Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN DAN ANALISA

DENVER II

Disusun oleh :

1. Maria Vriska Happy G. 201821037

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES SANTA ELISABETH SEMARANG
2019/2020
LAPORAN DAN ANALISA DENVER II

1. Judul kegiatan : Simulasi Test Denver II


2. Nama Anak : An. D
3. Penentuan Garis Umur
Tanggal simulasi : 9 September 2018
Tanggal lahir : 2 Juli 2014
Umur anak : 4 tahun 2 bulan 7 hari
4. Lembar Denver II
a. Aspek personal sosial
- Cuci dan mengeringkan tangan : pass
- Menyebutkan teman : pass
- Memakai T-shirt : pass
- Berpakaian tanpa bantuan : pass
- Bermain ular tangga kartu : fail
- Gosok gigi tanpa bantuan : pass
- Mengambil makanan : pass
b. Aspek motorik halus
- Menara dari kubus : pass
- Menggoyangkan ibu jari : pass
- Mencontoh o : pass
- Menggambar orang 3 bagian : pass
- Mencontoh + : pass
- Memilih garis yang lebih panjang : pass
- Mencontoh ditunjukkan : pass
- Mrnggambar orang 6 bagian : pass
- Mencontoh : pass
c. Aspek Bahasa :
- Kegunaan 2 benda : pass
- Menghitung kubus : pass
- Kegunaan 3 benda : pass
- Mengetahui 4 kegiatan : pass
- Bicara semua dimengerti : pass
- Mengerti 4 kata depan : pass
- Menyebut 4 warna : pass
- Mengartikan 5 kata : pass
- Mengetahui 3 kata sifat : fail
- Menghitung 5 kubus : fail
- Berlawanan 2 : fail
- Mengartikan 7 kata : pass
d. Aspek motorik kasar
- Loncat jauh : pass
- Berdiri 1 kaki 1 detik : pass
- Melompat dengan 1 kaki : pass
- Berdiri 1 kaki 3 detik : pass
- Berdiri 1 kaki 4 detik : fail
- Berdiri 1 kaki 6 detik : fail
- Berjalan tumit ke jari kaki : pass
- Berdiri 2 kaki 6 detik : fail

5. Kesimpulan Hasil Pemeriksaan


Di dalam pemeriksaan Denver II pada An. D menurut garis umurnya di dapatkan bahwa
Aku penilaian item : pass/lulus
Interprestasi : Normal
Kesimpulan : Normal
Anak tidak memiliki keterlambatan pada semua aspek walaupun ada beberapa test yang
mendapat hasil fail tetapi anak masih berada pada garis normal.

6. Rencana Tindak Lanjut


Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya

7. Analisis Pelaksanaan Denver


a. Analisis berdasarkan teori
1) Apakah fase orientasi (salam, perkenalan, tujuan dan langkah prosedur)
dilaksanakan dengan tepat?
Tidak, pada video tidak ada salam perkenalan, dan tidak dijelaskan tujuan,
langkah procedur.
2) Apakah alat- alat yang digunakan sudah tepat?
Iya, alat-alat yang digunakan sudah tepat, dan aman tidak membahayakan anak
maupun penguji.
3) Apakah pemeriksaan personal sosial dilakukan dengan tepat?
Pemeriksaan personal social sudah dilakukan dengan tepat , tetapi ada beberapa
pemeriksaan yang tidak perlu dilakukan
4) Apakah pemeriksaan bahasa dilakukan dengan tepat?
Pemeriksaan bahasa sudah dilakukan dengan tepat, namun pemeriksa kurang tepat
ketika melakukan tes kata yang berlawanan
5) Apakah pemeriksaan motorik kasar dilakukan dengan tepat?
Iya, pada pemeriksaan motorik kasar sudah dilakukan dengan tepat, tetapi ada
tindakan yang tidak perlu dilakukan
6) Apakah pemeriksaan motorik halus dilakukan dengan tepat?
Iya, pada pemeriksaan motorik halus sudah dilakukan dengan tepat, tetapi ada
beberapa pemeriksaan yang tidak perlu dilakukan.
7) Apakah disampaikan rencana tindaklanjut pada orangtua dan anak?
Tidak, pada video, pemeriksa tidak menyempaikan rencana tindak lanjut
8) Bagaimana penampilan umum pemeriksa?
Baik, sopan dan rapi, tetapi, lebih baik jika rambut dikuncir agar terlihat lebih
rapi.

b. Analisis berdasarkan penelitian terkini


Judul jurnal : DETEKSI DINI PERKEMBANGAN BALITA DENGAN METODE
DDST II DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUANDA
SAMARINDA
Penulis : Ni Wayan Wiwin Asthiningsih , Siti Khoiroh Muflihatin
Tahun : 2018
Metode penelitian :
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah kunjungan balita usia 1-5 tahun
terbanyak yang ada di 7 Posyandu di wilayah Puskesmas Juanda Samarinda
sebanyak 156 balita. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive
sampling. Sampel pada penelitian ini diambil berdasarkan kriteria inklusi yang
telah ditetapkan, yaitu anak balita berusia 1-5 tahun yang berkunjung dan terdaftar di
Posyandu wilayah Puskesmas Juanda Samarinda dengan kondisi sehat. Sampel
penelitian ini berjumlah 113 balita berdasarkan perhitungan besar sampel dengan
menggunakan Rumus Slovin dengan toleransi kesalahan 5%. Data dikumpulkan
melalui pengujian langsung terhadap anak yang bersangkutan dengan
menggunakan instrument lembar DDST II dan melakukan wawancara dengan orang
tua responden. Teknik analisa data menggunakan analisis univariat yang
dianalisis secara statistik deskriptif, disajikan dalam bentuk tabel dan distribusi
frekuensi untuk mengetahui proporsi masing-masing variabel. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar anak sudah memiliki kemampuan dalam
kemandirian, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Kemampuan anak dalam personal sosial sangat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, adanya faktor lingkungan baik internal maupun eksternal, yang mana
cara seorang anak dalam berinteraksi dengan orang tua akan berpengaruh dengan
interaksi anak di luar rumah karena hubungan yang hangat dengan orang lain,
seperti ayah, ibu, teman sebaya, dan sebagainya akan berpengaruh besar terhadap
emosi, sosial, dan intelektual anak. Perkembangan personal sosial meliputi berbagai
kemampuan yang dikelompokkan sebagai kebiasaan, kepribadian, watak, dan
emosi.
Hasil penelitian juga menunjukkan adanya balita yang mengalami perkembangan
sektor personal sosial caution sebanyak 13 balita (11.5%) dan yang mengalami
delay sebanyak 6 balita (5.3%). Hal ini disebabkan karena setiap anak mengalami
tahap perkembangan yang berbeda-beda, namun setiap orang tua dapat
mengantisipasi dengan cara memberikan stimulasi untuk dapat mengoptimalkan
perkembangan balita. Dari hasil wawancara dengan ibu dan observasi pada saat
penelitian, beberapa anak kurang diberikan kepercayaan atau kebebasan oleh orang
tuanya untuk mandiri sehingga anak masih tergantung dengan orangtuanya dalam
melakukan sesuatu padahal pada usia tersebut anak seharusnya mampu melakukan
sendiri tugas perkembangan sesuai umur. Sebaiknya, orang tua dapat melatih
kemandirian anak, seperti mengajari anak mengambil dan menyimpan mainan,
baju dan lain-lain miliknya, mula mula anak perlu di bantu, tetapi sedikit demi
sedikit kurangi bantuan dan biarkan anak melakukannya sendiri, anak juga
diminta membantu menyiapkan meja makan dan melakukan pekerjaan ringan di
sekitar rumah, atau mengajak anak untuk bermain dengan teman sebayanya, apabila
ada balita yang tak kunjung mau mencoba melakukan hal-hal yang mengasah
kemandiriannya, sebaiknya pancing dengan lembut dan jadikan kegiatan itu sebagai
aktivitas yang menyenangkan, dengan membawa anak ke lingkungan teman-
teman sebaya juga bermanfaaat untuk menantang anak melakukan hal-hal yang
sudah bisa dilakukan teman-temannya, orang tua bisa memancing anak dengan
menyontohkan apa yang dilakukan temannya.

8. Penutup
Penting bagi orang tua untuk mengetahui manfaat pemberian stimulus kepada
anak untuk pertumbuhan dan perkembangan anak agar optimal maka dari itu peran
tenaga kesehatan juga sangat penting untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada
orang tua untuk meningkatkan kesadaran orangtua terkait pentingnya pemberian
stimulasi deteksi intervensi dini pada anak untuk merangsang perkembangan anak sesuai
usianya. Selain itu, petugas kesehatan perlu memberikan pemahaman kepada para
pendamping anak di sekolah maupun di tempat pendidikan anak usia dini agar dapat pula
memberikan stimulasi melalui proses bermain yang menyenangkan bagi anak
DAFTAR PUSTAKA

1. Ni Wayan Wiwin Asthiningsih , Siti Khoiroh Muflihatin, 2018, DETEKSI DINI


PERKEMBANGAN BALITA DENGAN METODE DDST II DI POSYANDU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUANDA SAMARINDA, Samarinda Kalimantan
Timur, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
2. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/3955-8296-1-SM.pdf (diakses pada 15 Juli 2020 pukul
15.42 WIB)

Anda mungkin juga menyukai