hari 1
gram karbohidrat memberikan energi 4 kalori.
b. Protein
kecukupan protein dewasa adalah 48 – 62 gr/hari untuk perempuan dan pada laki – laki
55 – 66 gr/hari. Kebutuhan protein pada usia dewasa adalah 50-60 g per hari atau
berkisar 11% dari total masukan energy
c. Lemak
kebutuhan lemak untuk orang dewasa dengan aktivitas sedang 1,5 gr/kgBB/hari.
d. Vitamin
Kebutuhan tubuh akan vitamin :
Vitamin A : 5000 iu
Vitamin B1 : 1,2 mg
Vitamin B2 : 1,5 mg
Vitamin B6 : 2 mg
Vitamin B12 : 3 mg
Vitamin C : 45 mg
Vitamin D : 400 iu
e. Mineral
Kebutuhan mineral tubuh :
Kalsium : 800 mg
Iodium :110 mg
Besi : 10 mg
Magnesium : 350 mg
Posphor : 800 mg
Kalium : 1959-5850 mg  
Natrium : 2300 –  6900 mg
f. Air
Merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh, walau tidak menghasilkan energi
bagi tubuh. Kandungan air dalam tubuh 60  –  70% dan merupakan bahan terpenting
untuk proses sekresi dan ekskresi fungsi paling nyata untuk air adalah untuk bertahan
(Survival)
3. Promosi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
a. Piramida Makanan (Gizi Seimbang)
b. Isi Piringku
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
a. Pengetahuan
b. Prasangka
c. Kebiasaan
d. Kesukaan
e. Ekonomi

5. Antropometri
antropometri diartikan sebagai suatu ilmu yang secara khusus berkaitan dengan pengukuran
tubuh manusia yang digunakan untuk menentukan perbedaan pada individu, kelompok, dan
sebagainya.

Soal dan kunci jawaban

(5 soal)

Petunjuk Mengerjakan soal : Pilihlah satu jawaban yang paling benar.

1. Dibawah ini yang bukan merupakan komponen nutrisi adalah…


a. Karbohidrat
b. Protein
c. Lemak
d. Mineral
e. Elektrolit

Jawaban yang benar = e. Elektrolit

2. Yang bukan merupakan vitamin dapat larut dalam lemak adalah…


a. Vitamin B
b. Vitamin K
c. Vitamin A
d. Vitamin E
e. Vitamin D

Jawaban yang benar = a. Vitamin B

3. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah…


a. Social
b. Kebiasaan
c. Mood
d. Lingkungan
e. Keluarga

Jawaban yang benar adalah = b. kebiasaan

4. Bentuk promosi kesehatan yang menjelaskan tentang pembagian makan di dalam piring
adalah….
a. Piramida makanan
b. Isi piringku
c. 4 sehat 5 sempurna
d. Dietary Reference Intakes and Recommended Daily Allowances
e. Diet harian

Jawaban yang benar = b. isi piringku


5. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Variasi Data Antropometri, kecuali..
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Etnik
d. Posture tubuh
e. keyakinan
jawaban yang benar = e. keyakinan

Tugas Mandiri

Berdasarkan apa yang telah anda pelajari dalam kegiatan belajar ini, bagaimana dengan:

a. cara memenuhi kebutuhan nutrisi pada penderita obesitas


b. cara memenuhi kebutuhan nutrisi pada penderita diabetes

Anda mungkin juga menyukai