Anda di halaman 1dari 27

TINJAUAN PUSTAKA

RABIES

Disusun oleh :
Rizka Permatasari
13 17 777 14 228

Pembimbing :
dr. Nurfaisah, M.Kes, Sp.S
dr. Manal Alamri
Latar belakang
Rabies adalah suatu penyakit infeksi virus akut pada SSP yang
disebabkan oleh virus rabies. penyakit ini merupakan kelompok
penyakit zoonosa (zoonosis) yaitu penyakit infeksi yang
ditularkan oleh hewan melalui pajanan atau gigitan hewan
penular rabies yaitu anjing, kera, musang dan kucing. Sebagian
besar sumber penularan rabies di Indonesia disebabkan oleh
gigitan anjing yang terinfeksi rabies.
Lanjutan.....
Rabies merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia,
termasuk Indonesia dimana 24 provinsi endemis rabies dari
34 provinsi dan 10 provinsi bebas dari rabies.
Sampai saat ini belum terdapat obat yang efektif untuk
menyembuhkan rabies.

Ismanoe G,2009
Harijanto PN,2009
Definisi
Rabies disebut juga penyakit anjing gila yang merupakan
penyakit infeksi akut pada sistem saraf pusat (otak)
disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini merupakan
penyakit zoonosa (zoonosis) yaitu penyakit infeksi yang
ditularkan dari hewan ke manusia melalui pajanan atau
gigitan hewan.

Harijanto PN,2009
Epidemiologi
• Jumlah kematian di dunia karena penyakit rabies
diperkirakan lebih 50.000 orang tiap tahunnya dan
terbanyak pada Asia dan Afrika yang merupakan daerah
endemis rabies
Tabel 1 Distribusi Kasus Rabies
No Provinsi 2011 2012 2013
1 Aceh 2 0 1
2 Sumatera utara 31 18 5
3 Sumatera barat 7 14 8
4 Riau 6 0 12
5 Jambi 0 0 0
6 Sumatera selatan 0 1 0
7 Bengkulu 6 3 3
8 Lampung 0 1 0
9 Banten 0 0 0
10 Jawa barat 0 1 0
11 Bali 23 8 1
12 Nusa tenggara timur 12 7 6
13 Sulawesi utara 26 35 30
14 Gorontalo 3 6 8
15 Sulawesi tengah 21 4 8
16 Sulawesi tenggara 5 3 12
17 Sulawesi selatan 0 9 6
18 Sulawesi barat 0 0 1
19 Kalimatan Selatan 2 0 0
20 Kalimantan Tengah 2 5 0
21 Kalimantan timur 1 0 2
22 Maluku 31 19 11
23 Maluku utara 6 3 5
Etiologi
Rabies terjadi akibat adanya infeksi virus rabies, virus
Neurotropik dari genus Lyssavirus dan family Rabdoviridae
Patogenesis rabies
Tabel 2. Stadium dan manifestasi klinis infeksi virus
rabies
Stadium Lamanya (% kasus) Manifestasi klinis

Inkubasi - < 30 hari (25%)


- 30-90 hari (50%)
- 90 hari-1 tahun (20%) Tidak ada
- > 1 tahun (5%)

Prodromal 2-10 hari Parastesia, nyeri pada luka gigitan,


demam, malaise, anoreksia, mual,
muntah, nyeri kepala, letargi, agitasi,
ansietas, depresi.
Neurologic akut
:
- Furious 2-7 hari Halusinasi, bingung, delirium, tingkah
laku aneh, takut, agitasi, menggigit,
hidrofobia, hipersalivasi, disfagi, afasia,
inkoordinasi, hiperaktif, spasme laring,
aerofobia, hiperventilasi, hipoksia,
kejang, disfungsi saraf otonom,
sindroma abnormalitas ADH
- Paralitik 2-7 hari Paralisis flkaksid
- Koma 0-14 hari Autoimunic instability, hipoventilasi,
apnea, henti napas, hipotermia,
hipotensi, disfungsi pituitary,
rhabdomiolisis, aritmia, dan henti
jantung.
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan laboratorium

kapan digigit Ditemukan adanya Pada awal penyakit, HB


binatang, lokasi bekas luka gigitan anjing normal, Leukosit antara 8000-
gigitan dan oleh 13.000/mm3 dengan 6-8%
binatang apa monosit atipkal, namun
leukositosis 20.000-
30.000/mm3 sering dijumpai,
trombosit biasanya normal.
Pada urinalisis dijumpai
albuminuria dengan
peningkatan sel leukosit pada
sedimen.
Penatalaksanan
Terapi
• Tindakan suportif.
• Tindakan perawatan
intensif
• Isolasi penderita
Komplikasi
• Peningkatan tekanan intrakranial
• Disfungsi otonomik yang menyebabkan hipertensi,
hipotensi, hipertermia/hipotermia, aritmia dan henti
jantung.
Prognosis
Prognosis rabies selalu fatal karena sekali gejala rabies
telah tampak hampir semua selalu kematian 2-3 hari
sesudahnya sebagai akibat gagal napas/henti jantung
ataupun paralisis generalisata.
Diagnosis banding
1. Infeksi lain yang menyebabkan ensefalitis
2. Myelitis transversa
3. Massa pada Intrakranial
4. Tetanus
Laporan kasus
Identitas
Nama : Ny. J
Umur : 44 thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Agama : Kristen
Skenario
Keluhan Utama : Sesak nafas 3 hari yang lalu
• Riwayat penyakit sekarang :
• Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan sesak nafas
dan demam sejak 3 hari yang lalu bersifat hilang timbul,
pasien mengeluh sakit kepala yang berdenyut dan terasa
pusing. pasien terlihat sangat gelisah, susah makan dan
minum, disertai mual (+) muntah (+) nyeri pada perut
sebelah kiri, BAB encer dan takut melihat orang banyak.
Lanjutan
• Pasien tinggal di Napu yang kawasannya banyak anjing
liar, 2 minggu yang lalu pasien pernah digigit anjing
peliharaannya dibagian sela jari kedua tangan kanan
yang sudah sembuh, setelah digigit anjing pasien
mengaku tidak pernah berobat dipuskesmas hanya
berobat dengan obat kampung alasan pasien karena
akses ke puskesmas jauh dari tempat tinggal pasien.
Setelah beberapa hari pasien digigit anjing, anjing
tersebut meninggal dikarenakan dipukul warga setempat.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum :
• Kondisi : Sakit berat
• Gizi : Baik
• Kesadaran : Compos mentis

• Tanda Vital
• Tekanan Darah : 140/90 mmhg
• Nadi : 92x/menit
• Suhu : 38,5
• Pernapasan : 40x/menit
Lanjutan
Pemeriksaan Thorax : Pemeriksaan Abdomen :
• Paru-paru :
• Inspeksi : normal
 Inspeksi: simetris bilateral
• Palpasi : nyeri bagian kiri (+) massa (-)
 Palpasi : vocal fremitus kiri=kanan
 Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
timpani (+)
 Auskultasi : vasikuler (+/+), ronki (-/-),
wheezing (-/-) Pemeriksaan Neurologis
GCS : E4M6V5
• Jantung :
 Inspeksi : dalam batas normal N.Kranialis : dalam batas normal
 Palpasi : dalam batas normal
 Perkusi : dalam batas normal
 Auskultasi : bunyi jantung 1 dan
2 reguler
Diagnosis
Diagnosis klinis : Vulnus morsum
Diagnosis Topis : Susunan saraf pusat
Diagnosis Etiologi : Rabies
Terapi
• O2 4 liter/menit
• Dextro 5% : RL : 1:1 28 tts/menit
• Inj ranitidin 1 amp/12 jam (iv)
• Inj ordensentron 1 amp/ 8 jam
• PCT 3x500mg
• Drips sanmol 1gr/8jam
• Inj ceftiaxon 1gr/12 jam
• Drips diazepam 1 ampl/kolf
Prognosis
Qua ad vitam : malam
Qua ad sanationem : malam
Pembahasan
• Anamnesis

Berdasarkan anamnesis Gejala yang dirasaan pasien


diketahui bahwa pasien sudah distadium prodromal
mempunyai riwayat digigit yang berlangsung 1-4 hari dan
anjing 2 minggu yang dicurigai biasanya tidak ditemukan
positif terinfeksi rabies, gejala spesifik. Umumnya
menurut teori rabies atau disertai gejala respirasi atau
yang disebut penyakit anjing abdominal yang ditandai oleh
gila merupakan penyakit demam, menggigil, batuk,
infeksi akut pada sistem saraf disfagia, nyeri abdomen,
pusat (otak) disebabkan oleh cephalgia, malaise, myalgia,
virus rabies yang ditularkan neusea, vomiting, dan diare.
dari hewan ke manusia melalui
pajanan atau gigitan hewan.
• Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan luka gigitan anjing yang
sudah sembuh menurut teori gejala yang spesifik yaitu
gatal dan parastesia pada luka bekas gigitan anjing.
Kesadaan baik yaitu compos mentis dengan GCS 15
E4M6V5. Pemeriksaan nervus kranialis dalam batas
normal.
• Diagnosis
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dijelaskan diatas dapat disimpulkan diagnosis klinis yaitu
vulnus morsum karena pasien terdapat riwayat yang
menunjang diagnosis. Sedangkan diagnosis topis pada
kasus ini berada di SSP karena virus rabies dengan cepat
menyerang dan menyebar di SSP yang dapat dibuktikan
melalui air liur penderita. Diagnosis etiologi pada kasus
yaitu Rabies dimana dari hasil anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang telah didapatkan sudah menunjang
diagnosis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai