LANSIA
PROPOSAL
Disusun oleh :
ANTO SETIAWAN
E2018017
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh :
ANTO SETIAWAN
E2018017
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Dinyatakan telah disetujui untuk diajukan pada sidang proposal Program Studi
DIV Fisioterapi Universitas ‘Aisyiyah Surakarta
Mengetahui,
ii
PENGESAHAN PENGUJI
Surakarta, 2022
Mengesahkan,
Penguji
iii
KATA PENGANTAR
Surakarta, 2022
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman cover..........................................................................................................i
Persetujuan pembimbing.........................................................................................iii
Pengesahan penguji.................................................................................................iv
Kata pengantar.........................................................................................................v
Daftar isi..................................................................................................................vi
Daftar gambar........................................................................................................vii
Daftar tabel...........................................................................................................viii
BAB I
Pendahuluan...........................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................3
E. Keaslian Penelitian.....................................................................................4
BAB II
Tinjauan Pustaka...................................................................................................6
A. Definisi Lansia..............................................................................................6
1. Pengertian Lansia........................................................................................6
2. Klasifikasi Lansia.......................................................................................6
3. Faktor yang mempengaruhi akibat proses menua......................................7
4.. Keseimbangan............................................................................................7
5. Perubahan keseimbangan tubuh.................................................................8
6. Faktor yang mempengaruhi keseimbangan..............................................10
7. Alat ukur keseimbangan ..........................................................................10
8. Kualitas hidup...........................................................................................11
9. Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup...............................................12
10. Alat ukur kualitas hidup..........................................................................13
v
B. Kerangka Teori...........................................................................................14
C. Kerangka konsep........................................................................................15
D. Hipotesis......................................................................................................15
BAB III
Metode Penelitian.................................................................................................16
A. Jenis dan Desain Penelitian...................................................................16
1. Jenis penelitian.....................................................................................16
2. Rancangan penelitian...........................................................................16
B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................16
C. Populasi Dan Sampel.............................................................................16
1. Kriteria inklusi.....................................................................................17
2. Kriteria eksklusi...................................................................................17
D. Variabel dan Definisi Operasional.......................................................18
1. Variabel penelitian...............................................................................18
2. Definisi operasional.............................................................................19
E. Instrumen Penelitian..............................................................................19
F. Analisis Data...........................................................................................20
G. Jalannya Penelitian................................................................................20
H. Etika Penelitian......................................................................................21
J. Jadwal Penitian.......................................................................................22
Daftar pustaka............................................................................................................
Lampiran....................................................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data UNFPA, di dunia saat ini terdapat sekitar 737 juta jiwa
penduduk lanjut usia (lansia), yaitu usia 60 tahun lebih. Berdasarkan jumlah
tersebut sekitar dua pertiga tinggal di negara - negara berkembang, termasuk di
Indonesia. Data BPS tahun 2010 mencatat jumlah penduduk Indonesia yaitu
sebanyak 237.641.326 jiwa dan sekitar 20 juta orang adalah penduduk lansia.
(Arifin.2016)Badan pusat statistik (BPS) menyebutkan bahwa Persentase
penduduk lansia terhadap total penduduk di Provinsi Jawa Tengah terus
mengalami peningkatan, yaitu 13,49 persen pada tahun 2019 menjadi 13,87
persen pada tahun 2020. Lansia di Jawa Tengah masih banyak yang berperan
sebagai pencari nafkah (53,91 persen bekerja), dan sebagai kepala rumah tangga
(59,56 persen), hal ini mengindikasikan bahwa peran lansia dalam rumah tangga
sebenarnya masih besar.
Secara global, terdapat 727 juta orang yang berusia 65 tahun atau lebih pada tahun
2020 (UN, 2020). Jumlah tersebut diproyeksikan akan berlipat ganda menjadi 1,5
miliar pada tahun 2050. Selama lima puluh tahun terakhir, persentase penduduk
lanjut usia di Indonesia meningkat dari 4,5 persen pada tahun 1971 menjadi
sekitar 10,7 persen pada tahun 2020. Angka tersebut diproyeksi akan terus
mengalami peningkatan hingga mencapai 19,9 persen pada tahun 2045(BPS,
2021)
Lanjut usia (lansia) adalah seseorang dengan usia 65 tahun atau lebih yang
terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit melainkan
suatu proses natural tubuh meliputi terjadinya perubahan deoxyribonucleic acid
(DNA), ketidaknormalan kromosom dan penurunan fungsi organ dalam tubuh.
( Chandra, et al, 2019) Masalah yang menonjol pada kelompok lansia adalah
menurunnya respon lansia terhadap kemampuan aktivitas fungsional fisik. Hal ini
terjadi sejalan dengan bertambahnya usia seseorang dan proses kemunduran yang
diikuti dengan munculnya gangguan fisiologis, penurunan fungsi, gangguan
kognitif, gangguan afektif dan psikososial. Kognitif yang merupakan salah satu
fungsi tingkat tinggi otak manusia terdiri dari beberapa aspek seperti persepsi
1
visual dan konstruksi kemampuan berhitung, persepsi dan penggunaan bahasa
proses informasi, memori, fungsi eksekutif dan pemecahan masalah sehingga jika
terjadi gangguan fungsi kognitif dalam jangka waktu yang panjang dan tidak
dilakukan penanganan yang optimal dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.
Penurunan fungsi kognitif merupakan masalah paling serius ketika proses penuaan
yang akan mengakibatkan lansia sulit untuk hidup mandiri dan meningkatkan
risiko terjadinya demensia sehingga lansia akan mengalami gangguan perilaku
dan penurunan kualitas hidup. (Ramadhani, et al. 2021) Populasi lanjut usia
terjadi proses degenerative sehingga lansia mengalami ganguan fungsi jaringan ,
organ dan sistem – sistem tubuh dimana sistem muskuloskeletal, sistem saraf,
sistem sesomotor, sistem jantung pembuluh darah dan sistem respirasi secara
fisiologis akan mengalami penurunan. Pada sistem muskuloskeletal terjadi
penurunan fleksibilitas, kekuatan otot dan sendi penurunan fungsi kartilago ,
berkurangnya kepadatan tulang yang menurunkan kemampuan aktifitas fisik.
(ivalani, et al. 2021) Keseimbangan merupakan istilah yang digunakan untuk
mendeskripsikan proses dinamik dimana posisi tubuh dalam keadaan setimbang.
Setimbang dalam posisi tubuh terkontrol saat keadaan istirahat (keseimbangan
statis), posisi tubuh terkontrol saat keadaan bergerak (keseimbangan dinamis),
posisi tubuh terkontrol saat tegak (berdiri, ambulasi) dan posisi tubuh terkontrol
ketika duduk Keseimbangan dinamis merupakan kemampuan untuk menjaga
stabilitas dalam menggerakkan tubuh dari satu titik ke titik lain atau keadaan
bergerak serta dapat menjaga tingkat kestabilan tubuh. (Yuliandarwatu, N.M et al.
2020) Lansia menginginkan kehidupan yang sejahtera dimana terpenuhinya
kebutuhan – kebutuhan hidupnya. Kesejahteraan sama dengan peningkatan
kualitas hidup terpenuhinya kebutuhan hidup berdasarkan kondisi fisik,psikologi,
dan kondisi sosial yang dirasakan seseorang.kualitas hidup adalah sebagai
persepsi individu terhadap kehidupannya dimasyarakat dalam konteks budaya dan
system nilai yang adaterkait dengan tujuan, harapan , standar dan perhatian
kualitas hidup merupakan suatu konsep yang sangat luas yang dipengaruhi kondisi
fisik, psikologis, tingkat kemandirian, serta hubungan individu dengan lingkunga (
Santoso, 2019).
2
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, maka penulis akan
melakukan penelitian terkait dengan keseimbangan, dan resiko jatuh pada lansia
serta kualitas hidup pada lansia. Penulis akan melakukan penelitian dengan judul
skripsi: “HUBUNGAN KESEIMBANGAN TERHADAP KUALITAS HIDUP
PADA LANSIA”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, maka penulis merumuskan
masalah yang akan diteliti yaitu sebagai berikut: Apakah ada hubungan
keseimbangan terhadap kualitas hidup pada Lansia?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui adakah hubungan keseimbangan terhadap kualitas
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Untuk meningkatkan pengetahuan mengenai hubungan
keseimbangan terhadap kualitas hidup lansia.
2. Bagi fisioterapi
Dapat mengetahui hubungan kesimbangan terhadap tingkat kualitas
hidup lansia . Selain itu, dapat menjadikan pengalaman baru yang
diharapkan memberikan manfaat di bidang wellness pada lansia.
3. Bagi IPTEK
Memberikan sumbangan pengetahuan khususnya bidang kesehatan
dengan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian.
4. Bagi Masyarakat
3
Meningkatkan kesadaran terhadap kondisi kesehatan dengan
menerapkan pola hidup sehat.
E. Keaslian Penelitian
1. Judul : Gambaran Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Lansia :
Scoping Review
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktorfaktor Yang
mempengaruhi kualitas hidup lansia.Hasil penelitian scoping review dari
kelima artikel menunjukan skor kualitas hidup pada dimensi kesehatan fisik
paling rendah dari pada dimensi psikologis, hubungan social dan lingkungan.
Hasil penelitian scoping review dari kelima artikel menunjukan skor kualitas
hidup pada dimensi kesehatan fisik paling rendah dari pada dimensi
psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Berdasarkan penelitian diatas
terdapat persamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti tentang faktor
yang mempengaruhi kualitas hidup pada lansia, untuk perbedaan penelitian
diatas, penelitian diatas hanya meneliti faktor kualitas hidup pada lansia saja,
sedangkan peneliti juga meneliti tentang hubungan keseimbangan terhadap
kualitas hidup pada lansia.
4
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi
risiko jatuh pada lansia. menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara gangguan sistem anggota gerak, gangguan penglihatan, dan
lingkungan rumah dengan risiko jatuh pada lansia. variabel yang
berhubungan dengan risiko jatuh pada lansia adalah sistem anggota gerak,
sistem penglihatan dan lingkungan. Berdasarkan penelitian diatas terdapat
persamaan penelitian dengan yang dilakukan oleh peneliti yaitu gangguan
sistem gerak terhadap keseimbangan pada lansia, terdapat juga perbedaan
penelitian diatas yaitu penelitian diatas hanya meneliti faktor yang
mempengaruhi resiko jatuh pada lansia tidak spesifik membahas
keseimbangan dan kualitas hidup pada lansia.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi lansia
1. Pengertian lansia
Lansia adalah proses alami yang dimulai dengan kehidupan
intrauterin, berlanjut hingga kematian yang disebabkan oleh degenerasi sel
dan sistem yang tidak dapat diubah. Lansia bukanlah proses patologis,
melainkan terjadinya suatu perubahan fisiologis, psikologis, sosiologis dan
kronologis seiring dengan berjalannya waktu. Dengan demikian, definisi
lansia cukup luas dan kompleks. Lansia secara fisiologis didefinisikan
sebagai terjadinya penurunan struktural dan fungsional; lansia secara
psikologis didefinisikan dengan terjadinya penurunan persepsi,
pembelajaran dan kemampuan pemecahan masalah; dan definisi lansia
secara sosiologis didefinisikan sebagai terjadinya penurunan dan
kehilangan nilai-nilai kemasyarakatan terhadap individu. WHO
mendefinisikan lansia sebagai individu yang berusia tahun ke atas (Dyana
& Boy, 2019).
2. Klasifikasi lansia
Pada tahun 2030, 1 dari 6 orang di dunia akan berusia 60 tahun
atau lebih. Pada saat ini pangsa penduduk berusia 60 tahun ke atas akan
meningkat dari 1 miliar pada tahun 2020 menjadi 1,4 miliar. Pada tahun
2050, penduduk dunia yang berusia 60 tahun ke atas akan berlipat ganda
(2,1 miliar). Jumlah orang berusia 80 tahun atau lebih diperkirakan tiga kali
lipat antara tahun 2020 dan 2050 mencapai 426 juta (WHO, 2021)
3. Faktor yang mempengaruhi akibat proses menua
6
Proses penuan dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu
hal yang wajar, dan ini akan dialami oleh semua orang yang diberikan
umur panjang, hanya cepat dan lambatnya proses tersebut bergantung pada
masing-masing individu. Perkembangan manusia dimulai dari masa bayi,
anak, remaja, dewasa, tua dan akhirnya akan masuk pada fase usia lanjut
dengan umur diatas 60 tahun bertambahnya usia kondisi fisik, mental, dan
fungsi tubuh pun menurun. Jatuh dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya :
a. Faktor intrinsik dimana terjadinya gangguan gaya berjalan,
kelemahan otot ekstremitas bawah, langkah yang pendek-pendek,
kekakuan sendi, kaki tidak dapat menapak dengan kuat, dan
kelambanan dalam bergerak.
b. Faktor ekstrinsik diantaranya lantai yang licin dan tidak merata,
tersandung oleh benda-benda, kursi roda yang tidak terkunci,
penglihatan kurang, dan penerangan (Rudy & Budhi, 2019).
4. Keseimbangan
Keseimbangan adalah suatu keadaan seimbang antara tenaga yang
berlawanan, keseimbangan terbagi kedalam dua jenis yaitu, 1)
keseimbangan dinamis, 2) keseimbangan statis. Keseimbangan statis adalah
kemampuan mempertahankan keseimbangan dalam keadaan diam.
Keseimbangan dinamis adalah kemampuan mempertahankan
keseimbangan dalam keadaan bergerak. Setiap orang perlu memiliki
keseimbangan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, misalnya berjalan,
berlari, berkendara dan lain sebagainya. Koordinasi adalah kemampuan otot
dalam mengontrol gerak dengan tepat agar dapat mencapai suatu fungsi
khusus. Koordinasi adalah perpaduan gerak dari dua atau lebih persendian,
yang satu sama lainnya saling berkaitan dalam menghasilkan satu
keterampilan gerak. Koordinasi merupakan hasil perpaduan kinerja dari
kualitas otot, tulang, dan persendian dalam menghasilkan satu gerak yang
efektif dan efesien.(Gaffar & Kusuma, 2021).
5. Perubahan keseimbangan tubuh
7
Penuaan dapat menyebabkan perubahan fisiologis sistem
muskuloskeletal yang bervariasi. Salah satu diantaranya adalah perubahan
struktur otot, yaitu penurunan jumlah dan ukuran serabut otot (atrofi otot).
Dampak perubahan morfologismpada otot ini dapat menurunkan kekuatan
otot. Penurunan kekuatan otot ekstrimitas bawah dapat mengakibatkan
kelambanan gerak, langkah yang pendek, kaki tidak dapat menapak dengan
kuat dan lebih gampang goyah, keseimbangan menjadi terganggu ( Dyah &
Wardha, 2018).
8
11. M. pectineus 29. M. biceps femoris short head
12. M. gracillis 30. M. soleus
13. M. adduktor brevis 31. M. fibularis longus
18. M. adduktor magnus 32 M. fibularis brevis
9
Gambar 2.3 Time up and go test (Mazin & jawad, 2020)
8. Kualitas Hidup
Menurut World Health Organization (WHO) kualitas hidup adalah
persepsi individual tentang kesehatan fisik, status psikologis, derajat
kemandirian, hubungan sosial, keyakinan pribadi, dan hubungan yang
istimewa dari seseorang di masyarakat. (Dewi, 2018) Proses penuaan
penduduk tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan baik sosial,
ekonomi dan terutama kesehatan. Pada masa lanjut usia, terjadi berbagai
perubahan baik dari segi fisik, kognitif maupun psikologis. Gureje
menekankan pentingnya harapan hidup dan kualitas hidup bagi lansia.
Kualitas hidup lansia yang baik akan mendorong lansia menjadi lebih
sehat, mandiri, produktif dan sejahtera. Adapun domain kualitas hidup
lansia menurut WHO yaitu terdiri dari empat domain antara lain kesehatan
fisik, kesehatan psikologi, hubungan sosial dan aspek lingkungan.(
Indrayani & Ronoatmodjo, 2018) Kualitas hidup yang rendah menyebabkan
lansia tidak dapat menikmati masa tuanya dengan penuh makna, bahagia
dan berguna. Kualitas hidup lansia di Indonesia masih dalam kategori
rendah. Hal ini disebabkan karena terciptanya pergeseran nilai sosial yang
disebabkan banyaknya keluarga yang sibuk bekerja sehingga lansia
menjadi terlantar. Rendahnya kualitas hidup lansia akan berpengaruh pada
kesejahteraan lansia (Sri, et al, 2018) Dilihat dari konsep lansia, bahwa
seiring bertambahnya umur lansia mengalami perubahan fungsi tubuh
seperti penurunan fungsi sel, penurunan fungsi musculoskeletal
(menyebabkan kehilangan densitas tulang dan terbatasnya pergerakan),
kemunduran fisik, dan penyakit yang sering terjadi pada lansia (Tabita, et
al, 2019).
9. Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup
10
Kualitas hidup adalah konsep luas yang dipengaruhi secara
kompleks oleh kesehatan fisik seseorang, keadaan psikologis, tingkat
kemandirian, hubungan sosial dan kepercayaan pribadi dan hubungan
lansia dengan ciri-ciri menonjol lingkungan lansia. Kualitas hidup lansia
dipengaruhi oleh faktor internal (fungsi fisik & psikologis) dan faktor
eksternal (dukungan sosial). Faktor sosial mempunyai efek yang luar biasa
dalam kualitas hidup lansia karena lansia berinteraksi dengan individu di
sekitarnya dan berada dalam suatu sistem nilai dan budaya tempat lansia
hidup (Lutfiah & Sugiharto, 2021) Risiko biologi termasuk risiko ter-kait
usia pada lanjut usia yaitu terjadinya ber-bagai penurunan fungsi biologi
akibat proses menua. Risiko sosial dan lingkungan pada lan-jut usia yaitu
adanya lingkungan yang memicu stres. Aspek ekonomi pada lansia yaitu
penu-runan pendapatan akibat pensiun. Risiko peri-laku atau gaya hidup
seperti pola kebiasaan kurangnya aktivitas fisik dan konsumsi ma-kanan
yang tidak sehat dapat memicu terjadi-nya penyakit dan kematian
(Stefanus, et al, 2018)
10. Alat Ukur Kualitas Hidup
Pengumpulan data menggunakan instrumen WHOQOL-BREF dan
FSS (Family Support Scale) for elderly people. Instrumen kualitas hidup
diadopsi dari WHOQOL-100 yaitu WHOQOL-BREF menjadi 26
pertanyaan yang berbentuk skala likert serta telah di terjemahkan ke dalam
Bahasa Indonesia. Alat ukur WHOQOL-BREF merupakan alat ukur yang
valid dengan nilai validitas (r=0,89-0,95) dan reliable (r=0,66-0,87). Hasil
transformasi skor dari masing-masing domain di akumulasi menjadi 4
kategori nilai yaitu: (1) Skor < 33 termasuk dalam kategori kualitas hidup
rendah, (2) Skor ≥ 33 dan < 67 termasuk dalam kategori kualitas hidup
sedang, (3) Skor ≥ 67 termasuk dalam kategori kualitas hidup tinggi
(Kathiravellu, 2016). Instrumen WHOQOL-BREF tersebut mampu
menjelaskan variasi dari data yang di kumpulkan sebesar 52,9%-61,4%
(Panjaitan & Agustina, 2020)
11
Gambar 2.4 kuisioner WHOQOL-BREF (WHO 2004)
B. KERANGKA TEORI
Lansia
Perubahan fisiologis
Penurunan fungsional
Keseimbangan
Kualitas hidup
C. KERANGKA KONSEP
12
D. HIPOTESIS
Hipotesis pada penelitian ini yaitu :
1. Adanya hubungan keseimbangan terhadap kualitas hidup pada lansia.
2. Tidak adanya hubungan keseimbangan terhadap kualitas hidup pada
lansia.
BAB III
METODE PENELITIAN
13
b. Laki – laki dan perempuan
c. Dapat memahami intruksi dengan baik
2. Kriteria Ekslusi
Kriteria untuk mengeluarkan subjek yang telah terjaring sebagai
penelitian adalah :
a. Tidak memiliki riwayat hipertensi
b. Tidak memiliki luka terbuka
c. Tidak memiliki fraktur < 3 bulan
Definisi Alat
Variabel Parameter Skala Skor
Operasional ukur
14
kualitas hidup Kualitas WHOQ Kualitas
adalah persepsi hidup: OOL Ordinal Hidup :
individual 1.Rendah Kuision 1. Rendah (0-
tentang 2. Sedang er 33)
kesehatan 3. Baik 2.
fisik, status Sedang(33-
psikologis, 67)
derajat 3. Baik (67-
kemandirian, 100)
hubungan (kathivellu,
sosial, 2016)
keyakinan
pribadi, dan
hubungan yang
istimewa dari
seseorang di
masyarakat.
2. Definisi Operasinal
a. Keseimbangan
Keseimbangan adalah suatu keadaan seimbang antara tenaga yang
berlawanan, keseimbangan terbagi kedalam dua jenis yaitu, 1)
keseimbangan dinamis, 2) keseimbangan statis. Keseimbangan statis
adalah kemampuan mempertahankan keseimbangan dalam keadaan diam.
Keseimbangan dinamis adalah kemampuan mempertahankan
keseimbangan dalam keadaan bergerak.
b. Kualitas hidup
15
kualitas hidup adalah persepsi individual tentang kesehatan fisik,
status psikologis, derajat kemandirian, hubungan sosial, keyakinan pribadi,
dan hubungan yang istimewa dari seseorang di masyarakat.
E. INSTRUMEN PENELITIAN
Alat ukur atau instrumen dalam penelitian ini yaitu keseimbangan
dan kualitas hidup. Pemeriksaan WHOQOL dan TUGT . digunakan unutuk
mengukur keseimbangan dan tingkat kualitas hidup pada lansia hasil untuk
faktor kualitas hidup dan keseimbangan dan lembar observasi pemeriksaan
WHOQOL, dan tes TUGT dimaksudkan untuk menghasilkan data yang
akurat .Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis menggunakan uji
statistik Kolmogorov-Smirnov Testdengan dengan nilai p-value < 0.05.
F. ANALISIS DATA
1. Uji Normalitas
Uji normaliatas dilakukan buat menguji normalitas data. Uji
normalitas pada penelitian ini memakai uji Kolmogorov-Smirnov
Testdengan menggunakan nilai p-value < 0.05, maka data berdistribusi tidak
normal.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat untuk mendiskripsikan mendiskripsikan tabulasi
silang antara masing-masing variabel bebas dengan terikat serta mencari
korelasi antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Uji
bivariat pada penelitian ini menggunakan uji rank spearman menggunakan
ketentuan p-value < 0.05 maka Ha diterima untuk variabel dengan skala
ordinal dan variabel menggunakan skala ordinal serta uji chi-square test
untuk variabel menggunakan skala nominal serta variabel dengan skala
ordinal.
G. JALANNYA PENELITIAN
Berikut ini merupakan susunan langkah-langkah dalam penelitian ini:
1. Sebelum penelitian
a. Pengajuan judul.
b. Penyusunan proposal.
c. Perizinan
16
d. Pengumpulan data.
e. Pengolahan data.
f. Analisa data.
g. Penyusunan laporan.
H. ETIKA PENELITIAN
Penelitian ini etika penelitian yang harus diperhatikan meliputi :
1. Self determination
Peneliti memberikan penjelasan kepada calon responden mengenai
kesediaan responden untuk terlibat atau tidak terlibat pada penelitian yang
dilakukan peneliti. Calon responden mempunyai kebebasan untuk teribat
atau tidak terlibat dalam penelitian. Jika calon responden bersedia untuk
terlibat dicatat sebagai calon responden tetap.
2. Informed consent
Peneliti menjelaskan maksud, tujuan, risiko yang mungkin terjadi
dalam penelitian ini. Responden yang bersedia menantangani lembar
persetujuan yang diberikan. Apabila responden tidak bisa bertanda tangan
maka dapat diwakilkan oleh orang lain dengan persetujuan responden.
Peneliti tidak memaksakan apabila responden menolak dan menghormati
hak-hak responden.
3. Anonimity (tanpa nama)
Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar analisis
data. Hal itu untuk menjaga kerahasiaan responden.
4. Fair treatment
Peneliti memberikan penjelasan kepada responden yang terlibat
apabila selama mengisi kuisioner terdapat pertanyaan yang menyinggung
atau membuat perasaan tidak nyaman dengan pertanyaan yang diajukan
maka responden berhak untuk keluar sebagai responden tetap.
5. Confidentiality (kerahasiaan)
Peneliti menjamin semua informasi yang telah dikumpulkan dijaga
kerahasiaannya dan hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan di
hasil riset. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini akan disimpan
di tempat yang aman dan pemusnahan kuisioner dilakukan dalam batas
17
waktu yang telah ditentukan. data hasil penelitian akan disimpan dalam
bentuk hard file dan soft file untuk data perpustakaan Universitas
‘Aisyiyah Surakarta yang waktu penyimpannya tergantung kebijakan
perpustakaan. Sedangkan data yang mentah akan peneliti simpan dalam
bentuk soft file selama 10 tahun. Pemusnahan data dilakukan maksimal
dalam 2 tahun setelah data diambil.
I. Jadwal Penelitian
7. Penyusunan
laporan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Amalia S. 2019. Perawatan Lansia Oleh Keluarga Dan Care Giver. Jakarta
:Bumi Medika
Dewi, S. K. (2018). Level Aktivitas Fisik dan Kualitas Hidup Warga Lanjut Usia.
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 14(3), 241.
https://doi.org/10.30597/mkmi.v14i3.4604
Farhan, A. (2020). Open Acces Acces. Jurnal Bagus, 02(01), 402–406.
Hadipranoto, H., & Satyadi, H. (2020). Gambaran Kualitas Hidup Lansia Yang
Tinggal Di Panti Sosial Tresna Wreda X Jakarta. Versi Cetak), 4(1), 119–
127. https://doi.org/10.24912/jmishumsen.v4i1.7535
Hayati, F., Mhd, A., & Nasution, I. (2021). Pengaruh Core Strengthening
Exercise Terhadap Keseimbangan Dinamis Pada Lansia Pembinaan Di
Kelurahan Helvetia Tengah Medan. 1, 17–21.
Hayulita, S., Bahasa, A., Novika Sari, A., Studi, P. S., STIKes Yarsi Sumbar, K.,
& Studi III Keperawatan STIKes Yarsi Sumbar, P. D. (2018). Faktor
dominan yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia.
Indarwati, R., & Caraka Kristi, M. (n.d.). Berg balane scale test(BBT) dan time up
and go test (TUGT) sebagai indikator prediksi jatuh lansia .
Indrayani, & Ronoatmodjo, S. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan
Kualitas Hidup. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 9(1), 69–78.
https://doi.org/10.22435/kespro.v9i1.892.69-78
Keperawatan dan Kebidanan, J., Ilmu Kesehatan Universitas Merdeka Surabaya Jl
Ketintang Madya VII, F., Tel, S., Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup
Lansia Di Posyandu Lansia Wiguna Karya Kebonsari Surabaya Endah
Cahya, H., Harnida, H., Indrianita, V., Di Posyandu Lansia Wiguna Karya
Kebonsari Surabaya Endah Cahya, L., & Ilmu Kesehatan, F. (n.d.).
Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup.
Kesehatan, J., Dan, M., Hidup, L., Kecamatan, A., Magelang, S. K., Jawa, P., &
Maryuni, T. (n.d.). Karakteristik Lansia di Desa Tanjung. http://e-
journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
19
Khadhiroh, M. R. (2018). Peningkatan Keseimbangan Statis Dan Dinamis Pada
Wanita Lansia Melalui Senam Bugar Lansia Posyandu Lansia Berseri
Bancar Tuban. Jurnal Kesehatan Olahraga, 6(2), 4–5.
Kiik, S. M., Sahar, J., & Permatasari, H. (2018). Peningkatan kualitas hidup
lanjut usia (lansia) di kota depok dengan latihan keseimbangan. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 21(2), 109–116.
https://doi.org/10.7454/jki.v21i2.584
Listyarini, A. D., & Alvita, G. W. (2018). Pengaruh Balance Exercise Terhadap
Keseimbangan Tubuh Lansia di Desa Singocandi Kabupaten Kudus. JIKO
(Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi), 2(2), 31–38.
https://doi.org/10.46749/jiko.v2i2.14
Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, U., Lutfiah, F., Studi Sarjana
Keperawatan, P., & Ilmu Kesehatan, F. (n.d.). Prosiding Seminar Nasional
Kesehatan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Gambaran
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Lansia : Scoping Review.
In Seminar Nasional Kesehatan. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/
Panjaitan, B. S., & Agustina Br Perangin-Angin, M. (2020). Hubungan dukungan
keluarga dengan kualitas hidup lansia.2(2).
http://ejournal.unklab.ac.id/index.php/kjn
Pramadita, A. P., Wati, A. P., Muhartomo, H., Kognitif, F., & Romberg, T.
(2019). Hubungan Fungsi Kognitif Dengan Gangguan. Diponegoro Medical
Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro), 8(2), 626–641.
Resmiya, L., & Misbach, I. H. (n.d.). Pengembangan alat ukur kualitas hidup
indonesia.
Rudi, A., & Setyanto, R. B. (2019). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Risiko
Jatuh Pada Lansia. Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan,
5(2), 162–166. https://doi.org/10.33485/jiik-wk.v5i2.119
Santoso, M. D. Y. (2019). Dukungan Sosial Meningkatkan Kualitas Hidup
Lansia : Review Article. Jurnal Kesehatan Mesencephalon, 5(1), 33–41.
https://doi.org/10.36053/mesencephalon.v5i1.104
Siagian, F. D., & Boy, E. (2020). Pengaruh Gerakan Salat dan Faktor Lain
Terhadap Kebugaran Jantung dan Paru pada Lansia. MAGNA MEDICA:
Berkala Ilmiah Kedokteran Dan Kesehatan, 6(2), 107.
https://doi.org/10.26714/magnamed.6.2.2019.107-112
Takraw, S. (2021). Keseimbangan tubuh dan koordinasi mata kaki dengan
kemampuan passing sepak sila dalam permainan sepak takraw. 2(3),
130134.
Zahroh, C., Ekawati, L., Munjidah, A., Afridah, W., Noventi, I., & Winoto, P. M.
P. (2020). Quality of Life Pada Lansia. Jurnal Ilmiah
Keperawatan(Scientific Journal of Nursing), 6(2), 248–251.
https://doi.org/10.33023/jikep.v6i2.648
20
LAMPIRAN
Kuesioner
WHOQOL – BREF
Nama Responden :
21
No. Pertanyaan Sangat Buruk Biasa saja Baik Sangat
buruk baik
berarti?
22
dlm kehidupan anda
sehari-hari?
9. Seberapa sehat 1 2 3 4 5
lingkungan dimana
anda tinggal (berkaitan
dgn sarana dan
prasarana)
23
/rekreasi?
dalam bergaul?
anda sehari-hari?
kemampuan anda
untuk bekerja?
diri anda?
24
hubungan personal /
sosial anda?
kehidupan seksual
anda?
dukungan yg anda
peroleh dr
teman anda?
ini?
anda pd layanan
kesehatan?
25. Seberapa 1 2 3 4 5
puaskah anda
dengan
transportasi yg
hrs anda
25
jalani?
dan depresi?
4-20 0-100
Kuesioner
26
TIMED UP AND GO TEST
PROSEDUR PENGUKURAN:
a) Peralatan: kursi dengan penyangga, meterline, cone atau penanda
lainnya, dan stopwatch.
27
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Waktu tempuh :
Interpretasi hasil :
< 10 detik : kemandirian penuh
10 - <20 detik : resiko jatuh ringan
20 – 29 detik : resiko jatuh sedang
>30 detik : resiko jatuh tinggi
28
29