PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
OLEH
PRESEPTOR
PENDAHULUAN
Pemeriksaan ginekologi adalah suatu prosedur klinik yang dilakukan untuk menentukan
atau mengetahui kondisi organ genitalia wanita. Tujuan pemeriksaan ginekologi adalah untuk
menentukan arah, besar dan konsistensi uterus, memeriksa adneksa dan parametrium,
atau infeksi dan pemeriksaan flour albus, perdarahan dan tumor pelvik.1
Beberapa keluhan yang sering muncul adalah keluar cairan dari vagina, gangguan siklus
menstruasi, nyeri saat menstruasi, nyeri perut bagian bawah dan nyeri saat berhubungan seksual.
Pemeriksaan ginekologi sangat penting dilakukan, dan akan sangat baik apabila dilakukan secara
Makalah ini ditulis berdasarkan tinjauan kepustakaan yang merujuk pada berbagai literatur.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. IDENTITAS PASIEN
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
2. Riwayat penyakit
3. Medikasi
4. Riwayat obstetri-ginekologi
5. Riwayat haid
6. Riwayat kehamilan
7. Kontrasepsi
8. Riwayat seksual
9. Nutrisi / Gizi
10. Olahraga
11. Perasaan (mood)
Keluhan Utama
Riwayat Medis
Riwayat Kehamilan
Kontrasepsi
Perlu atau tidaknya pertanyaan mengenai riwayat seksual secara terinci tergantung pada
keluhan utama dan situasi klinis tertentu.
Pada beberapa kasus, penjelasan mengenai riwayat seksual terinci tidak terlalu penting
dan dapat diabaikan.
Pada kasus lain, riwayat seksual secara terinci mutlak diperlukan dan pertanyaan antara
lain meliputi :
o Usia hubungan seksual pertama kali.
o Aktivitas seksual saat ini (vaginal, oral, anal, manual).
o Frekuensi aktivitas seksual dan aktivitas seksual terahir.
o Penggunaan peralatan pengaman hubungan seksual.
o Jumlah pasangan seksual ( masa lalu dan sekarang)
o Preferensi seksual (laki atau wanita saja, laki dan wanita).
o Disfungsi seksual (masalah libido, hasrat,nyeri lubrikasi, orgasmus).
o Perhatian mengenai masalah seputar seksual.
Nutrisi
Perhatikan status gizi secara umum dengan mengukur tinggi dan berat badan
Untuk pasien dengan status nutrisi seimbang, pemberian suplemen perlu dipertimbangkan
dengan baik.
Pada pasien yang menginginkan kehamilan diberikan asam folat 400 ug/hari per oral.
Olah Raga
Mood – Perasaan
C.PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan umum
2. Pemeriksaan mammae
Pemeriksaan payudara mempunyai arti penting bagi penderita wanita, terutama dalam
hubungan dengan diagnostic kelainan endokrin, kehamilan dan karsinoma mammae.
3. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi abdomen
o Pembesaran perut ke arah depan yang berbatas jelas umumnya disebabkan oleh
kehamilan atau tumor.
o Pembesaran perut ke arah samping umumnya terjadi pada asites.
o Striae, jaringan parut, peristaltik.
Palpasi abdomen
o Pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemih dan atau rectum terlebih
dahulu.
o Pasien diminta untuk berada pada posisi dorsal dan dalam keadaan santai.
o Palpasi dilakukan dengan menggunakan seluruh telapak tangan berikut jari-jari
dalam keadaan rapat yang dimulai dari bagian hipochondrium secara perlahan-
lahan dan kemudian diteruskan kesemua bagian abdomen dengan tekanan yang
meningkat secara bertahap.
o Melalui pemeriksaan ini ditentukan apakah :
Terdapat“defance muscular” akibat peritonitis atau rangsangan
peritoneum yang lain.
Apakah ada rasa nyeri tekan atau nyeri lepas.
Dengan tekanan yang agak kuat serta menggunakan sisi ulnar telapak
tangan kanan dilakukan pemeriksaan untuk mencari kelainan lain dalam
cavum abdomen.
Perkusi abdomen
o Bila dijumpai adanya pembesaran perut, dengan perkusi dapat ditentukan apakah
pembesaran perut tersebut disebabkan oleh cairan bebas, udara (meteorismus)
atau tumor.
Auskultasi abdomen
o Penting untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan (dengan mencari denyut
jantung janin).
o Diagnosa ileus (paralitik atau hiperdinamik).
o Menentukan pulihnya bising usus pasca pembedahan
D. PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Letak pasien:
1.Letak litotomi
- Penderita berbaring sambil lututnya diletakkan pada penyangga dan tungkainya dalam
fleksi santai. Dengan demikian, dengan penerangan yang memadai vulva, anus dan
sekitarnya tampak jelas (gambar 4D).
- Penderita berbaring telentang di tempat tidur biasa, kedua tungkai fleksi di lutut dan agak
mengangkang
2. Letak miring
- Penderita diletakkan dipinggir tempat tidur, miring ke sebelah kiri, sambil paha dan
lututnya ditekuk dan kedua tungkai sejajar ( gambar4A). Posisi demikian hanya untuk
pemeriksaan inspekulo.
3. Letak Sims
- Letak ini hampir sama dengan letak miring, hanya tungkai kiri hampir lurus, tungkai
kanan ditekuk kea rah perut dan lututnya diletakkan pada alas, sehingga panggul
membuat sudut miring dengan alas, lengan kiri di belakang badan dan bahu sejajar
dengan alas. (gambar 4B)
Gambar 2.1 Posisi pasien
- Meja periksa.
- Lampu penerangan yang baik.
- Kain penutup tubuh.
- Sarung tangan.
- Spekulum.
- Cunam kapas.
- Kateter.
- Kapas sublimat / kapas disinfektan.
- Gelas objek untuk pemeriksaan mikroskopik.
- Spatula AYRE , “cytobrush” - alkohol 95% untuk pemeriksaan papaniculoau
- Kapas lidi untuk pemeriksaan gonorrhoe, trichomonas, kandida.
- Botol kecil dengan larutan fisiologis untuk pemeriksaan segar trichomonas dan kandida.
- Cunam porsio.
- Sonde uterus.
- Cunam biopsi , Mikro-kuret.
Pemeriksaan Genitalia Eksterna
- Bentuk, warna, pembengkakan dari genitalia eksterna, perineum, anus, hymen dan
sekitarnya
- Darah atau fluor albus (Banyak, warna, kental, bau)
- Hymen (Utuh/tidak) dan klitoris (Normal/tidak)
- Pertumbuhan rambut pubis
- Peradangan, iritasi kulit, eksema dan tumor
- Orifisum urethra eksterna (merah/nanah)
- Karunkula atau polip
- Introitus vagina: Penonjolan (Prolapsus uteri, mioma, polypus servisis yang panjang),
ukuran (Sempit atau lebar)
- Sistokel, rektokel
- Glandula bartholini ( Membengkak dan meradang)
- Parut di perineum
- Kondilomata akuminata atau kondilomata lata
- Perdarahan pervaginam dan fluor albus
- Untuk wanita yang belum pernah melahirkan dan anak kecil dipilih speculum yang kecil,
sesuai dengan ukuran introitus vagina.
- Spekulum sims
o Spekulum dipasang lebih dulu ke dalam vagina bagian belakang.
o Mula mula ujung speculum dimasukkan agak miring ke dalam introitus vagina,
didorong sedikit dan diletakkan melintang dalam vagina, lalu speculum ditekan
kebelakang dan didorong lebih dalam lagi, sehingga ujung speculum menyentuh
puncak vagina di fornix posterior.
o Setelah speculum pertama dipasang, maka pemasangan speculum sims yang
kedua, yang harus lebih kecil daripada yang pertama menjadi sangat mudah.
Ujungnya diletakkan di fornik anterior dan ditekan sedikit ke depan.
o Biasanya portio langsung tampak dengan jelas
- Spekulum cocor bebek
o Dalam keadaan tertutup speculum dimasukkan ujungnya ke dalam introitus
vagina sedikit miring, kemudian diputar kembali menjadi melintang dalam vagina
dan didorong masuk lebih dalam kea rah fornik posterior sampai di puncak
vagina.
o Lalu spekulum dibuka melalui mekanik pada tangkainya
o Dengan demikian, dinding vagina depan dipisah dari yang belakang dan portio
tampak jelas.
- Dengan speculum diperiksa:
o Dinding vagina (Rugae vaginale, karsinoma, fluor albus)
o Porsio vaginalis servisis uteri (Bulat, terbelah, melintang, mudah berdarah,
erosion, peradangan, polip, tumor atau ulkus, karsinoma)
- Dengan speculum dapat pula dilakukan pemeriksaan pelengkap seperti swab vagina dan
serviks untuk sitologi, getah kanalis servikalis dan forniks posterior
- Eksisi percobaan dilakukan juga dengan speculum (Pada polip) dan pelepasan AKDR
Gambar 2.3 (a) spekulum sim (b) spekulum corong (c) spekulum cocor-bebek
Pemeriksaan Bimanual
- Pemeriksaan genitalia interna dilakukan dengan bimanual, dengan satu atau dua jari
dimasukkan kedalam vagina, atau satu jari dimasukkan kedalam rectum, sedangkan
tangan lain diletakkan di dinidng perut.
- Cara pemeriksaan:
o Penderita dalam posisi litotomi
o Memakai sarung tangan
o Bersihkan vulva dengan kapas sublimat atau kapas detol
o Waktu tangan kanan dimasukkan kedalam, jari telunjuk dan jari tengah diluruskan
ke depan, ibu jari lurus keatas, dan dua jari lainnya fleksi
o Vulva dibuka dengan dua jari tangan kiri
o Untuk menghindari rasa nyeri, mula mula jari tengah dimasukkan kedalam
introitus vagina lalu kommisura posterior ditekan kebelakang supaya introitus
mejadi lebih lebar, baru kemudian jari telunjuk dimasukkan juga.
- Dimulai dengan perabaan glandula bartholini dengan jari jari dari luar, kemudian
diteruskan dengan perabaan antara dua jari didalam vagina dan ibu jari diluar. Dicari
apakah ada bartholinitis, abses atau kista. Dalam keadaan normal, glandula bartholini
tidak teraba.
- Diperiksa keadaan perineum (tebalnya, tegangnya,elastisitasnya)
- Himen yang masih utuh atau kaku merupakan kontraindikasi pemeriksaan dalam
pervaginam
- Dua jari dimasukkan kedalam vagina. Diperiksa:
o Introitus vagina dan vagina sempit atau luas
o Dinding vagina licin atau kasar bergaris garis melintang (Rugae vaginale)
o Teraba polip, tumor atau benda asing
o Kelainan bawaan (Septum vaginale)
- Dilakukan juga perabaan pada kavum douglas dengan menempatkan ujung jari di forniks
posterior. Penonjolan forniks posterior dapat disebabkan oleh:
o Terkumpulnya feses atau skibala di dalam rektosigmoid
o Korpus uteri dalam retrofleksio
o Abses di kavum douglasi
o Hematokel retrouterina pada kehamilan ektopik terganggu
o Kutub bawah tumorovarium atau mioma uteri
o Tumor rektosigmoid
- Untuk keadaan dasar panggul, periksa muskulus levator ani (tebal, tonus, tegangnya)
Perabaan Serviks
- Kemana menghadapnya
- Bentuknya : bulat atau terbelah melintang
- Besar dan konsistensinya
- Apakah agak turun kebawah
- Apakah kanalis servikalis dapat dilalui oleh jari, terutama oleh ostium uteri internum
Pemeriksaan daerah di samping uterus baru dapat dilakukan jika posisi sudah diketahui.
Jari dimasukkan sedalam dalamnya, kalau perlu ditambah dengan pendorongan perineum.
Pemeriksaan dimulai dari sisi yang tidak nyeri atau tidak ada tumornya.
Ujung jari ditempatkan di forniks lateral dan didorong kearah belakang lateral dan atas,
tangan luar di tempatkan di perut sesuai dengan letak jari dalam vagina. Waktu ekspirasi dinding
perut lebih lemas. Dalam manipulais ini jari jari dalam memegang peranan lebih penting untuk
perabaan. Tangan luar hanya mendorong bagian bagian yang harus diraba kearah jari dalam.
Parametrium dan tuba normal tidak teraba, apabila teraba, berarti terdapat suatu kelainan.
Ovarium normal hanya teraba pada wanita kurus dengan dinding perut lunak, besarnya seperti
ujung jari/ ibu jari dengan konsistensi kenyal.
Apabila teraba tahanan atau tumor disekitar uterus, harus selalu ditentukan apakah ada
hubungan dengan uterus dan bagaimana sifat hubungannya (Lebar,erat, melalui tangkai atau
uterus menjadi satu dengan massa tumor)
Gambar 2.8 Perabaan parametrium dan adneksa
E. PEMERIKSAAN LAIN
Rectal Toucher :dikerjakan pada
Virgin
Pasien yang mengaku “belum pernah bersetubuh”
Kelainan bawaan (atresia hymenalis atau atresia vaginalis)
Wanita diatas usia 50 tahun
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan diagnostic sederhana yang dapat dikerjakan secara poliklinis (di kamar periksa):
Sediaan basah
o Untuk melihat penyebab dari fluoralbus
o Ambil sedikit cairan vagina, letakkan pada gelas objek dan campur dengan KOH,
kemudian tutup dengan gelas penutup, periksa di bawah mikrosokop
(pemeriksaan benang hyphae pada candida).
o Ambil sedikit cairan vagina, letakkan pada gelas objek dan campur dengan NaCl
0.9%, kemudian tutup dengan gelas penutup, periksa di bawah mikrosokop
(pemeriksaan gerakan trichomonas dan vaginosis bakterial).
Pap smear
o Lakukan semua prosedur pemeriksaan inspekulo di atas, kecuali penggunaan
bahan lubrikasi.
o Pengambilan pertama dengan spatula Ayre (terbuat dari kayu).
o Pengambilan berikutnya dengan menggunakan cytobrush.
o Usapkan sediaan pada gelas pemeriksa secara tipis.
o Fiksasi sediaan yang sudah diusapkan pada gelas pemeriksa dengan alkohol 90%
(atau hair spray) sebelum sediaan mongering.
o Segera kirimkan sediaan pap smear ke laboratorium medis yang kompeten untuk
melakukan pemeriksaan pap smear.
o Laboratorium akan memberikan jawaban mengenai hasil pemeriksaan terhadap
sediaan yang saudara kirimkan dengan klasifikasi sitologis atau klasifikasi
Bethesda
Pemeriksaan darah lengkap dan urinalisis
Pada kasus dengan dugaan sifilis dapat diminta pemeriksaan VDRL
Pemeriksaan kultur dan tes sensitivitas
Pemeriksaan tes kehamilan
Pemeriksaan hormonal pada kasus dengan gangguan endokrin
FSH-folicle stimulating hormone
LH-Luteinizing hormone
Estrogen
.
Gambar 2.10 Pemeriksaan kolposkopi
o Histeroskopi: digunakan untuk melihat keadaan dalam cavum uteri dan melakukan
tindakan-tindakan pembedahan tertentu.
o Fern Tes: untuk melihat adanya ovulasi. Gambaran daun pakis pada lender servik
menunjukkan adanya efek estrogen tanpa dipengaruhi progeteron. Gambaran daun pakis
tidak terlihat pada masa ovulasi.
1. Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Raachimhadhi T. Ilmu Kandungan, edisi ke-7, Yayasan Bina
2. Yusrawati, Muhammad S. Penuntun Skills Lab Blok 2.3 Reproduksi, edisi ke-3, Fakultas