Anda di halaman 1dari 37

Public Health

Metode Penelitian
Variabel penelitian
INDEPENDENT
ININDEPENDENT
VARIABLES
VARIABLES
Variabel yang
Variabel yang
dipengaruhi
mempengengaruhi

IN CONFOUNDING FACTOR

Faktor yang dapat menjadi


perancu hasil penelitian
Contoh: Umur, kehidupan
beragama
Desain Penelitian
Klasifikasi Waktu Desain Penelitian
Jenis Penelitian Masa Lampau Saat ini Masa Mendatang
Cross sectional Mencari efek
(kasus) dan faktor
risiko dalam 1
waktu
Case Control Faktor risiko Kasus (efek)
Cohort Prospektif Faktor risiko Kasus (efek)
Cohort Retrospektif Faktor risiko Kasus (efek)
(biasanya
berdasarkan pada
rekam medis)

Cross sectional: murah, cepat, mudah, tapi tidak cukup baik untuk menilai hubungan faktor
risiko dengan efek
Case control: murah, cepat, dan baik untuk menilai hubungan faktor risiko dengan efek, tapi
mudah recall bias
Cohort: penelitian terbaik untuk menilai hubungan antara faktor risiko dan efek, bisa sekaligus
meneliti beberapa faktor sekaligus, tapi mudah loss to follow up
Perhitungannya
Nilainya
< 1: faktor protektif
1: tidak ada efek
>1: faktor risiko

Prevalens rate (Cross sectional): RP = a/(a+b) : c/(c+d)


Odds Ratio (Case Control): OR: ad/bc
Relative Risk (Cohort): RP = a/(a+b) : c/(c+d)
Skala Pengukuran
Skala variabel Sifat Contoh
Kategorik    
Nominal Bukan peringkat Golongan darah, jenis
kelamin, agama, suku
Ordinal Peringkat dengan interval Derajat penyakit (ringan,
yang tidak dapat diukur sedang, berat), status
sosial ekonomi, tingkat
pendidikan

Numerik    
Interval Peringkat dengan interval Suhu tubuh, koefisien
yang dapat diukur, namun intelegensi, GCS
tidak memiliki titik 0
alamiah,

Rasio Sama dengan interval, Penghasilan, berat badan,


mempunyai titik 0 kadar ureum
alamiah,
Bisa dibagi menjadi 2 dan
hasilnya sama besar
Uji Hipotesis
Teknik Sampling
Probability Sampling
Simple Random Sampling

Semua populasi bisa jadi sample. Biasa dilakukan penarikan


sample dengan aplikasi komputer, undian terbuka

Systematic Random Sampling

Ada urutannya, misalnya kelipatan 4, atau kelipatan 5

Stratified Random Sampling

Ada strata/kelas dari karakteristiknya, misal berdasarkan kelas


sekolah, tingkat pendidikan, penghasilan, dll

Cluster Random Sampling

Penelitian dalam suatu daerah. Sample diambil berdasarkan


daerahnya masing2

Multistage Random Sampling

Pengambilan sample dengan 2 jenis pengambilan sample, cth:


ambil dulu secara klusrer, lanjut simple random sampling
Non probability sampling
Convenience Sampling

Pengambilan sample tidak tergantung waktu, kapan penelitian


suka, dia ambil sample

Consecutive sampling

Ambil seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan


eksklusi sampai sample cukup.

Purposive Sampling

Pengambilan sample dilakukan berdasarka n pertimbangan


khusus penelii

Snowballing Sampling
Biasa pada populasi terbatas, contoh: seksual bebas, nrkoba,
dll. Sample didapat berdasarkan keterangan dari sample
sebelumnya
Uji diagnostik alat
Baku emas
  Positif Negatif Jumlah
(sakit) (tidak sakit)
Uji alat
Positif a b a+b
diagnostik
negatif c d c+d
  a+c b+d a+b+c+d

Sensitivitas : a/(a+c)
Spesifisitas : d/(b+d)
Nilai prediksi positif (PPV) : a/(a+b)
Nilai prediksi negatif (NPV) : d/(c+d)

Sensitivitas dan spesifitas TIDAK dipengaruhi oleh prevalensi penyakit dalam suatu daerah
PPV akan tinggi pada tempat yang prevalensi tinggi, rendah jika prevalensi rendah
NPV kebalikannya
PBI
= tidak bayar, ditanggung oleh negara/pemerintah setempat
Syarat ( (+) 9 dari 14:

• Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m per orang


• Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan
• Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/ kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester.
• Tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama-sama dengan rumah tangga lain.
• Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
• Sumberair minum berasal dari sumur/ mata air tidak terlindung/ sungai/ air hujan.
• Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/ arang/ minyak tanah
• Hanya mengkonsumsi daging/ susu/ ayam dalam satu kali seminggu.
• Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun
• Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari
• Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/ poliklinik
• Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan500m2, buruh tani, nelayan, buruh
bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp. 600.000,-per bulan
• Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/ tidak tamat SD/ tama tSD.
• Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan minimal Rp. 500.000,-seperti sepeda motor kredit/
non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.

• Note: PBI tidak boleh naik kelas di RS kecuali ruangan kelas III full
Non PBI

• PNS/pensiunan gol 3-4


• Veteran + • PNS/pensiunan gol 1-2
Kelas
janda/dudanya Kelas
• Non PNS gaji 2-4 jt Kelas
Dll yang bayar sesuai
• Non1PNS gaji diatas 4 jt • Dll yang bayar sesuai
2 3 tarif kelas III
• Dll yang bayar sesuai tarif kelas 2
tarif kelas 1

Note:
1. Jika ranap, boleh naik kelas dengan bayar selisih kamar
2. Kalau di PHK, 6 bulan setelahnya masih ditanggung BPJS
3. Kalau cacat total di tempat kerja, langsung termasuk kedalam PBI
4. Pelayanan kesehatan harus berjenjang, dari faskes primer ke sekunder lalu
ke tersier
4. Persalinan yang ditanggung hanya sampai anak ke-3
5. Ambulans ditanggung jika memang dirujuk atas indikasi dokter
BPJS
Jasa Raharja
ketenagakerjaan
Kecelakaan dalam angkutan umum
atau akibat angkutan umum
Kecelakan yang terjadi pada pergi
dan pulang dari tempat kerja
Kecelakaan bukan akibat ulah
sendiri

Kasus tabrak lari


Kecelakaan yang terjadi akibat
pekerjaanya
Tabrakan beruntun/> 2 kendaraan

Selain itu maka ditanggung oleh BPJS kesehatan


Prinsip Kedokteran Keluarga
• Unsur jasmani dan rohani
Holistik
pasien dipertimbangkan

• Penatalaksanaan baik farmako


Comprehensive
dan non farmakologi

Berkesinambungan • Ada follow upnya setelah


(continuity of care) dilakukan tindakan

• Kerja sama dengan tenaga


Terpadu/terintegrasi kesehatan lain
5 Star Doctor
Care provider • Memberikan pelayanan dengan standar terbaik

Decision Maker • Mempertimbangkan cost effectiveness dan benefit vs risk

Communicator • Promosi kesehatan pada individu dan komunitas

• Mampu mendapatkan kepercayaan masyarakat sehingga tau


Community leader apa isu kesehatan yang berlaku di suatu wilayah dan
menanganinya

• Bekerjasama dengan individu, organisasi dan non medis untuk


Manager penuhi kebutuhan pasien dan komunitas
Komunikasi dokter-pasien
• paternalistik: hanya berpusat pada dokter,
dokter tau segalanya
• Konsumeristik: berpusat pada pasien, dokter
ikuti keinginan pasien
• Terbaik: mutualistik: dokter dan pasien sama
sama mendiskusikan untuk tindak lanjut
kepada pasien
Penghalang komunikasi dokter-pasien
1. Physical barrier: ada penghalang yang bersifat fisik
2. Cultural barrier: perbedaan budaya dalam hal penyampaian dan
cara komunikasi
3. Language/semantic barrier: perbedaan jenis bahasa, dialek, dan
jargon/istilah medis
4. Perceptual barrier: dugaan/persepsi pasien yang belum tentu
benar
5. Interpersonal barrier: ketidakmampuan secara pribadi untuk
mengetahui dan menangkap informasi secara jelas
6. Gender barrier: perbedaan jenis kelamin dokter-pasien
7. Emotional/psychological barrier: keterlibatan emosi pemberi
maupun penerima informasi
Family assessment tool
APGAR Family tool
• Untuk menilai fungsi keluarga
• Adaptation: kemampuan beradaptasi antar anggota keluarga
• Partnership: menggambarkan komunikasi, saling berbagi, saling mengisi antar anggota keluarga dalam
segala masalah yang dihadapi
• Growth: menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru
• Affection: hubungan kasih sayang dan interaksi antaranggota keluarga
• Resolve: menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang dihabiskan
bersama anggota keluarga lain
• 0= jarang/tidak samasekali
• 1= kadang-kadang
• 2= sering/selalu
• ≤5 kurang, 6-7 cukup, 8-10 baik

Genogram
• Menilai adanya penyakit menular, penyakit yang diturunkan dalam keluarga
Family life cycle
Konsultasi dan rujukan
Rujukan Medis Rujukan berdasarkan waktu
• Jenis-jenis rujukan medis: • Split : pelimpahan wewenang
• Rujukan pasien (transfer of patient), pasien dari kepada beberapa dokter konsultan
strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke dalam jangka waktu tertentu
strata pelayanan kesehatan yang lebih sempurna
atau sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut • Interval : pelimpahan sepenuhnya
• Rujukan ilmu pengetahuan (transfer of kepada seorang konsultan dalam
knowledge), pengiriman dokter/ tenaga kesehatan
yang lebih ahli dari strata pel. kes. yang lebih
jangka waktu tertentu
mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang • Collateral: pelimpahan wewenang
mampu untuk bimbingan dan diskusi atau
sebaliknya, untuk mengikuti pendidikan dan
penanganan pasien hanya untuk
pelatihan satu masalah tertentu
• Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium Rujukan berdasarkan tingkatannya:
• Cross Vertikal:
: pelimpahan wewenang
bisa dari bawah ke atas
(transfer of specimens), pengiriman bahan-bahan
pemeriksaan laboratorium dari strata pelayanan kepada dokter ke
(puskesmas lain
RS)untuk
atau rujukan balik
kesehatan yang kurang mampu ke strata yang lebih seterusnya (RS ke puskesmas)
mampu atau sebaliknya, untuk tindak lanjut.
Horizontal: dalam satu strata (misal
akibat full bed, dll)
Puskesmas
= organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat

• Jenis puskesmas: • Menurut wilayah kerjanya,


dikelompokkan menjadi:
1. Puskesmas perawatan, pelayanan
kesehatan rawat jalan dan rawat 1. Puskemas induk, wilayah kerja
kecamatan
inap.
2. Puskesmas satelit (puskesmas
Kriteria puskesmas rawat inap: pembatu, puskesmas keliling)
– Letak ±20km dari RS 3. Puskesmas pembantu (Pustu), terdapat
– Mudah dicapai pada setiap desa/kelurahan.
– Dokter dan tenaga medis memadai • Syarat pembangunan pustu pada
– Kunjungan >100 per hari desa/kelurahan dengan kepadatan
– Penduduk min 20.000 jiwa penduduk 3.000-5.000. Jarak pustu
– Dana rutin memadai dengan sarana kesehatan lain 3-5km.
2. Puskesmas non perawatan, hanya 4. Puskesmas keliling (puskel), kegiatan
pelayanan khusus luar gedung di wilayah
pelayanan kesehatan rawat jalan kerja puskesmas
Posyandu

Meja 3
Meja 2 Pencatatan Meja 5
Meja 1 Meja 4
Penimbanga hasil Pelayanan
Pendaftaran Penyuluhan
n penimbanga Kesehatan
n
Tipe Posyandu
  Pratama Madya Purnama Mandiri
Pelaksanaan <8 kali >8 kali setahun >8 kali setahun Teratur setiap
kegiatan setahun bulan
Cakupan Program Sgt kurang <50% >50% >50%
(KIA/KB, imunisasi,
Gizi)

Jumlah kader <5 5 orang atau 5 orang atau 5 orang atau


lebih lebih lebih
Program tambahan - - Ada, sederhanan Ada, sudah
terlaksana
dengan baik
Dana Sehat - - Sederhana Cakupan
anggota >50KK

SKDN: D/S: Partisipasi masyarakat


S: Seluruh. Jumlah total balita di wilayah posyandu K/S: Cakupan program
K: KMS. Jumlah balita yang memiliki KMS N/D: Penilaian status gizi
D: Ditimbang. Jumlah balita yang ditimbang N/S: Keberhasilan program
N: Naik. Jumlah balita yang BB naik
Imunisasi
–Imunisasi Wajib
• Imunisasi rutin. Imunisasi yang diberikan sesuai jadwal, yaitu imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan
• Imunisasi tambahan, diberikan pada kelompok umur tertentu yang paling berisiko terkena penyakit
sesuai kajian epidemiologis pada periode waktu tertentu.
• Backlog fighting, upaya melengkapi imunisasi dasar anak di bawah 3 tahun
• Crash program, dilakukan pada wilayah yang membutuh intervensi secara cepat untuk mencegah
KLB
• Pekan Imunisasi Nasional (PIN), dilakukan serentak untuk memutus mata rantai polio
• Sub PIN, dilaksanakan pada wilayah terbatas
• Catch up campaign, imunisasi campak serentak pada anak usia sekolah dasar
• Imunisasi dalam penanganan KLB (outbreak response immunization)
• Imunisasi khusus, diberikan pada situasi tertentu. Terdiri atas imunisasi Meningitis Meningokokus,
imunisasi demam kuning, dan imunisasi Anti Rabies (VAR).

–Imunisasi pilihan, tidak termasuk dalam imunisasi wajib. Contoh,


vaksin tifoid, hepatitis A, MMR
Monitoring dan Evaluasi Program Kesehatan

• Material yang dibutuhkan


Input • Cth: uang, tenaga, kertas, proyektor,
dll

Proses

• Keluaran jangka pendek


Output • contoh: absensi yang hadir,
dokumentasi kegiatan

• Dampak
Outcome jangka
panjang
Epidemiologi
• Endemi: suatu masalah kesehatan (penyakit) ditemukan menetap frekuensinya pada suatu
wilayah tertentu (min 3x periode pengukuran)
• Sporadik: suatu masalah kesehatan (penyakit) yang ada di suatu wilayah tertentu
frekuensinya berubah-ubah menurut perubahan waktu
• Epidemi/KLB : keadaan dimana suatu masalah kesehatan yang ditemukan pada suatu daerah
tertentu dalam waktu yang singkat dengan frekuensi yang meningkat.
• Pandemi: keadaan dimana suatu penyakit frekuensinya meningkat dengan cepat dengan
cakupan wilayah lintas negara
 
• Kriteria KLB (kejadian luar biasa):
• Penyakit menular baru
• Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 kurun waktu tertentu
• Peningkatan kejadian ≥2x dibandingkan dengan periode sebelumnya
• Jumlah penderita baru dalam periode 1 bulan meningkat ≥2x dibandingkan dengan rata-rata
jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya
• Case fatality rate naik ≥50%
 Case Fatality Rate
Presentase angka kematian karena penyakit tertentu untuk menentukan kegawatan penyakit

 
Definisi kasus
• Berdasarkan tingkat ketidakpastian diagnosis kasus outbreak dapat diklasifiksikan
menjadi:
• Kasus suspek (suspected case, syndromis case)
Tanda dan gejala klinis cocok dengan penyakit, kontak dengan penderita dan riwayat berada
di lokasi outbreak, tetapi bukti laboratorium tidak ada, negatif, atau belum ada.
• Kasus mungkin (propable case, presumtive case)
Tanda dan gejala klinis cocok dengan penyakit, terdapat bukti epidemiologis, didapatkan
hasil pemeriksaan laboratorium bukan gold standard yang mengarah
Contoh: Pada kasus flu burung dijumpai infiltrat pada foto dada, pemeriksaan laboratorium
mengarah pada virus influenza A (H5N1) melalui tes hemaglutinin inhibition tes dengan
antiggen H5N1. Alternatif contoh: pasien suspek flu burung meninggal akibat gagal napas.
• Kasus pasti (confirmed case, definite case)
Kasus suspek dan probable dengan bukti pasti laboratorium gold standard
Contoh: pada kasus flu burung dijumpai H5N1 positif pada biakan, hasil PCR influenza A H5
positif
Pengukuran kesakitan
 Incidence Rate
Jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode
waktu tertentu.

 Attack Rate
Merupakan insidence rate pada data epidemi

 Prevalence Rate
mengukur jumlah orang dikalangan penduduk yang menderita penyakit pada
satu titik waktu tertentu.
 

 
Indeks Kesehatan
 Crude Death Rate
Angka kematian kasar

 Infant Mortality rate


 

 Neonatal Mortality rate


 

Note: kematian ibu:


 Maternal Mortality rate kematian ibu akibat
  komplikasi pada kehamilan,
proses kelahiran, dan nifas
Pencegahan
primer

Pencegahan
Sekunder

Pencegahan
Tertier
Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan
• Strategi dasar utama promosi kesehatan adalah:
1. Sasaran primer (Pemberdayaan): upaya menumbuhkan dan meningkatkan
pengetahuan, kemauan, dan kemampuan individu, keluarga dan
masyarakat untuk mencegah penyakit.
2. Sasaran sekunder (Bina suasana): upaya menciptakan suasana atau
lingkungan sosial yang mendorong individu, keluarga dan masyarakat untuk
mencegah penyakit dan berperan aktif dalam setiap upaya
penyelenggaraan kesehatan.
3. Sasaran tersier (Advokasi): proses yang terencana untuk mendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak terkait (tokoh masyarakat informal dan
formal)
4. Kemitraan: prinsip dasar kemitraan yang harus diperhaikan dan
dipraktikkan adalah kesetaraan, keterbukaan, dan saling menguntungkan. 
Media Promosi Kesehatan Massal
1. Ceramah
2. Iklan di televisi dan media sosial
3. Film
4. Billboard
5. Diskusi kesehatan di tv dan media sosial
Media Promosi Kesehatan kelompok kecil (<
15 orang)
• Ada 1 pemimpin diskusi yang melempas
Diskusi kelompok masalah dan memimpin jalannya diskusi
• Ada pemimpin diskusi, tapi hanya sbg mediator. Topik
Brain Storming diskusi berasal dari anggota diskusi

• Kelompok dibagi menjadi kelompok kecil berisi 2-3 orang, kemudian diberi masalah dan harus
Snowballing selesai dlm waktu yanh ditentukan, kemudian masing-masing kelompok bersatu menjadu
kelompok yang lebih besar hingga akhirnya diskusi terjadi pada seluruh peserta dalam diskusi

• Dibentuk kelompok kecil masing2 3-4 orang, diberi masalah, dan


Buzz Group kemudian presentasi dan masalah tersebut dibahas bersama

Roll play • Kegiatan bermain peran dalam selesaikan masalah

• Seperti roleplay yang dilanjutkan dengan diskusi atas masalah


Simulation game yang diperankan

Anda mungkin juga menyukai