Anda di halaman 1dari 39

Laporan Kasus

Managemen Anestesi Umum


dengan Teknik Intubasi (GETA :
General Endotracheal
Anesthesia) pada Pasien APP
PERFORASI

Supervisor : dr. Ajutor Donny T, Sp.An

Nikmatulhusna Amirullah
11 16 777 14 102
PENDAHULUAN

• Anestesi secara umum adalah suatu tindakan


menghilangkan rasa sakit ketika melakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang
menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
• Komponen anestesi yang ideal (trias anestesi)
terdiri dari : hipnotik, analgesia dan relaksasi otot.
• Appendicitis adalah peradangan yang terjadi pada
Appendix vermicularis, dan merupakan penyebab
abdomen akut yang paling sering pada anak-anak
maupun dewasa. Appendicitis perforasi
merupakan kasus bedah emergensi yang paling
sering ditemukan pada dewasa\dan remaja
TRIAS ANESTESI

Analgesia

Hipnotik Relaksasi
ANASTESI UMUM

• Anestesi umum adalah tindakan untuk


menghilangkan nyeri secara sentral
disertai dengan hilangnya kesadaran dan
bersifat pulih kembali atau reversible.
Anestesi memungkinkan pasien untuk
mentoleransi prosedur bedah yang akan
menimbulkan sakit yang tak tertahankan.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi anestesi umum
• Faktor respirasi
• Faktor sirkulasi
• Faktor jaringan
• Faktor zat anestesika
General Anestesi

• Anestesi umum menggunakan cara


melalui intravena dan secara inhalasi
untuk memungkinkan akses bedah yang
memadai ke tempat dimana akan
dilakukan operasi.
GENERAL ANESTESI

Keuntungan Kerugian

• Induksi cepat
• Risiko aspirasi
• Pengendalian
lebih besar
jalan nafas • Depresi janin
optimal akibat pengaruh
• Risiko hipotensi obat
dan instabilitas • Hiperventilasi
kardiovaskular pada ibu
lebih rendah • Kesulitan intubasi
Diskusi Kasus
IDENTITAS
• Nama : An. A
• Umur : 6 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• BB : 15 kg
• Agama : Islam
• Alamat : Jl. Kesehatan BTN
Pengawu Blok A no 2
Evaluasi Pra Anastesi
• Keluhan Utama : Nyeri perut kanan bawah

• Riwayat penyakit sekarang :


Pasien masuk RS dengan keluhan nyeri pada perut
kanan bawah yang dialami sejak + 5 jam SMRS.
Awalnya nyeri pada daerah uluhati kemudian pindah dan
menetap di perut kanan bawah. mual (+), muntah (+) + 5
kali, demam (+), batuk (-), sesak (-) Buang air kecil
lancar, Buang air besar (BAB) lancar seperti biasa.
Riwayat AMPLE
• A (Alergy) : Tidak didapatkan Alergi terhadap obat,
asma (-)
• M (Medication) : tidak sedang menggunakan
pengobatan tertentu
• P (Past History of Medication) : Riwayat DM (-), HT (-),
Icterus (-), riwayat penggunaan obat-obat (-).
• L (Last Meal) : Pasien terakhir makan pukul 00.00
sebelum operasi, mual (+), muntah (-)
• E (Elicit History) : Nyeri perut kanan bawah diserti mual
dan muntah
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis (GCS E4 V5 M6)
BB : 15 kg
TB : 104 cm
Tanda – tanda vital
• Tekanan darah : 110/80 mmHg
• Nadi : 88 x/menit
• Pernapasan : 24 x/mnit
• Suhu : 37, 1 ºC
• Skala nyeri (VAS) :8
B1 (BREATH) DAN EVALUASI JALAN NAPAS:

Airway: clear, gurgling/snoring:(-/-), potrusi


mandibular (-), leher pendek (-), gerak leher
bebas, tenggorok T1-1 faring hiperemis (-),
mallampaty: kelas II, massa (-), gigi geligi lengkap
(tidak ada gigi palsu), sulit ventilasi (-). Suara
pernapasan: Vesikuler (+/+), suara tambahan (-).
Riwayat asma (-), alergi (-), batuk (-), sesak (-),
masalah lain pada sistem pernapasan (-).
B2 (BLOOD):
Akral dingin, bunyi jantung SI dan SII murni
regular. Masalah pada sistem kardiovaskular (-)

B3 (BRAIN):
Kesadaran composmentis GCS 15 (E4V5M6),
Pupil: isokor Ø 3 mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+.
Defisit neurologis (-). Masalah pada sistem
neuro/muskuloskeletal (-).
B4 (BLADDER):

BAK (+), warna: kuning keruh. Masalah pada


sistem renal/endokrin (-).

B5 (BOWEL):
Abdomen: tampak cembung, peristaltik (+) dbn,
nyeri tekan regio epigastrium, mual (-), muntah (-).
Masalah pada sistem hepato/gastrointestinal (-).

B6 BACK & BONE:


Oedem pretibial (-).
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
(05/01/2018)

Hasil Rujukan Satuan

HEMATOLOGI

Hemoglobin 11.8 L: 14-18, P: 12-16 g/dl

Leukosit 18.1 4.000-12.000 /mm3

Eritrosit 4.1 L: 4.5-6.5 P: 3.9-5.6 Juta/ul

Hematokrit 32,4 L: 40-46 P: 35-47 %

Trombosit 434 150.000-450.000 /mm3

Waktu pembekuan/CT 7.00 4-12 menit m.det

Waktu perdarahan/BT 2.30 1-4 menit m.det


FAAL HEMOSTASIS
Parameter Hasil Satuan Range
Normal
PT 17,1 detik 11 - 18
APTT 34,1 detik 27 - 42

HbSAg (Non Reaktif)

Parameter Hasil Satuan Range


Normal
GDS 61 Mg/dl 80-199
DIAGNOSIS KERJA :
• Appendisitis Perforasi
• PS. ASA II E : Pasien penyakit bedah disertai dengan
penyakit sistemik ringan sampai sedang dengan status
emergensi.

TINDAKAN :
• Laparatomy eksplorasi
Evaluasi pra-anestesi
• Anamnesis (autoanamnesis)
– Alergi : pasien tidak memiliki
riwayat alergi makanan dan obat-obatan

– Medication : pasien tidak memiliki


riwayat konsumsi obat-obatan

– Past medical history : tidak ada riwayat


anestesi sebelumnya.
Evaluasi pra-anestesi (pemeriksaan fisik)
Tanda-tanda vital
• Tekanan darah : 98 /56 mmHg
• Nadi : 88 ×/menit
• Respirasi : 24 ×/menit
• Temperatur : 36’7 ºC

B1 (Breath) dan evaluasi jalan napas


• Airway: clear, gurgling/snoring/crowing:-/-/-, potrusi mandibular (-), buka mulut 4 cm, jarak mentohyoid 7 cm, jarak
hyothyoid 6,5 cm, leher pendek (-), gerak leher bebas, malampathy: 2, massa (-), gigi geligi tidak lengkap (tidak
ada gigi palsu), sulit ventilasi (-). Suara pernapasan: Vesikuler +/+, suara tambahan (-). Riwayat asma (-), alergi
(-), batuk (-), sesak (-), masalah lain pada sistem pernapasan (-).

B2 (Blood)
• Akral hangat, bunyi jantung S1 dan SII murni regular. Masalah pada kardiavaskular (-)

B3 (Brain)
• Kesadaran composmentis GCS 15 (E4V5M6), pupil : isokor Ø 3 mm/3mm, RC +/+, RCL +/+. Defisit
neurologis (-). Masalah pada sistem neuro/muskuloskeletal (-)
B4 (bladder)
• BAK (+) volume (lupa) berwarna kecoklatan

B5 (bowel):
• Tampak cembung, A: Peristaltik (+) kesan menurun, P : timpani, P : Nyeri tekan (+) regio umbilical- region inguinal
dextra

B6 Back & Bone : Oedem pretibial (-):


C. PERSIAPAN PRE OPERATIF
Di Ruangan

• KIE (+), surat persetujuan operasi (+), surat persetujuan tindakan


anestesi (+)
• IVFD RL 20 tpm selama puasa

Di Kamar Operasi

• Meja operasi dengan asesoris yang diperlukan


• Mesin anestesi dengan sistem aliran gasnya
• Alat-alat resusitasi (STATICS)
• Obat-obat anestesia yang diperlukan.
• Obat-obat resusitasi, misalnya; adrenalin, atropine, aminofilin, natrium
bikarbonat dan lain-lainnya.
• Menyiapkan pasien di meja operasi, memasang alat pantau tanda
vital, tiang infus, pulse oxymetri
• Evaluasi ulang status present pasien:
• Tekanan darah: 130/70 mmHg
• Nadi : 88 ×/menit
• Respirasi : 23 ×/menit
• Temperatur : 37 ºC
Persiapan pre-operatif
S Scope Stetoscope untuk mendengarkan suara paru dan jantung.
Laringo-Scope: pilih bilah atau daun (blade) yang sesuai
dengan usia pasien. Lampu harus cukup terang.

T Tubes Pipa trakea, pilih sesuai ukuran pasien.


A Airways Pipa mulut-faring (Guedel, orotracheal airway) atau pipa
hidung-faring (nasi-tracheal airway). Pipa ini menahan lidah
saat pasien tidak sadar untuk mengelakkan sumbatan jalan
napas.
T Tapes Plaster untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau
tercabut.
I Introducer Mandarin atau stilet dari kawat dibungkus plastic (kabel)
yang mudah dibengkokkan untuk pemandu supaya pipa
trakea mudah dimasukkan.
C Connector Penyambung antara pipa dan peralatan anestesia.
S Suction Penyedot lendir, ludah dan lain-lainnya.
Laporan anestesi durante
operatif
• Diagnosis pra-bedah : App Perforasi • Pemeliharaan anestesi :
• Diagnosis post-bedah : Kista Ovarium O2 5 L/menit, Sevoflurane
• Jenis pembedahan : Laparatomi • Respirasi :
• Persiapan anestesi : Spontan
Informed consent • Status Fisik :
Puasa ± 8 jam sebelum operasi ASA II E
• Jenis anestesi : General Anestesi • Induksi mulai :
• Teknik anestesi : Intubasi dengan ETT 14.30 WITA
no. 4 • Operasi mulai :
• Pre Medikasi : 14.50 WITA
Ranitidin 1 mg, ondancentron 2 mg, • Lama operasi :
midazolam 1 mg, dexamethason 3 mg, 1 jam 50 menit
paracetamol drips 10 cc,
• Lama puasa :
8 jam
PEMANTAUAN DURANTE OPERASI

Pukul (WITA) Tekanan Darah (mmHg) Nadi (kali/menit)


14.30 93/45 125
14.35 90/45 103
14.40 90/50 103
14.45 90/50 103
14.50 94/52 105
14.55 90/55 101
15.00 93/52 106
15.05 92/48 100
15.10 95/50 100
15.15 90/47 102
15.20 100/62 121
15.25 105/60 118
15.30 105/68 120
15.35 108/59 117
15.40 111/70 115
15.45 101/65 108
15.50 93/64 121
15.55 95/68 117
15.00 100/65 116
16.05 105/74 118
16.10 93/45 105
16.15 90/60 108
STEWARD SCORE
TANDA KRITERIA SCORE
Pada akhir proses
Kesadaran 1. Bangun pembedahan pasien
2. Respon terhadap dipindahkan ke ruang
0
rangsang pemulihan dan melanjutkan
3. Tidak ada respon oksigenasi 3 lpm dengan
Pernafasan 1. Batuk/ menangis kanul oksigen, diawasi tanda
vital.
2. Pertahankan jalan
1
nafas
3. Perlu bantuan nafas
STEWARD SCORE : 1
Motorik 1. Gerak bertujuan
2. Gerak tanpa tujuan 0 Pasien di rawat di ICU
3. Tidak bergerak
Ket :
Score ≥ 5 boleh keluar dari RR
Pembahasan
Pembahasan
• Pada kasus ini pasien perempuan usia 6 tahun
didiagnosis dengan
peritonitis e.c appendicitis perforasi.

• Sebelum dilakukan operasi pada pasien ini telah


dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
Pembahasan
• Pada pasien ini anestesi yang dipilih adalah anestesi
umum (GA) intubasi endotracheal.

• Teknik ini mudah, awitannya cepat dan harganya murah,


selain itu, pembedahan dilakukan di daerah abdomen
• Untuk operasi yang besar hampir selalu membutuhkan
teknik anestesi umum dengan intubasi trachea dan
napas terkendali dengan bantuan obat pelumpuh otot.
Cara ini menghindari pemakaian obat anestesi yang
banyak dan memastikan oksigenasi baik.
• Terapi Cairan
Berat Badan : 15 kg
Jumlah perdarahan : 510 ml
EBV = 65 ml/kg x BB kg
= 65ml/kg x kg
= 975 ml
% Perdarahan = Jumlah Perdarahan :
EBV x 100%
= 510 : 975 x 100%
= 0,52 x 100%
= 52,3 %
• Pemberian Cairan
– Cairan masuk:
Pre operatif : Kristaloid RL 300 cc
Durante operatif : Kristaloid RL 750 cc
Total input cairan : 1050 cc
- Cairan keluar durante operatif
Perdarahan : ± 510 ml
Urin : ± 100 ml
Total output cairan : ± 610 ml
• Perhitungan Cairan

Input yang diperlukan selama operasi :


Cairan Maintanance (M)
M= (4x 10kg 1) + (2 x 5kg 2)
= (4 x 10) + (2 x 5)
= 40 + 10
= 50 ml/jam (Dalam 1 Jam)
110 menit = 50 x 1
= 50 ml
• Cairan defisit selama puasa (P)
• P= Lama puasa x Maintenance
= 8 x 50
= 400 ml
• Cairan yang masuk saat puasa
Cairan masuk puasa= Jumlah infus
(TPM) x Lama Puasa (Menit)/20
= 16 x 480/20
= 7680/20
= 384 ml
• Cairan defisit puasa – Cairan masuk puasa=
400 – 384 = 16 ml
• Stress Operasi Berat = 8 ml x BB = 8 x 15 =
120 ml/jam
110 menit = 120 x 1
= 120 ml
• Total kebutuhan cairan selama 110 menit
operasi
Kebutuhan cairan operasi
= M + Defisit Cairan Selama Puasa + Stress
Operasi + Urin
= 50 + 400 + 120 + 100
= 670 ml
Cairan masuk
• Kristaloid : 750 ml
• Koloid :-
• Whole blood : -
Total cairan masuk : 750 ml
Input Cairan:

Pre Operatif :
Ringer Laktat = 300 cc

Durante Operatif :
Ringer Laktat = 750 cc
Tranfusi whole blood = -

Hasil = 1.050 cc
• Balance cairan =
Cairan masuk – Cairan dibutuhkan =
1.050 ml – 730 ml = 320 ml

• Post Operatif
Pemantauan di Recovery Room :
– Tensi, nadi, pernapasan, aktivitas motorik.
– Beri O2 2L/menit nasal canul.
– Bila mual (-), muntah (-), peristaltic usus (+), boleh makan dan
minum sedikit – sedikit.
KESIMPULAN

• Pada laporan kasus ini pasien menderita peritonitis e.c


appendicitis perforasi yang didasarkan dari anemnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
• Penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien ini adalah
laparotomy
• Jenis anestesi yang didapatkan yakni anestesi umum
(intubasi endotracheal)
• Pada pasien ini didapatkan balance cairan 320 ml
Thank You

Estimasi Kebutuhan Cairan
Pemeliharaan

Berat badan Kebutuhan

10 kg pertama 4 ml/kg/jam

10-20 kg kedua 2 ml/kg/jam

masing-masing kg > 20 kg 1 ml/kg/jam

Anda mungkin juga menyukai