Anda di halaman 1dari 4

1. HOAC terdiri dari dua bagian.

Pertama adalah panduan berurutan untuk evaluasi dan


perencanaan perawatan. Kedua adalah terdiri dari program percabangan yang digunakan untuk
evaluasi ulang dan analisis efektivitas pengobatan. HOAC menyatakan hipotesis tentang
mengapa masalah itu ada dan untuk menghasilkan kriteria yang dapat digunakan untuk menguji
hipotesis.

Metode HOAC

a. Body Structure and function

Yaitu berisi tentang gangguan gangguan fisiologi dan bentuk yang dialami pasien

b. Impairment and Pathology

Yaitu mengenai kelemahan atau ke-abnormal an terkait dengan patologi pasien

c. Individual Activity

Yaitu berisi tentang aktifitas dan participation (pekerjaan) pasien yang terganggu atau terbatas
karena adanya gangguan dari fisiologi dan bentuk pada tubuhnya.

d. Social Participation

Yaitu berisi tentang factor factor lingkungan dan personal daripada pasien.

2. Menentukan hipotesis awal pada keluhan nyeri bahu, kelemahan kaki berjalan terseret, dan
sesak nafas dengan batuk berdahak

kita lakukan Asesmen (pengkajian) yang dialamnya sudah termasuk pemeriksaan pada pasien
adakah , keterbatasan fungsi, ketidakmampuan atau kondisi kesehatan lain dengan cara
mengambil data riwayat sakit (history taking), skreening, tes khusus, pengukuran dan evaluasi
hasil pemeriksaan melalui analisis dan sintesis dlm sebuah proses pertimbangan klinis apakah
gangguan terjadi di otot, sendi maupun persarafan lalu kita evaluasi kasus apa yang relevan
dengan data yang sudah didapat dengan keluhan pasien tersebut

contoh yaitu pasien mengalami Shoulder Impingement syndrome dan foot drop. Pasien
mengalami nyeri pada bahu yang dikarenakan pekerjaan yang melibatkan tangan bekerja ekstra
sehingga kemungkinan terjadi pada cuff dan/subacromial bursa yang menyebabkan nyeri muncul
ketika pasien meraih benda pada mid position dan terjadi weakness pada otot scapula yang
kemudian nyeri muncul ketika lengan pasien pada posisi tertentu.

Pasien juga mengalami kelemahan pada kaki nya saat berjalan sehingga kaki terseret yang bisa
disebut sebagai foot drop syndrom.

Adapun sesak nafas dengan batuk berdahak bisa dikareakan kelelahan saat bekerja. Keluhan
sesak nafas pada pasien merupakan gejala rangkaian dari batuk pasien karena saat seseorang
batuk, ada serentetan proses yang terjadi pada tubuh tepatnya di area perut dan dada. Proses
tersebut melibatkan pengambilan nafas dalam yang diikuti dengan ketegangan otot dan
penekanan ketika ingin mengeluarkan batuk. Itulah yang kemungkinan menjadi pemicu
munculnya sesak nafas pada pasien yang juga didorong oleh faktor nyeri pada bahu

3. Pengambilan data riwayat sakit : Dengan mengumpulkan data subjektif dari pasien, seperti
bertanya mengenai penyakit yang pernah di derita sebelumnya. Seperti diagnosis medik, Riwayat
medik yang berkaitan, status system, organ lain serta status fungsional dan tingkat aktifitas
pasien.

4. ICD Osteoarthtritis Lutut menggunakan Hypothesis Oriented

Jaringan yang Fungsi Keterbatasan Hambatan


Terganggu (biomekanik) yang aktivitas berpartisipasi
terganggu (social)
Permukaan sendi Nyeri/Antalgic gait Berjalan dan berlari Bekerja dengan
mengelupas dan berdiri atau berjalan
inflamasi
Kapsul sendi Mobilitas sendi Sholat, bersimpuh Rekreasi dengan
kontraktur terbatas gerak lutut
Otot atrofi dan Stabilitas sendi Berdiri dari duduk Olahraga
lemah menurun
Knee valgus/varus Knee deformity

5. Pemeriksaan foto polos servikal dua posisi menjadi tes diagnostik pertama

yang sering dilakukan pada pasien dengan keluhan nyeri leher pemeriksaan penunjang dengan
menggunakan CT Scan, MRI, Elektromielografi

(EMG) Pemeriksaan X-ray roentgen anteroposterior/lateral pada vertebra

servikalis dilakukan bila ditemukan suatu gejala serius. Pemeriksaan radiologi

seperti computed tomography (CT) scan atau magnetic resonance imagine (MRI)

bukan merupakan indikasi pada awal kasus kecuali dianggap ada masalah yang

serius seperti adanya gangguan patologis pada medula spinalis. (Andersen J 2002)

Screening dari pemeriksaan fungsi fisik, pemeriksaan fungsi gerak dasar musculoskeletal yaitu
quick test gerak sendi. Gerak aktif, gerak pasif, isometric. Melakukan pemeriksaan gerak aktif
fleksi – ekstensi cervical posisi duduk tegak, 3 dimensi ekstensi kanan-kiri cervical posisi duduk
tegak, tes pasif ketika ada nyeri pada leher lengan akan terprovokasi oleh gerak cervical tersebut.
6. Prosedur kerja dalam proses pelayanan fisioterapi
1) History taking : informasi yang didapat dengan cara menanyakan pertanyaan tertentu
ke pasien.
2) Inspeksi : memeriksa dengan metode berupa pengamatan atau observasi yang
tujuannya untuk mendetekis atau mengetahuii suatu masalah atau gangguan
Kesehatan pada pasien.
3) Regional screening&quick test : tes cepat dengan cara menentukan region yang
terhubung dengan apa yang dikeluhkan pasien.
4) Review of system & red flag : menentukan apakah termasuk kasus yang memerlukan
rujukan.
5) Assessment evidence base clinical practice : untuk pemeriksaaan yang lebih cepat dan
akurat dan menggunakan metode HOAC
6) Diagnosis and functional prognosis : merupakan hasil dari pemeriksaan, evaluasi dan
dari alasan-alasan klinis. Mencakup kategori gangguan, keterbatasan fungsi,
ketidakmampuan dan sindrom.
7) Planning : tujuan dan sasaran dari intervensi. Terdapat komunikasi dan persetujuan
dari pasien. Program yang diberikan sesuai dengan urutan yaitu dengan menentukan
prioritas. Memilih metode dan tehnik intervensi yang sesuai dengan persetujuan
pasien dan prioritas.
8) Intervention : merencanakan planning untuk Tindakan selanjutnya dan untuk
mencapai tujuan dari planning.
9) Evaluation : meninjau Kembali intervensi yang telah dilakukan, apakah sesuai dengan
tujuan dan apakah mendapatkan goals yang dituju sebelumnya.
10) Documentation : catatan yang dibuat selama pasien/klien mendapat asuhan dari
fisioterapis dari awal kedatangan sampai akhir.

7. Evidence base clinical practice merupakan inetgrasi dari bukti penelitian ilmiah terbaik
yang ada, pengalaman klinis, nilai dan keyakinan pasien untukmendasari layanan
Kesehatan terhadap pasien. Evidence base clinical practice harus memfasilitasi
pengambilan keputusan Bersama antara fisioterapis, pasien, keluarga pasien, dan
masyarakat.-
8 a.Kontraktur kapsul sendi : dengan cara stability test, 3D flexion-extension test
b.Inflamasi jaringan otot : dengan tes isometric, strength, palpasi, contract relax stretch
test
c.Perlengketan serabut saraf perifer : dengan tes motoric/isometric, reflex dan sesoric
area dermatome-nervina, Neural tension-gliding test
d.Kerusakan/inflamasi permukaan sendi synovial : dengan cara Passive, stability test, 3D
f lexion-extension test

Anda mungkin juga menyukai