Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat

quasi experimental yaitu desain dengan randomized pre test-post test two

group design dengan melihat variable bebas Retrowalking Exercise dan

Knee Strengthening Exercise serta variabel terikat peningkatan

kemampuan fungsional lutut akibat Osteoarthritis genu.

P
O 1 O
P S R
a
P
O O
2

Gambar 4.1

Desain penelitian randomized pre test –post test two group design

Keterangan:

P = Populasi

S = Sampel

Ra = Randomalokasi
P1 = Intervensi Retro Walking Exercise

P2 = Intervensi Knee Strengthening Exercise

O1 = Pre test KOOS (kelompok perlakuan 1)

O2 = Post test KOOS (kelompok perlakuan1)

O3 = Pre test KOOS (kelompok perlakuan 2)

O4 = Post test KOOS (kelompok perlakuan2)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di RSU Batara Siang Kepualauan

Pangkajene

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh pasien Osteoartritis Lutut RSUD Batara Siang

Kepulauan Pangkajene dengan keluhan nyeri lutut disertai gangguan

fungsional lutut.
2. Sampel

Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah pasien yang

menderita osteoarthritis lutut, dengan kriteria. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan adalah simple random sampling.

3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

a. Kriteria Inklusi

1) Pasien yang terdiagnosa medis osteoarthritis lutut.

2) Pasien yang berumur 50 - 55 tahun.

3) Pasien osteoarthritis lutut yang bersedia menjadi responden

penelitian dan menandatangani Informed Consent.

b. Kriteria Eksklusi

1) Pasien OA lutut yang tidak bersedia menjadi responden penelitian

dan tidak menandatangani Informed Consent.

2) Penderita osteoarthritis knee yang memiliki IMT dalam kategori

overwight

3) Pesien osteoarthritis post op knee

4. Besar Sampel

Besar sampel ditentukan rumus pengambilan sampel untuk analisis

numeric tidak berpasangan (Sopiyudin 2016). Untuk menentukan besaran

sampel maka digunakan rumus Slovin sebagai berikut:


N
n=
1+ Ne 2

keterangan :

N : Besar populasi

n : Jumlah sampel

e : Batas toleransi kesalahan (error)

N
n= 2
1+ N (e)

20
n= 2
1+ 41 x( 0,05)

20
n=
1+ 20 x 0.0025

20
n=
1+ 0,0025

20
n=
1,0025

n = 19,753

n = 20

jadi, berdasarkan perhitungan sampel diatas diperoleh jumlah sampel

sebanyak 20 orang (19,753 dibulatkan menjadi 20) kemudian dari

dua puluh sampel tersebut kemudian dibagi menjadi dua kelompok

perlakuan, sehingga didapatkan 10 sampel diberi intervensi berupa

Retro Walking Exercise dan 10 orang sampel lagi untuk diberikan

intervensiKnee Strengthening Exercise.


D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdiri dari variabel, yaitu variabel independen dan

variabel dependen.

a. Variabel Independen, yaitu Retrowalking Exercise dan Knee

Strengthening Exercise

b. Variabel dependen, yaitu meningkatkan kemampuan fungsional pada

kasus Osteoarthritis lutut.

2. Definisi Operasional

Kriteria/Alat
No Variabel Definisi Operasional Dosis Intervensi
Ukur
1. Retrowalking Retrowalking exercise  Pasien F : 2x/minggu
Exercise merupakan salah satu dengan I : 10x Repetisi,
metode terbaru yang kelemahan 3x Set
dilakukan fisioterapi untuk otot T : kontak
meningkatkan kebugaran tranversus langsung
cardiopulmonary dalam abdominis, T : 5 menit
meningkatkan kekuatan otot. lumbal
Dimana pada latihan ini saat multifidus,
pasien berjalan kebelakang quadriseps,
hamstring akan tertarik hamstring
sehingga mengalami dan
kontraksi otot pada saat gastrocnemiu
fleksi hip. s.
2. Knee Latihan penguatan juga  Pasien F : 2x/minggu
Strengthening dapat mencegah atau dengan I : 10x Repetisi,
Exercise menghambat kemungkinan kelemahan 3xSet
kecacatan pada individu otot T : kontak
dengan osteoarthritis knee. gastrocnemiu langsung
Pada latihan ini s, tibialis T : 5 menit
menyebabkan otot otot untuk anterior,
bekerja melawan beban vastus
tahanan yang diberikan. lateralis
(quadriceps)
3. Fungsional Fungsional knee adalah  Alat yang Pre-test dan
knee kemampuan fungsional diukur Post-test
seperti berjalan, naik turun dengan skala
tangga, berdiri ke jongkok indeks
pada osteosrthritis knee KOOS
dengan menggunakan skala <100 =
KOOS yang mencakup kemampuan
aspek nyeri, ADL, fungsional
sport&rekreasi, dan kualitas menurun
hidup.
>100 =
kemampuan
fungsional
meningkat

E. Instrument Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu KOOS dan alat

tulis menulis yang digunakan untuk pencatatan.

F. Prosedur Kerja Penelitian

1. Langkah-langkah Penelitian

a. Mengurus pembuatan surat izin persetujuan etik di kampus Poltekkes

Kemenkes Makassar Jurusan Fisioterapi.

b. Mengurus surat izin penanaman modal ke Dinas Penanaman Modal

Pemerintah Kota Makassar.

c. Meninjau jumlah data responden di RSUD Batara Siang Kepulauan

Pangkajene

d. Mengurus surat izin penelitian di RSUD Batara Siang Kepulauan

Pangkajene.

e. Peneliti mengadakan pendekatan dengan responden untuk mendapatkan

persetujuan dari responden sebagai subjek penelitian dan responden

bersedia mendatangani lembar informed consent.


f. Setelah mendapatkan izin dari RSUD Batara Siang Kepulauan

Pangkajen, dilanjutkan dengan mengambil data pada responden.

Peneliti menyeleksi pasien osteoarthritis genu berdasarkan kriteria

inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan sehingga diperoleh sampel

penelitian. Jumlah sampel yang didapatkan kemudia diminta untuk

bersedia menjadi responden dengan menandatangani surat pernyataan

kesediaan menjadi responden dalam format informed consent.

Setelah itu responden dibagi menjadi 2 kelompok, kemudian untuk

kelompok pertama diberikan intervensi berupa Retro Walking Exercise

dan untuk kelompok kedua diberikan intervensi Knee Strengthening

Exercise. Pengambilan data dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan

pada kelompok tersebut dengan menggunakan Knee Injury and

Osteoartritis Outcome Score ﴾KOOS).

Data pretest dan posttest pada setiap kelompok akan dianalisis

utnuk melihat perbedaan keefektivan yang sangat berpengaruh untuk

meningkatkan fungsional responden.

g. Mengurus surat izin selesai penelitian di RSUD Batara Siang

Kepulauan Pangkajene.

2. Prosedur Pelaksanaan Pre test dan Post test

a. Pre-Test

1) Mempersiapkan tempat penelitian

2) Responden menandatangani informed conset

3) Melakukan assessment fisioterapi


4) Melakukan pemeriksaan Knee Injury and Osteoartritis Outcome

Score ﴾KOOS)

5) Melakukan intervensi Retro Walking Exercise dan Knee

Strengthening Exercise.

b. Post-Test

1) Mencatat dokumentasi setelah diberikan intervensi Retro Walking

Exercise dan Knee Strengthening Exercise.

2) Melakukan pemeriksaan Knee Injury and Osteoartritis Outcome

Score ﴾KOOS)

3) Menganalisis data hasil intervensi

3. Prosedur Pelaksanaan Intervensi Fisioterapi

A. Retro Walking Exercise

1) Lakukan telebih dahulu “tes’ kenyamanan berjalan muncur dengan

cara berjalan 5 langkah dan berjalan mundur 4 langkah dan rasakan

adakah ketidaknyamanan. Seseorang dapat merasa sedikit pusing

dan kehilangan keseimbangan setelah melakukan ‘tes” ini.

Lakukan “tes” ini sebagai latihan sampai mampu melakukan jalan

mundur tanpa efek samping.

2) Lakukan latihan pada area yang datar, sepi dan aman kurang lebih

20-30 meter
3) Mulai dengan berjalan selama 15-30 menit, dan minta seseorang

untuk mengawasi. Masukkan retrowalking sebagai selingan

diantara latihan tersebut.

4) Tingkatkan durasi berdasarkan skala keberhasilan.

5) Jika sudah nyaman dengan latihan yang dilakukan, secara bertahap

tingkatkan waktu da jarak tempuh retro walking.

6) Jika muncul nyeri atau komplikasi lain seperti hilang

keseimbangan pada saat latihan, hentikan latihan tersebut.

7) Ketika retro walking mampu dilakukan selama 15-30 menit,

latihan dapat ditingkatkan dengan retro walking disertai

penggunaan theraban.

8) Jangan lakukan retro walking exercise bila terdapat nyeri gerak,

cidera akut, gangguan keseimbangan pada responden.

B. Knee Strengthening Exercise

1) Body Weight Squat

Squat adalah salah satu latihan terbaik untuk memperkuat

otot di sekitar lutut Anda. Squat membantu memperkuat paha

belakang, paha depan, dan glutes Anda.

Berdiri tegak dengan kaki selebar pinggul dan jari-jari kaki

mengarah ke depan.

Dengan punggung lurus, dada keluar dan bahu ke belakang dan ke

bawah, jongkok perlahan.


Jangan biarkan lutut Anda bergerak ke arah satu sama lain.

Turun sejauh yang Anda bisa dengan nyaman, lalu luruskan kaki

Anda untuk kembali ke posisi berdiri.

Bertujuan untuk tiga set 10 repetisi

2) Single-Leg Squat

Jongkok satu kaki dapat membantu memperkuat paha

belakang, paha depan, dan bokong. Berfokus pada satu kaki pada

satu waktu dapat membantu mengatasi ketidakseimbangan kaki.

Berdiri dengan satu kaki, jari kaki ke depan.

Turunkan tubuh Anda dengan menekuk lutut. Jaga agar tempurung

lutut Anda sejajar dengan jari kaki kedua Anda - cobalah untuk

tidak memindahkannya dari satu sisi ke sisi lain.

Turun serendah mungkin tanpa rasa sakit, lalu luruskan kaki Anda

untuk kembali berdiri.

Bertujuan untuk tiga set 10 repetisi untuk setiap kaki.

3) Stabilization lunge

Berdiri dengan kaki terpisah, satu ke depan dan satu ke belakang.

Tekuk lutut Anda ke sudut 90 derajat dengan lutut belakang tepat

di atas lantai, jaga agar lutut depan Anda stabil dan sejajar dengan

kaki Anda.
Perlahan kembali ke posisi awal.

Bertujuan untuk tiga set 10 repetisi pada setiap kaki (asalkan Anda

tidak merasa tidak nyaman).

4) Quadriceps setting exercise

Berbaring telentang atau duduk dengan kaki lurus.

Letakkan handuk gulung berukuran empat hingga enam inci di

bawah Anda lutut, memungkinkan untuk menekuk.

Kencangkan otot di bagian depan lutut Anda sebanyak yang Anda

bisa, dan angkat tumit Anda dari lantai.

Tahan posisi ini selama dua detik.

Ulangi latihan 50 kali, tiga kali sehari

G. Rencana Analisis Data

Dalam menganalisis data penelitian yang tekah diperoleh, maka

peneliti menggunakan beberapa uji statistik sebagai berikut :

1. Uji statistik deskriptif, untuk memaparkan karakteristik sampel

berdasarkan usia dan jenis kelamin.

2. Uji normalitas data, menggunakan uji Shapiro Wik untuk mengetahui data

berdistribusi normal (p>0,5) atau tidak berdistribusi normal (p<0,05).


3. Uji analisis komparatif (uji hipotesis), jika hasil uji normalitas data

menunjukkan data berdistribusi normal maka digunakan uji statistic

parametric yaitu uji pairedsample t-test. Jika hasil uji normalitas data

menunjukan data tidak berdistribusi normal maka digunakan uji statistik

non-parametrik yaitu uji wilcoxon atau uji man-whitney.

Anda mungkin juga menyukai