Anda di halaman 1dari 10

EFEKTIFITAS LATIHAN STABILISASI OPEN-CLOSED CHAIN DENGAN

LATIHAN RESISTANCE KONSENTRIK TERHADAP PERUBAHAN


KEMAMPUAN STAIR CLIMBING TEST PADA PENDERITA
OSTEOARTHRITIS KNEE

Oleh : Sudaryanto1, Sri Saadiyah L2


Jurusan Fisioterapi Poltekkes Makassar

ABSTRAK

Latar belakang : Osteoarthritis knee dapat menyebabkan negatif power pada otot regio knee
akibat penurunan stabilisasi knee. Hal ini menyebabkan penurunan fungsi dari kontraksi eksentrik
dari ekstensor knee selama fase menumpu, sehingga menimbulkan kesulitan saat melakukan
aktivitas naik-turun tangga.
Metode : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas antara Latihan Stabilisasi Open-
Closed Chain dengan Latihan Resistance Konsentrik terhadap perubahan kemampuan Stair
Climbing Test pada penderita osteoarthritis knee, dengan desain randomised control pre test –
post test group, dilaksanakan di RSAD. Tk.II Pelamonia. Sampel yang didapatkan sebanyak 32
penderita osteoarthritis knee (sesuai dengan kriteria inklusi) diacak kedalam 2 kelompok yaitu
kelompok perlakuan sebanyak 16 pasien diberikan intervensi MWD dan Latihan Stabilisasi Open-
Closed Chain serta kelompok kontrol sebanyak 16 pasien diberikan MWD dan Latihan Resistance
Konsentrik. Alat ukur yang digunakan untuk pengumpulan data adalah Stair Climbing Test.
Hasil : Hasil penelitian berdasarkan hasil uji paired sampel t untuk kelompok kontrol diperoleh
nilai p = 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa MWD dan Latihan Resistance Konsentrik dapat
memberikan perbaikan stair climbing test yang signifikan, sedangkan untuk kelompok perlakuan
diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa MWD dan Latihan Stabilisasi Open-Closed
Chain memberikan perbaikan stair climbing test yang signifikan pada penderita osteoarthritis
knee. Kemudian berdasarkan hasil uji independent sampel t diperoleh nilai p = 0,180 > 0,05 yang
berarti bahwa MWD dan Latihan Stabilisasi Open-Closed Chain tidak lebih efektif secara
signifikan dibandingkan dengan MWD dan Latihan Resistance Konsentrik terhadap peningkatan
kemampuan stair climbing test pada penderita osteoarthritis knee, tetapi dilihat dari nilai rerata
intervensi MWD dan Latihan Stabilisasi Open-Closed Chain dapat menghasilkan peningkatan
kemampuan stair climbing test yang lebih besar dibandingkan dengan MWD dan Latihan
Resistance Konsentrik pada penderita osteoartritis knee”.
Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa intervensi MWD dan Latihan Stabilisasi Open-Closed
Chain tidak lebih efektif secara signifikan dibandingkan dengan MWD dan Latihan Resistance
Konsentrik terhadap perubahan kemampuan stair climbing test pada penderita osteoarthritis knee.

Kata Kunci : Latihan Stabilisasi Open-Closed Chain, Latihan Resistance Konsentrik, Stair
Climbing Test, Osteoarthritis Knee.

1
Dosen Jurusan Fisioterapi Poltekkes Makassar
2
Dosen Jurusan Fisioterapi Poltekkes Makassar
PENDAHULUAN Isometric Resistance Training on Pain and
Functioning Among Adults With Osteoarthritis
Osteoarthritis (OA) adalah suatu proses of the Knee” menunjukkan bahwa baik
degenerasi pada tulang rawan sendi yang dynamic resistance training maupun isometric
banyak di derita pada orang tua yang jumlah resistance training menghasilkan penurunan
kejadiannya cenderung meningkat seiring nyeri dan perbaikan fungsional yang signifikan
dengan bertambahnya usia harapan hidup pada penderita OA knee.
penduduk dan penyakit ini sering menyerang Sedangkan program latihan weight
sendi lutut (knee joint). (Klippel, 2001). bearing belum banyak diaplikasikan pada
Prevalensi OA knee dengan gejala nyeri beberapa lahan praktek, namun efek
lutut umumnya terjadi pada usia dewasa yaitu terapeutiknya dapat menghasilkan perbaikan
sekitar usia 40 tahun dengan persentase antara fungsional yang lebih besar dibandingkan
20% dan 28%, dimana sekitar 50% pasien latihan non-weight bearing. Teknik latihan
melapor adanya disabilitas akibat OA knee. stabilisasi closed chain merupakan latihan
Berdasarkan evidence based di Inggris, weight bearing yang menggunakan lebih dari
ditemukan sekitar 18,1% pada usia 55 tahun satu sendi bergerak dengan bertumpu pada
keatas yang datang berkunjung ke lahan berat tubuh untuk memberikan pembebanan
praktek dengan diagnosa klinik OA knee pada lebih dari satu kelompok otot yang
(Arden and Nevitt, 2006). bekerja dalam waktu yang sama baik agonis
Dalam suatu penelitian menunjukkan maupun antagonis dan meningkatkan aktivasi
bahwa penderita OA knee umumnya dari propiosepsi angota gerak bawah
mengalami kesulitan saat menuruni tangga. (Karandika et al., 2011; Nobre, 2012).
Adanya negatif power dari knee joint akibat Berdasarkan latar belakang masalah di
penurunan stabilitas knee menunjukkan tidak atas, maka peneliti dapat merumuskan
berfungsi dengan baik kontraksi eksentrik dari penelitian ini yaitu “Apakah ada perbedaan
ekstensor knee selama fase awal menumpuh efektivitas antara MWD dan Latihan Stabilisasi
dalam aktivitas menuruni tangga. Hal ini yang Open – Closed Chain dengan MWD dan
menyebabkan penderita OA knee tidak mampu Latihan Resistance Konsentrik terhadap
mengabsorbsi dampak gaya eksternal pada perubahan kemampuan Stair Climbing Test
knee joint karena rasio kontribusi power knee pada penderita osteoarthritis knee ?”. Dengan
joint lebih kecil dibandingkan orang sehat demikian, tujuan penelitian adalah Untuk
(Tatsuya and Junji, 2014). mengetahui efektivitas antara MWD dan
Hasil observasi peneliti di RS. Latihan Stabilisasi Open – Close Chain dengan
Pelamonia menemukan sekitar 20 pasien MWD dan Latihan Resistance Konsentrik
osteoarthritis knee yang berkunjung ke terhadap perubahan kemampuan Stair
Poliklinik Fisioterapi mulai bulan Juni sampai Climbing Test pada penderita osteoarthritis
dengan Desember 2015, dimana ditemukan knee.
sebagian besar penderita OA knee mengalami
kesulitan melakukan aktivitas naik-turun PROSEDUR DAN METODE
tangga.
Beberapa intervensi dapat diterapkan Jenis Penelitian
pada kasus osteoarthritis. Program latihan Penelitian ini adalah penelitian
Resistance Konsentrik merupakan latihan non- eksperimen dengan desain penelitian adalah
weight bearing yang sering diaplikasikan pada randomized pre test – post test control group
penderita OA knee. Penelitian Robert Top et al. design. Sampel yang diperoleh diacak kedalam
(2002) tentang “The Effect of Dynamic Versus 2 kelompok sampel yaitu kelompok perlakuan
yang diberikan intervensi MWD dan Latihan Prosedur Pengumpulan Data
Stabilisasi Open-Closed Chain, dan kelompok Pengumpulan data dilakukan pada awal
kontrol yang diberikan intervensi MWD dan penelitian dan akhir penelitian sebagai data pre
Latihan Resistance Konsentrik. Tujuan test dan post test. Adapun prosedur pengukuran
penelitian ini adalah untuk mengetahui yang digunakan sebagai pre test dan post test
efektifitas antara Latihan Stabilisasi Open- adalah :
Closed Chain dengan Latihan Resistance 1. Alat yang digunakan : alat staircase dan
Konsentrik terhadap perbaikan kemampuan stopwatch.
stair climbing test pada penderita osteoarthritis 2. Prosedur pelaksanaan :
knee. a. Terapis meminta pasien untuk berdiri di
pinggir tangga dan mempersiapkan
Populasi dan Sampel stopwatch yang akan dipakai.
Populasi penelitian adalah semua b. Terapis memberikan aba-aba “siap” dan
penderita osteoarthritis yang datang “mulai”, maka pasien melangkah ke
berkunjung di Poliklinik Fisioterapi RSAD. tangga secepat mungkin dengan rasa
Tk. II Pelamonia. aman dan nyaman mulai menaiki tangga
Sampel dalam penelitian adalah sampai puncak tangga dan kembali
penderita osteoarthritis knee berdasarkan pada menuruni tangga. Jika pasien tidak
kriteria inklusi dalam pengambilan sampel. merasa aman atau tidak merasa nyaman
Kriteria inklusi : maka pasien bisa memegang rail tangga.
1. Hasil pemeriksaan menunjukkan nyeri lutut c. Pada saat kedua kaki pasien telah
yang konstan, limited morning stiffness, mendarat ke pinggir tangga (dasar
nyeri dan kaku saat memulai gerakan dari tangga) maka terapis menghentikan
posisi statis lama. stopwatch dan mencatat waktu yang
2. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan ditempuh pasien dalam detik.
osteoarthritis knee grade 2 dan 3. d. Pasien diberi kesempatan dua kali
3. Penderita osteoarthritis knee yang berusia < melakukan tes ini, hasil tes dirata-
65 tahun. ratakan dan dicatat hasil akhirnya.
4. Bersedia menjadi responden dan bersedia 3. Evaluasi : nilai rata-rata normal adalah 4 –
menjalani terapi sebanyak 10 kali terapi. 6 detik untuk laki-laki dan 5,5 – 7 detik
Kriteria eksklusi : untuk perempuan.
1. Penderita osteoarthritis knee yang
overweight atau obesitas. Prosedur Pelaksanaan Intervensi
2. Penderita osteoarthritis yang mengalami Intervensi yang diberikan pada
komplikasi penyakit saluran pernapasan, kelompok kontrol adalah Microwave
paru-paru atau jantung. Diathermy (MWD) dan Latihan Resistance
Besar Sampel Konsentrik, sedangkan pada kelompok
Berdasarkan rumus pengambilan sampel yaitu perlakuan adalah Microwave Diathermy
n = 2 { ( Zα + Zβ ) } SD/Δ }2 maka diperoleh (MWD) dan Latihan Stabilisasi Open-Closed
besar sampel sebanyak 15,732 sehingga Chain. Pemberian intervensi Microwave
dibulatkan menjadi 16 orang. Dengan Diathermy (MWD) pada kelompok kontrol dan
demikian besarnya sampel pada setiap perlakuan adalah sama dosisnya.
kelompok sampel adalah 16 orang sehingga Prosedur Pelaksanaan Microwave Diathermy :
jumlah sampel secara keseluruhan adalah 32 1. Posisi pasien : tidur terlentang.
orang. 2. Pelaksanaan : fisioterapis memasang
circuplode MWD pada area sisi medial
knee, kemudian mesin MWD dinyalakan, 0o. Pada setiap posisi tersebut
waktu terapi diatur ke angka 10 menit, dan diaplikasikan kontraksi isometrik pada
intensitas secara perlahan dinaikkan sampai otot quadriceps dan hamstring dengan
60 – 70 watt (mitis) dimana pasien cara tangan terapis mendorong ke bawah
merasakan hangat pada area knee joint. sementara pasien mempertahankan
Prosedur Pelaksanaan Latihan Resistance posisi sendi knee tersebut (untuk
Konsentrik : quadriceps) dan mendorong ke atas
1. Posisi pasien : crook lying atau tidur sementara pasien mempertahankan
tengkurap. posisi sendi knee tersebut (untuk
2. Posisi fisioterapis : berdiri disamping hamstring). Durasi kontraksi 8 – 10
pasien. detik, repetisi gerakan sebanyak 10 kali,
3. Pelaksanaan : untuk posisi crook lying, satu jumlah terapi sebanyak 10 kali.
tangan terapis menyanggah tungkai bawah 2. Latihan Stabilisasi Closed Chain
pasien melalui fossa poplitea dan tangan a. Tanpa Alat
lainnya diatas bagian distal tungkai bawah 1) Posisi pasien : crook lying dan duduk
(sebagai tahanan manual). Pasien diminta di atas bed dengan satu kaki yang
untuk menggerakkan sendi knee kearah sakit menumpu sedangkan kaki yang
fleksi sementara tangan terapis memberikan sehat tidak menumpu.
tahanan konsentrik, kemudian pasien 2) Posisi fisioterapis : berdiri disamping
diminta untuk menggerakkan sendi knee bed pasien.
kearah ekstensi sementara tangan terapis 3) Untuk posisi crook lying :
memberikan tahanan konsentrik. Untuk ▪ Pasien diminta untuk mengangkat
posisi tidur tengkurap, satu tangan terapis di pantat (bridging), sementara
atas bagian distal tungkai bawah, kemudian tangan terapis memberikan
pasien diminta untuk menggerakkan sendi dorongan pada tibia proksimal
knee kearah fleksi sementara tangan terapis pasien kearah medial-lateral dan
memberikan tahanan konsentrik, dan pasien pasien berusaha melawan
diminta untuk menggerakkan sendi knee dorongan tersebut, dipertahankan
kearah ekstensi sementara tangan terapis selama 10 kali hitungan, diulang
memberikan tahanan konsentrik. Tahanan sebanyak 3 kali.
konsentrik pada setiap otot sebanyak 15 kali ▪ Kemudian, saat mengangkat
pengulangan. pantat pasien diminta untuk
Prosedur Pelaksanaan Latihan Stabilisasi mengangkat tungkai yang sehat
Open-Closed Chain : lurus ke depan dan tetap bridging,
1. Latihan Stabilisasi Open Chain sementara tangan terapis
a. Posisi pasien : duduk diatas bed dengan memberikan dorongan pada tibia
kaki terjuntai atau tidur terlentang proksimal pasien kearah medial-
dengan tungkai yang sakit terjuntai lateral dan pasien berusaha
disamping bed. melawan dorongan tersebut,
b. Posisi fisioterapis : berdiri disamping dipertahankan selama 10 kali
bed pasien dengan satu tangan pada hitungan, diulang sebanyak 3 kali.
bagian anterior knee joint dan tangan 4) Untuk posisi duduk : Pasien diminta
lainnya pada bagian distal anterior menginjak lantai dengan kuat
tungkai bawah. sementara tangan terapis mendorong
c. Pelaksanaan : sendi knee pasien tibia proksimal pasien kearah
diposisikan fleksi 45o, 30o, dan ekstensi medial-lateral dan pasien berusaha
melawan dorongan tersebut, Hipotesis Penelitian
dipertahankan selama 10 kali Ada perbedaan efektivitas antara MWD dan
hitungan pada setiap arah dorongan, Latihan Stabilisasi Open – Close Chain dengan
diulang sebanyak 3 kali. MWD dan Latihan Resistance Konsentrik
b. Bantuan alat (Ball Exercise) terhadap perubahan kemampuan stair climbing
1) Posisi pasien : tidur terlentang test pada penderita osteoarthritis knee.
dengan kedua kaki diatas ball
exercise, dan berdiri dengan Analisis Data
bersandar pada ball exercise yang Dalam mengolah data penelitian yang telah
terfiksir di dinding. diperoleh, maka peneliti menggunakan
2) Pelaksanaan : untuk posisi tidur beberapa uji statistik sebagai berikut :
terlentang, pasien diminta 1. Uji statistik deskriptif, untuk memaparkan
mendorong ball exercise yang karakteristik sampel berdasarkan usia dan
dipertahankan selama 10 kali jenis kelamin.
hitungan, diulang sebanyak 3 kali, 2. Uji normalitas data, menggunakan uji
kemudian menekan ball exercise Shapiro Wilk untuk mengetahui data
yang dipertahankan selama 10 kali berdistribusi normal (p>0,05) atau tidak
hitungan, diulang sebanyak 3 kali. berdistribusi normal (p<0,05).
Untuk posisi berdiri, pasien diminta 3. Uji analisis komparatif (uji hipotesis), hasil
untuk menurunkan badannya sampai uji normalitas data menunjukkan data
terjadi fleksi knee 30 – 45o (posisi berdistribusi normal maka digunakan uji
wall half-squat), dipertahankan statistik parametrik yaitu uji paired t sample
selama 10 kali hitungan, diulang dan uji independent t sample.
sebanyak 3 kali, kemudian dengan
tungkai lurus pada sisi yang sehat HASIL PENELITIAN
sedangkan sisi yang sakit dalam
keadaan fleksi 30 – 45o, Tabel 1.
dipertahankan selama 10 kali Rerata dan Persentase Sampel berdasarkan
Karakteristik Sampel Di RSAD. Tk.II
hitungan, diulang sebanyak 3 kali.
Pelamonia
c. Bantuan alat (Wobble Board Exercise)
1) Posisi pasien : berdiri di atas wobble
Karakteristik Kontrol Perlakuan
board. Sampel Rerata SB Rerata SB
2) Pelaksanaan : pasien diminta berdiri Umur 50,06 6,72 52,50 6,94
di atas wobble board dengan posisi Karakteristik Kontrol Perlakuan
half-squat, dipertahankan selama 10 Sampel n % n %
Jenis kelamin :
detik, diulang sebanyak 3 kali. Laki-laki 5 31,3 4 25
Kemudian, pasien diminta berdiri Perempuan 11 68,8 12 75
dengan posisi lunge dimana tungkai
yang sakit di atas wobble board Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai
sedangkan tungkai yang sehat di atas rerata umur sebesar 50,06 ± 6,718 tahun untuk
lantai, dilakukan secara bergantian, kelompok kontrol dan nilai 52,50 ± 6,938
dipertahankan selama 10 detik, tahun untuk kelompok perlakuan. Hal ini
diulang sebanyak 3 kali. menunjukkan bahwa rata-rata sampel
tergolong ke dalam usia tua baik pada
kelompok kontrol maupun kelompok
perlakuan. Kemudian, dilihat dari jenis
kelamin diperoleh sampel laki-laki sebanyak 5 normal baik pada kelompok kontrol maupun
orang (31,3%) dan sampel perempuan kelompok perlakuan.
sebanyak 11 orang (68,8%) untuk kelompok Melihat keseluruhan hasil uji
kontrol, dan diperoleh sampel laki-laki persyaratan analisis di atas maka peneliti dapat
sebanyak 4 orang (25%) dan sampel mengambil keputusan untuk menggunakan uji
perempuan sebanyak 12 orang (75%) untuk statistik parametrik (uji paired sample t) untuk
kelompok perlakuan. masing-masing kelompok sampel (kontrol dan
perlakuan) dan uji statistik parametrik (uji
Tabel 2. independent sample t) untuk membuktikan
Rerata Stair Climbing (detik) berdasarkan efektifitas antara kedua kelompok sampel,
nilai pre test, post test dan selisih sebagai pilihan pengujian statistik

Data Kontrol Perlakuan Tabel 4.


Rerata :
Uji beda rerata Stair Climbing
Pre test 29,00 28,67
Post test 26,08 21,58 sebelum dan sesudah intervensi pada
Selisih 2,92 7,08 kelompok kontrol
SD:
Pre test 1,706 1,231 Kelomp. data Sblm Sesdh t p
Post test 2,065 1,975 Rerata 9,998 6,106
Selisih 0,793 0,996 13,45 0,000
Simpang baku 0,823 1,021

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil
rerata stair climbing pada kelompok kontrol uji paired sample t yaitu nilai p < 0,05 yang
yaitu pre test sebesar 9,998 ± 0,823 detik dan berarti bahwa intervensi MWD dan Latihan
post test sebesar 6,106 ± 1,021 detik dengan Resistance Konsentrik dapat memberikan
rerata selisih sebesar 3,892 ± 0,465 detik. Pada perbaikan stair climbing test yang signifikan
kelompok perlakuan, diperoleh nilai rerata pre pada penderita osteoarthritis knee.
test sebesar 10,374 ± 1,217 detik dan post test
sebesar 5,495 ± 1,459 detik dengan rerata Tabel 5.
selisih sebesar 4,879 ± 0,561 detik. Hal ini Uji beda rerata stair climbing
menunjukkan adanya perubahan rerata stair sebelum dan sesudah intervensi pada
climbing setelah diberikan intervensi baik pada kelompok perlakuan
kelompok perlakuan maupun kontrol.
Kelomp. data Sblm Sesdh t p
Rerata 10,374 5,495
Tabel 3. 34,81 0,000
Simpang baku 1,217 1,459
Uji Normalitas Data
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil
Normalitas dgn Shapiro-Wilk test uji paired sample t yaitu nilai p < 0,05 yang
Kelompok
Kontrol Perlakuan
data berarti bahwa intervensi MWD dan Latihan
Stat. p Stat. p
Sebelum 0,980 0,967 0,959 0,645 Stabilisasi Open-Closed Chain dapat
Sesudah 0,948 0,460 0,946 0,430 memberikan perbaikan stair climbing test yang
signifikan pada penderita osteoarthritis knee.
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil
uji normalitas dengan Shapiro-Wilk test, yaitu
nilai p > 0,05 sebelum dan sesudah intervensi
baik pada kelompok kontrol dan perlakuan.
Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi
Tabel 6. PEMBAHASAN
Uji beda rerata stair climbing sebelum
intervensi antara kelompok kontrol dan Berdasarkan pengujian hipotesis dengan
kelompok perlakuan menggunakan uji paired sample t diperoleh
nilai p < 0,05, yang berarti bahwa MWD dan
Kelomp. data Kon Perla t p Latihan Resistance Konsentrik dapat
trol kuan
memperbaiki kemampuan stair climbing test
Rerata 9,998 10,374
1,024 0,314 secara signifikan pada penderita osteoarthritis
Simpang baku 0,823 1,217
knee.
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil Hasil penelitian Steultjens et al
uji independent sample t yaitu nilai p > 0,05 menunjukkan bahwa penurunan kekuatan otot
yang berarti bahwa tidak ada perbedaan rerata quadriceps femoris bertanggung jawab
yang signifikan antara kelompok kontrol dan terhadap 15 – 20% disabilitas fungsional
perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa sampel extremitas inferior dan bertanggung jawab
bersifat homogen sebelum diberikan terhadap 5% nyeri lutut yang berhubungan
intervensi. dengan OA knee (Mei-Hwa et al., 2008).
Kelemahan otot quadriceps femoris
Tabel 7. merupakan gambaran khas OA knee dan
Uji beda rerata stair climbing sesudah beberapa program latihan tertentu menekankan
intervensi antara kelompok kontrol dan pada penguatan group otot tersebut. Efektifitas
kelompok perlakuan dari program latihan bergantung pada
partisipasi aktif dari pasien dan menjadi
Kelomp. data Kon Perla t p
tantangan bagi pasien osteoarthritis knee untuk
trol kuan
Rerata 6,106 5,495 mencapai perbaikan yang signifikan (Robert et
-1,372 0,180
Simpang baku 1,021 1,459 al., 2012).
Salah satu program latihan yang
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil umumnya digunakan untuk perbaikan
uji independent sample t yaitu nilai p > 0,05 kekuatan otot quadriceps adalah latihan
yang berarti bahwa tidak ada perbedaan rerata resistance konsentrik. Latihan resistance
yang signifikan antara kelompok perlakuan konsentrik merupakan bagian dari dynamic
dan kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan resistance training yang dapat memperbaiki
bahwa intervensi MWD dan Latihan Stabilisasi kekuatan otot quadriceps dan ROM knee joint.
Open-Closed Chain tidak lebih efektif secara Adanya beban yang bersifat overload terhadap
signifikan dibandingkan dengan MWD dan otot yang dilatih dapat merangsang
Latihan Resistance Konsentrik terhadap peningkatan kekuatan pada otot yang dilatih,
peningkatan kemampuan stair climbing test baik beban yang bersifat manual maupun
pada penderita osteoarthritis knee. Meskipun mekanikal. Perbaikan kekuatan otot quadriceps
demikian, dilihat dari nilai rerata menunjukkan dapat mempengaruhi perbaikan fungsional
bahwa MWD dan Latihan Stabilisasi Open- knee joint seperti kemampuan dalam menaiki
Closed Chain menghasilkan peningkatan dan menuruni tangga.
kemampuan stair climbing test yang lebih Penelitian ini sejalan dengan beberapa
besar dibandingkan dengan MWD dan Latihan penelitian sebelumnya yang melaporkan
Resistance Konsentrik. bahwa program latihan resistance dapat
menurunkan nyeri dan meningkatkan
kemampuan fungsional penderita OA knee.
Penelitian Rogind et al menemukan bahwa
program resistance training dapat menurunkan dan kontrol neuromuskular extremitas inferior
sekitar 20% nyeri lutut dan sekitar 10 – 15% (Mei-Hwa, 2009).
penurunan waktu yang diselesaikan saat Latihan stabilisasi open chain dengan
melakukan tugas fungsional seperti menaiki kontraksi isometrik dapat merangsang
tangga (stair climbing test). Beberapa perbaikan kekuatan otot quadriceps femoris
penelitian menemukan bahwa program dan ko-kontraksi agonis-antagonis sehingga
resistance training dengan intensitas tinggi dapat menghasilkan perbaikan stabilitas sendi.
dapat menghasilkan perbaikan fungsional yang Sedangkan latihan stabilisasi closed-chain
lebih besar dibandingkan dengan intensitas dapat memperbaiki proprioceptive dan kontrol
rendah (Robert et al., 2012). neuromuskular pada extremitas inferior
Kemudian, berdasarkan pengujian (khususnya knee joint).
hipotesis dengan menggunakan uji paired Sedangkan, pengujian hipotesis dengan
sample t diperoleh nilai p < 0,05, yang berarti menggunakan uji independent sample t
bahwa pemberian MWD dan Latihan diperoleh nilai p > 0,05, yang berarti bahwa
Stabilisasi Open-Closed Chain dapat MWD dan Latihan Stabilisasi Open-Closed
memperbaiki kemampuan stair climbing test Chain tidak lebih efektif secara signifikan
secara signifikan pada penderita osteoarthritis dibandingkan dengan MWD dan Latihan
knee. Resistance Konsentrik terhadap perubahan
Menurut Deepak Kumar et al. (2013), kemampuan stair climbing test pada penderita
penderita osteoarthritis knee mengalami osteoarthritis knee, namun dilihat dari nilai
penurunan respon pada jalur neural afferent rerata menunjukkan bahwa MWD dan Latihan
dan efferent akibat penurunan proprioception, Stabilisasi Open-Closed Chain dapat
persepsi vibrasi, kontrol gaya otot, dan menghasilkan peningkatan kemampuan stair
kekuatan otot. Adanya nyeri, kerusakan climbing test yang lebih besar dibandingkan
struktur sendi, serta penurunan neural afferent dengan MWD dan Latihan Resistance
dan efferent dapat mengganggu kemampuan Konsentrik pada penderita osteoarthritis knee
sistem neuromuskular dalam sense dan joint.
mengganggu kemampuan eksekusi perintah Telah dijelaskan dalam penelitian
yang tepat sebagai respon terhadap tantangan sebelumnya yang menemukan bahwa latihan
eksternal pada stabilitas sendi. Hal ini resistance konsentrik dengan posisi non-
menyebabkan kontrol neuromuskular yang weight bearing lebih besar menghasilkan
jelek, penurunan kecepatan gerakan, peningkatan kekuatan otot dibandingkan
penurunan kemampuan fungsional, dan perbaikan proprioception dan kontrol
peningkatan risiko untuk jatuh. neuromuskular extremitas inferior, namun
Secara evidence based dalam praktek peningkatan kekuatan otot dapat memperbaiki
klinik, program rehabilitasi ditujukan pada kemampuan fungsional knee khususnya
peningkatan kekuatan otot dan perbaikan kemampuan stair climbing test. Sedangkan
fungsi proprioceptive. Latihan Weight Bearing Latihan Stabilisasi Open-closed chain dapat
(Closed Chain) memiliki manfaat yang besar menghasilkan peningkatan kekuatan otot dan
dalam perbaikan fungsional knee. Latihan perbaikan proprioception yang sama besarnya
closed chain pada extremitas inferior secara sehingga dapat memperbaiki kemampuan
khas dilakukan dengan kaki terfiksir di atas fungsional knee yang lebih besar khususnya
dasar yang stabil sehingga membangkitkan kemampuan stair climbing test. Hal ini
gaya kompresi pada hip, knee dan ankle joint. ditunjukkan dari hasil penelitian ini bahwa
Latihan closed chain telah ditunjukkan dalam kombinasi MWD dan latihan stabilisasi open-
penelitian dapat meningkatkan kekuatan otot closed chain lebih efektif dibandingkan dengan
kombinasi MWD dan latihan resistance Physical Therapy: Volume 39, Number
konsentrik terhadap perubahan kemampuan 6.
stair climbing test pada penderita osteoarthritis David, M.J. 2006. Orthopedic Physical
knee. Assessment. Fourth Edition. Canada:
Saunders Elsevier.
KESIMPULAN David, Z. 2014. Osteoarthritis of the Knee
(Degenerative Arthritis of the Knee).
1. Intervensi MWD dan Latihan Stabilisasi WebMD Medical Reference.
Open-closed Chain dapat memberikan Deepak, K., Charles, B. S., Darcy S. R.,
pengaruh yang signifikan terhadap Katherine S. R. 2014. Individuals with
medial knee osteoarthritis show
perubahan kemampuan stair climbing test
neuromuscular adaptation when
pada penderita osteoarthritis knee.
perturbed during walking despite
2. Intervensi MWD dan Latihan Resistance functional and structural impairments.
Konsentrik dapat memberikan pengaruh Journal of Applied Physiology. Volume
yang signifikan terhadap perubahan 116 : page 13 – 23.
kemampuan stair climbing test pada Gail, D.D., Allison, S.C., Matekel, R.I., Ryder,
penderita osteoarthritis knee. M.G., Stang, J.M., Gohdes, D.D.
3. Intervensi MWD dan Latihan Stabilisasi Hutton, J.P., Henderson, N.E., Garber,
Open-closed Chain tidak lebih efektif M.B. 2005. Physical Therapy Treatment
secara signifikan dibandingkan dengan Effectiveness for Osteoarthritis of the
MWD dan Latihan Resistance Konsentrik Knee: A Randomized Comparison of
terhadap perubahan kemampuan stair Supervised Clinical Exercise and
climbing test pada penderita osteoarthritis Manual Therapy Procedures versus A
knee. Home Exercise Program. Jurnal
Physical Therapy: Vol. 85 No.12
DAFTAR PUSTAKA p.1301-1317.
Hall, S.J. 2003. Basic Biomechanic. Fourth
Arden, N., Nevitt, M. 2006. Osteoarthritis: Edition. New York: McGraw-Hill
Epidemiology, Risk factors for knee, hip Company.
and hand osteoarthritis. London: Taylor Hamilton, N., Hettgens, K. 2002. Kinesiology
and Francis. Scientific Basis of Human Motion. Tenth
Bennel, K., Fiona, D., Rana, H. 2011. Edition. New York: McGraw-Hill
Measures of Physical Performance Company.
Assessments. Arthritis Care and Joern, W., Michael, P., Klaus, U., Schlüter, B.,
Research: Vol.63; page S350 – 370. Peer, E. 2010. The Epidemiology,
Creamer, P., Lethbridge-Cejku, M., Hochberg, Etiology, Diagnosis, and Treatment of
M.C. 2000. Factors associated with Osteoarthritis of the Knee. Deutsches
functional impairment in symptomatic Arzteblatt International. Vol.107 (9) :
knee osteoarthritis. Journal of page 152-62.
Rheumatology: Vol.39; page 490 – 496. Kisner, C., Colby, L.A. 2012. Therapeutic
Da-Hon, L., Chien-Ho, J.L., Yeong-Fwu, L., Exercise Foundation and Techniques.
Mei-Hwa, J. 2009. Efficacy of 2 Non– Sixth Edition. Philadelphia: F.A. Davis
Weight-Bearing Interventions, Proprio Company.
ception Training Versus Strength Knoop, J., Steultjens, M.P.M, Van der Leeden,
Training, for Patients With Knee M.V., Van der Esch, M., Thorstensson,
Osteoarthritis: A Randomized Clinical C.A., Roorda, L.D., Lems, W.F.,
Trial. Journal of Orthopaedic and Sport Dekker, J. 2011. Proprioception in knee
osteoarthritis: a narrative review.
Osteoarthritis and Cartilage Journal: Tatsuya, I., Katsuhira, J. 2014. Biomechanical
Vol.19, Issue 4. Analysis of Stair Descent in Patients
Mei-Hwa Jan, Jiu-Jeng Lin, Jiann-Jong Liau, with Knee Osteoarthritis. Journal of
Yeong-Fwu Lin, Da-Hon Lin. 2008. Physical Therapy Science: Vol.26; page
Investigation of Clinical Effects of High- 629 – 631.
and Low-Resistance Training for William, E.P. 2003. Therapeutic Modalaties
Patients With Knee Osteoarthritis: A For Sport Medicine and Athletic
Randomized Controlled Trial. Journal Training. Fifth Edition. New York: Mc
Of The American Physical Therapy Graw Hill.
Association. Vol.88 : page 427 – 436.
Mei-Hwa, J., Chien-Ho, L., Yeong-Fwu, L.,
Jiu-Jenq L., Da-Hon L. 2009. Effects of
Weight-Bearing Versus Nonweight-
Bearing Exercise on Function, Walking
Speed, and Position Sense in
Participants With Knee Osteoarthritis:
A Randomized Controlled Trial. Journal
of Arch Physio Med Rehabil, Vol. 90.
Levangie, P.K., Norkin, C.C. 2005. Joint
Structure and Function : A
Comprehensive Analysis. Fourth
Edition. Philadelphia: F.A. Davis
Company.
Margareta, N., Victor, H.F. 2009. Basic
Biomechanic Of The Skeletal System.
Philadelphia: Lea and Febiger.
Notoadmojo, S., 2000, Metodologi Penelitian
Kesehatan, Cetakan Ketiga, PT. Rineka
Cipta, Jakarta.
Robert, A.B., Raymond, J.W., Joshua, C.O.,
Barry, S.E., John, M.O’B., Niall, M.M.
2012. Effects of home-based resistance
training and neuromuscular electrical
stimulation in knee osteoarthritis: a
randomized controlled trial. BMC
Musculoskeletal Disorders. Vol.13 :
page 118.
Sadiq, J.A., Zahraa, M.A. Kinematic Analysis
of Human Climbing Up and Down Stairs
at Different Inclinations. Eng. And
Tech. Journal: Vol.31; part A, no.8.
Sopiyuddin, M.D. 2009. Besar Sampel dan
Cara Pengambilan Sampel dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Stuart, B.P. 2003. Tyd’s Physiotherapy.
Thirteenth Edition. Edinburgh:
Butterworth Heinemann.

Anda mungkin juga menyukai