Anda di halaman 1dari 8

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN HAID
(Guna memenuhi tugas Jig Saw mata kuliah keperawatan maternitas)

Disusun oleh:
1. Khaerul Indah Susilowati (40901800044)
2. Khofifah Lilia Dewi (40901800045)
3. Kholidiyah (40901800046)
4. Kukuh Ramadhan (40901800047)
5. Linda Khofifah (40901800048)
6. Lutfiyatul Aska (40901800049)
7. Mardella Adhistyandhika Fajar(40901800050)
8. Martha Firda Budiyani (40901800051)
9. Maya Maila Shofa (40901800052)

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG 2019/2020
1. Definisi

Gangguan haid merupakan kondisi ketika siklus haid mengalami anomaly atau kelainan.
Hal ini bisa berupa pendarahan menstruasi yang terlalu banyak atau terlalu sedikit, siklus
menstruasi yang tidak beraturan, dan bahkan tidak haid sama sekali.

2. Etiologi
Penyebab dari gangguan haid yaitu:
a. Psikis (stres)
b. gangguan hormon,
c. kehamilan,
d. berat badan yang turun atau naik drastis,
e. penyakit yang menyertai, seperti polycystic ovary syndrome (PCOS), dan lain-
lain.

Adapun faktor risiko gangguan haii yaitu:

- usia
- berat badan
- stress
- siklus dan aliran menstruasi

3. Patofisiologi
Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin releasing
hormon (GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melepaskan Folicle-
stimulatinghormone (FSH). Hal ini pada menyebabkan folikel di ovarium tumbuh dan
matur pada pertengahan siklus, pelepasan leteinzing hormon (LH) dan FSH
menghasilkan ovulasi.
Perkembangan folikel menghasilkan esterogen yang berfungsi menstimulasi
endometrium agar berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan, kadar FSH dan LH
rendah. Folikel yang telah kehilangan ovum akan berkembang menjadi korpus luteum,
dan korpus luteum akan mensekresi progesteron. Progesteron menyebabkan poliferasi
endometrium untuk berdeferemnsiasi dan stabilisasi. 14 hari setelah ovulasi terjadilah
menstruasi.
Siklus anovulasi juga terjadi pada beberapa kondisi patologis.Pada siklus
anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya stimulasi dariFSH, tetapi
dengan berkurangnya LH, maka ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak ada korpus
luteum yang terbentuk dan tidak ada progesteron yang disekresi.
Endometrium berplroliferasi dengan cepat, ketika folikel tidak terbentuk
produksi esterogen menurundan mengakibatkan perdarahan. Kebanyakan siklus
anovulasi berlangsung dengan perdarahan normal namun ketidakstabilan poliferasi
endometrium yang berlangsung tidak mengakibatkan perdarahan hebat. Selama fase
luteal dan menstruasi, prostaglandin disekresi.
4. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala paling sering dialami perempuan, antara lain:
- Pembengkakan dan rasa nyeri pada payudara
- Timbul jerawat
- Nafsu makan meningkat, terutama terhadap cemilan yangmanis dan asin
- Berat badan bertambah
- Perut terasa mulas dan kembung, bahkan kadang-kadang keram
- Konstipasi (sembelit)
- Sakit kepala
- Pegal linu, keram
- Kadang-kadang terjadi pembengkakan di ujung-ujung jari, tangan, atau kaki
- Nyeri punggung
- Lemas dan lesu
- Mudah lelah
- Mudah cemas dan tersinggung, uring-uringan, depresi
- Sulit berkonsentrasi
- Gangguan tidur (insomnia)

5. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a) Tes β-Human Chorionic Gonadotropin dan Hematologik, untuk mengetahui
adanya kehamilan atau tidak dan untuk mengetahui adanya penyakit atau tidak
b) Pemeriksaan “Wet Prep” dan Kultur Serviks, untuk mengetahui infeksi vagina
atau tidak dan untuk mengetahui riwayat serviks atau leher rahim.
c) Pemeriksaan Sitologi, jenis pemeriksaan dengan mengamati perubahan sel
akibat penyakit atau jejas terhadap tubuh.

2. Pemeriksaan Radiologi
a) Ultrasound, alat untuk mendiagnosis berbagai penyakit dan kondisi kesehatan
lainnya.
b) Saline Infusion Sonohysterography (SIS), untuk menampakkan kondisi rahim
secara detail.
c) Magnetic Resonance Imaging (MRI), pemeriksaan dengan teknik pengambilan
gambar detail organ dari berbagai sudut yang menggunakan medan magnet
dan gelombang radio.
d) Histeroskopi, untuk melihat bagian dalam uterus dengan menggunakan
teleskop.

6. Penatalaksanaan
a. Operatif
1. Bedah
Pilihan tatalaksana bedah untuk perdarahan uterus abnormal tergantung pada
beberapa faktor termasuk ekspektasi pasien dan patologi uterus. Pilihan
bedahnya adalah dilatasi dan kuretase uterus, Hysteroscopic Polypectomy,
ablasi endometrium, miomektomi dan histerektomi

2. Non-Bedah
Pemberian suplemen besi

b. Medikasi
1. Pengobatan non hormonal
- Pemberian asam traneksamat
- Pemberian Obat anti inflamasi non steroid (AINS)
2. Pengobatan hormonal
- Estrogen
- PKK
- Progestin
- Androgen
- Agonis Gonadotropine Releasing Hormone (GnRH)

c. Keperawatan
- Menganjurkan tirah baring
- Memberikan kompres hangat pada daerah nyeri
- Memberikan edukasi mengenai disminore
- Menganjurkan istirahat yang cukup
- Menganjurkan olahraga yang teratur, dll.

7. Asuhan keperawatan gangguan haid


a. Pengkajian
1. Identitas
Nama, umur, alamat, No.RM, status, penanggung jawab
2. Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya klien mengatakan tidak ada mengalami penyakit yang sama
seperti saat ini, biasanya klien mengatakan pola kebiasaan yang tidak
sehat, gaya hidup dan nutrisi yan tidak baik.
 Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien merasakan demam,nyeri dibagian abdomen, klien
mengatakan tidak bisa beraktifitas,klien biasanya mengatakan badan terasa
demam, klien biasanya mengatakan cemas terhadap penyakit yang diderita
sekarang
 Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya klien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami penyakit
yang sama seperti klien.
 Riwayat menstruasi
Menarche /umur , Siklus : teratur / tidak , berapa banyak mengganti
pembalut dalam sehari , Lamanya menstruasi
 Riwayat KB
- Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan
- Masalah dengan cara tersebut
- Jenis kontrasepsi yang telah digunakan setelah persalinan

3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan wajah : Rambut bisanya berwarna hitam, tidak oedema,tidak
ada lesi, wajah biasanya oval
b. Mata : Sklera biasanya tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
c. Leher : Biasanya JVP dalam normal
d. Abdomen (Perut)
- Inspeksi : biasanya simetris kiri dan kanan, tidak ada tonjolan,
tidak ada kelainan umbilikus dan adanya pergerakan didinding
abdomen
- Auskultasi : biasanya suara peristaltik (bising usus) di
semua kuadran (bagian diafragma dari stetoskop)
- Palpasi : biasanya turgor kulit baik, hepar tidak teraba
- Perkusi : biasanya tympani
e. Thorak (dada),
- Inspeksi : Biasanya ditemukan ketidaksimetrisan rongga dada
dan tulang belakang
- Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri
- Perkusi : resonan pada seluruh lapang paru
- Auskultasi : Biasanya vesikuler
f. Jantung
- inspeksi : Biasanya Ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : Biasanya Ictus cordis tidak teraba
- Perkusi : Biasanya pekak
- Auskultasi : Biasanya irama jantung teratur
g. Kesadaran
Kesadaran biasanya kompos mentis. Pada kasus yang lebih parah, klien
dapat mengeluh pusing dan gelisah.
h. Ekstermitas
Pada inspeksi dan palpasi daerah kolumna vertebralis,biasanya tidak ada
perubahan gaya berjalan, deformitas tulang, leg-length inequality dan nyeri
spinal.

4. Pengkajian bio-psiko-sosisal dan spiritual


1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Biasanya pasien tidak menengetahui tentang penyakit
Biasanya pasien kebiasaan minum alkohol, kafein
2) Pola aktivitas dan latihan
Jarang berolah raga
Istirahat kurang dari kebutuhan
3) Pola tidur dan istirahat
Biasanya tidur terganggu karena adanya nyeri
4) Pola reproduksi seksualitas
Usia remaja dan dewasa
5) Pola mekanisme koping terhadap stress
Stres, cemas karena penyakitnya

b. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d tanda dan gejala
2. Keletihan b.d kondisi fisiologis d.d tanda dan gejala
3. Toleransi aktivitas b.d kelemahan d.d tanda dan gejala

c. Intervensi Keperawatan

N DIAGNOSA TUJUAN Dan Kriteria INTERVENSI


O Hasil
1. Nyeri akut b.d agen pencedera Setelah dilakukan 1.Terapi Musik:
fisiologis d.d tanda dan gejala tindakan keperawatan -Identifikasi minat
3x24 jam nyeri klien terhadap musik
dapat teratasi dengan -pilih musik yang
kriteria hasil sebagai disukai
berikut: -jelaskan tujuan dan
prosedur terapi music
1.Nyeri berkurang dari 2.Kompres hangat
skala 5 ke 4 -Identifikasi kulit
2.Frekuensi nadi stabil yang akan dilakukan
3.Pasien tampak tenang -Pilih lokasi kompres
4.Klien dapat tidur -Jelaskan prosedur
dengan nyenyak penggunaan kompres
panas
3.Latihan Pernapasan
-Identifikasi indikasi
dilakukan latihan
pernapasan
-Sediakan tempat
yang tenang
-Jelaskan tujuan dan
prosedur pernapasan
2. Keletihan b.d kondisi fisiologis d.d Setelah dilakukan 1.Dukungan Tidur
tanda dan gejala tindakan keperawatan -Identifikasi pola
3x24 jam nyeri klien aktivitas dan tidur
dapat teratasi dengan -Fasilitasi
kriteria hasil sebagai menghilangkan stress
berikut: sebelum tidur
-Jelaskan pentingnya
1.Energi pulih kembali tidur cukup selama
2.Klien tampak bugar sakit
3.Mampu melakukan 2.Manajemen Mood
aktivitas secara rutin -Identifikasi mood
-Berikan kesempatan
untuk menyampaikan
perasaan dengan cara
yang tepat
-Kolaborasi
pemberian obat jika
perlu
3.Manajemen
medikasi
-Identifikasi
penggunaan obat
sesuai resep
-Fasilitasi perubahan
program pengobatan
jika perlu
-Ajarkan cara
menangani atau
mengurangi efek
samping,jika perlu
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan Setelah dilakukan 1.Dukungan Meditasi
d.d tanda dan gejala tindakan keperawatan -Identifikasi kesiapan
3x24 jam nyeri klien menjalani meditasi
dapat teratasi dengan -Sediakan
kriteria hasil sebagai lingkungan yang
berikut: tenang
-Anjurkan
1.Klien tidak merasa mengabaikan pikiran
lelah yang mengganggu
2.Klien tampak rileks 2.Terapi Aktivitas
3.Frekuensi jantung -Identifikasi deficit
normal tingkat aktivitas
-Fasilitasi focus pada
kemampuan,bukan
defisit yang dialami
-Jelaskan metode
aktivitas fisik sehari-
hari,jika perlu
3.Promosi Latihan
Fisik
-Identifikasi
pengalaman olahraga
sebelumnya
-Motivasi memulai
atau melanjutkan
olahraga
-Jelaskan manfaat
kesehatan dan efek
fisiologis olahraga
Daftar Pustaka
Eka S. (2017). Asuhan Keperawatan Gangguan Menstruasi pada Ny.T. Gombong: Karya
Tulis Ilmiah.

Ernaga, S., Nonon, S., dkk. (2017). Manajemen Kesehatan Menstruasi. Jakarta: Universitas
Nasional; IWWASH; Global one.

Gangguan Menstruasi. (2020, April 4). Diambil kembali dari Alodokter Website:
http://www.alodokter.com.

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik.
Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil. Jakarta:
DPP PPNI.

Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta.

Singh, S. et al. (2013). Abnormal Uterine Bleeding in Pre-Menopousal Woman. Journal of


Obstetrics and Gynaecology Canada, vol. 35, no.5, hh.85.

Wilkinson JP, Kadir, RA. (2010). Management of Abnormal Uterine Bleeding in


Adoloscents. Journal Padiatr Adolsc Gynecol.

Anda mungkin juga menyukai