BAB III
A. Pengkajian Fisioterapi
memperoleh data sebagai bahan analisa penentu diagnosa dan menentukan jenis
1. Anamnesis
dengan dua metode yaitu auto anamnesis dan hetero anamnesis. Auto
yang dilakukan oleh penulis untuk kondisi piriformis syndrome ini yaitu dengan
a. Anamnesis umum
1) Nama : Bp. IJ
2) Umur : 59 tahun
4) Agama : Islam
25
26
b. Anamnesis khusus
1) Keluhan utama
yang dirasakan oleh pasien ini adalah nyeri dan tebal-tebal pada
duduk miring kiri. Dua minggu setelah jatuh pasien mulai merasakan
nyeri dan tebal-tebal di pantat kiri sampai paha kiri bagian belakang
fisioterapi.
4) Riwayat pribadi
dari pukul 07:30 sampai 14:00 dan sepanjang jam kerja kebanyakan
duduk.
5) Riwayat keluarga
c. Anamnesis sistem
berikut :
2) Sistem kardiovaskular
3) Sistem respirasi
4) Sistem gastrointestinal
Tidak ada keluhan mual dan muntah, buang air besar lancar dan
terkontrol.
5) Sistem urogenitalis
6) Sistem muskuloskeletal
Terdapat rasa nyeri didaerah pantat bagian kiri dan paha belakang kiri.
7) Sistem nervorum
Terdapat rasa nyeri dan tebal-tebal didaerah pantat bagian kiri sampai
2. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
b. Inspeksi
Inspeksi
29
terdiri dari :
tubuh, perangkat yang digunakan. Kondisi umum pasien baik dan pada
c. Palpasi
nyeri tekan, nyeri sentuh, tekstur kulit, suhu lokal ataupun pitting oedema
pada sisi yang sakit dengan membandingkan pada sisi yang sehat.
suhu lokal normal dan ada nyeri tekan di m.gluteus maximus sebelah kiri.
d. Perkusi
e. Auskultasi
atau mengenali suara yang berasal dari berbaagai organ tubuh dengan
30
waktu. Hasil pemeriksaan kognitif baik dapat diketahui dari pasien mampu
a. Fungsional dasar
b. Aktifitas fungsional
seperti aktifitas perawatan diri, mandi, makan, buang air besar, buang air
kecil, berpakaian. Pasien merasa tidak nyaman saat duduk terutama saat
mengetik, saat buang air besar karena pasien merasakan nyeri di pantat
c. Lingkungan aktifitas
pasien duduk dalam jangka waktu yang relatif lama baik di tempat kerja
fungsi pada bidang gerak hip dan trauma secara keseluruhan untuk
a. Gerak aktif
oleh pasien itu sendiri tanpa bantuan dari terapis. Terapis melihat dan
pemeriksaan ini rasa nyeri, lingkup gerak sendi, kekuatan kerja otot dan
pemeriksaan didapat hasil yaitu untuk gerakan hip kanan tidak terdapat
gerak yang disertai rasa nyeri. Pada gerakan trunk fleksi, ekstensi, side
fleksi kanan kiri, rotasi kanan kiri pada pemeriksaan tidak terdapat
keluhan.
32
b. Gerak pasif
dilakukan oleh terapis pada pasien sementara itu pasien dalam keadaan
pasif dan rileks. Misalnya : Memeriksa lingkup gerak sendi, end feel,
endorotasi hip joint. Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan yaitu
end feel soft, untuk gerakan eksorotasi hip kiri ada keterbatasan gerak,
terdapat nyeri end feel soft. Pada gerakan trunk fleksi, ekstensi, side fleksi
kanan kiri, rotasi kanan kiri pada pemeriksaan tidak terdapat keluhan.
otot tetapi tidak ada perubahan lingkup gerak sendi dan terapis memberi
tahanan pada saat otot itu bekerja. Tahanan yang diberikan terapis
ini adalah rasa nyeri, kekuatan otot. Gerakan yang dilakukan pemeriksaan
untuk gerakan eksorotasi hip kiri pasien tidak mampu melakukan gerak
33
side
6. Pemeriksaan Spesifik
kepastian atas hal-hal yang belum jelas atau fokus yang bertujuan untuk
piriformis syndrome.
a. Tes Lasseque
pada lutut pasien. Fleksi pasif tungkai dalam keadaan lurus di sendi
Gambar 3
nyeri pada pinggang secara local maupun yang menjalar dari posterior
b. Tes Neri
dilakukan pada 40-60 derajat. Hasilnya positif jika timbul nyeri yang
Gambar 4
Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan tes neri adalah pasien tidak
c. Tes Bragard
pasif dengan knee lurus disertai dorsi fleksi ankle. Tungkai diposisikan
35
separti Tes Laseque, tetapi ditambah dengan dorsi fleksi ankle. Positif
bawah ini :
Gambar 5
Hasil yang di peroleh dari periksaan tes ini, pasien tidak merasakan nyeri
d. Tes Patrick
nyeri pada sendi panggul dan pantat. Positif bila nyeri pada sendi
panggul dan pantat. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar di bawah
ini :
36
Gambar 6
Hasil yang diperoleh dari periksaan ini adalah pasien mengalami nyeri
negative.
berbaring, tumit dari kaki yang satu diletakkan pada lutut tungkai yang
lain. Setelah itu lakukan penekanan pada sendi lutut hingga terjadi
endorotasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 7
nyeri dengan tujuh skala penilaian yaitu : tidak nyeri, nyeri sangat ringan,
nyeri ringan, nyeri tidak begitu berat, nyeri cukup berat, nyeri berat, nyeri
mengetahui luasnya lingkup gerak suatu sendi yang bisa terjadi karena
Sagital S (15-0-120)
midline pelvis, tuas yang lain sejajar dengan lateral midline femur
goniometer.
antara SIAS yang satu dengan yang lain pada midline femur sisi
bawah ini :
39
TABEL 1
HASIL PEMERIKSAAN GERAK EKSOROTASI
HIP SINISTRA
Nilai LGS Aktif LGS Pasif
Sendi S (15 – 0 – 125) S (15 - 0 - 125)
2) nilai 1 ada kontraksi otot namun tidak terjadi adanya gerakan, nilai 2
TABEL 2
40
Fleksor 5
hip Ekstensor 5
Abduktor 5
Adduktor 5
Hip Endorator 5
Eksorator 3
B. Diagnosis Fisioterapi
restriction.
1. Impairment
2. Functional Limitation
41
yaitu rasa tidak nyaman saat duduk, berdiri dan berjalan karena adanya nyeri.
3. Participation Restriction
dalam sosial masyarakat seperti bakti sosial dan aktifitas ronda malam di
C. Tujuan Fisioterapi
kelompok yaitu :
D. Pelaksanaan Fisioterapi
diathermy, short wave diathermy, infra red dan exercise therapy (terapi latihan).
Modalitas yang dipilih pada kasus piriformis syndrome ini dengan menggunakan
modalitas micro wave diathermy dan terapi latihan. Proses pelaksanaan modalitas
tersebut selama enam kali diamplikasikan pada tanggal 04, 05, 06, 07, 08,09
1. MWD
a. Persiapan alat
baru digunakan tidak perlu dimatikan kecuali otomatis dan sudah selesai
semua terapi.
b. Persiapan pasien
telah disiapkan. Berikan informasi yang jelas tentang tujuan terapi dan
yang harus dirasakan oleh pasien ,serta hal-hal yang tidak boleh dilakukan
pusing, mual, dan lain-lain. Bebaskan daerah yang diterapi dari keringat,
terapi dengan aplikasi micro wave diathermy melakukan tes sensasi panas
dingin dengan cara menuangkan air hangat dan dingin di tabung reaksi
dengan tempat yang berbeda dan jika hasil tes dapat merasakan atau
c. Pelaksanaan fisioterapi
43
dengan posisi pasien tidur miring dengan hip dan knee joint fleksi 45 0 di
beri jarak 2-3 cm antara kulit dengan electrode. Putar atau tekan tombol
“on“ atur dosis, waktu 15 menit, frekuensi 2450 MHZ, durasi dengan arus
untuk segera diberi tindakan tetapi kalau kemerahan tipis tidak perlu
2. Terapi latihan
1) Persiapan alat
2) Persiapan pasien
3) Pelaksanaan
dan adduksi serta knee fleksi. Terapis berada di samping kiri pasien
knee dan hip fleksi sinistra, setelah itu terapis mendorong ke medial
1) Persiapan pasien
2) Posisi Pasien
3) Pelaksanaan
3. Edukasi
pasien yang memuat hal- hal yang dilakukan dan tidak bisa dilakukan yang
berkaitan dengan keluhan yang di alami oleh pasien tersebut. Edukasi yang di
mengambil benda terutama di lantai posisi hip dan knee harus semi fleksi
telah fisioterapis ajarkan dengan dua kali latihan tiap hari padfa pagi dan
sore hari.
45
hasil dan seberapa jauh keberhasilan tersebut. Evalusi dapat di nilai dengan
yang akan dilakukan secara periodik adalah evaluasi nyeri dengan skala VDS
MMT.Evaluasi nyeri dengan VDS dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
TABEL 3
Terapi ke T4 T5 T6
Nyeri
ringan ringan
ringan
berat ringan
Terapi ke T0 T1 T2 T3
Nyeri gerak Nyeri berat Nyeri berat Nyeri berat Nyeri cukup
berat
Nyeri tekan Nyeri cukup Nyeri cukup Nyeri cukup Nyeri tidak
Keterangan hasil :
3. Adanya penurunan nyeri diam, dari nyeri ringan menjadi tidak nyeri .
4. Adanya penurunan nyeri tekan, dari nyeri cukup berat menjadi nyeri sangat
ringan.
5. Adanya penurunan nyeri gerak, dari nyeri berat menjadi nyeri sangat ringan.
Evaluasi lingkup gerak sendi pada dapat dilihat pada table berikut ini :
TABEL 4
Terapi ke T0=T1 T2 T3
R (35 – 0 – 45) R ( 35 – 0 – 45 ) R ( 35 – 0 – 45 )
Terapi ke T4 T5 T6
Keterangan hasil :
1. Adanya peningkatan lingkup gerak sendi pada eksorotasi hip aktif yaitu pada
2. Adanya peningkatan lingkup gerak sendi pada eksorotasi hip pasif yaitu pada
TABEL 5
EVALUASI KEKUATAN OTOT DENGAN MMT
Terapi ke T0=T1 T2 T3 T4 T5 T6
otot
Fleksor 5 5 5 5 5 5
Ekstensor 5 5 5 5 5 5
Abductor 5 5 5 5 5 5
Adductor 5 5 5 5 5 5
Eksorator 3 3 3 4 4 4
Endororator 5 5 5 5 5 5
Keterangan hasil :
Adanya peningktan kekuatan otot eksorotator hip, dari T1 dengan nilai 3 menjadi
4 pada T6.
48