Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


“ SIROSIS HEPATIS“

Kelompok 1 :
Aldila Monikawati 201821002
Elizabeth Linda Praswati 201821013
Erika Dewi Fortuna 201821014
Fani Agung Mulyono 201821015
Irma Triana 201821019
Lea Christina Purnama 201821020
Maya Ratih Kurniasari 201821022
Metri Satya Darma 201821023
Nabila Septya Nugrahani 201821025
Nadianovita Fitriyanti 201821026
Septiana Rahayu 201821031
Triya Ageta Seviani 201821036

STIKES ST.ELISABETH SEMARANG


2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sirosis hepatis merupakan penyakit hati kronis yang tidakdiketahui
penyebabnya dengan pasti. Telah diketahui bahwa penyakit inimerupakan stadium
akhir dari penyakit hati kronis. Di Negara maju,hepatitis C kronis dan konsumsi
alkohol yang berlebihan merupakanpenyebab paling umum dari sirosis. Secara
lengkap, sirosis ditandaidengan fibrosis jaringan dan konversi hati yang normal
menjadi nodulstruktural yang abnormal. Akibatnya, bentuk hati yang normal
akanberubah disertai terjadinya penekanan pada pembuluh darah
danterganggunya aliran darah vena porta yang akhirnya menyebabkanhipertensi
portal.
Berdasarkan data WHO (2004), sirosis hati merupakan penyebabkematian ke
delapan belas di dunia, hal itu ditandai dengan semakinmeningkatnya angka
kesakitan dan kematian akibat sirosis hati. DataWHO (2008) menunjukkan pada
tahun 2006 sekitar 170 juta umatmanusia menderita sirosis hepatis. Angka ini
meliputi sekitar 3% dariseluruh populasi manusia di dunia dan setiap tahunnya
infeksi baru sirosishepatis bertambah 3-4 juta. The Journal for Nurse
Practitionersmengatakan bahwa di Amerika Serikat, penyakit hati kronis
adalahpenyebab kematian ke dua belas. Sekitar 5,5 juta orang di AmerikaSerikat
memiliki sirosis.

B. Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Membuat mindmapping pada khasus SIROSIS HEPATIS
2. Melakukan pengkajian OREM pada pasien SIROSIS HEPATIS
3. Menganalisa data pada khasus SIROSIS HEPATIS
4. Memberikan diagnosa keperawatan pada khasus SIROSIS
HEPATIS
5. Melakukan intervensi beserta rasionalnya pada khasus SIROSIS
HEPATIS
6. Menganalisa khasus etik legal pada pasien
C. Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini agar dapat mengetahui bagaimana cara
memberikan asuhan keperawatan kepada penderita SIROSIS HEPATIS
dan menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencapai hasil
yang optimal
BAB II
KONSEP TEORI

Mindmapping Umum

Virus
Hepatitis B Malnutrisi Konsumsi Obat-
dan C Alkohol obatan

Penggunaan Mengurangi Efek toksik terhadap Kerusakan pada


kekebalan tubuh liver hati
barang pribadi
bersamaan

Kerusakan
Suhu 38 0 C
Hepatosit
Letih
Panas
Inflamasi Hati

Mual dan Nyeri


Muntah
Perubahan aliran
limfe Nyeri Epigastrik

MK : Mual Sirosis hati adalah sekelompok


SIROSIS penyakit hati kronik yang
HEPATIS mengakibatkan kerusakan sel
hati dan sel tersebut digantikan
oleh jaringan parut, sehingga
terjadi penurunan jumlah
jaringan hati normal

hiperbillirubinem Hipertensi Penurunan fungsi


portal hati
ia terkonjugasi
Billirubin
dan tak
total 5mg/dL
terkonjugasi
Darah yang
melalui Hipoalbuminemia Albumin
pembuluh 2,4 g/dl
Penurunan
portal menuju
empedu di Menurunnya tekanan
liver terhambat
saluran GI dan osmotik koloid
peningkatan
urobilinogen
Liver tidak bisa Darah kembali ke Peningkatan
menyerap pembuluh darah tekanan
billirubin diperut dan hidrostatik,
Varises peningkatan
Varises esofagus permeabilitas
Esofagus
Perubahan warna
vaskuler
kulit, urine gelap
Semakin lama
berdidnding tipis dan
bisa pecah Asites Edema
Pasien BAK seperti
tampak teh
kuning ascites pitting
Pendarahan
Terdapat (+) edema
gastrointestinal :
tanda Melena +2
Melena

Anemia NOC :
Hb : 9 g/dl
Domain : kondisi kesehatan
yang dirasakan (V)
Klien tampak Kelas : status gejala (V)
Lemah Outcome : mual&muntah :
lemah
efek yang mengganggu
(2106)
NOC : MK : Resiko - NIC :
Domain : II. Kesehatan Ketidakefektifan Perfusi - Manajemen Muntah (1570)
Fisiologi Gastrointestinal - Observasi :
Kelas : I. Pengaturan - Monitor luka pada
Regulasi esophagus dan faring
Outcome : Fungsi Liver posterior jika muntah
(0803) berlangsung secara
berlebihan
NIC : -
Pengurangan Pendarahan : - Mandiri :
Gastrointestinal (4022) Berikan dukungan fisik
selama muntah ( misalnya
Observasi :
membantu untuk
Monitor tanda dan gejala
pendarahan yang terus membungkuk atau
menerus menopang kepala)

Mandiri : Edukasi :
Berikan pengobatan
Ajarkan penggunaan teknik
Edukasi : nonfarmakologi untuk
Instruksikan pasien dan atau mengelola muntah
keluarga untuk mengindari (misalnya,biofeedback,
penggunaan obat anti hipnotis, relaksasi,distraksi
inflamasi (misalnya : aspirin dll)
dan ibuprofen)
Kolaborasi:
Kolaborasi :
Koordinasikan konseling Tunjukkan penerimaan
bagi pasien dan atau terhadap muntah dan
keluarga berkolaborasi ketika
memilih strategi
pengendlian muntah
BAB III
Pembahasan Asuhan Keperawatan
A. Mindmapping sesuai kasus

Konsumsi Alkohol

Efek toksik
terhadap liver

Kerusakan Hepatosit

Inflamasi Hati

Perubahan aliran
limfe
Sirosis hati adalah sekelompok
penyakit hati kronik yang
SIROSIS HEPATIS
mengakibatkan kerusakan sel hati
dan sel tersebut digantikan oleh
jaringan parut, sehingga terjadi
Hipertensi portal penurunan jumlah jaringan hati
normal

Darah yang melalui


pembuluh portal
menuju liver
terhambat

Darah kembali ke
pembuluh darah

Varises Varises esofagus


Esofagus

Semakin lama
berdidnding tipis
dan bisa pecah

Pendarahan
Terdapat
tanda Melena gastrointestinal :
Melena
Hb : 9 g/dl Anemia

Klien tampak Lemah


Lemah

MK : Risiko
Ketidakefektifan Perfusi
Gastrointestinal

NOC :
Domain : II. Kesehatan
Fisiologi
Kelas : I. Pengaturan
Regulasi
Outcome : Fungsi Liver
(0803)
NIC :
Pengurangan Pendarahan :
Gastrointestinal (4022)

Observasi :
Monitor tanda dan gejala
pendarahan yang terus
menerus

Mandiri :
Berikan pengobatan

Edukasi :
Instruksikan pasien dan atau
keluarga untuk mengindari
penggunaan obat anti
inflamasi (misalnya : aspirin
dan ibuprofen)

Kolaborasi :
Koordinasikan konseling
bagi pasien dan atau
keluarga
A. Pengkajian
Tanggal Masuk : 26 november 2019 Jam : 07.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 26 november 2019 Jam : 07.15 WIB

Nama perawat yang mengkaji : Nona


Unit :
Ruang / kamar : Mawar / 208
Tanggal/ waktu masuk RS : 26 november 2019 / 07.00 WIB
Tanggal/ waktu pengkajian : 26 november 2019 / 07.15 WIB
Cara pengkajian : wawancara

I. Identitas Pasien
Nama : Tn. Hari
Usia : 63 Tahun
TTL : 22 Januari 1956
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Jl. Kawi 1 Semarang
Diagnosa medis : Sirosis Hepatis
II. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. U
Alamat : Jl. Kawi 1 Semarang
Hubungan dengan klien : Istri
III. Riwayat Keperawatan Masa Lalu
 Penyakit yang pernah diderita :
- Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit hepatitis
- Pasien mengatakan mengetahui penyakit tersebut pada bulan
Januari tahun 2019
- Pasien mengatakan pernah dirawat dirumah sakit satu
kali,pada bulan Januari pada tahun 2019
 Penyakit keturunan dalam keluarga : Pasien mengatakan tidak
memiliki riwayat penyakit keturunan
 Operasi yang pernah dilakukan : Pasien mengatakan tidak pernah
melakukan operasi
 Alergi : Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap
apapun.
 Imunisasi : Pasien mengatakan tidak pernah mendapat imunisasi
 Kebiasaan buruk : Pasien mengatakan sering minum minuman
beralkohol sejak usia 40,sekali minum 2 gelas (@200 ml)
 Obat obatan : Pasien mengatakan pernah mendapat obat
lamivudine ( untuk menghambat virus yang berkembang biak di
dalam tubuh dengan cara mencegah enzim yang berperan dalam
berkembang biakan virus)
IV. Riwayat Keperawatan Saat Ini
 Alasan masuk RS :
Pasien mengatakan datang ke RS dengan keluhan nyeri di bagian
abdomen
 Keluhan Utama :
 P:
- Provokatif : pasien mengatakan nyeri semakin terasa sakit
ketika pasien banyak bergerak
- Paliatif : pasien mengatakan nyeri berkurang ketika pasien
berbaring
 Q: pasien mengatakan nyeri seperti ditekan-tekan
 R: pasien mengatakan nyeri pada bagian tengah perut yaitu
batas antara kuadran kanan atas dan kiri atas
 S: pasien mengatakan nyeri skala 7
 T: pasien mengatakan nyeri hilang timbul
 Keluhan Penyerta : pasien mengatakan perut terasa sebah, mual
dan muntah, terasa asam di lidah
 Tindakan / terapi yang sudah diterima : pasien diberikan terapi
RL 20 tpm
V. Kebutuhan
 Oksigen
Sebelum masuk RS : pasien mengatakan tidak merasakan ada
gangguan pernafasan
Selama berada di RS : pasien mengatakan tidak mengalami
gangguan pernafasan
 Cairan
Sebelum masuk RS : pasien mengatakan dalam sehari minum
sebanyak 5 gelas,tidak mengalami muntah,dan pembuangan urin
normal
Selama berada di RS :
Intake dan Output selama 24 jam
 Intake:
Infus : 1500 cc
Obat injeksi : 100 cc
Makan : 300 cc
Minum : 200 cc
 Output:
Urine : 1000 ml
Fases : 200 ml
Muntah : 300 cc
IWL : 15 x 78 (BB)/24
=1170 / 24
=48,75
Kenaikan suhu : 48,75 + 200 ( 38 – 36,8 )
=248 x 1,2
= 297,6
Balance Cairan = intake – output
= 2100 – 1793
= 303
 Nutrisi
Sebelum masuk RS :
1) A ( Antropometri)
a. Berat badan : 65 kg
b. Tinggi badan : 160 cm
c. Berat badan ideal :(TB–100)±10%(tb-100)
=(160cm–100)±10%(tb-100)
= (60 - 6) s/d (60 + 6)
= 54 kg s/d 66 kg
a. BMI (Body Mess Index) :BB (kg) / TB (m)
= 65 kg / 1,6 m
= 36,1
d. Lingkar pergelangan tangan : 16 cm
e. Lingkar lengan atas : 32 cm

2) B (Biochemical) :
a. Albumin : 2,4 g/dl
b. Bilirubin : 5 mg/dl
c. Hb : 9 g/dl
d. SGOT : 150 U/L
e. SGPT : 200 U/L
3) C ( Clinical Sign) :
1. Pasien tampak lemah
2. Kulit pasien terlihat kuning
3. Denyut nadi pasien kurang dari 100 x/menit,tekanan
darah rendah
4. Sklera pasien tampak ikterik
5. Pasien mengalami diaphoresis

4) D (Diet) :
1. Pasien mengatakan makan 3 x/hari
2. Pasien mengatakan tidak menjalani diet makanan
khusus
3. Pasien sering minum alkohol
Selama berada di RS :
1) A(antropometri) :
b. Berat badan : 68 kg
c. Tinggi badan : 160 cm
d. Berat badan ideal : ( TB – 100 ) ± 10%(tb-100)
=(160 cm–100)±10%(tb-100)
= (60 - 6) s/d (60 + 6)
= 54 kg s/d 66 kg
e. BMI (Body Mass Index) : BB (kg) / TB (m)
= 68 kg / 1,6 m
= 37,78
f. Lingkar pergelangan tangan : 16 cm
g. Lingkar lengan atas : 32 cm
2) B (Biochemical) :
a. Albumin : 2,4 g/dl
b. Bilirubin : 5 mg/dl
c. Hb : 9 g/dl
d. SGOT : 150 U/L
e. SGPT : 200 U/L
3) C ( Clinical Sign) :
1. Pasien tampak lemah
2. Kulit pasien terlihat kuning
3. Denyut nadi pasien kurang dari 100 x/menit,tekanan
darah rendah
4. Sklera pasien tampak ikterik
5. Pasien mengalami diaphoresis
4) D (Diet) :
1. Pasien mengatakan makan 3 x/hari habis ½ porsi
2. pasien diet makan makanan yang berlemak,makanan
yang mengandung garam berlebih,makanan yng
kurang matang.

 Eliminasi
1) Eliminasi urin
Frekuensi warna Bau Keluhan
Sebelu 6-7 x/hari Kuning Bau khas Pasien
m jernih mengatakan
masuk tidak ada
RS keluhan
Selama 4 x/hari Warna Bau urin Pasien
berada urin menyenga mengatakan
di RS seperti t tidak ada
teh keluhan
ketika
berkemih

2) Eliminasi fekal
Frekuen Konsiste warna bau Keluhan
si nsi
Sebelu 2x Padat Kuning Ba Tidak ada
m sehari kecoklat u
masuk an kha
RS s
Selama 1x/ 2 padat hitam Ba Pasien
berada hari u mengatak
di RS kha an
s fasesnya
ada
darahnya
 Aktivitas
Aktivitas keterangan Sebelum Selama
masuk RS berada di RS
Mandi Dapat √
mengerjakan
sendiri
Pada bagian √
tertentu dibantu
Memerlukan
bantuan
berpakaian Seluruhnya √
tanpa dibantu
Pada kondisi √
tertentu dibantu
Seluruhnya
memerlukan
bantuan
Pergi ke toilet Dapat √
mengerjakan
sendiri
Memerlukan √
bantuan
Tidak dapat
pergi ke toilet
Berpindah Tanpa bantuan √
Dengan √
atau berjalan
bantuan
Tidak dapat
melakukan
BAB dan Dapat √ √
BAK mengontrol
Kadang kadang
mengompol
Tidak dapat
mengontrol
Makan Tanpa bantuan √
Dapat makan √
sendiri kecuali
hal hal tertentu
Seluruhnya
dibantu
SKOR A B
Keterangan :
Nilai A :Kemandirian dalam hal makan, kontinen
( BAK/BAB ),berpindah, kekamar kecil, mandi dan
berpakaian.
Nilai B :Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi
tersebut
Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu
fungsi
tambahan
Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian,
dan
satu fungsi tambahan
Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian,
ke
kamar kecil, dan satu fungsi tambahan.
Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian,
ke
kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
 Tidur
Sebelum masuk RS : pasien mengatakan ,dalam sehari pasien
tidur selama 8 jam
Selama berada di RS : pasien mengatakan,dalam sehari tidur
selama 4-5 jam dan tidak nyenyak karena merasakan nyeri
 Seksualitas
Sebelum masuk RS : pasien mengatakan tidak ada gangguan
seksualitas
Selama berada di RS : pasien mengatakan tidak ada masalah di
seksualitasnya
 Interaksi Sosial
Sebelum masuk RS : pasien mengatakan dapat berinteraksi
dengan baik
Selama berada di RS : pasien dapat berinteraksi dengan baik pada
lingkungan
 Pencegahan masalah kesehatan
Sebelum masuk RS : pasien mengatakan,pasien jarang memeriksa
kondisi pasien,tidak ada maslah dalam kesehatannya.
Selama berada di RS : pasien mengatakan belum pernah
mendapat informasi mengenai pencegahan masalah kesehatan
 Promosi Kesehatan
Sebelum masuk RS : pasien mengatakan belum pernah dapat
promosi kesehatan
Selama berada di RS : pasien mengatakan belum pernah
mendapatkan informasi mengenai edukasi ataupun promosi
tentang kesehatan
 Psikososial dan konsep diri
Sebelum masuk RS : tidak terkaji
Selama berada di RS :
1. Citra tubuh
Pasien tidak mengetahui apa yang dideritanya saat ini
2.Ideal Diri
Pasien mengikuti terapi yang diberikan
3.Harga diri
Pasien mengharapkan agar penyakitnya cepat sembuh
4.Peran Diri
Pasien telah mengikuti serangkaian pengobatan
5.Identitas Diri
Pasien memilki keyakinan penyakitnya akan sembuh

VI. Pemeriksaan Fisik


 Keadaan umum dan kesadaran :
Composmentis ( E4V5M6)
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 95 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 38 ºC

 Antropimetri
1) A(antropometri) :
a. Berat badan : 68 kg
b. Tinggi badan : 160 cm
c. Berat badan ideal : ( TB – 100 ) ± 10%(tb-100)
=(160 cm–100)±10%(tb-100)
= (60 - 6) s/d (60 + 6)
= 54 kg s/d 66 kg
d. BMI (Body Mass Index) : BB (kg) / TB (m)
= 68 kg / 1,6 m
= 37,78
e. Lingkar pergelangan tangan : 16 cm
f. Lingkar lengan atas : 32 cm

 TTV
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 95 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 38 ºC

 MAP
MAP = (2(DBP)+SBP) / 3
=(2(70)+100) / 3
= (140 + 100) / 3
= 80 mmHg

 Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Inspeksi : Simetris ,penyebaran rambut merata, terdapat
uban, kulit kepala tidak berketombe
Palpasi : Rambut sedikit berminyak, tidak ada benjolan di
kepala
2. Mata
Inspeksi : sklera mata terlihat kuning
Palpasi : Tidak ada edema palpebra, tidak ada bril
hematom
3. Hidung
Inspeksi : Tidak ada lesi
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan di sinus
4. Mulut
Inspeksi : Mulut pasien tidak ada sariawan, mukosa
bibir lembab, lidah pasien merasa asam
5. Leher
Inspeksi : Ada pembesaran pada leher
Palpasi : ada benjolan di daerah kerongkongan
6. Wajah
Inspeksi : Raut muka tampak meringis kesakitan sambil
melindungi area perut,wajah terlihat berwarna kuning
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada dahi

7. Dada
Inspeksi : pasien mengalami perbesaran kelenjar payudara
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
8. Paru
Inspeksi : Pengembangan paru seimbang, tidak
menggunakan
otot bantu
Palpasi : Taktil fremitus kanan kiri sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi : bunyi nafas vesikuler,tracheal
9. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis di intracosta 5 anterior aksila sinistra
Perkusi : Batas trikuspidalis : intracosta 3 mid clavikula
dextra : pekak

i. Batas aorta : intracosta 3 mid clavikula sinistra : pekak


ii. Batas mitralis : intracosta 4 mid clavikula sinistra :pekak
iii. Batas pulmonalis : intracosta 5 anterior aksila sinistra : pekak
Auskultasi :
S1 : terdengar bunyi lup diruang ICS 5 sebelah kiri
sternum
S2 : terdengar bunyi dup di ICS 2 sebelah kanan
sternum
S3 : terdengar bunyi lup dup dee ICS 5 kiri
10. Abdomen
Inspeksi : Abdomen pasien terlihat ascites dengan
lingkar perut 110 cm
Auskutasi : Bising usus 12x / menit
Palpasi : Nyeri tekan dibagian tengah abdomen di
batas antara kuadran kanan atas dan kuadran
kiri atas,teraba perbesaran pada hepar
Perkusi : Pekak pada setiap kuadran,tidak terdapat
nyeri pada perkusi ginjal
11. Ekstrimitas
Inspeksi : Jari lengkap, kulit terlihat kuning, tidak ada luka
Palpasi : Turgor kulit elastis, adanya pitting edema
Perkusi : tidak ada nyeri ketika ditekan
Kekuatan otot :
a. Ekstermitas kanan atas :5
b. Ekstermitas kanan bawah :5
c. Ekstermitas kiri bawah :5
d. Ekstermitas kanan bawah :5

VII. Pemeriksaan Diagnostik


 SGOT 150 U/L
 SGPT 200 U/L
 Albumin 2,4 g/dl
 Bilirubin total 5 mg/dl
 Hb 9 g/dl
 Hasil endoskopi didapatkan kesan varises esophagus dan
hipertensi portal

B. Analisa Data
N
Tanggal/Waktu Data Fokus Masalah Etiologi
o
26 November 1. Ds : Risiko 1. Anemia
2019 1. Pasien Ketidak 2. Disfungsi hati
10.00 WIB mengatakan efektifan (misalnya, Sirosis
sering minum Perfusi Hepatitis)
alcohol Gastroin 3. Varises
2. Pasien testinal Gastroesofagus
mengatakan
memiliki
Riwayat
Hepatitis
3. Pasien
mengatakan
nyeri
dibagian ulu hati
dengan skala 7
4. Pasien
mengatakan
perut terasa
sebah
5. Pasien
mengatakan
merasa ingin
mual dan muntah
6. Pasien
mengatakan
merasa asam di
lidah
7. Pasien
mengatakan pada
saat buang air
besar terdapat
darah
8. Pasien
mengatakan saat
buang air kecil
berwarna seperti
teh

DO :
1. TD : 100/70
mmHg
2. Nadi : 95 x/mnt
3. RR: 22 x/mnt
4. Suhu 380C
5. SGOT : 150 U/L
6. SGPT : 200 U/L
7. Albumin 2,4 g/dl
8. Bilirubin 5 mg/dl
9. Hb : 9 g/dl
10. Pasien tampak
kuning
11. Pasien tampak
lemah
12. Pasien terlihat
ascites
(penumpukan
cairan) pada
bagian abdomen
13. Pasien
mengalami
pitting edema
14. Pasien
mengalami
diaphoresis
(keringat dingin)
15. Pasien
mengalami
pembesaran pada
kerongkongan
16. Pasien
mengalami
pembesaran pada
kelenjar
payudara
17. Pasien
mengalami
pembesaran pada
hati

C. Diagnosa Keperawatan
1Risiko Ketidakefektifan Perfusi Gastrointestinal berhubungan dengan
Anemia, Disfungsi Hati ( misal, Sirosis Hepatitis ), Varises
Gastroesofagus yang ditandai dengan Pasien mengatakan sering minum
alcohol, Pasien mengatakan memiliki Riwayat Hepatitis, Pasien
mengatakan nyeri dibagian ulu hati dengan skala 7, Pasien mengatakan
perut terasa sebah, Pasien mengatakan merasa ingin mual dan muntah,
Pasien mengatakan merasa asam di lidah, Pasien mengatakan pada saat
buang air besar terdapat darah, Pasien mengatakan saat buang air kecil
berwarna seperti teh, TD : 100/70 mmHg, Nadi : 95 x/mnt, RR: 22 x/mnt,
Suhu 380C, SGOT : 150 U/L, SGPT : 200 U/L, Albumin 2,4 g/dl,
Bilirubin 5 mg/dl, Hb : 9 g/dl, Pasien tampak kuning, Pasien tampak
lemah, Pasien terlihat ascites (penumpukan cairan) pada bagian abdomen,
Pasien mengalami pitting edema, Pasien mengalami diaphoresis (keringat
dingin), Pasien mengalami pembesaran pada kerongkongan, Pasien
mengalami pembesaran pada kelenjar payudara, Pasien mengalami
pembesaran pada hati

D. Intervensi
Hari/Tanggal No Tujuan dan Kriteria Hasill Itervensi Tujuan
DP
Selasa , 26 1 Setelah dilakukan tindakan Pengurangan
November 2019 keperawatan selama 3x24 Pendarahan :
Risiko Ketidaefektifan Gastrointestinal
Perfusi Gastrointestinal (4022) Untuk mengetahui
dengan kriteria hasil: status kesehatan pada
- Domain : II. Observasi : pasien
Kesehatan Fisiologi Monitor tanda
- Kelas : I. Pengaturan dan gejala
Regulasi pendarahan yang Memberikan perawatan
- Outcome : Fungsi terus menerus yang terbaik pda pasien
Liver (0803)
- Mandiri : Menghindari terjadinya
Indikator A T Berikan penggunaan obat
Pengingkatan 1 5 pengobatan obattan yang tidak
Alanin dibutuhkan
Transaminase Edukasi :
(ALT) (SGPT) Instruksikan
Peningkatan 1 5 pasien dan atau Agar pasien lebih
Aspartate keluarga untuk mendapatkan
Aminotrainsferas mengindari perawatan yang baik
e ( ALT) (SGOT) penggunaan obat sesuai dengan tanda
Darah pada feses 2 5 anti inflamasi dan gejala yang dialami
Warna feses 3 5 (misalnya :
Jaundice 2 5 aspirin dan
Asites 2 5 ibuprofen)
Keterangan:
Peningkatan Alanin Kolaborasi :
Transaminase (ALT) Koordinasikan
(SGPT) konseling bagi
1. Pengingkatan Alanin pasien dan atau
Transaminase (ALT) keluarga
(SGPT) sangat tinggi
2. Pengingkatan Alanin
Transaminase (ALT)
(SGPT) cukup tinggi
3. Pengingkatan Alanin
Transaminase (ALT)
(SGPT) sedang
4. Pengingkatan Alanin
Transaminase (ALT)
(SGPT) sedikit
5. Tidak mengalami
pengingkatan Alanin
Transaminase (ALT)
(SGPT) normal
Keterangan :
Peningkatan Aspartate
Aminotrainsferase ( ALT)
(SGOT)
1. Peningkatan
Aspartate
Aminotrainsferase
( ALT) (SGOT)
sangat tinggi
2. Peningkatan
Aspartate
Aminotrainsferase
( ALT) (SGOT)
cukup tinggi
3. Peningkatan
Aspartate
Aminotrainsferase
( ALT) (SGOT)
sedang
4. Peningkatan
Aspartate
Aminotrainsferase
( ALT) (SGOT)
sedikit
5. Tidak mengalami
peningkatan
Aspartate
Aminotrainsferase
( ALT) (SGOT)
Keterangan :
Darah pada feses
1. Darah pada feses berat
2. Darah pada feses cukup
berat
3. Darah pada feses
sedang
4. Darah pada feses
sedikit
5. Tidak ada darah pada
feses
Keterangan :

Warna feses

1. Warna feses sangat


terganggu
2. Warna feses
terganggu
3. Warna feses cukup
terganggu
4. Warna feses sedikit
terganggu
5. Warna feses tidak
terganggu
Keterangan :
Jaundice

1. Jaundice berat
2. Jaundice cukup berat
3. Jaundice sedang
4. Jaundice ringan
5. Tidak ada Jaundice

Keterangan :
Asites

1. Asites berat
2. Asites cukup berat
3. Asites sedang
4. Asites ringan
5. Tidak ada Asites

E. Analisa Kasus legal

Autonomi ( Otonomi )
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap
kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki
berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip
otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai
persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan
hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek
profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam
membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

b. Beneficience ( Berbuat Baik )


Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan
atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
Terkadang,dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini
dengan otonomi.

c. Justice ( Keadilan )
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai
inidirefleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk
terapiyang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Nonmal eficience ( Tidak Merugikan )
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
klien.

e. Veracity ( Kejujuran )
Prinsip ini berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip ini berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.

f. Fidellity (Metepati Janji)


Prinsip ini dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia pasien.

g. Confidentiality ( Kerahasiaan )
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus
dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien.

h. Accountability ( Akuntabilitas )
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

Kasus :
Saat ini pasien terlihat mual dan muntah, perawat yang melihatnya lalu
memanggil keluarga pasien untuk menolong pasien lalu kembali ke nurse station.

Pada kasus ini perawat melanggar kode etik Beneficience ( Berbuat Baik ) karena
perawat tidak membantu pasien pada saat membutuhkan bantuannya. Tetapi
perawat justru melimpahkan tugasnya ke keluarga pasien dan meninggalkan
pasien ke ruang perawat. Meskipun ada keluarga pasien disana, seharusnya
perawat tetap mendampingi dan membantu pasien agar perawat juga mengetahui
kondisi pasien dan mengawasi pasien
Undang –Undang No.38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan Pasal 37 :
Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kode etik, standar pelayanan
keperawatan, standar profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan
peraturan-perundang-undangan.
Peraturan Mentri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/148/2010 Tentang Izin dan
Penyelenggaran Praktik Keperawatan :
Merupakan pelaksanaan dari pasal 23 (5) UU No.36 tahun 2010
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik dalam
maupun luar negeri sesuai peraturan perundang-undangan.
Sumber hukum di keperawatan UU`RI No. 23/Th 1992 Tentang Kesehatan pasal
32 ayat 2, 3, 4, dan 5 :
Ayat 2 : Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan
pengobatan atau perawatan.
Ayat 3 : Pengobatan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran
dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
Ayat 4 : Pelaksanaan pengobatan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran
atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan dibidang itu.
Ayat 5 : Pemerintahan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan pengobatan atau perawatan.
Pasal 53 ayat 2 dan ayat 4
Ayat 2 : Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk
memenuhi standar profesi dan menghormati hak-hak pasien.
Ayat 4 : Ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak pasien sebagaimana
dimaksud dalam ayat 2 ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Pasal 54 : Terhadap tenaga kesehatan `yang melakukan atau kelalian dalam
melaksanakan profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan pada klien didapatkan masalah
dari pengkajian yaitu kelebihan volume cairan dan mual maka intervensi
yang dilakukan pada klien adalah monitor cairan serta mengatasi mual dan
muntah.

B. Saran
Diharapkan kita sebagai calon perawat menambah pendidikan pengalaman
khususnya dilahan praktik atau (rumah sakit atau tempat pelayanan
kesehatan lainnya) sehingga memadu padakan antara ilmu teori dan ilmu
terapan (kondisi dan situasi).

Anda mungkin juga menyukai