Anda di halaman 1dari 5

Fisioterapi Dada

Hari/tanggal : Kamis, 20 April 2017

Ruangan : ICU RSUD Ulin Banjarmasin

Tindakan Keperawatan / prosedur : Fisioterapi Dada

A. Latar Belakang

Tn. B usia 52 tahun dengan diagnosa medis Post Craniatomy Dekompresi. Saat pengkajian

pasien mengalami penurunan kesadaran (GCS, E=2V=terpasang ETT M=4 Sopor), pola nafas pasien

tidak efektif yaitu cepat serta terdengar suara gurgling. Berdasarkan hasil pemeriksaan TTV

menunjukkan TD: 110/69 mmHg, RR:30 x/menit, N: 91 x/menit, Temp: 37,80C, SPO2: 100%, CRT: <2

detik. Klien terpasang Ventilator dengan mode CPAP , MV= 10,9 IPL=5. PEEP=5, FIO2=40% , Peak

Pressure = 10.

1. Keluhan Utama

Saat pengkajian pasien mengalami penurunan kesadaran dan suara nafas gurgling.

2. Riwayat Penyakit Dahulu

3. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien mengatakan tidak ada yang memiliki penyakit seperti pasien.

4. Riwayat Penyakit Sekarang

Keluarga mengatakan klien mengalami kecelakaan lalu lintas satu jam sebelum di bawa ke

Rumah Sakit. Pasien di tabrak sepeda motor saat sedang berjalan. Saat kerumah sakit klien

mengalami penurunan kesadaran.

B. Definisi

Perkusi dan vibrasi adalah teknik yang dilakukan secara manual untuk melepaskan lendir dan
meningkatkan pengaliran mukus serta sekret dari paru-paru pada klien dengan masalah-masalah paru-
paru tertentu.

a. Perkusi yaitu pergerakan yang ditimbulkan melalui ketukan pada dinding dada dalam irama
yang teratur dengan menggunakan telapak tangan yang dibentuk seperti mangkuk.
Pergelangan tangan dalam posisi fleksi dan ekstensi selama pengetukan.
b. Vibrasi adalah teknik kompresi manual dan getaran pada dinding dada selama fase ekspirasi.
Fisioterapi Dada

C. Indikasi

Tindakan ini dilakukan pada klien dengan:

1) gangguan paru-paru yang menunjukkan peningkatan produksi lendir (bronkiektasis, emfisema,


fibrosis kistik, dan bronkitis kronis).
2) Pasien dengan penurunan kemampuan batuk
3) Pasien dengan atelektasis

D. Deskripsi tindakan
1. Identitas klien : Tn.B
2. Diagnosa Medis : Post Craniatomy Rekompresi
3. Tindakan keperawatan dan rasional : Fisioterapi Dada
4. Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan pola napas
5. Data :

Tn. B usia 52 tahun dengan diagnosa medis Post Craniatomy Dekompresi. Saat pengkajian

pasien mengalami penurunan kesadaran (GCS, E=2V=terpasang ETT M=4 Sopor). Berdasarkan

hasil pengkajian suara gurgling tidak terdengar. Berdasarkan hasil pemeriksaan TTV menunjukkan

TD: 125/69 mmHg, RR:26 x/menit, N: 85 x/menit, Temp: 36,90C, SPO2: 100%, CRT: <2 detik.

Klien terpasang Ventilator dengan mode CPAP , MV= 11,8 IPL=5. PEEP=5, FIO2=40% , Peak

Pressure = 12.

6. Analisa sintesa (pathway)

Penurunan kesadaran

Berkurangnya refleks menelan / batuk oleh tubuh

Penumpukan sekret

Sekret menempel pada saluran nafas

Gangguan bersihan jalan napas

Fisioterapi dada membantu melepas sekret yang kental pada jalan nafas
Fisioterapi Dada

E. Tujuan tindakan
1. Tujuan prosedur ini adalah untuk melepaskan mukus atau lendir dari bronkiolus dan bronkus, serta
mengalirkan sekret
2. Untuk mempertahankan, memperbaiki dan mencapai keefektifan dari seluruh bagian paru.
3. Mencegah kolaps dari pada paru yang disebabkan karena terhambatnya sekresi untuk keluar.
4. Menghindarkan terjadinya komplikasi, misal :bronkopneumonia.
5. Untuk mempertahanan kelancaran sirkulasi darah.
6. Untuk mencegah atropi otot – otot.
F. Pelaksanaan

PROSEDUR

Cara kerja :
1. Cuci tangan.
2. Beritahu pasien.
3. Jika pasien sadar anjurkan pasien untuk latihan napas dalam dengan
cara memegang perut pasien dengan kedua tangan kemudian tarik
napas dalam lewat hidung, tahan, kemudian keluarkan lewat mulut.
Lakukan tindakan tersebut minimal 10 kali, jika pasien masih mampu
lakukan lagi dalam 1 periode ( 10 x ).
4. Auskultasi seluruh lapang paru.
5. Posisikan pasien tidur dengan miring kiri atau kanan.
6. Tempatkan handuk diatas dada pasien.
7. Lakukan penepukan / claping dengan kedua tangan di seluruh lapang
paru dalam waktu 1 – 3 menit.
8. Lakukan vibrasi saat pasien ekspirasi dalam waktu 1 – 3 menit.
Fisioterapi Dada

9. Lakukan claping dan vibrasi pada dada yang satunya dengan lama
waktu yang sama.
10. Jika pasien sadar lakukan postural drainage dan posisikan pasien sesuai
daerah paru dimana sekret akan dialirkan.
11. Jika pasien mampu batuk efektif anjurkan pasien untuk batuk efektif.
12. Jika pasien tidak mampu batuk efektif lakukan suctioning dengan
tekanan 60 – 100 mmHg untuk bayi, 100 – 120 mmHg untuk
anak – anak, 100 – 300 mmHg untuk dewasa, jika pasien dengan VM
berikan O2 100 pre, post dan diantara tindakan suctioning.
13. Catat jumlah, warna dan konsistensi sputum.
14. Kembalikan pasien pada posisi semula.
15. Rapihkan peralatan dan dokumentasikan tindakan.

Hal – hal yang harus diperhatikan :


Didalam melakukan fisioterapi dada harus melihat keadaan umum
penderita, sehingga kita dapat mencegah komplikasi lebih lanjut.

Tindakan yang berhubungan dengan fisioterapi dada :


1. Latihan bernapas / breathing exercise
2. Penepukan / clapping
3. Menggetarkan / vibrating
4. Drainage posisi
5. Penghisapan / Suction

a. Evaluasi pasien
1) Suara gurgling tidak terdengar.
b. Evaluasi tindakan
1) SpO2 100%

Mengetahui Banjarbaru, 20 April 2017


Pembimbing Klinik Mahasiswa
0

.................................. …………………………….
Fisioterapi Dada

Daftar Pustaka :
Maidartati.2014. Pengaruh Fisioterapi Dada Terhadap Bersihan Jalan Nafas Yang Mengalami Gangguan
Bersihan Jalan Nafas Di Puskesmas Moch. Ramdhan Bandung. Universitas BSI : Bandung di peroleh
http://ejournal.bsi.ac.id/assets/files/Jurnal_Keperawatan_Volume_II_No_1_April_2014_Maidartati_47-
56.pdf tanggal 21 April 2017

https://www.scribd.com/doc/125233001/Sop-Fisioterapi-dada

Anda mungkin juga menyukai