Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol. 7 No.

1 bulan 2023 p-ISSN 2548-8716


Halaman 14 - 22 e-ISSN 2599-2791

Pengaruh Pemberian Traksi-Translasi dan Hold Relax Terhadap Perubahan ROM


Shoulder Akibat Capsulitis Adhesive

The Effect Of Traction-Translation and Hold Relax on Changes Due ROM


Shoulder Adhesive Capsulitis
Nurul Hikmah1, Fitriah Nurul Fatimah2, Sudaryanto3
1,2,3
Poltekkes Kemenkes Makassar

nurulhikmahhakim08@gmail.com1, fitriahnurul289@gmail.com2, sudaryanto@poltekkes-mks.ac.id3

Diterima : 4 April 2022. Disetujui : 27 Juni 2022. Dipublikasikan : 10 November 2022

ABSTRAK
Latar Belakang : Capsulitis Adhesive adalah gangguan yang terjadi di area bahu berupa peradangan pada kapsul
sendi yang menyebabkan rasa kaku dan nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian trkasi-
translasi dan hold relax terhadap perubahan ROM shoulder pada pasien Capslitis adhesive. Metode : Penelitian ini
adalah penelitian Pra Eksperimen dengan One group pre-test & post-test design. Populasi sampel adalah penderita
Capsulitis Adhesive Poli Fisioterapi Rumah Sakit Umum Daerah Barru. Pengambilan data pasien dengan
menggunakan goniometer pre-test dan post-test. Selama masa penelitian jumlah sampel sebanyak 12 responden yang
diambil menggunakan teknik total sampling yaitu seluruh penderita. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan penderita
yang mengalami Capsulitis Adhesive lebih banyak dialami kelompok usia ≥ 45 tahun dan jenis kelamin sebagian
besar perempuan. ROM sebelum & sesudah pemberian intervensi menunjukkan ada perubahan yang signifikan dari
nilai p=0,000 dengan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan Uji Paired Sampel T Test dengan nilai p= 0,000 < (0,05)
telah memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh traksi-translasi dan hold relax terhadap perubahan ROM pada
penderita Capsulitis Adhesive. Kesimpulan : Disimpilkan bahwa ROM sebelum & sesudah pemberian traksi-translasi
& hold relax memperlihatkan ada perubahan ROM setelah diberikan teknik traksi-translasi dan hold relax.

Kata kunci : Traksi-translasi, Hold Relax, Range of Motion (ROM).

ABSTRACT
Background : Capsulitis Adhesive is a disorder that occurs in the shoulder area in the form of inflammation of the
joint capsule that causes stiffness and pain. This study aimed to determine the effect of trkasi-translational and hold
relax to changes in the patient's shoulder ROM Capsulitis Adhesive. Method : This research is Pre-Experiment with
One group pre-test post-test design. The sample population is adhesive capsulitis patients who come for treatment in
Physiotherapy Poly Barru District General Hospital. Retrieving data using a goniometer pre test and post-test. During
the study period a total sample of 12 respondents taken using total sampling technique. Result : The results showed
that patients who have adhesive capsulitis more experienced distribute ≥ 45 years age group and gender are mostly
women. ROM before and after the intervention indicate no significant changes to the value of p = 0.000 with a
confidence level of 95%. Based on the test of Paired Samples T Test with p = 0.000 <(0.05) has shown that there are
significant traction and hold-relax-translational ROM to changes in patients with Adhesive Capsulitis. Conculision :
Can be concluded that ROM before and after the traction-translational and hold relax indicate no change, the change
is an increase in ROM after being given traction-translational techniques and hold relax.

Keyword : Traction-translational, Hold Relax, Range of Motion (ROM).

PENDAHULUAN
Frozen shoulder yang dijelaskan ialah Capsulitis Adhesive yang merupakan hilangnya mobilitas aktif
& pasif dari sendi glenohumeral secara insidious (tidak jelas asalnya) & progresif akibat kontraktur kapsul
sendi. Prevalensinya ialah berkisar 2% dari populasi umum dan 10–29 % ialah penderita diabetes di
Amerika (Shickling dan Walsh, 2011), & American Academic of Orthopedic Surgeons, tahun 2012
mengemukakan pravalensi nyeri bahu berada 50% dari populasi umum, sehingga menjelaskan kasus frozen
shoulder terjadi pada usia 35-65 tahun dari 2-5% populasi 60% kondisi dari frozen shoulder lebih banyak
terkena pada wanita daripada priaDi Indonesia sendiri, menurut DEPKES tahun 2015 jumlah kasus akibat

Pengaruh Pemberian Traksi-Translasi dan Hold Relax Terhadap …| Nurul Hikmah dkk 14
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol. 7 No. 1 bulan 2023 p-ISSN 2548-8716
Halaman 14 - 22 e-ISSN 2599-2791
kerja tahun 2015 bulan mei sebanyak 24.910 kasus di provinsi Sulawesi Selatan, dan menyebutkan
gangguan kesehatan akibat pekerjaan dialami oleh 40,5% pekerja dan 16% diantaranya mengalami
gangguan otot rangka termasuk bahu.
Peran fisioterapi marupakan bagian dari tenaga kesehatan sangatlah penting untuk memelihara,
meningkatkan & memperbaiki kemampuan gerak & fungsi. Berbagai modalitas dipergunakan untuk
mengurangi problematik Capsulitis Adhesive, modalitas yang selalu dipergunakan ialah terapi latihan.
Terbatasnya lingkup gerak sendi (LGS) pada kasus frozen shoulder di akibatkan karena mengkerutnya
kapsul sendi, dan diberikannya terapi manipulasi akan meregangkan pada kapsul sendi.
Teknik PNF hold relax yang diaplikasikan di klinik untuk menghilangkan rasa sakit serta
meningkatkan LGS. Teknik reversal stabilizing diaplikasikan agar terjadi peningkatan kekuatan otot-otot
postural tubuh bagian atas, gerakan bahu, & sendi panggul, menstabilkan otot serta meningkatkan stabilitas
sendi yang terkait (Chow, 2010; Lim, 2011). Hold relax merupakan model terapi latihan dimana otot atau
grup otot antagonis mengalami pemendekan dikontraksikan secara isometrik dengan kuat & optimal
selanjutnya diikuti dengan rileksasi otot/ grup otot (prinsip reciproke inhibition) dengan bertujuan agar
perbaikan rileksasi pola antagonis, perbaikan mobilisasi, dan penurunan nyeri. Kelebihan dari hold relax
adalah hold relax dapat meningkatakan jarak sendi melalui pencapaian rileksasi pada otot yang spasme
atau tightness (Donatelli,2012).
Pemberian traksi memberi stimulasi aktivitas biologis pada pengaliran cairan di sinovial hingga
mampu membawa nutrisi di bagian vaskuler di kartilago sendi pada permukaan sendi & fibrokartilago
sendi. Pemberian gerakan yang berulang pada gerakan traksi akan memperbaiki mikrosirkulasi & cairan
yang akan keluar banyak dan kadar air dan matrik di jaringan dapat meningkat sehingga jaringan semakin
elastis. Selain itu unsur dari gerak traksi hampir mirip dengan gerak fisiologis di sendi lutut digerakan fleksi
sehingga bisa menambah serta mempertahankan elastisitas dari kapsul, ligamen, dan juga otot (Clewley et
al, 2014).
Penelitian ini perlu untuk dilakukan untuk membuktikan apakah ada pengaruh pemberian Traksi
Translasi dan hold relax terhadap perubahan ROM shoulder akibat Capsulitis Adhesive sehingga
kedepannya dapat menjadi referesi kepada fisioterapis yang ada di Rumah Sakit maupun di Klinik serta
kepada mahasiswa dan kepada peneliti selanjutnya. Berdasarkan uraian masalah di atas, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh pemberian Traksi Translasi dan hold relax
terhadap perubahan ROM Shoulder akibat Capsulitis Adhesive ?. Tujuannya Untuk mengetahui pengaruh
pemberian traksi translasi dan hold relax terhadap perubahan ROM Shoulder akibat Capsulitis Adhesive.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Pra Eksperimen menggunakan metode The one group
pretest-posttest design.
Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah semua penderita Capsulitis Adhesive yang mendapatkan
pelayanan fisioterapi di RS Umum Daerah Barru sebanyak 12 orang pada bulan Desember 2018. Sampel
dalam penelitian adalah pasien Capsulitis Adhesive yang mendapat pelayanan di RS Umum Daerah Barru
yang berjumlah 12 orang.
Besar Sampel
Berdasarkan hasil diperoleh jumlah sampel sebanyak 12 orang.
Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data didapatkan melalui data pre-test & post-test yaitu pengukuran ROM
Shoulder dengan prosedur tes sebagai berikut :
1. Abduksi Shoulder

Pengaruh Pemberian Traksi-Translasi dan Hold Relax Terhadap …| Nurul Hikmah dkk 15
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol. 7 No. 1 bulan 2023 p-ISSN 2548-8716
Halaman 14 - 22 e-ISSN 2599-2791
a. Persiapan pasien : Pasien pada posisi supine lying (terlentang) & semi fleksikan kedua knee.
Eksorotasi dari sendi glenohumeralis, Ekstensi di sendi siku.
b. Teknik pelaksanaan :
1) Goniometer diletakkan pada tengah fossa glenoidalis/pada acromion bagian ventral caudal.
Tungkai goniometer dibagian proksimal statis diletakkan sejajar pada tulang sternum. Tungkai
goniometer yang dinamis (bagian distal) diletakkan pas garis tengah humerus bagian ventral.
2) Pasien diperintahkan untuk melakukan gerakan abduksi sendi glenohumeralis sampai batas
gerakan yang dapat disanggupi oleh pesien Capsulitis Adhesive.
2. Eksorotasi Shoulder
a. Persiapan Pasien : Posisi pasien supine lying (terlentang) lalu semi fleksikan kedua knee/lutut. Sendi
glenohumeralis pada posisi Abduksi 90°, sendi humeroradialis atau ulnaris pada posisi fleksi 90°.
b. Teknik Pelaksanaan :
1) Goniometer diletakkan ditulang olecranon. Tungkai goniometer proksimal (statis) harus tegak
lurus di tempat tidur kemudian tungkai goniometer yang distal (bergerak) ujungnya diletakkan
diprocessus styloideus dari os ulna.
2) Pasien diarahkan agar melakukan gerakan eksorotasi sendi glenohumeralis sampai batas
kemampuan yang bisa dilakukan oleh pasien Capsulitis Adhesive.
Prosedur Pelaksanaan Intervensi
Terdapat 1 kelompok sampel yang diberikan intervensi yaitu Traksi Transalasi dan Hold Relax.
Adapun prosedur pelaksanaan traksi translasi dan hold relax dijelaskan antara lain :
1. Traksi Translasi
a. Keterbatasan Abduksi
1) Persiapan Pasien : Pasien diposisikan tidur menyamping (side lying) fisioterapis berdiri di sisi
yang ingin diterapi.
2) Teknik Pelaksanaan : Gelang bahu difiksasi dengan posisi depresi. Tangan sisi lainnya diletakkan
di humeri dari lateral hingga sedekat mungkin dengan sendi & selanjutnya fisioterapis melakukan
gerakan roll dan glid terhadap caput humeri ke arah caudal mengandalkan berat badan. Terapis
mepertahankan 10 detik dalam posisi tersebut. 10 kali repetisi perset sebanyak 3 sets setiap sesi
intervensi, dengan waktu istirahat 1 menit antar sets.

Gambar 1. Traksi Translasi dan Hold Relax Keterbatasan Abduksi


(Sumber : Lenny, 2014)

b. Keterbatasan Eksorotasi
1) Persiapan Pasien : Posisi awal klien tidur tengkurap (prone lying).
2) Teknik Pelaksanaan : Salah satunya tangan fisioterapis disimpan tepat di dorsal bahu kanan lalu
berpegang sedekat mungkin dengan ruang sendi bahu, satu tangan fisioterapi lainnya diletakkan
pada lengan atas lalu dilakukan gerakan gliding ke arah ventral condong ke medial. Terapis
mepertahankan 10 detik dalam posisi tersebut. 10 kali repetisi perset sebanyak 3 sets setiap
intervensi, dengan waktu istirahat 1 menit antar sets.

Pengaruh Pemberian Traksi-Translasi dan Hold Relax Terhadap …| Nurul Hikmah dkk 16
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol. 7 No. 1 bulan 2023 p-ISSN 2548-8716
Halaman 14 - 22 e-ISSN 2599-2791

Gambar 2. Traksi Translasi dan Hold Relax Keterbatasan Eksorotasi


(Sumber : Lenny, 2014)

Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh pemberian hold relax dan traksi translasi terhadap perubahan ROM Shoulder pada
pasien Capsulitis Adhesive.

Analisis Data
1. Uji Statistik Deskriptif
2. Uji normalitas data, menggunakan uji Shapiro Wilk untuk mengetahui data berdistribusi normal (
p>0,05) atau tidak berdistribusi normal (p<0,05).
3. Uji analisis komparatif (uji hipotesis), hasil uji normalitas data menunjukkan data berdistribusi normal
maka digunakan uji statistik parametric yaitu uji paired t sample dan uji independent t sample. Jika hasil
uji normalitas data menunjukkan data ini tidak berdistribusi dengan normal maka digunakan uji statistic
non-parametrik yaitu uji Wilcoxon.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1
Frekuensi dan Persentasi Umur Berdasarkan Pasien Capsulitis Adhesive di RSUD. Barru

No. Kelompok Umur f %


(tahun)

1. 41-45 1 8,3%

2. 46-50 3 33,3%

3. 51-55 5 33,3%

4. 56-60 3 25.0%

Total 12 100%

Data diatas menjelaskan bahwa frekuensi pasien pada kelompok perlakuan dengan umur 41-45
tahun berjumlah 1 orang ( 8,3%), umur 46-50 tahun terdapat 3 orang ( 33,3%), umur 51-55 tahun sebanyak
5 orang ( 33,3%), dan pasien umur 56-60 tahun sejumlah 3 orang (25,0%). Dengan demikian hasil analisis

Pengaruh Pemberian Traksi-Translasi dan Hold Relax Terhadap …| Nurul Hikmah dkk 17
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol. 7 No. 1 bulan 2023 p-ISSN 2548-8716
Halaman 14 - 22 e-ISSN 2599-2791
menunjukkan bahwa umur 46-50 dan 51-55 merupakan kelompok usia dengan jumlah sampel terbanyak
yaitu 4 orang (33,3%).

Tabel 2
Frekuensi Jenis Kelamin Berdasarkan Pasien Capsulitis Adhesive di RSUD. Barru

No. Jenis Kelamin. F %

1. Laki-laki 3 25,0%

2. Perempuan 9 75,0%

Total 12 100%

Data diatas menjelaskan bahwa frekuensi pasien pada kelompok perlakuan berjenis kelamin laki-
laki berjumlah 3orang (25,0%) dan untuk jenis kelamin perempuan sebanyak 9 orang (75,0%). Dengan
demikian hasil analisis menunjukkan jika jenis kelamin perempuan lebih dominan dibandingkan jenis
kelamin laki-laki pada pasien capsulitis adhesive.

Tabel 3
Analisis Nilai ROM Abduksi dan Eksorotasi sebelum & sesudah pemberian Traksi-translasi dan hold
relax.
Selisih P
Data ROM Mean SD
Mean SD
Pre-Abdduksi 61.67 8.348
13.75 3.769
Post-Abdduksi 75.42 6.895 0.00
Pre-Eksorotasi 55.42 13.561
15.00 6.030
Post-Eksorotasi 70.42 11.766

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan hasil paired t test diperoleh nilai p<0,05 yang menunjukkan
perubahan rerata nilai ROM abduksi pada pasien Capsulitis Adhesive dari 61,67±8,348 sebelum perlakuan
Traksi-translasi dan hold relax menjadi 75,42±6,895 sesudah perlakuan Traksi-translasi dan hold relax.
Sedangkan perubahan rerata nilai ROM eksorotasi pada pasien Capsulitis Adhesive dari 55,42±13,561
sebelum perlakuan Traksi-translasi dan hold relax menjadi 70,42±11,766 sesudah perlakuan Traksi-
translasi dan hold relax. Hal ini bisa mengemukakan bahwa sebelum & sesudah pemberian traksi-translasi
dan hold relax memperlihatkan perbedaan yang signifikan (p=0.000<0.05) dengan selisih rata-rata abduksi
sebesar 13,75±3,769 dan eksorotasi 15,00±6,030 artinya bahwa pemberian traksi-transalsi dan hold relax
mempunyai pengaruh perubahan ROM yaitu dapat meningkatkan ROM abduksi dan eksorotasi shoulder
pasien Capsulitis Adhesive.
Pengaruh pemberian Traksi-translasi dan Hold Relax terhadap perubahan ROM abduksi dan
eksorotasi shoulder pasien Capsulitis Adhesive berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahwa adanya
peningkatan ROM pada penderita Capsulitis Adhesive sebagai arti bahwa ada perubahan setelah pemberian
Traksi-translasi & Hold Relax. Dengan pemberian Traksi-translasi dan Hold Relax dalam meningkatkan
ROM. Masing-masing sampel diberikan Traksi-translasi serta Hold Relax dengan cara pasien diitruksikan

Pengaruh Pemberian Traksi-Translasi dan Hold Relax Terhadap …| Nurul Hikmah dkk 18
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol. 7 No. 1 bulan 2023 p-ISSN 2548-8716
Halaman 14 - 22 e-ISSN 2599-2791
dalam keadaan baring diatas bed atau pun duduk sesuai dengan arah gerakan yang akan di nilai. Sampel
diukur range of motion dengan goniometer dalam posisi abduksi, rotasi eksternal dan rotasi internal. Sendi
yang diukur terbebas dari pakaian. Memberikan penjelasan & contoh pengukuran yang akan dilakukan.
Contohkan gerakan pasif dahulu untuk menghasilkan relaksasi struktur jaringan lunak regio sendi
glenohumeralis. Penentuan sumbu gerak dengan melakukan palpasi didaerah tuberculus major sesuai
dengan gerakan angulair yang diinginkan. Tungkai goniometer sisi statis diletakkan paralel dan sumbu
longitudinal segmen tubuh yang bergerak. Pastikan sumbu goniometer tepat pada sumbu gerakan sendi.
Pasien diminta secara aktif untuk mengerakan lengannya sesuai arah gerakan pada shoulder untuk
mendapatkan nilai secara aktif dan fisioterapi mengerakan sendiri lengan pasien untuk mendapat
pengukuran secara pasif. Terapis mepertahankan 10 detik dalam posisi tersebut. 10 kali repetisi perset
sebanyak 3 sets setiap sesi intervensi, dengan waktu istirahat 1 menit antar sets setiap latihan/terapi dengan
frekuensi 2 kali seminggu selama 1 bulan. Penambahan Hold Relax dapat memberikan pengaruh
penambahan range of motion sehingga terjadi peningkatan ROM.
Hasil uji menunjukkan adanya perbedaan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Berdasarkan
hasil uji dapat disimpulkan bahwa pemberian Traksi-translasi dan Hold Relax selama satu bulan
mempunyai pengaruh terhadap penambahan ROM shoulder penderita Capsulitis adhesive.
Traksi-translasi sendi bahu dengan teknik roll glide efektif untuk meningkatkan ROM untuk
meningkatkan ROM abduksi teknik traksi-translasi yang dilakukan adalah roll and glide kea rah caudal
(Syatibi, 2012), dan teknik traksi-translasi untuk meningkatkan ROM eksorotasi yaitu roll and gliding ke
arah ventral. Roll dan glide pada sendi glenohumeralis akan meningkatkan ROM sendi ke segala arah,
stretching otot-otot rotator cuff, stretching ligament-ligamen glenohumeral dan ligament coracohumeral
(Durall, 2011).
Pemberian traksi-translasi pada Capsulitis Adhesive dilakukan untuk memperbaiki terbatasnya
lingkup gerak pada sendi bahu yang memiliki pola kapsuler dimana eksorotasi lebih terbatas daripada
abduksi. Dimana efek pemberian traksi-translasi yaitu dapat menstimulasi aktifitas secara biologi dengan
menggerakkan cairan synovial yang membawa nutrisi ke kartilago pada permukaan sendi, menjaga
ekstensibilitas dan daya regang persendian serta jaringan di sekitar sendi sehingga dapat menjaga lingkup
gerak sendi, impuls saraf afferent pada reseptor sendi diteruskan ke system saraf pusat sehingga menyadari
posisi dan gerakan sendi (Kisner & Colby, 2016).
Penelitian yang mendukung teknik manual dengan traksi translasi yakni penelitian yang dilakukukan
(Chen et al, 2009) dengan menggunakan traksi translasi pada regio shoulder yang mendapatkan intervensi
selama 30 menit tiap individu selama 8 minggu dengan kunjungan pertama 2 kali seminggu kemudian
sekali seminggu, setiap pasien diberikan traksi translasi minimal 6 sesi. Hasilnya ditemukan peningkatan
pada regio shoulder setelah pemberian traksi translasi. Kelebihan dari Traksi translasi adalah untuk
memperbaiki terbatasnya lingkup di gerak sendi di bahu yang memiliki pola kapsuler dimana eksorotasi
lebih terbatas dari abduksi & lebih terbatas di endorotasi. Sedangkan kekurangan dari Traksi translasi
adalah teknik ini khusus menangani pembatasan kapsuler dengan replikasi mekanika sendi yang normal.
Penelitian yang dilakukan Muhammad Aras (2016) membuktikan perubahan lingkup gerak di sendi
post-test lebih besar dari pada pre-test. Lingkup gerak sendi (LG S) sebelum & sesudah pemberian teknik
traksi translasi menunjukkan ada perubahan yang bermakna dengan nilai p= 0,000dengan tingkat
kepercayaan 95%. Berdasarkan dengan Uji Paired Sampel T Test dengan nilai p = 0,000 < (0,05) telah
menunjukkan jika adanya pengaruh traksi translasi terhadap perubahan lingkup gerak sendi pada pasien
frozen shoulder, perubahan tersebut ialah meningkatnya lingkup gerak sendi setelah dilakukan teknik traksi
translasi.
Sedangkan pemberian hold relax bisa meningkatkan jarak gerak sendi melalui pencapaian rileksasi
pada otot yang spasme atau tightness. Pada teknik ini terjadi perangsangan melalui kontraksi maksimal dari
sejumlah motor unit secara maksimum dan simultan (secara bersamaan), melalui teknik hold relax akan
terjadi penurunan ketegangan otot sekitar sendi untuk meningkatkan jarak gerak sendi bahu.

Pengaruh Pemberian Traksi-Translasi dan Hold Relax Terhadap …| Nurul Hikmah dkk 19
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol. 7 No. 1 bulan 2023 p-ISSN 2548-8716
Halaman 14 - 22 e-ISSN 2599-2791
Salah satu penelitian yang dijalankan oleh Suharto, dkk (2016) mengenai Pengaruh Teknik Hold
Relax terhadap Penambahan Jarak Gerak Abduksi di Sendi. Prosedurnya menggunakan pola PNF Hold
Relax yang merupakan salah satu teknik menggunakan kontraksi isometrik pada otot antagonis memendek
selama 8 detik yang diulangi sebanyak 3 sampai 4 kali kontraksi yang diikuti relaksasi pada otot tersebut,
kemudian dilakukan mobilisasi gerakan dengan frekuensi 3 kali seminggu selama dua minggu. Hasilnya
ditemukan Hold relax mampu meningkatkan jarak gerak abduksi sendi dibahu dengan nilai p = 0,005.
mengemukakan bahwa jika mobilisasi sendi lebih terbukti memperbaiki inflamasi pada sendi kronis,
kontraktur kapsul antero superior, kapsul antero inferior, otot–otot rotator cuff serta kemampuan
fungsional, juga mampu mengurangi nyeri pada frozen shoulder fase kronik.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh sari (2018) yang menyatakan bahwa pemberian traksi-
transalsi dan hold relax bisa meningkatkan luas gerak sendi bahu pada pasien capsulitis adhesive
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan setelah pemberian traksi-translasi dan hold relax

SIMPULAN DAN SARAN


Pemberian traksi-translasi dan hold relax terhadap perubahan ROM shoulder sebelum pemberian
memiliki rerata abduksi 61,67 dan rerata eksorotasi 55,42 dan pemberian penerapan traksi translasi dan
hold relax terhadap perubahan ROM shoulder sesudah pemberian memiliki rerata abduksi 75,42 dan
eksorotasi 70,42. Adanya pengaruh pemberian traksi-translasi dan hold relax terhadap perubahan ROM
shoulder akibat Capsulitis Adhesive berdasarkan hasil uji T-test yaitu nilai p<0,05 yang berarti bahwa
terdapat perubahan yang signifikan.
Pemberian traksi-translasi dan hold relax terhadap perubahan ROM shoulder disarankan dapat
diterapkan sebagai intervensi fisioterapi dalam menangani pemasalahan perubahan ROM Shoulder akibat
Capsulitis Adhesive. Dapat dijadikan sebagai pengembangan untuk penelitian selanjutnya dimana peneliti
dapat mencari sampel lain dan dapat mengontrol sampel dari faktor usia, pekerjaan, dan lingkungannya.

DAFTAR PUSTAKA

Adler S.S, Beckers D., and Buck M., 2008; PNF in practice, 3rd ed. Springer.

American Academy of Orthopedic Surgeon, 2012; Frozen Shoulder; diakses tanggal


15/01/2019.http://www.orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=A00071&return_Link=0

Anshar, Sudaryanto, Halima, A., Hendrik. 2017. Buku Panduan Skripsi Prodi D.IV Fisioterapi. Makassar
: Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Buomans, M.T.A., Ooy, A. 2009. The Examination of the Upper Extremities. First edition. Netherlands :
Massticht University.

Bambang Trisnowiyanto. 2016. Beda Pengaruh Intervensi Peregangan Dan Mobilisasi Sendi Terhadap
Perbaikan Keterbatasan Lingkup Gerak Sendi. Jurnal Kesehatan. Vol VII No 2

Brotzman, MD, Robert C, Manske, PT. 2012. Clinical Orthopaedic Rehabilitation. Third Edition, Elseiver
Churacil Livingstone.

Chen et al, 2009 ; Passive Mobilization of Shoulder Region Joints Plus Advice and Exercise does not
Reduce Pain and Disability

Clewley Derek,Flynn Timothy, and Koppenhaver Shane. 2014. Trigger Point Dry Needling as an Adjunt
Treatment For a Patient With Adhesive Capsulitis of The Shoulder : The Journal of Orthopaedic &
Sports Physical Therapy Vol 42 Number 2 February

Pengaruh Pemberian Traksi-Translasi dan Hold Relax Terhadap …| Nurul Hikmah dkk 20
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol. 7 No. 1 bulan 2023 p-ISSN 2548-8716
Halaman 14 - 22 e-ISSN 2599-2791
Cools, A.M., Dewitte, V., Lanszweert, F., Notebaert, D., Roets A., Soetens, B., Cagnie, B., Witvouw.
2007. Rehabilitation of Scapular Muscle Balance. TheAmerican Journal of sports Medicine; 35 (10):
1744-1751.

Departemen Kesehatan RI. 2015. Situasi Kesehatan Kerja, Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kemenkes
RI; diakses tanggal 15/01/2019.

De Wolf and Mens, 1994 ; Pemeriksaan alat penggerak tubuh ; cetakan kedua; Bahn Staflen Van Loghum
Houston Zaventum

Di Giacomo Giovanni, Pouliart Nicole, Costantini Alberto, De vita Andrea. 2010. Atlas Of Fuctional
Shoulder Anatomy. Verlag Italia : Springer

Donatelli, R.A. 2012. Physical Therapy of The Shoulder; Edisi 5, Elsevier Churachiil Livingstone. e-book,
diakses tanggal 21/01/2019

Duwi Priyanto. 2011. Buku Saku Analisis Statistik Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom

Edi Susanto,. 2017. Efektivitas Topurak Untuk Meningkatkan Range Of Motion Sendi Bahu Pada
Penderita Frozen Shoulder Pasien Klinik Terapi Masase Cedera Olahraga Mafaza. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta

Egmond, D.L., Schuitemaker, R. 2006. Extremiteiten manuele therapie in engeenruimezin, dedruk. Houten
: Bohn Stafleu van Loghum.

Ewald, Anthony. 2011. Adhesive Capsulitis: A Review. Am Fam Physician. 2011 Feb 15;83(4):417-422

Hsu, J.E., Anakwenze, O.A., Warrander, W.J., Abboud, J.A. 2011. Current review of adhesive capsulitis.
The Journal Shoulder Elbow Surg; 20: 502-514

Muhammad Irfan, Wismanto., Meidian, Abdul, C. 2013. Modul Praktikum Topik Pengukuran Lingkup
GerakSendi Bahu (Shoulder Joint). Jakarta: Universitas Esa Unggul

Johnson, AJ, Godges, JJ, Zimmerman, GJ and Ounanian, LL, 2007 ; The Effect of Anterior Versus Posterior
Glide joint Mobilization on External Rotation of Motion in Patients with Shoulder Adhesive
Capsulitis ; Vol 37 Number 3.

Kaltenborn, F.M., 2007; Manual Mobilization of The Joints, The Kaltenborn Method of Joint Examination
and Treatment, Vol 1 The Extremities, 6th Edition, Reprint 2006, Norlis, Oslo, Norway, Distributed
By OPTP, Minneapolis, Minnesota, USA

Kelley, J Martin., Shaffer, A Michael., Kuhn, E John.,dkk.2013. Shoulder Pain and Mobility Deficits:
Adhesive Capsulitis. The Journal of Orthopaedic & Sports Physical Therapy Vol 43 Number 5 May.

Kisner Carolyn dan Colby Lynn Allen. 2016 Terapi Latihan Dasar dan Teknik. Edisi 6. Jakarta : EGC

Lim CH, 2011: Effects of static, dynamic, PNF stretching on the isokinetic peaktorque. J Korean
SocPhysTher, 23: 37–42.

Mujianto, 2013. Cara Cepat Mengatasi 10 Besar Kasus Muskuloskletal Dalam Praktik Klnik Fisioterapi
: CV Trans Info Media

Moore, Keith L., Dalley, Arthur F. 2013. Anatomi Berorientasi Klinis Jilid 2 : Erlangga.

Pengaruh Pemberian Traksi-Translasi dan Hold Relax Terhadap …| Nurul Hikmah dkk 21
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol. 7 No. 1 bulan 2023 p-ISSN 2548-8716
Halaman 14 - 22 e-ISSN 2599-2791
Morgan, W.E dan Potthoff, S. 2012. Managing the Frozen Shoulder : Self-Care Manual for Those
Suffering From Frozen Shoulder. e-book, diakses tanggal 21/01/2019

Neviaser JS.2007. Adhesive capsulitis of the shoulder, a study of the pathological findings in periarthritis
of the shoulder. J Bone Joint Surg Am. 1945;27:211-222.

Neumann, DA. 2010. Shoulder complex. In Neumann DA: Kinesiology of the


Musculoskeletal System: Foundations for Physical Rehabilitation. Philadelphia: Mosby. Chapter 5,
pp. 91-132

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Porterfield, J.A. and De Rosa, C., 2004; Mechanical Shoulder Disorders: Perspectives In Functional
Anatomy, Saunders: Elsevier Science, Philadelphia, USA

Putz and Pabst, 2008; Sobotta Atlas of Human Anatomy, One Volume Edition. 14th Edition : Elseiver Urban
& Fischer, Munchen, Germany.

Roy, Andre. 2016. Adhesive Capsulitis in Physical Medicine and Rehabilitation, The Journal of Bone &
Joint Surgery.

Siegel, L. B., Cohen, N.J. & Gail, E.P., 2009. Adhesive Capsulitis: A sticky Issue, diakses tanggal
17/01/2019, available from http://www.aaft.org/afp/99040ap/1843.html

Suharto, Surani, Leksonowati, S S. 2016. Pengaruh Teknik Hold Relax terhadap Penambahan Jarak Gerak
Abduksi Sendi Bahu Pada Frozen Shoulder di Ratulangi Medical Centre Makassar: Buletin
Penelitian Kesehatan, Vol 44, No 2, Juni 2016 : 103-108

Taufiq.M.Wagola. 2016. Pengaruh Infra Red (Ir) Dan Terapi Manipulasi Pada Kasus Frozen Shoulder
Dekstra E.C Capsulitis Adhesiva Di Rs. Aisyiyah Ponorogo. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta

Vermeulen HM, Rozing PM, Obermann WR, le Cessie S, and Vliet Vlieland TP, 2007;Comparison of High
Grade and Low Grade Mobilization Techniques in the Management of Adhesive Capsulitis of the
Shoulder : Randomized Controlled Trials ; diakses tanggal 14/01/2019, available from
http://www.ncbi.hlm.nih.gov/pubmed/16506872.

Wahyono, Y. 2012, Optimalisasi Hold Relax pada penderita Frozen Shoulder, Jakarta.

© 2022 Nurul Hikmah dibawah Lisensi Creative Commons 4.0 Internasional

Pengaruh Pemberian Traksi-Translasi dan Hold Relax Terhadap …| Nurul Hikmah dkk 22

Anda mungkin juga menyukai