KELOMPOK 9 :
b) Tujuan Khusus
B. FASE ORIENTASI
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan langkah prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien
C. FASE KERJA
1. Mencuci tangan
2. Petugas menggunakan masker, handscoen
3. Pegang kepala dengan cara satu tangan memegang bagian kanan
kepala mulai dari mandibula ke arah temporal, demikian juga bagian
sebelah kiri dengan tangan yang lain dengan cara yang sama.
4. Petugas lainnya memasukkan neck collar secara perlahan kebagian
belakang leher dengan sedikit melewati leher.
5. Letakkan bagian Neck collar yang berlekuk tepat pada dagu
6. Rekatkan 2 sisi neck collar satu sama lain
7. Pasang bantal pasir di kedua sisi kepala pasien.
Pemakaian kollar leher, bantal pasir atau kantung IV untuk
mempertahankan agar leher stabil, dan menggunakan papan
punggung bila memindahkan pasien
D. FASE TERMINASI
1. Merapikan pasien
2. Melakukan evaluasi
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut
4. Berpamitan
5. Membereskan alat
6. Mencuci tangan
Macam-macam bidai :
1. Rigid splints
Rigid splints diproduksi melalui perusahan material dan dapat
digunakan pada sisi samping, depan, atau belakang pada ekstremitas
yang terkena cidera Schottke (2016). Terdapat beberapa tipe yang
termasuk dalam rigid splints yakni padded board splints yang
merupakan potongan kayu dengan ukuran 12” x 3” dengan sudut
membuat dan dilapisi ½” busa guna kenyamanan pasien dan lapisi
dengan kain vinil supaya tahan lama dan mudah dibersihkan (Alimed,
2017), molded plastic atau aluminum maleable (SAM) splints, dan
folded cardboard splints
2. Soft splints
Soft splints merupakan bidai yang tergolong fleksibel dan mudah
digunakan pada sekitar bagian tubuh yang cidera. Adapun jenis soft
splints yang termasuk didalamnya dalah vacuum splints, air splints
B. FASE ORIENTASI
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan langkah prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien
C. FASE KERJA
1. Mencuci tangan
2. Petugas menggunakan masker, handscoen
3. Pembidaian meliputi 2 sendi, sendi yang masuk dalam pembidaian
adalah sendi dibawah dan diatas patah tulang .Contoh :jika tungkai
bawah mengalami fraktur maka bidai harus bisa memobilisasi
pergelangan kaki maupun lutut
4. Luruskan posisi anggota gerak yang mengalami fraktur secara
hatihati dan jangan memaksa gerakan ,jika sulit diluruskan maka
pembidaian dilakukan apa adanya
5. Fraktur pada tulang panjang pada tungkai dan lengan dapat
dilakukan traksi,tapi jika pasien merasakan nyeri ,krepitasi
sebaiknya jangan dilakukan traksi, jika traksi berhasil segara
fiksasi,agar tidak beresiko untuk menciderai saraf atau pembuluh
darah.
6. Beri bantalan empuk pada anggota gerak yang dibidai
7. Ikatlah bidai diatas atau dibawah daerah fraktur ,jangan mengikat
tepat didaerah fraktur dan jangan terlalu ketat
D. FASE TERMINASI
1. Merapikan pasien
2. Melakukan evaluasi
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut
4. Berpamitan
5. Membereskan alat
6. Mencuci tangan
B. FASE ORIENTASI
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan langkah prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien
C. FASE KERJA
1. Menghubungi Rumah Sakit Rujukan.
2. Menanyakan tempat perawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
3. Persiapkan pasien yang akan di Transfer.
4. Lakukan pendekatan yang sistematis dalam proses transfer pasien
5. Awali dengan pengambilan keputusan untuk melakukan transfer.
Kemudian melakukan stabilisasi pre-transfer dan manajemen
transfer.
6. Pengambilan keputusan untuk melakukan transfer harus
dipertimbangkan dengan matang pertimbangan resiko dan
keuntungan dilakukannya transfer.
7. Pertimbangan resiko dan keuntungan dilakukannya transfer.
8. Jika resikonya lebih besar, sebaiknya jangan melakukan transfer.
9. Dalam transfer pasien, diperlukan personil yang terlatih dan
kompeten, peralatan dan kendaraan Khusus.
10. Pengambilan keputusan harus melibatkan DPJD / Dokter senior
(Biasanya seorang Konsultan) dan dokter ruangan.
11. Menyiapkan ambulance dan petugas yang akan mendampingi
pasien.
12. Melengkapi dokumen pasien yang akan di transfer / dirujuk dan
mengonsultasikannya selama transfer pasien berjalan
D. FASE TERMINASI
1. Merapikan pasien
2. Melakukan evaluasi
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut
4. Berpamitan
5. Membereskan alat
6. Mencuci tangan