Latar Belakang
Muhammadiyah merupakan organisasi dakwah modern yang lahir dari pemikir
Islam modernis K.H. Ahmad Dahlan pada awal abad ke-20 di Yogyakarta. Sebagai
pelopor gerakan Islam modern di Indonesia, Muhammadiyah tidak hanya bergerak pada
dakwah amar makruf di jalur keagamaan semata-mata, tetapi juga bergerak dalam
dakwah melalui jalur pendidikan, kesehatan, sosial kemasyarakatan, kebudayaan
termasuk kesenian, dan lain-lain. Sementara itu, masa depan pendidikan, sosial,
ekonomi, politik, dan kebudayaan bangsa Indonesia berada di tengah-tengah percaturan
peradaban global yang semakin kompleks dan tidak menentu. Tidak terkecuali bidang
seni.
Menghadapi kondisi demikian itu, Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar
memutuskan bahwa visi pengembangan dalam bidang seni, budaya, dan olahraga
adalah terwujudnya seni budaya dan olahraga yang bernafaskan Islam serta
mencerahkan akal budi manusia sebagai makhluk yang berperadaban mulia. Untuk
menggapai visi tersebut, program pengembangan di bidang seni, budaya, dan
olahraga ditekankan pada: (a) Sistem Gerakan, yaitu meningkatkan pola
pengembangan seni budaya Islam di lingkungan warga Muhammadiyah yang
berdasarkan tuntunan Tarjih dan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah
(PHIWM), (b) Organisasi dan Kepemimpinan, yaitu menguatkan kapasitas
kelembagaan seni budaya dan olahraga di semua tingkatan pimpinan
Muhammadiyah, (c) Jaringan, yaitu membangun sinergi antar Majelis, Lembaga,
Ortom, dan Amal Usaha di lingkungan Muhammadiyah dalam pengembangan seni
budaya dan olahraga, (d) Sumber Daya, yaitu menguatkan peran seniman, pendidik,
dan penggiat seni dalam pendidikan, apresiasi, dan penciptaan seni budaya
berdasarkan Islam, serta meningkatkan pembinaan olahraga, dan (e) Aksi
Pelayanan, yaitu terselenggaranya kegiatan pendidikan, apresiasi, dan penciptaan
seni budaya Islami serta terbentuknya wadah-wadah dan aktivitas olahraga di semua
tingkatan Pimpinan dan Amal Usaha Muhammadiyah.
Secara rinci program pengembangan seni budaya dan olahraga yang menjadi
landasan pengembangan seni budaya dan olahraga pasca Muktamar Muhammadiyah
Ke-47 di Makassar adalah melanjutkan landasan yang diputuskan dalam Muktamar
Penyelenggara Kegiatan
Panitia Pusat
Pengarah
1. Prof. Dr. H. Muhadjir Effendi M.A.P., Ketua PP Muhammadiyah
2. Drs. H. M. Sukriyanto AR, M.Hum., Ketua LSBO PP Muhammadiyah
3. Prof. H. Lincolin Arsyad, M.Sc., Ph.D. Ketua Majelis Dikti PP Muhammadiyah
4. Dr. Anjar Nugroho, M.S.I., M.H.I., Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Ketua : Prof. Dr. H. Ali Imron Al Ma’ruf, M.Hum.
Wakil Ketua : Dr. Nur Sahid, M.Hum.
Sekretaris : Drs. H. Jabrohim, M.M.
Wakil Sekr. : Ikhsan Y. Nuansa, M.Pd.
Bendahara : Beni Suhendra Winarso, S.E., M.Si.
Panitia Lokal
Pengarah
1. Dr. Anjar Nugroho, M.S.I., M.H.I., Rektor Univ. Muh. Purwokerto
2. Drs. Joko Purwanto, M.Si., Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum
3. Ir. Aman Suyadi, M.P., Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni
4. Dr. Jebul Suroso, S.Kep., Ns., M.Kep., Wakil Rektor Bidang Pengembangan,
Kerjasama, dan AIK
Tangkai Lomba
Tangka lomba dalam PSM-PTM Keempat Tahun 2019 di Purwokerto ini
meliputi 20 tangkai lomba sebagaimana tersebut dalam tabel berikut ini.
CATATAN:
1. Untuk Tangkai Lomba dengan peserta bukan perorangan tidak diselenggarakan
babak final jika jumlah peserta hanya 10 kelompok atau kurang.
2. Untuk Tangkai Lomba dengan teknis pelaksanaan “karya dikirimkan ke Panitia
Pusat”, sebanyak 5 PTM yang masuk finalis wajib mengirim minimal satu
orang untuk hadir di tempat lomba (Univ. Muhammadiyah Purwokerto)
7 Panduan PSM PTM Edisi Revisi 27-10-2018
Tempat Lomba
Kampus Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Dukuhwaluh, Purwokerto.
Persyaratan Umum Peserta
1. Mahasiswa Diploma atau S1 atau Profesi yang masih
aktif di PTM (dibuktikan dengan Kartu Mahasiswa)
2. Peserta harus mendapatkan rekomendasi yang
dikeluarkan oleh Wakil Rektor, Wakil Direktur, Wakil Ketua, atau Bidang
Kemahasiswaan PTM masing-masing.
2. Mahasiswa harus didaftar atau tergabung dalam tim/kontingen PTM, bukan peserta
individual.
3. Seorang mahasiswa maksimal hanya boleh mengikuti satu macam tangkai lomba
perorangan dan satu lomba beregu/kelompok. Dalam hal waktu lomba bersamaan,
Panitia tidak memberikan kesempatan penundaan, mahasiswa dipersilakan memilih
lomba mana yang akan diikuti (lomba perorangan atau lomba beregu/kelompok).
4. Setiap PTM maksimal berhak mengikutsertakan satu peserta (perseorangan atau
regu/kelompok) untuk satu tangkai lomba.
5. Peserta tidak boleh digantikan mahasiswa lain, apabila peserta tersebut telah
mendapatkan pengesahan dari Panitia.
6. Peserta menyerahkan pasfoto berukuran 4 x 6 sebanyak 2 lembar, dengan memakai
jaket almamater.
7. Mahasiswa peserta lomba (baik perseorangan maupun regu/kelompok) yang telah
memenuhi persyaratan sebagai peserta diberikan tanda pengenal (ID Card) oleh
Panitia sebagai tanda pengesahan peserta.
8. Peserta dinyatakan gugur apabila tidak memenuhi persyaratan seperti tercantum
dalam panduan ini.
9. Peserta dapat didampingi oleh official, yang merupakan personal yang mempunyai
tugas tertentu dalam menunjang keperluan para peserta lomba pada kontingen PTM.
10. Official dapat berasal dari kalangan mahasiswa, karyawan, atau dosen pembimbing
mahasiswa.
11. Peserta membayar Sumbangan Wajib Peserta (SWP) untuk biaya penyelenggaraan
dan makan (selama 3 hari 3 malam) sebesar Rp 500.000,00 (Lima ratus ribu rupiah)
per orang, sedangkan official sebesar Rp 250.000,00 (Dua ratus lima puluh ribu
rupiah per orang.
12. Penginapan untuk mahasiswa disediakan Panitia Lokal (di ruang kelas atau tempat
lainnya), sedangkan official dipersilakan untuk mencari penginapan sendiri (dapat
meminta bantuan Panitia Lokal untuk pemesanan hotel).
Pendaftaran Peserta
1. Prosedur Pendaftaran Peserta melalui tahapan berikut:
a. Pendaftaran dilakukan oleh Pimpinan Bidang Kemahasiswaan PTM
masing-masing dengan cara daring (on line) di laman (web) Panitia Lokal
berikut ini: http://psm-ptm.ump.ac.id
C. Aspek Penilaian
Aspek yang dinilai dalam lomba ini meliputi (1) tajwid, (2) fashahah, (3) suara,
dan (4) lagu.
C. Batasan
Kaligrafi Lukis adalah karya lukis dengan menghadirkan teks-teks Arab sebagai
subjek karya dengan berbagai gubahan warna, bentuk, tekstur dan berbagai kreasi
sesuai dengan teknik melukis masing-masing
D. Materi Lomba
Materi lomba dicari sendiri oleh peserta mencari berdasar teks yang diambil dari
Al Quran, Al Hadits, kata-kata sahabat, kata-kata hikmah, dan kalimat-kalimat
yang mengandung pesan hikmah.
E. Materi Penilaian
Penilaian didasarkan atas:
1. kesesuaian teks dengan tema
2. kebenaran tulisan
3. teknik melukis (kreatifitas dan style)
4. finishing
F. Ketentuan Lomba
1. Peserta mendaftarkan diri dengan mengisi formulir
2. Peserta hadir satu jam sebelum lomba dimulai
3. Waktu lomba selama 8 jam (termasuk ishama)
4. Peserta berkarya di tempat lomba (ukuran kanvas maks 100 cm x 100 cm)
5. Kanvas disediakan oleh Panitia sedangkan pewarna dan alat-alat lainnya
dibawa oleh peserta masing-masing
6. Karya pemenang menjadi milik Panitia.
2) Puisi yang dibaca ditentukan melalui undian yang dilaksanakan sesaat sebelum
lomba masing-masing peserta.
F. Aspek Penilaian
Aspek yang dinilai dalam lomba baca puisi ini meliputi hal-hal berikut.
1) Teknik Vokal: meliputi warna suara/kenyaringan, jeda, kejelasan artikulasi, dan
intonasi
3. Aspek Penilaian
Aspek yang dinilai dalam lomba musikalisasi puisi ini meliputi hal-hal berikut.
a. Teknik vokal: meliputi warna suara/kenyaringan, jeda, kejelasan artikulasi, dan
intonasi
b. Penghayatan dan interpretasi: meliputi kemampuan menghafal dan kemampuan
mengungkapkan esensi (meliputi: ketepatan/takaran rasa, ekspresi, dan totalitas
emosi)
c. Penampilan dan kreativitas: kesesuaian penampilan dengan isi puisi
d. Pembawaan (penguasaan materi atau kesiapan, dinamik, dan impresi atau
kesan.
e. Aspek musikalitas (homogenitas, blending, balancing, aransemen, dll).
B. Tujuan
Lomba penulisan puisi ini diselenggarakan dengan tujuan untuk:
Fungsi sastra di dalam masyarakat ada tiga, yaitu (1) sebagai sarana menyampaikan
ajaran (moral atau agama), (2) untuk kepentingan politik pemerintah, dan (3) untuk kepentingan
sosial kemasyarakatan yang lain (Chamamah, 2003:136). Fungsi sastra juga harus saling
mengisi. Seseorang yang membaca karya sastra, misalnya, tidak sekedar mendapat kesenangan,
tetapi dapat berkontemplasi yang tidak mencari keuntungan. Adapun manfaatnya bagi manusia
Sebagai penulis karya sastra, kehidupan pengarang tidak dapat dilepaskan dari berbagai
persoalan yang ada di sekitarnya. Berbagai persoalan sosial yang terjadi di masyarakat menjadi
inspirasi baru bagi pengarang yang mampu membentuk pemikiran hasil konstruksi sosial.
Dengan memperhatikan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penulisan karya sangat
penting bagi kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat. Namun demikian,
potensi khususnya yang mencakup talent atau bakat pembawaan dan inteligensi dalam
menciptakan karya atau kemampuan-kemampuan (kapasitas-kapasitas) mencipta karya sastra
yang ada di kalangan angkatan muda Muhammadiyah belum digali dan dimunculkan ke
permukaan. Lomba penulisan karya sastra, khususnya cerpen (selanjutnya disebut Lomba
Penulisan Cerpen) yang akan dilaksanakan ini merupakan upaya menggali dan memunculkan
potensi di kalangan angkatan muda Muhammadiyah tersebut.
B. Tujuan Kegiatan
Kegiatan Lomba Penulisan Cerpen ini bertujuan antara lain (1) memperjelas motivasi
dan orientasi bersastra sehingga terbentuk kejelasan sikap berkesenian sastra, (2) merangsang
semangat (etos) kreatif para peserta pelatihan khususnya dan masya-rakat pada umumnya, dan
(3) memupuk minat dan bakat peserta pelatihan sehingga mereka memiliki kepekaan apresiasi
dan kemampuan kritis/ekspresi serta pada giliran berikutnya mereka menjadi manusia yang
memiliki kepribadian kreatif, yakni manusia yang menurut para psikolog memiliki ciri-ciri
antara lain (a) mampu berimajinasi, (b) berprakarsa, (c) memiliki minat yang luas dan terbuka
terhadap rangsangan baru, (d) mandiri dalam berpikir, (e) rasa ingin tahu yang kuat, (f)
berpetualang, (g) percaya diri, (h) energik, penuh semangat, (i) bersedia mengambil resiko, dan
(j) berani dalam mempertahankan keyakinan..
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Ketentuan Umum
B. Petunjuk Umum.
1. Setiap PTM hanya dapat mengirimkan dua peserta lomba, satu peserta putera
dan satu peserta puteri.
2. Iringan musik disediakan oleh Panlok dalam bentuk midi (dapat diunduh di
laman Panitia Lokal berikut ini: http://psm-ptm.ump.ac.id)
3. Dalam babak penyisihan setiap peserta menyajikan satu lagu yang telah
ditentukan oleh Panitia.
D. Kriteria Penilaian
1. Materi Suara
2. Teknik Suara
3. Penampilan
E. Pertemuan Teknis (Technical Meeting)
Pertemuan teknis akan dilaksanakan menjelang pelaksanaan lomba.
4. Waktu (Durasi)
Setiap peserta diberikan kesempatan membawakan lagu dengan durasi sebagai
berikut.
a. Pada babak penyisihan: peserta membawakan satu lagu wajib,
dengan durasi waktu paling lama 10 menit (termasuk persiapan).
b. Pada babak final: peserta membawakan satu lagu wajib dan satu lagu
pilihan, dengan waktu paling lama 15 menit (termasuk persiapan).
5. Fasilitas
a. Panitia menyediakan pengeras suara (sound system) dengan jumlah mikrofon
sebanyak delapan buah.
b. Panitia menyediakan tenaga teknis untuk menyusun letak tiang mikrofon
sesuai keperluan masing-masing peserta. Penyusunan sesuai dengan
permintaan peserta dan pengkoordinasiannya oleh offisial peserta yang
bersangkutan.
c. Pemakaian mikrofon dapat tetap pada tiangnya atau dipegang oleh penyanyi
peserta lomba.
d. Peserta diberi kesempatan untuk mencoba mikrofon sesuai jadwal yang
ditentukan pada pertemuan teknis.
6. Kriteria Penilaian
Hal-hal yang akan dinilai oleh Tim Juri adalah
a. Materi
b. Teknik
c. Aransemen
d. Penampilan
B. Petunjuk Umum
D. Teknik Pelaksanaan
1. Lomba dilaksanakan dalam dua tahapan atau babak, yaitu tahap seleksi dan
final.
2. Lomba babak seleksi
a. Peserta adalah mahasiswa PTM yang dibuktikan dengan surat keterangan
dari PTM yang bersangkutan.
b. Peserta boleh laki-laki atau perempuan yang memiliki kemampuan dalam
seni peran.
c. Babak seleksi memilih lima nominator untuk mengikuti babak final.
3. Lomba babak final diikuti oleh lima nominator yang terpilih pada babak seleksi.
34 Panduan PSM PTM Edisi Revisi 27-10-2018
4. Durasi pertunjukan maksimal 25 menit. Jika melebihi waktu yang ditentukan,
maka dianggap gugur.
5. Persiapan pertunjukan (penataan ruang pertunjukan, tata cahaya, tata suara)
maksimal tujuh menit.
6. Perlengkapan pemanggungan disediakan sendiri oleh peserta.
7. Penciptaan spektakel pemanggungan wajib mengedepankan keamanan,
keselamatan peserta, penonton, lingkungan, dan pihak-pihak yang terlibat dalam
pertunjukan.
E. Aspek Penilaian
Penilaian Lomba Monolog meliputi aspek-aspek berikut.
1. Penafsiran
Penafsiran meliputi penafsiran terhadap teks dan penafsiran bentuk
pertunjukan. Penafsiran teks merupakan kemampuan dalam menemukan,
menggali, dan mewujudkan makna yang terkandung dalam teks. Penafsiran
bentuk pertunjukan merupakan kemampuan menampilkan bentuk dan gaya
pemanggungan.
2. Teknik Permainan
Penilaian teknik permainan merupakan aspek-aspek yang terkait dengan
kemampuan teknik bermain, yaitu teknik muncul, teknik memberi isi, teknik
membina puncak, dan teknik menciprakan irama permainan.
3. Penguasaan Media Ekspresi
Penilaian yang berkaitan dengan kemampuan menguasai media suara,
tubuh, emosi, dan imajinasi sebagai media utama seorang pemain.
4. Pengelolaan Ruang Pertunjukan
Penilaian terhadap kemampuan pemain dalam menguasai ruang
5. Tata Artistik
Penilaian terhadap aspek estetik dan dramatik terkait dengan tata pentas, tata
cahaya, tata busana, dan tata rias.
6. Tata Musik
Penilaian terhadap musik sebagai unsur pencipta aspek dramatik
pertunjukan, baik sebagai musik pengiring maupun musik pencipta suasana.
B. Tujuan
1. Memperluas wawasan dan cakrawala pemikiran serta memberikan dasar-dasar
pengetahuan mengenai bidang-bidang ilmu yang berkaitan dengan nilai-nilai
estetika,
2. Memperjelas motivasi dan orientasi bersastra sehingga terbentuk kejelasan
sikap berkesenian sastra,
3. Memperkenalkan dan/atau meningkatkan kemampuan teknis dalam menulis
naskah lakon baik panggung, televisi, maupun radio,
4. Merangsang semangat (etos) kreatif para peserta pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya, dan
5. Memupuk minat dan bakat peserta khususnya dan masyarakat pada umumnya
sehingga mereka memiliki kepekaaan apresiasi dan kemampuan kreasi/ekspresi
serta pada giliran berikutnya mereka menjadi menjadi manusia yang memiliki
kepribadian kreatif.
C. Ketentuan
1. Setiap PTM berhak mengirimkan satu peserta.
2. Penulisan skenario menggunakan komputer yang disediakan oleh panitia.
Tuhan,
Tunjukkanlah kepada kami
Apa yang harus kami ucapkan
Di dalam doa-doa kami
Tuhan,
Tamparlah mulut kami
Agar bangkit dari rendahnya mutu kehidupan kami
Dan berusaha melawan timpangnya peradaban kami
Tuhan,
Tuntunlah kaki-kaki kami
Sebab ia tak bisa dan tak tahu ke mana akan melangkah
Tanpa izin dan petunjuk-Mu
Tuhan,
Bimbinglah tangan kami
38 Panduan PSM PTM Edisi Revisi 27-10-2018
Sebab tak satu tangan pun mengulur dengan benar
Jika tidak dengan perintah dan cahaya-Mu
Tuhan,
Kendalikan kereta kami
Sebab hanya Engkaulah Yang Mahatahu
Di mana letak rumah-Mu yang kami tuju
Bandung 77
Jakarta, 2010
Jabrohim
LEBIH BAIK MENANAM RINDU
Melatiku,
kebun kita hari-hari belakangan
penuh aroma bunga raflesia
di bumi subur dengan dua musim
lebih baik menanam rindu dan kelembutan
lukaku disembuhkan kata
alangkah jauhnya penantian, cinta
dalam heneng
dalam hening
kau ketemuaku, neng, jadi dzatku
aku ketemu kau, ning, jadi dzatmu
lihatlah permata
di sela larik-lariknya:
itulah darah kehidupanmu
Taufiq Ismail
Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,
Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,
sebagian berwarna putih dan sebagian hitam,
yang menyala bergantian,
Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam
dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,
Hari depan Indonesia adalah Pulau Jawa yang tenggelam
karena seratus juta penduduknya,
Kembalikan
Indonesia
padaku
Hari depan Indonesia adalah satu juta orang main pingpong siang malam
dengan bola telur angsa di bawah sinar lampu 15 wat,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang pelan-pelan tenggelam
lantaran berat bebannya kemudian angsa-angsa berenang-renang di atasnya,
Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,
dan di dalam mulut itu ada bola-bola lampu 15 wat,
sebagian putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,
Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih yang berenang-renang
sambil main pingpong di atas pulau Jawa yang tenggelam
dan membawa seratus juta bola lampu 15 wat ke dasar lautan,
Kembalikan
Indonesia
padaku
Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam
dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam
karena seratus juta penduduknya,
Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,
sebagian berwarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,
Kembalikan
Indonesia
padaku
Paris, 1971
D. Zawawi Imron
44 Panduan PSM PTM Edisi Revisi 27-10-2018
IBU
1966
1987
1970
Slamet Sukirnanto
1969
Mustofa W Hasyim
Yogyakarta, 2018
1990
Jabrohim
Kusaksikan, jalan raya-jalan raya dijajah oleh mobil dan motor asing
Pasar-pasar dijajah oleh barang, buah, dan sayur asing
Pelabuhan-pelabuhan dijajah oleh kapal asing
Pedalaman yang subur dijajah oleh perusahaan asing