A. Latar Belakang
Tn. B usia 52 tahun dengan diagnosa medis Post Craniatomy Dekompresi. Saat pengkajian
pasien mengalami penurunan kesadaran (GCS, E=2V=terpasang ETT M=4 Sopor), pola nafas pasien
tidak efektif yaitu cepat serta terdengar suara gurgling. Berdasarkan hasil pemeriksaan TTV
menunjukkan TD: 110/69 mmHg, RR:30 x/menit, N: 91 x/menit, Temp: 37,80C, SPO2: 100%, CRT: <2
detik. Klien terpasang Ventilator dengan mode CPAP , MV= 10,9 IPL=5. PEEP=5, FIO2=40% , Peak
Pressure = 10.
1. Keluhan Utama
Saat pengkajian pasien mengalami penurunan kesadaran dan suara nafas gurgling.
Keluarga pasien mengatakan tidak ada yang memiliki penyakit seperti pasien.
Keluarga mengatakan klien mengalami kecelakaan lalu lintas satu jam sebelum di bawa ke
Rumah Sakit. Pasien di tabrak sepeda motor saat sedang berjalan. Saat kerumah sakit klien
B. Definisi
Perkusi dan vibrasi adalah teknik yang dilakukan secara manual untuk melepaskan lendir dan
meningkatkan pengaliran mukus serta sekret dari paru-paru pada klien dengan masalah-masalah paru-
paru tertentu.
a. Perkusi yaitu pergerakan yang ditimbulkan melalui ketukan pada dinding dada dalam irama
yang teratur dengan menggunakan telapak tangan yang dibentuk seperti mangkuk.
Pergelangan tangan dalam posisi fleksi dan ekstensi selama pengetukan.
b. Vibrasi adalah teknik kompresi manual dan getaran pada dinding dada selama fase ekspirasi.
Fisioterapi Dada
C. Indikasi
D. Deskripsi tindakan
1. Identitas klien : Tn.B
2. Diagnosa Medis : Post Craniatomy Rekompresi
3. Tindakan keperawatan dan rasional : Fisioterapi Dada
4. Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan pola napas
5. Data :
Tn. B usia 52 tahun dengan diagnosa medis Post Craniatomy Dekompresi. Saat pengkajian
pasien mengalami penurunan kesadaran (GCS, E=2V=terpasang ETT M=4 Sopor). Berdasarkan
hasil pengkajian suara gurgling tidak terdengar. Berdasarkan hasil pemeriksaan TTV menunjukkan
TD: 125/69 mmHg, RR:26 x/menit, N: 85 x/menit, Temp: 36,90C, SPO2: 100%, CRT: <2 detik.
Klien terpasang Ventilator dengan mode CPAP , MV= 11,8 IPL=5. PEEP=5, FIO2=40% , Peak
Pressure = 12.
Penurunan kesadaran
Penumpukan sekret
Fisioterapi dada membantu melepas sekret yang kental pada jalan nafas
Fisioterapi Dada
E. Tujuan tindakan
1. Tujuan prosedur ini adalah untuk melepaskan mukus atau lendir dari bronkiolus dan bronkus, serta
mengalirkan sekret
2. Untuk mempertahankan, memperbaiki dan mencapai keefektifan dari seluruh bagian paru.
3. Mencegah kolaps dari pada paru yang disebabkan karena terhambatnya sekresi untuk keluar.
4. Menghindarkan terjadinya komplikasi, misal :bronkopneumonia.
5. Untuk mempertahanan kelancaran sirkulasi darah.
6. Untuk mencegah atropi otot – otot.
F. Pelaksanaan
PROSEDUR
Cara kerja :
1. Cuci tangan.
2. Beritahu pasien.
3. Jika pasien sadar anjurkan pasien untuk latihan napas dalam dengan
cara memegang perut pasien dengan kedua tangan kemudian tarik
napas dalam lewat hidung, tahan, kemudian keluarkan lewat mulut.
Lakukan tindakan tersebut minimal 10 kali, jika pasien masih mampu
lakukan lagi dalam 1 periode ( 10 x ).
4. Auskultasi seluruh lapang paru.
5. Posisikan pasien tidur dengan miring kiri atau kanan.
6. Tempatkan handuk diatas dada pasien.
7. Lakukan penepukan / claping dengan kedua tangan di seluruh lapang
paru dalam waktu 1 – 3 menit.
8. Lakukan vibrasi saat pasien ekspirasi dalam waktu 1 – 3 menit.
Fisioterapi Dada
9. Lakukan claping dan vibrasi pada dada yang satunya dengan lama
waktu yang sama.
10. Jika pasien sadar lakukan postural drainage dan posisikan pasien sesuai
daerah paru dimana sekret akan dialirkan.
11. Jika pasien mampu batuk efektif anjurkan pasien untuk batuk efektif.
12. Jika pasien tidak mampu batuk efektif lakukan suctioning dengan
tekanan 60 – 100 mmHg untuk bayi, 100 – 120 mmHg untuk
anak – anak, 100 – 300 mmHg untuk dewasa, jika pasien dengan VM
berikan O2 100 pre, post dan diantara tindakan suctioning.
13. Catat jumlah, warna dan konsistensi sputum.
14. Kembalikan pasien pada posisi semula.
15. Rapihkan peralatan dan dokumentasikan tindakan.
a. Evaluasi pasien
1) Suara gurgling tidak terdengar.
b. Evaluasi tindakan
1) SpO2 100%
.................................. …………………………….
Fisioterapi Dada
Daftar Pustaka :
Maidartati.2014. Pengaruh Fisioterapi Dada Terhadap Bersihan Jalan Nafas Yang Mengalami Gangguan
Bersihan Jalan Nafas Di Puskesmas Moch. Ramdhan Bandung. Universitas BSI : Bandung di peroleh
http://ejournal.bsi.ac.id/assets/files/Jurnal_Keperawatan_Volume_II_No_1_April_2014_Maidartati_47-
56.pdf tanggal 21 April 2017
https://www.scribd.com/doc/125233001/Sop-Fisioterapi-dada