Anda di halaman 1dari 11

A.

BATUK EFEKTIF
Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar dimana dapat energi
dapat dihemat sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara
maksimal (Smeltzer, 2001).
 Tujuan Teknik Batuk Efektif
1. Melatih otot-otot pernafasan agar dapat melakukan fungsi dengan baik
2. Mengeluarkan dahak atau seputum yang ada disaluran pernafasan
3. Melatih klien agar terbiasa melakukan cara pernafasan  dengan baik

Indikasi teknik batuk efektif,Dilakukan pada pasien seperti :COPD/PPOK,


Emphysema, Fibrosis, Asma, chest infection, pasien bedrest atau post operasi

 Kontra Indikasi Batuk Efektif


1. Tension pneumotoraks 
2. Hemoptisis 
3. Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark miokard akut
infark dan aritmia. 
4. Edema paru 
5. Efusi pleura yang luas.
 Alat dan Bahan Yang Disediakan
1. Tissue/sapu tangan
2. Wadah tertutup berisi cairan desinfektan (air sabun / detergen, air bayclin, air
lisol) atau pasir.
3. Gelas berisi air hangat
 Cara Mempersiapkan Tempat Untuk Membuang Dahak
1. Siapkan tempat pembuangan dahak: kaleng berisi cairan desinfektan yang
dicampur dengan air (air sabun / detergen, air bayclin, air lisol) atau pasir
2. Isi cairan sebanyak 1/3 kaleng
3. Buang dahak ke tempat tersebut
4. Bersihkan kaleng tiap 2 atau 3 kali sehari.
5. Buang isi kaleng bila berisi pasir : kubur dibawah tanah
6. Bila berisi air desinfektan : buang di lubang WC, siram
7. Bersihkan kaleng dengan sabun

 Teknik Batuk Efektif


1. Tarik nafas dalam 4-5 kali
2. Pada tarikan nafas dalam yang terakhir, nafas ditahan selama 1-2 detik
3. Angkat bahu dan dada dilonggarkan serta batukkan dengan kuat dan spontan
4. Keluarkan dahak dengan bunyi “ha..ha..ha” atau “huf..huf..huf..”
5. Lakukan berulang kali sesuai kebutuhan

B. FISIOTERAPI DADA
Fisioterapi dada adalah Sejumlah terapi yang digunakan dalam kombinasi untuk
mobilisasi sekresi pulmonaria. Fisioterapi dada harus diikuti dengan batuk efektif dan
mencustion klien/pasien yang mengalami penurunan kemampuan untuk batuk.
 Indikasi dan kontraindikasi
Indikasi fisioterapi dada terdapat penumpukan sekret pada saluran napas yang
dibuktikan dengan pengkajian fisik, X Ray, dan data klinis, Sulit mengeluarkan atau
membatukkan sekresi yang terdapat pada saluran pernapasan.

Kontraindikasi fisioterapi dada ada yang bersifat mutlak seperti kegagalan jantung, status
asmatikus, renjatan dan perdarahan masif, sedangkan kontraindikasi relatif seperti infeksi paru
berat, patah tulang iga atau luka baru bekas operasi, tumor paru dengan kemungkinan adanya
keganasan serta adanya kejang rangsang. Fisioterapi dada direkomendasikan untuk klien/pasien
yang memproduksi sputum lebih dari 30cc/hari atau memiliki riwayat atelektasis dengan x-ray
dada. Perkusi kontraindikasi pada klien/pasien dengan kelainan perdarahan.
Macam-macam fisioterapi dada
-Perkusi dada : dengan memeriksa seluruh bagian dada yang memerlukan drainase. Tangan
diposisikan seperti membentuk cup, ujung jari menyentuh ibu jari diperkusikan pada permukaan
dada dengan gelombang amplitude dan frekuensi yang bervariasi menurut perubahan konsistensi
dan lokasi sputum.
-Vibrasi : tekanan bergetar yang dilakukan pada dada selama ekshalasi. Teknik ini dapat
meningkatkan turbulensi dan kecepatan ekshalasi udara, sehingga secret dapat bergerak.
-Postural drainase (PD) : intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru dengan
menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Mengingat kelainan pada paru bisa terjadi pada berbagai
lokasi maka PD dilakukan pada berbagai posisi disesuaikan dengan kelainan parunya. Waktu
yang terbaik untuk melakukan PD yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam
sebelumtidur pada malam hari. Postural drainase dapat dilakukan untuk mencegah terkumpulnya
sekret dalam saluran nafas tetapi juga mempercepat pengeluaran sekret sehingga tidak terjadi
atelektasis.
Teknik-teknik fisioterapi dada
A.Perkusi dada
·Kaji kondisi klien/pasien (bunyi nafas dan jantung, pola pernapasan, dan secret) dan tingkat
kenyamanan.
·Kaji riwayat kesehatan jantung, masalah dan kemungkinan kontraindikasi untuk fisioterapi
dada.
·Tentukan area paru yang membutuhkan terapi.
·Jelaskan prosedur dan tujuan.
·Pastikan klien/pasien telah berkemih.
·Anjurkan klien/pasien untuk mengemukakan bila terasa ingin muntah.
·Perawat berdiri bersebrangan dengan area yang akan di perkusi.
·Tangan dan jari-jari dirapatkan dan membentuk cup lalu tepuk diarea yang diperlukan selama
3menit.
·Minta klien/pasien untuk batuk dan mengeluarkan sputum.
B.Vibrasi
·Instuksikan klien/pasien untuk menghirup nafas dalam secara lambat melalui hidung dan
mengeluarkannya melalui mulut.
·Ratakan telapak tangan pada area dada yang mengalami penumpukan secret.
·Dengan hati-hati lakukan vibrasi saatklien/pasien menghembuskan nafas.
·Minta klien/pasien untuk batuk dan mengeluarkan sputum.
·Setelah semua dilakukan kaji kembali kondisi klien/pasien.
·Kembalikan ke posisi nomal dan berikan posisi yang nyaman.
·Berikan keperawatan mulut, dan cuci tangan klien/pasien.
·Cuci tangan dan dokumentasi hasil pengkajian status respiratori dan respon klien/pasien (jumlah
secret dan warna).
C.Postural drainase

·Taruh tangan di bagian dada atau punggung klien/pasien.

·Minta klien/pasien menarik nafas dalam-dalam lalu keluarkan melalui mulut secara perlahan.

·Dekatkan telinga kita ke tubuh klien/pasien dan dengarkan asal bunyi lendir. Biasanya lendir yang
mengumpul akan menimbulkan suara. Atau, rasakan getarannya.

·Setelah letak lendir berhasil ditemukan, atur posisi klien/pasien :

-Bila lendir berada di paru-paru bawah maka letak kepala harus lebih rendah dari dada agar lendir
mengalir ke arah bronkhus utama. Atur posisi klien/pasien dalam keadaan tengkurap.

-Bila posisi lendir di paru-paru bagian atas maka kepala harus lebih tinggi agar lendir mengalir ke cabang
utama. Atur Posisi klien/pasien dalam keadaan telentang.

-Bila lendir di bagian paru-paru samping/lateral, maka posisikan klien/pasien dengan miring ke samping,
tangan lurus ke atas kepala dan kaki seperti memeluk guling.
Referensi

Postural Drainage (PD) merupakan cara klasik untuk mengeluarkan sekret dari paru dengan
mempergunakan gaya berat dari sekretnya itu sendiri . Tahun 1953 Palmer dan. Sellick telah
menunjukkan manfaat PD yang disertai dengan perkusi dada untuk mencegah terjadinya atelektasis
paru setelah pembedahan . Sejak itu pula PD telah diterapkan secara intensif pada perawatan penderita-
penderita penyakit paru akut maupun kronik .

Mengingat kelainan pada paru bisa terjadi pada berbagai lokasi maka PD dilakukan pada berbagai posisi
disesuaikan dengan kelainan parunya. Dengan PD dapat dilakukan pencegahan terkumpulnya sekret
dalam saluran nafas terutama pada mereka yang tergolong "high risk" , disamping untuk mempercepat
pengeluaran cairan patologik lainnya yang berasal dari saluran nafas maupun perenkhim paru yang
viskositasnya kental Keberhasilan dari PD sering segera dapat dirasakan oleh penderitanya, yaitu dengan
adanya perbaikan ventilasi.

PATOFISIOLOGI

Pada PD posisi penderita ditempatkan sedemikian rupa sehingga dari lokasi kelainan paru terjadi
pengeluaran secret dengan bantuan gaya beratnya. Pada umumnya dalam keadaan demikian, juga
dilakukan perkusi dan vibrasi. Perkusi dan vibrasi merupakan energi gelombang mekanik yang
diterapkan pada dinding dada dan diteruskan kedalam paru. Dengan gelombang energi mekanik
tersebut sekret akan bergetar dan turun. Dengan demikian diharapkan bertambahnya pembersihan
sputum dari saluran nafas oleh pengaruh gaya beratnya serta pengaruh perkusi dan vibrasi. Setelah
dilakukan PD, dalam jangka pendek diharapkan sputum bertambah banyak "expiratory flow rate"
bertambah, ventilasi bertambah, tahanan aluran nafas berkurang, kapasitas vital bertambah serta
terjadi perbaikan oksigenisasi. Dan dalam angka panjang diharapkan pula perbaikan tanda-tanda klinik
dan foto toraks bertambah cepat, adanya perbaikan faal paru dan pertukaran gas pada alveoli. Namun
Peterson dkk dan Graham mengatakan bahwa pada kasus-kasus seperti pneumonia atau eksaserbasi
akut dari bronkhitis kronik, adanya perbaikan hal-hal tersebut diatas tidak selalu terjadi. Dari
penyelidikan mereka pada kasus-kasus seperti diatas ternyata tidak terjadi kenaikan volume sputum,
maupun hal-hal seperti pertambahan "flow rate" , resolusi yang bertambah cepat pada foto toraks,
perbaikan faal paru dan pertukaran gas.
Para sarjana mengemukakan bahwa tujuan dari penerapan PD pada kasus-kasus penyakit paru akut
maupun kronik perlu dijelaskan lebih dahulu, sebab volume, viskositas dan karakteristik dari sputum
merupakan faktor yang sangat penting. Frownfelter berpendapat bahwa PD tidak saja bisa dilakukan
pada mereka yang produksi sputumnya banyak tetapi juga pada penderita yang sputumnya sedikit PD
dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya akumulasi sekret agar tidak terjadi atelektasis. Dan pada
penderita dengan produksi sputum yang banyak PD lebih efektif bila disertai dengan perkusi dan vibrasi
dada. Maka dari itu PD sebagai bentuk pengobatan mempunyai tujuan mencegah akumulasi sekret dan
mengeluarkan sekret/cairan patologik yang tertampung.

GAMBAR LOBUS DAN SEGMEN


CARA MELAKUKAN POSTURAL DRAINAGE

Untuk melakukan PD, tidak ada persiapan khusus dari penderita. Yang penting adalah perlu diketahui
lokasi kelainan pada paru serta keadaan umum penderita. Untuk mengetahui dengan cepat perubahan
klinik penderita yang mungkin terjadi selama dilakukan PD maka sebaiknya kita yang mengerjakan PD
berada di muka penderita. PD dilakukan dengan mengatur penderita pada posisi tertentu yaitu pada
posisi supaya terjadi pengeluaran (drainage) sputum yang cepat karena pengaruh gaya beratnya disertai
pengaruh perkusi dan vibrasi dada . Posisi penderita yang diharapkan terjadi drainage sesuai dengan
lokasi kelainan paru adalah sebagai berikut :
1. Tidur dengan beberapa bantal, kepala letak tinggi untuk drainage kedua lobus atas dari segmen
apikal.
2. Tidur dengan satu bantal bawah kepala dan satu bantal bawah lutut untuk drainage lobus atas kanan
segmen anterior, dan beberapa bantal tanpa bantal bawah lutut untuk drainage lobus atas kiri segmen
anterior.
3. Tidur menelungkup pada bantal untuk drainage lobus atas segmen posterior.
4. Tidur pada sisi kiri dengan 3/bagian badan tidur, untuk drainage lobus tengah kanan dan lobus bawah
kanan segmen anterior. Kepala lebih bawah dari bagian tubuh lainnya.
5. Tidur pada sisi kanan dengan ¾ bagian badan tidur, untuk drainage lingula dan lobus bawah kiri
segmen anterior. Letak kepala sama seperti No. 4.
6. Tidur dengan satu bantal bawah kepala dan satu bantal bawah lutut dengan letak kepala seperti no. 4,
untuk drainage kedua lobus bawah segmen anterior.
7. Tidur pada sisi kiri, letak kepala sama seperti no. 4, untuk drainage lobus bawah kanan segmen lateral.
8. Tidur pada sisi kanan dengan letak kepala sama seperti no. 4, untuk drainage lobus bawah kiri segmen
lateral dan lobus bawah kanan segmen kardiak.
9. Tidur menelungkup dengan satu bantal dibawah perut dengan letak kepala atau beberapa bantal di
bawah perut untuk drainage kedua lobus bawah.
10. Tidur pada sisi kiri dengan ¾ bagian badan miring, letak kepala sama seperti no. 4, untuk drainage
lobus bawah kanan segmen posterior.

Untuk penderita dengan kelainan paru pada beberapa tempat PD dapat dilakukan pada beberapa posisi.
Setiap posisi sebaiknya dilakukan selama 5 -- 10 menit. Keadaan ini bisa diperpanjang bila penderita
tahan lama, sekret/cairan patologik jumlahnya banyak atau kental sehingga drainage memerlukan
waktu yang lebih lama. Bila PD dilakukan pada beberapa posisi, maka seluruh waktu untuk melakukan
PD sebaiknya tidak lebih dari 40 menit supaya tidak melelahkan penderita. Setiap hari dapat dilakukan
dua kali. Pada umumnya bila PD dilakukan untuk tujuan mengeluarkan sekret yang tertampung, maka
perkusi dan vibrasi dada serta latihan nafas termasuk didalamnya (3, 10). Perkusi atau lebih cocok
dengan istilah penepukan dan vibrasi dilakukan pada dinding dada diatas daerah paru yang diharapkan
terjadi drainage yang cepat. Penepukan dikerjakan dengan kedua telapak tangan yang dicekungkan
(seperti sedang menampung air), dilakukan bergantian kiri dan kanan, dengan kekuatan yang sama.
Kekuatan diatur supaya tidak melelahkan dan tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita. Vibrasi
dilakukan dengan menggetarkan telapak tangan yang diletakkan pada dinding dada, dilanjutkan dengan
penekanan sewaktu penderita mengeluarkan nafas (11).

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI

Untuk tujuan mencegah akumulasi sekret, PD dapat dilakukan pada penderita-penderita berikut (3) : •
yang melakukan tirah baring yang lama, khususnya pada mereka yang tergolong "high risk" yaitu
penderita penyakit paru kronik, penderita pasca bedah yang mengalami imobilisasi dan mereka yang
telah dilakukan sayatan pada toraks dan abdomen yang sputumnya banyak, seperti bronkhoektasis atau
fibrosis.

Berikut macam-macam posisi postural drainage :

Kedua lobus atas - segmen apikal


Lobus atas kanan - segmen anterior

Lobus atas kiri - segmen anterior

Lobus atas kanan – segmen posterior ( dipandang dari depan )

Lobus atas kanan – segmen posterior – dipandang dari belakang

Lobus atas kiri – segmen posterior


lobus atas kiri - segmen posterior ( posisi lain )

Lobus tengah kanan


Perhatikan : pasien ¾ bagian badannya terlentang.

Lingula ( dipandang dari belakang )


Kedua lobus bawah – segmen anterior

Lobus bawah kanan – segmen lateral

Lobus bawah kiri – segmen lateral dan Lobus bawah kanan – segmen kardiak ( medial )

Kedua lobus bawah – segmen posterior


Perhatikan : bantal di bawah perut dan lutut, kepala tanpa bantal

Lobus bawah kanan – segmen posterior ( Posisi dimodifikasi untuk penekanan khusus )

Kedua lobus bawah – segmen posterior ( Dengan beberapa bantal di bawah perut )

Prosedur dan pemeriksaan khusus dalam keperawatan merupakan bagian dari tindakan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang di laksanakans secara tim. Perawat melakukan fungsi kolaboratif
dalam memberikan tindakan pengobatan secara medis (terapi medis).

PEMBERIAN OBAT:

Pemberian obat kepada pasien terdapat beberapa cara,yaitu melalui rute oral, parenteral, rektal,
vaginal, kulit, mata, telinga dan hidung.

Dalam pemberian obat ada beberapa hal yang harus di perhatikan demi meminimalisir kesalahan di
antaranya :

Prinsip 6 benar pemberian obat:

1.Benar pasien

Sebelum memberikan obat cek kembali identitas pasien.

2. Benar obat

Selum memberikan obat kepada pasien, label pada botol atau kemasan harus di periksa minimal 3 kali.

3. Benar dosis
Sebelum memberikan obat perawat harus memeriksa dosis obat dengan hati-hati dan teliti, jika ragu
perawat harus berkonsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum di lanjutkan ke pasien.

4. Benar cara/rute

Ada banyak rute/cara dalam memberikan obat, perawat harus teliti dan berhati-hati agar tidak terjadi
kesalahan pemberian obat.

5. Benar waktu

Ketepatan waktu sangat pentingkhususnya bagi obat yang efektivitas tergantung untuk mencapai atau
mempertahankan darah yang memadai, ada beberapa obat yang diminum sesudah atau sebelum
makan, juga dalam pemberian antibiotik tidak oleh di berikan bersamaan dengan susu, karna susu dapat
mengikat sebagian besar obat itu,sebelum dapat di serap tubuh.

6. Benar dokumentasi

Setelah obat itu di berikan kita harus mendokumentasikan dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu di
berikan, dan jika pasien menolak pemberian obat maka harus di dokumentasikan juga alasan pasien
menolak pemberian obat.

TUJUAN PEMBERIAN OBAT:

Memberikan obat sesuai dengan prosedur agar mendapatkan efek obat yang di inginkan dan bisa
memberikan efek penyembuhan terhadap suatu penyakit ataupun keluhan yang di rasakan oleh
seseorang.

Anda mungkin juga menyukai