0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
154 tayangan10 halaman
1. Menstruasi pertama pada masa pubertas merupakan tanda awal perkembangan remaja putri menuju dewasa. Proses ini melibatkan hormon dan gizi yang memengaruhi siklus haid.
2. Pemeriksaan fisik dan anamnesa diperlukan untuk mengetahui kondisi pasien, termasuk tinggi, berat, dan tahap perkembangan seksual menurut skala Tanner.
3. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan laboratorium.
1. Menstruasi pertama pada masa pubertas merupakan tanda awal perkembangan remaja putri menuju dewasa. Proses ini melibatkan hormon dan gizi yang memengaruhi siklus haid.
2. Pemeriksaan fisik dan anamnesa diperlukan untuk mengetahui kondisi pasien, termasuk tinggi, berat, dan tahap perkembangan seksual menurut skala Tanner.
3. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan laboratorium.
1. Menstruasi pertama pada masa pubertas merupakan tanda awal perkembangan remaja putri menuju dewasa. Proses ini melibatkan hormon dan gizi yang memengaruhi siklus haid.
2. Pemeriksaan fisik dan anamnesa diperlukan untuk mengetahui kondisi pasien, termasuk tinggi, berat, dan tahap perkembangan seksual menurut skala Tanner.
3. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan laboratorium.
Lisa Sari 10.2012.129 Mahasiswi Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat
Pendahuluan Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang terjadi terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi. Menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 55 tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3 7 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan. 1 Menstruasi juga dipengaruhi oleh beberapa hormon dan gizi yang didapat. Anamnesis Menanyakan riwayat penyakit disebut Anamnesa. Anamnesa berarti tahu lagi,kenangan. Jadi anamnesa merupakan suatu percakapan antara penderita dan dokter, peminta bantuan dan pemberi bantuan. Tujuan anamnesa pertama-tama mengumpulkan keterangan yang berkaitan dengan penyakitnya dan yang dapat menjadi dasar penentuan diagnosis. Mencatat (merekam) riwayat penyakit, sejak gejala pertama dan kemudian perkembangan gejala serta keluhan, sangatlah penting. Perjalanan penyakit hampir selalu khas untuk penyakit bersangkutan. Selain itu tujuan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik adalah mengembangkan pemahaman mengenai masalah medis pasien dan membuat diagnosis banding. Selain itu, proses ini juga memungkinkan dokter untuk mengenal pasiennya, juga sebaliknya, serta memahami masalah medis dalam konteks kepribadian dan latar belakang sosial pasien. Anamnesis yang baik akan terdiri dari identitas (mencakup nama, alamat, pekerjaan,keadaan sosial ekonomi, budaya, kebiasaan, obat-obatan), keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit dalam keluarga, kondisi lingkungan tempat tinggalnya, apakah bersih atau kotor, dirumahnya terdapat berapa orang yang 2
tinggal bersamanya, yang memungkinkan dokter untuk mengetahui apakah penyakitnya tersebutmerupakan penyakit bawaan atau ia tertular penyakit tersebut.Anamnesis yang dapat dilakukan pada pasien di skenario adalah sebagai berikut: 1. Anamnesa Umum Nama, umur, alamat, pekerjaan, status perkawinan (bisa secara alloanamnesis) 2. Keluhan Utama Adanya bercak darah pada pakaian dalam 3. Riwayat Penyakit Sekarang Apakah sedang mengalami suatu penyakit tertentu atau tidak 4. Riwayat Penyakit Dahulu Sebaiknya, ditanyakan apakah dulu pernah mengalami hal yang sama sepertisekarang. (adanya bercak darah pada pakaian dalam) 5. Riwayat Tumbuh Kembang Apakah lahir normal, prematur atau tidak, adakah kendala dalam pertumbuhandan perkembangan 6. Riwayat Personal Sosial Bagaimana perilaku si anak ini sehari-hari dan dalam pergaulan 7. Riwayat Imunisasi Sudah mendapat imunisasi apa saja 8. Riwayat Nutrisi Pengukuran tinggi dan berat badan 9. Riwayat Penyakit Keluarga Adakah penyakit tertentu pada keluargaSelain pertanyaan-pertanyaan itu, dapat pula ditambahkan beberapa pertanyaan lagi untuk memperjelas seperti: 1. Apakah pasien pernah menderita penyakit berat contohnya tuberculosis ataumengonsumsi obat obatan? 2. Apa ada rasa nyeri diperut, panggul, pinggang atau bagian alat kelamin luar? 3. Apa saat miksi ada rasa nyeri? 4. Kapan ditemukannya bercak darah dipakaian dalam? 5. Apa yang dikeluhkan pasien sekarang?
3
Pemeriksaan Fisik Diagnosis suatu penyakit dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinik yang ditemukan pada pemeriksaan fisik, terutama sekali bagi penyakit yang memiliki gejala klinik spesifik. Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa pemeriksaan fisik namun, bagi penyakit yang tidak memiliki gejala klinik khas, untuk menegakkan diagnosisnya kadang-kadang diperlukan pemeriksaan laboratorium (diagnosis laboratorium). 1. Pemeriksaan Fisik Dari pemeriksaan umum dan fisik sering didapat keterangan- keterangan yang menuju ke arah tertentu dalam usaha membuat diagnosis. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan antropometrik dan pemeriksaan tanner stage. Pemeriksaan Fisik Umum. Pemeriksaan tersebut yaitu, pemeriksaan nadi, suhu badan, tekanan darah, pernapasan. Lalu sebelum melakukan pemeriksaan itu semua, kita dapat memperhatikan bentuk tubuh dari pasien. 2. Pemeriksaan antopometrik Ukuran antopometrik yang dipakai pada penilaian pertumbuhan fisik yaitu tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, lipat kulit, lingkar lengan atas, panjang lengan. 2 Status gizi pada remaja dihitung dengan menggunakan rumus indeks massa tubuh atau yang biasa disingkat dengan istilah IMT atau BMI (Body Mass Index) menurut umur, sebagai alat penyaringan (screening, dan bukan alat diagnostik) yang efektif untuk menilai secara cepat status gizi anak. IMT merupakan pembagian berat badan (dalam kilogram) terhadap kuadrat tinggi badan (dalam m). IMT dapat digunakan untuk rentang yang panjang yaitu dari usia 2-20 tahun. Untuk anak digunakan IMT spesifik menurut umur dan gender. Penggunaan IMT menurut umur memiliki beberapa manfaat diantaranya adalah menyediakan suatu referensi alat screening bagi remaja yang sebelumnya belum tersedia. 3. Pemeriksaan Ginekologi Pada usia remaja muda, anak perempuan dapat sangat peka terhadap perubahan- perubahan dalam tubuhnya. Ia sebaiknya aktif berperan dalam proses anamnesis dan pemeriksaan fisik. Sebaiknya ia ditanya apakah ia ingin ibunya hadir bersamanya atau tidak, dan jika tidak, sebaiknya ada seorang asisten wanita. Penting untuk meyakinkan pasien bahwa mungkin ia merasa malu atau agak tidak nyaman, tetapi pemeriksaan tersebut tidak akan menimbulkan rasa sakit dan himennya tidak akan rusak. Rencanakan 4
waktu yang cukup agar pemeriksaan tidak terburu-buru dan setiap tindakan dapat diterangkan secara penuh. 3
Dalam pemeriksaan ginekologik dikenal tiga jenis letak. Letak litotomi, dimana pasien berbaring di atas meja ginekologik dengan penyanggah tungkai. Lututnya diletakkan pada pennyangga dan tungkainnya dalam keadaan fleksi santai, sehingga penderita berbaring dalam posisi mengangkang. Dengan demikian dalam penerangan yang memadai, vulva, anus dan sekitarnya tampak jelas, sehingga pemeriksaan bimanual dan pemeriksaan spenulum dapat dilakukan. 3 Letak miring, pasien diletakkan di pinggir tempat tidur miring ke sebelah kiri, sambil paha dan lututnya ditekuk dan kedua tungkai sejajar, posisi ini baik untuk pemeriksaan in spekul. 3
Letak sims, letak ini hampir sama dengan letak miring, hanya tungkai kiri hampir lurus, tungkai kanan ditekuk kearah perut dan lututnya diletakan pada alas (tempat tidur), sehingga panggul membuat sudut miring dengan alas, lengan kiri di belakang badan dan bahu sejajar dengan alas. 3 Periksa abdomen, lakukan inspeksi abdomen untuk melihat jaringan parut, massa, distensi, striae, distribusi rambut tubuh, dan hernia. Lakukan palpasi abdomen untuk mencari massa dan nyeri tekan. Lakukan palpasi khususnya untuk mencari massa dari daerah umbulicus ke bawah sampai simfisis pubis. Lakukan perkusi abdomen untuk mencari massa dan pekak berpindah. 4 4. Pemeriksaan genital eksterna Dalam letak litotomi alat kelamin luar tampak jelas. Dengan inspeksi perlu diperhatikan bentuk, warna, pembengkakkan dan sebagainnya dari genital eksterna. Apa hymen masih utuh dan normal. Setelah pemeriksaan genitalia eksterna, lakukan inspeksi serviks dan vagina dengan spekulum vagina Huffman-Graves berbilah panjang. Jika pembukaan himen cukup besar, dapat dilakukan palpasi bimanual dengan satu jari dalam vagina. Jika tidak, uterus dan ovarium dapat dipalpasi melalui rektum. Setelah pemeriksaan selesai, bahas temuan yang didapat dengan pasien dan kemukakan setiap masalah yang ada. 4
Tanner Stage Tanner Stage / Skala Tanner / adalah skala perkembangan fisik dari anak- anak,remaja, dan orang dewasa. Skala ini mendefinisikan pengukuran fisik berdasarkan perkembangan fisik eksternal berdasarkan karakteristik seks primer dan sekunder, seperti ukuran payudara, alat kelamin, dan perkembangan rambut kelamin. Tanner Stage pertama kali diidentifikasi oleh James Tanner. Tanner Stage pada wanita terdiri dari beberapa tahap, diantaranya adalah : 5
5
Tanner Stage 1 - Tinggi meningkat pada 5-6 cm / tahun - Buah dada mengalami papilla elevasi - Rambut pubis berpigmen di daerah pubis, tidak melebihi dinding anterior Tanner Stage 2 - Tinggi meningkat pada tingkat 7-8 cm/ tahun - Papilla teraba dan areola membesar - Rambut pubis halus, panjang, berpigmen dan lurus Tanner Stage 3 - Buah dada meninggi, areola membesar - Rambut pubis kasar, gelap, keriting dan menyebar hingga bagian atas mons pubis - Rambut aksila berkembang - Timbul jerawat Tanner Stage 4 - Aerola lebih berbentuk dan mengalami payudara perkembangan jaringan - Rambut pubis seperti orang dewasa dan belum menyebar ke bagian persimpangan paha medial serta jumlahnya masih sedikit. Tanner Stage 5 - Tidak terdapat kenaikan tinggi lebih lanjut setelah usia 16 tahun - Buah dada menyerupai orang dewasa - Rambut pubis menyebar ke bagian paha medial dan sudah menyerupai orang dewasa Pemeriksaan Penunjang Kegunaan dari pemeriksaan penunjang adalah untuk keakuratan diagnosis suatu penyakit. Semenjak masa remaja mestinya pemeriksaan rutin sudah dilakukan. Mulai dari persoalan haid, gigi-geligi, anemia, sampai kewaspadaan jika menemukan benjolan di bagian tubuh mana saja. Adapun jenis pemeriksaan yang perlu dilakukan hanyalah pemeriksaan rutin belaka. Mungkin memeriksakan laboratorium darah selain urin dan tinja bila diperlukan. Jika tidak ada keluhan, maka wanita tetap perlu memeriksa kemungkinan adanya anemia. Bila haid banyak, sering, dan panjang perlu memeriksakan Hb (haemoglobin) untuk tahu apakah ada anemia. Pemeriksaan darah rutin ini meliputi: a) Pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) b) Pemeriksaan Laju Endap darah c) Pemeriksaan hitung jumlah leukosit 6
d) Pemeriksaan hitung jenis leukosit
Working diagnosis Diagnosis kerja yang utama dari wanita yang mengalami pendarahan adalah menarche yaitu haid yang pertama. Peningkatan denyut GnRH yang kemudian diikuti dengan meningkatnya FSH dan LH membuat ovarium mengeluarkan estrogen yang kemudian memacu karakteristik seks sekunder wanita seperti bertumbuhnya payudara dan distribusi lemak. Dengan kronologis pertama bertumbuh cepatnya seorang wanita akibat hormon androgen adrenal yang diikuti pertumbuhan bulu pubis dan payudara yang biasa terjadi pada umur 10-11 tahun, estrogen yang kadarnya mengalami naik turun yang membuat endometrium berproliferasi dan regresi dimana tercapai suatu titik estrogen yang rendah yang membuat endometrium luruh dan terjadi lah menarke atau menstruasi pertama. Etiologi Gambar 1. Siklus menstruasi Menstruasi atau lebih sering disebut haid adalah perdarahan secara periodic dan siklik dari uterus yang disertai dengan pelepasan (deskuamasi) dari endometrium. Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu hingga mulainya haid yang berikutnya. Hari dimulainya perdarahan disebut hari pertama siklus. Karena jam mulainya haid tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu haid keluar dari ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui maka panjang siklus haid dapat mengalami kesalahan selama kurang lebih 1 hari. Panjang siklus haid yang normal atau siklus haid yang klasik adalah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan hanya antara wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Juga pada kakak beradik juga saudara kembar, siklusnya tidak terlalu sama. Panjang siklus haid dipengaruhi oleh umur seseorang. Rata-rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun adalah 25,1 hari, pada wanita umur 43 tahun 27,1 hari dan pada wanita usia 51 tahun 51,9 7
hari. Jadi, seharusnya panjang siklus haid 28 hari itu tidak banyak dijumpai.Dari pengamatan Hartman pada kera ternyata bahwa hanya 20% saja yang mengalami siklus haid selama 28 hari.Panjang siklus yang biasa pada manusia ialah 25-32 hari dan kira-kira 97% wanita yang berovulasi siklus haidnya berkisar antara 18-42 hari.Jika siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih dari 42 hari dan tidak teratur maka siklusnya tidak berovulasi (anovulator). Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala-gejala pada waktu haid, tetapi sebagian kecil merasa berat di bagian panggul atau merasa nyeri (dismenorea). Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapatkan haid (menarche) bervariasi lebar yaitu antara 10-16 tahun, tetapi rata-ratanya 12,5 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi factor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum. Semmelweiss mencatat bahwa pada 100 tahun yang lampau usia gadis-gadis Vienna pada saat menarche ialah 15-19 tahun. Menurut Brown menurunnya usia waktu menarche pada masa sekarang ini dikarenakan oleh keadaan gizi dan kesehatan umum yang mebaik brkurangnya penyakit menahun. Menarche terjadi di tengah-tengah masa pubertas, yaitu pada masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Sesudah masa pubertas seorang wanita memasuki masa reproduksi, yaitu masa dimana ia dapat memperoleh keturunan. Masa reproduksi berlangsung selama 30- 40 tahun hingga seseorang mencapai masa menopause. Siklus menstruasi dibagi menjadi 3 fase, yakni fase folikuler, fase ovulatoir, dan fase luteal. 6 1. Fase Folikuler Fase folikuler dimulai dari hari ke-1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3- 30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan. 8
Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari.Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat. 2. Fase Ovulatoir Fase ovulatoir dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH. Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya, nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam. 3. Fase Luteal Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah besar progesteron. Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (human chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesteron sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri. 7
Patofisiologi Beberapa gangguan menstruasi ialah: 8
a) Amenore adalah tidak ada menstruasi pada masa produktif. Amenore primer : tidak terjadinya menarke sampai usia 17 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder. Amenore sekunder: berhenti menstruasi selama 3 bulan, padahal sebelumnya pernah menstruasi. b) Dismenore adalah nyeri selama menstruasi disebabkan oleh kejang otot uterus. Dismenorhea primer adalah tidak terdapat gangguan fisik yang menjadi penyebab dan hanya terjadi selama siklus-siklus ovulatorik. Sedangkan dismenore sekunder timbul karena adanya masalah fisik seperti endometriosis, polip uteri, leiomioma, stenosis serviks atau penyakit radang panggul. 9
c) Sindrom preamenstruasi (PMS= Premenstrual Syndrome) atau premenstrual tension (PMT) adalah gabungan dari gejala-gejala fisik dan psikologis yangterjadi selama fase luteal siklus menstruasi dan menghilang setelah menstruasi dimulai.
Komplikasi Perdarahan hebat saat menstruasi dapat mengarah pada kondisi medis lain,diantaranya: 1. Anemia. Menorrhagia seringkali menyebabkan anemia pada wanita menjelang menopause. Diperkirakan sekitar 10 persen dari wanita usia produktif dalam resiko tinggi terkena anemia. Mayoritas kasus anemia hanya dalam kondisi ringan, tapi walaupun ringan, anemia dapat menyebabkan kelemahan dan keletihan pada tubuh, kepala, telinga berdenging dan ketidakseimbangan mental. Anemia yang tidak mendapat tindakan medis dalam jangka panjang mengarah ke masalah jantung. 2. Infertilisasi. Banyak kondisi terkait ketidaknormalan menstruasi, termasuk perdarah hebat, ketidaknormalan ovulasi, endometriosis, adalah mayoritas yang mempunyai kontribusi pada infertilisasi pada wanita. Siklus menstruasi yang tidak teratur dapat mempersulit usaha wanita untuk hamil. 3. Nyeri hebat. Perdarahan berlebihan saat menstruasi seringkali disertai dysmenorrhea (kram dan nyeri pada perut bagian bawah yang menyertai menstruasi) Terapi Pengobatan dibagi atas atas medica mentosa (menggunakan obat obat yang di minum) dan juga non-medica mentosa (tidak mengonsumsi obat). Medica mentosa Dapat diberikan multivitamin dan suplemen (Fe) zat besi untuk mengganti besi yang hilang saat haid serta penghilang nyeri jika haidnya disertai nyeri. Non-medica mentosa Dengan penyuluhan kepada anak-anak perempuan agar anak tersebut juga mengetahui apa yang sedang terjadi dan mengerti cara menanganinnya serta penyuluhan kepada sang orang tua agar mengetahui apa yang sebaiknya dilakukan pada saat menstruasi pertama kali.
Kesimpulan Anak tersebut mengalami menarche atau yang disebut menstruasi pertama. Kapan saat mendapat menstruasi pertama kali sangat tergantung dari banyak hal, antara lain 10
faktor keturunan, gizi, keseimbangan zat pengatur pertumbuhan (hormon), faktor psikologis dansebagainya. Mempersiapkan mental anak untuk menghadapi menstruasi pertama sangatlah penting, agar anak dapat memahami perubahan yang terjadi pada fisiknya dan memberi edukasi yang berkaitan dengan menstruasi. Peran orang tua dan lingkungan sekitar sangatlah berperan penting untuk memberikan informasi tersebut.
Daftar Pustaka 1. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta :EGC. 2011.h.690-730. 2. Ranuh G. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC; 1995.h.37-42. 3. Benson RC, Pernoll M. Buku saku obstetri dan ginekologi. Jakarta: EGC; 2009.h.14- 55. 4. Gleadle J. At glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Penerbit Erlangga;2005.h.33. 5. Idai. Tumbuh kembang anak dan remaja: masa remaja. Jakarta: Sagung Seto;2002.h.140-5. 6. Alpers A. Buku ajar pediatric Rudolph.Edisi ke-20.Jakarta: EGC, 2006.h.33-40. 7. Junqueira, Luis C,Carneiro J. Histologi dasar, teks dan atlas. Edisi ke-10. Jakarta: EGC, 2007. 8. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke- 6.Jakarta: EGC; 2012.h.1284-8.