Anda di halaman 1dari 19

ODS VERNAL KONJUNGTIVITIS

Disusun Oleh:

Andi Yanuar Fauzi


11 16 777 14 118

Pembimbing:
dr. Citra Azma Anggita, Sp.M, M.Kes
DEFINISI
 Konjungtivitis vernal adalah peradangan
konjungtiva bilateral dan berulang (recurrence)
yang khas, dan merupakan suatu reaksi alergi.
Penyakit ini juga dikenal sebagai “catarrh
musim semi” dan “konjungtivitis musiman” atau
“konjungtivitis musim kemarau”. Sering terdapat
pada musim panas di negeri dengan empat
musim, atau sepanjang tahun di negeri tropis
(panas)
ETIOLOGI DAN PREDISPOSISI
 Mengenai pasien usia muda 3-25 tahun dan kedua jenis kelamin
sama. Biasanya pada laki-laki mulai pada usia dibawah 10
tahun. Penderita konjungtivitis vernal sering menunjukkan
gejala-gejala alergi terhadap tepung sari rumput-rumputan

Reaksi hipersentsitivitas memiliki 4 tipe reaksi seperti berikut:


Tipe I : Reaksi Anafilaksi
Di sini antigen atau alergen bebas akan bereaksi dengan antibodi
Tipe II : reaksi sitotoksik
Di sini antigen terikat pada sel sasaran
Tipe III : reaksi imun kompleks
Di sini antibodi berikatan dengan antigen dan komplemen membentuk
kompleks imun. Keadaan ini menimbulkan neurotrophichemotactic factor
yang dapat menyebabkan terjadinya peradangan atau kerusakan lokal
Tipe IV : Reaksi tipe lambat
Pada reaksi hipersensitivitas tipe I, II dan III yang berperan adalah
antibodi (imunitas humoral), sedangkan pada tipe IV yang berperan adalah
limfosit T atau dikenal sebagai imunitas seluler.
MANIFESTASI KLINIS
Bentuk palpebra, terutama
mengenai konjungtiva tarsal
superior. Terdapat pertumbuhan
papil yang besar (cobble stone) yang
diliputi sekret yang mukoid.
Konjungtiva tarsal bawah hiperemi
dan edema, dengan kelainan kornea
lebih berat dibanding bentuk limbal.

Bentuk limbal, hipertrofi papil


pada limbus superior yang dapat
membentuk jaringan hiperplastik
gelatin, dengan Trantas dot yang
merupakan degenerasi epitel kornea
atau eosinofil di bagian epitel limbus
kornea, terbentuknya pannus,
dengan sedikit eosinofil
PATOFISIOLOGI
 Pada bentuk palpebral, jaringan epitel membesar pada beberapa area
dan menular ke area lainnya. Kadangkala, eosinofil (warna
kemerahan) tampak kuat di antara sel-sel jaringan epitel. Perubahan
yang menonjol dan parah terjadi pada substansi propria (jaringan
urat). Pada tahap awal jaringan terinfiltrasi dengan limfosit, sel
plasma, eosinofil, dan basofil. Sejalan dengan perkembangan
penyakit, semakin banyak sel yang berakumulasi dan kolagen baru
terbentuk, sehingga menghasilkan bongkol-bongkol besar pada
jaringan yang timbul dari lempeng tarsal. Terkait dengan
perubahan-perubahan tersebut adalah adanya pembentukan
pembuluh darah baru dalam jumlah yang banyak. Peningkatan
jumlah kolagen berlangsung cepat dan menyolok.
 Pada bentuk limbal terdapat perubahan yang sama, yaitu:
perkembangbiakan jaringan ikat, peningkatan jumlah kolagen, dan
infiltrasi sel plasma, limfosit, eosinofil dan basofil ke dalam stroma.
Penggunaan jaringan yang dilapisi plastik yang ditampilkan melalui
mikroskopi cahaya dan elektron dapat memungkinkan beberapa
observasi tambahan. Basofil sebagai ciri tetap dari penyakit ini,
tampak dalam jaringan epitel sebagaimana juga pada substansi
propria. Walaupun sebagian besar sel merupakan komponen normal
dari substansi propia, namun tidak terdapat jaringan epitel
konjungtiva norma
DIAGNOSIS
 Berdasarkan Gejala Klinis
 Pemeriksaan Laboratorium  Pemeriksaan
laboratorium yang dilakukan berupa kerokan
konjungtiva untk mempelajari gambaran
sitologi. Hasil pemeriksaan menunjukkan
banyak eosinofil dan granula- granula bebas
eosinofilik. Di samping itu, terdapat basofil dan
granula basofilik bebas
DIAGNOSIS BANDING
 konjungtivitis atopik
PENATALAKSANAAN
 Untuk menghilangkan sekresi mucus, dapat
digunakan irigasi saline steril dan mukolitik
seperti asetil sistein 10% - 20% tetes mata
 Kortikosteroid topical diberikan steroid topical
prednisolone fosfat 1%, 6- 8 kali sehari selama
satu minggu
PROGNOSIS
 Penderita konjungtivitis vernal baik karena
sebagian besar kasus dapat sembuh spontan
(self-limited disease), namun komplikasi juga
dapat terjadi apabila tidak ditangani dengan
baik.Kondisi ini dapat terus berlanjut dari waktu
ke waktu, dan semakin memburuk selama
musim-musim tertentu
LAPORAN KASUS
 IDENTITAS PASIEN
Nama : An. Azriel
Umur : 14 Tahun
Jenis Kelamin : laki – laki
Agama : Islam
Alamat : Desa book, kec. Palolo
NO RM : 522054
Tanggal pemeriksaaan : 15September 2018
Tempat Pemeriksaan : Poliklinik Mata RSU
Anutapura Palu
ANAMNESIS
 Keluhan Utama: Sering Menggosok dan Mata Merah

 Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien Laki-laki datang ke Poli Rumah Sakit Umum
Anutapura Palu dengan keluhan sering menggosok pada kedua mata
sejak Juli 2018 semakin hari semakin merah. Awalnya pada mata
kiri kemudian pada mata kanan. Pasien juga mengeluhkan gatal
pada mata pasien. Setiap gatal apabila digosok-gosok keluar air mata
ketika terkena pajanan sinar matahari. Pasien juga merasa
kemerahan pada kedua mata dan mata terasa panas. Pasien
mengaku sering beraktifitas bermain bola pada saat jam istirahat
sekolah dengan medan lapangan berbentuk tanah dan pasir ,
kemudiaan bermain bola pada sore hari di lokasi pertanahan,
Riwayat alergi (+)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tanda Vital
 Tekanan Darah : 110/80 mmHg
 Nadi : 92x/menit
A. INSPEKSI OD OS

Visus 6/60 6/60

Bulbus Oculi TIO TIO

Palpebra Superior Hiperemi (+), edema (-) Hiperemi (+), edema (-)

Palpebra Superior Hiperemi (+), edema (-) Hiperemi (+), edema (-)

Konjungtiva Palpebralis Hiperemi (+) Hiperemis (+)


Konjungtiva Bulbi Hiperemi (+) Hiperemi (+)
konjungtiva fornices Hiperemi (+) Hiperemi (+)
Iris Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)

Pupil Bulat, RCL (+) Bulat, RCL (+)

Lensa Jernih Jernih

Mekanisme muscular

B.PALPASI

- Tensi Okular Tn Tn

-Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada

- Massa Tumor Normal Tidak ada

- Glandula Pre aurikuler normal Normal

C. Tonometri tidak dilakukam Tidak dilakukan

D. Tes Buta Warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan

E. Oftalmoskopi Refleks fundus (+). Refleks Fundus (+).


Bentuk limbal, hipertrofi papil pada limbus superior
yang dapat membentuk jaringan hiperplastik gelatin,
dengan Trantas dot yang merupakan degenerasi epitel
kornea atau eosinofil di bagian epitel limbus kornea,
terbentuknya pannus, dengan sedikit eosinofil
RESUME
Pasien Laki-laki datang ke Poli Rumah Sakit Umum
Anutapura Palu dengan keluhan sering menggosok pada
kedua mata sejak Juli 2018 semakin hari semakin merah.
Awalnya pada mata kiri kemudian pada mata Kanan.
Pasien juga mengeluhkan gatal pada mata pasien. Setiap
gatal apabila digosok-gosok keluar air mata ketika terkena
pajanan sinar matahari. Pasien juga merasa kemerahan
pada kedua mata dan mata terasa panas. Pasien mengaku
sering beraktifitas bermain bola pada saat jam istirahat
sekolah dengan medan lapangan berbentuk tanah dan
pasir , kemudiaan bermain bola pada sore hari di lokasi
pertanahan, Riwayat alergi (+).
DIAGNOSIS

ODS Vernal Konjungtivitis


PENATALAKSANAAN
 Conver ED 6X1 TTS
 Tobroson ED 6X1 TTS

Amoxicilin 500mg 3X1


Cetirizine ½
Dexamethaone ½
Paracetamol ½
∑ m.p.v. d.d.1
PROGNOSIS
 Quo ad vitam : Bonam
 Quo ad funtionam : Bonam

 Quo ad sanationam :Bonam

Anda mungkin juga menyukai