BAB III
tepat untuk kasus yang dihadapi langkah selanjutnya adalah evaluasi dan
dokumentasi.
meliputi :
34
35
1. Anamnesis
khusus.
1) Anamnesis umum
nama, (2) umur , (3) jenis kelamin, (4) alamat, (5) agama, (6)
2) Anamnesis khusus
3) Anamnesis Sistem
1. Pemeriksaan fisik
2) Inspeksi
melakukannya.
3) Palpasi
pada lutut atau tidak, suhu lokal pada kedua lutut , adanya
nyeri tekan pada lutut, serta teraba adanya spasme pada otot
lutut.
4) Perkusi
5) Auskultasi
stetoskop.
39
sendi.
1. Pemeriksaan Spesifik
nyeri dengan tujuh skala penilaian yaitu : (1) tidak nyeri, (2)
40
nyeri sangat ringan, (3) nyeri ringan , (4) nyeri tidak begitu
berat, (5) nyeri begitu berat, (6) nyeri berat, (7) nyeri tidak
tertahankan.36
terapis dan saat itu terapis menilai sesuai dengan kriteria nilai
kekuatan otot.37
Nilai Keterangan
1. Impairment
2. Functional Limitation
3. Disability
evaluasinya/ periodenya.
43
3.1.6 Prognosis
ad malam, jelek (malam). Adapun aspek yang bisa dinilai antara lain :
1. Quo ad vitam
3. Quo ad sanam
4. Quo ad cosmeticam
jelek.
5. Quo ad functionam
jelek.
1. TENS
1) Persiapan Alat
yang sama besar dan dalam kondisi yang cukup basah sehingga
44
2) Persiapan Pasien
alat ini, rasa yang akan pasien rasakan dan efek dari terapi
3) Pelaksanaan Terapi
lutut sebelah kanan atau kiri. Tekan tombol on/off ke posisi on,
pulsa pendek sekitar 50s pada 40-150 Hz, dengan frekuensi tinggi
semula.38
45
2. Kinesio Taping
2) Objek
3) Aplikasi
(1) Posisi flexi knee 1100, pasien posisi tidur. 10cm diatas patella
(2) Rekatkan tape pada base kemudian tempel strip 1&2 melingkar
tibia).
(3) Posisi flexi knee 900,rekatkan tape dari bagian tengah dengan
patella.
selama dan sesudah terapi. Evaluasi ini pling penting untuk dialakukan
karena evaluasi yang teliti dan cermat akan banyak membantu keberhasilan
47
terapi. Evaluasi periodic adalah evaluasi yang telah disusun waktu atau
jumlah terapi.
Evaluasi yang dilakukan adalah pada waktu sebelum, sesaat, dan sesudah
pada kondisi ini antara lain: (1) Nyeri dengan VDS, (2) Kekuatan otot