Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
Septianing Gema Widelia (P17240221005)
Aldilla Febrilian Salsabela (P17240221007)
Titis Amami (P17240221010)
Anita Citra Ningtyas (P17240221017)
Nurul Dwi Fadila (P17240221029)
Farra Regian Afilla (P17240223033)
Dosen Pengampu :
Ns. Tunik, S. Kep., M. Kep.
PRODI D3 KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
KAMPUS KAB. TRENGGALEK
Jl. Dr. Soetomo No. 5 Telp/Fax (0355)791293 Trenggalek 66312
WEBSITE :www.poltekkes-malang.ac.id
Tahun Akademik 2023/2024
PEMBAHASAN
Definisi
Fisioterapi dada merupakan salah satu penanganan fisioterapi yang ditujukan
untuk mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan saluran
pernapasan. Fisioterapi pada paru tidak hanya diberikan dalam rangka membersihkan
saluran pernapasan karena adanya dahak/ mukus, namun juga mengembalikan
bagaimana fungsi paru agar dapat bekerja secara optimal dalam memenuhi kebutuhan
tubuh, orang yang mengalami sakit paru merasa mudah lelah dan mudah ngos-ngosan/
menggeh – menggeh , dengan mendapatkan tindakan dari seorang fisioterapis maka
fungsi dari paru dapat dijaga dan dimaksimalkan.
Waktu yang terbaik untuk melakukan fisioterapi dada yaitu sekitar 1 jam
sebelum sarapan pagi dan sebelum tidur pada malam hari. Pada fisioterapi dada
terdapat beberapa rangkaian tindakan keperawatan yang terdiri atas perkusi
(clapping), vibrasi, dan postural drainage :
Perkusi ( Clapping )
Clapping atau Chest Percussion adalah fisioterapi dada yang dilakukan dengan
cara menepuk dengan pergelangan membentuk seperti cup pada bagian
tulang dada anterior (depan) dan posterior (belakang) dengan tujuan mengeluarkan
secret.
Vibrasi
Vibrasi adalah teknik yang dilakukan pada saat pasien mengeluarkan nafas dengan
posisi tangan tumpang tindih kemudian secret digerakkan dengan getaran menuju
ke jalan nafas, sehingga teknik perkusi dan vibrasi diharapkan dapat membantu
mengeluarkan sekret yang melekat pada dinding bronkus sehingga saluran nafas
menjadi bersih dan pasien dapat bernafas dengan lega.
Postural drainage
Postural drainage merupakan salah satu tehnik yang digunakan untuk mengalirkan
sputum/ dahak yang berada di dalam paru agar mengalir ke saluran pernapasan
yang besar sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan.
Tujuan Tindakan
a. Membantu melepaskan atau mengeluarkan sekret yang melekat di jalan napas
dengan memanfaatkan gaya gravitasi
b. Untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat danmencegah infeksi saluran
pernafasan pada pasien tirah baring
c. Meningkatkan efisiensi otot-otot pernapasan
d. Memberi rasa nyaman.
e. Merangsang terjadinya batuk dan mempertahankan kelancaran sirkulasi darah
f. Mencegah kolaps paru yang disebabkan retensi sputum
Prosedur Tindakan
Clapping
a. Fase Prainteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat dan bahan
b. Fase Orientasi
1. Memberikan salam dan menanyakan nama pasien
2. Menjelaskan tujuan tindakan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
c. Fase Kerja
1. Mengatur posisi pasien sesuai daerah gangguan paru yang akan dilakukan
clapping
2. Memasang handuk/ alas dan dekatkan bengkok ( di pangkuan pasien bila
duduk, atau di dekat mulut bisa dengan tidur miring )
3. Melakukan clapping dengan cara tangan perawat menepuk punggung pasien
secara bergantian
4. Menganjurkan pasien inspirasi dalam, tahan sebentar, kedua tangan perawat di
punggung pasien
5. Meminta pasien untuk melakukan ekspirasi, pada saat yang bersamaan tangan
perawat melakukan vibrasi
6. Meminta pasien menarik nafas, menahan nafas, dan membatukkan dengan
kuat
7. Menampung lender dalam sputum pot
8. Melakukan melakukan auskultasi paru
9. Menunjukkan sikap hati – hati dan memperhatikan respon pasien
d. Fase Terminasi
1. Melakukan evaluasi Tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Vibrasi
a. Fase Prainteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat dan bahan
b. Fase Orientasi
1. Memberikan salam dan menanyakan nama pasien
2. Menjelaskan tujuan tindakan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
c. Fase Kerja
1. Meletakkan kedua telapak tangan tumpang tindih diatas area paru yang akan
dilakukan vibrasi dengan posisi tangan terkuat berada di luar
2. Anjurkan pasien napas dalam dengan Purse lips breathing
3. Lakukan vibrasi atau menggetarkan tangan dengan tumpuan pada pergelangan
tangan saat pasien ekspirasi dan hentikan saat pasien inspirasi
4. Istirahatkan pasien
5. Ulangi vibrasi hingga 3X. minta pasien untuk batuk
d. Fase Terminasi
1. Melakukan evaluasi Tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Postural drainage
a. Fase Prainteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat dan bahan
b. Fase Orientasi
1. Memberikan salam dan menanyakan nama pasien
2. Menjelaskan tujuan tindakan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
c. Fase Kerja
1. Cuci tangan
2. Dekatkan sputum pot
3. Berikan air hangat pada pasien
4. Atur posisi pasien dengan area paru yang akan di drainage, berikut untu
sekret-sekret
Bronkus Apikal Lobus Anterior Kanan dan Kiri atas Minta pasien
duduk di kursi, bersandar pada bantal
Bronkus Apikal Lobus Posterior Kanan dan Kiri Atas Duduk
membungkuk, kedua kaki ditekuk, kedua tangan memeluk tungkai atau
bantal
Bronkus Lobus Anterior Kanan dan Kiri Atas Supinasi datar untuk area
target di segmen anterior kanan dan kiri atas
Lobus anterior kanan dan kiri bawah Supinasi dengan posisi
trendelenburg. Lutut menekuk di atas bantal
Lobus kanan tengah. Supinasi dengan bagian dada kiri/ kanan lebih
ditinggikan, dengan posisi trendelenburg (bagian kaki tempat tidur di
tinggikan)
Lobus tengah anterior Posisi sim’s kanan/ kiri disertai posisi trendelenburg
Lobus bawah anterior Supinasi datar dan posisi trendelenburg
Lobus bawah posterior Pronasi datar dengan posisi trendelenburg
Lobus lateral kanan bawah. Miring kiri dengan lengan bagian atas
melewati kepala disertai dengan posisi trendelenburg
Lobus lateral kiri bawah Miring kiri dengan lengan bagian atas melewati
kepala disertai dengan posisi trendelenburg
5. Minta pasien mempertahankan posisi tersebut selama 10 – 15 menit sambil
postural drainage bisa dilakukan clapping dan vribating
6. Berikan tisu untuk membersihkan sputum
7. Minta pasien untuk duduk, nafas dalam, dan batuk efektif
d. Fase Terminasi
1. Melakukan evaluasi Tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA