Anda di halaman 1dari 56

Anggota

Muhammad khoir gultom MODUL 1


Muhammad muttaqin PENYAKIT BERBASIS
Tan willy Ramadhani LINGKUNGAN DAN
Sania zahira PENYAKIT KARANTINA
Trisi aldilla revania
Rina mauliza
Raudhatul ulfha
Tria tanti ramadhani dr.yuziani, M.si

Tiara ayu zulvani


yuhanis

1/27/2019 1
MODUL 1 PENYAKIT BERBASIS
LINGKUNGAN DAN PENYAKIT
KARANTINA
PUSINGNYA KEPALA PUSKESMAS
Doni usia 5 tahun, dibawa ke puskesmas dengan gejala mencret
yang dialami sejak 3 hari yang lalu. Doni bukanlah pasien pertama yang
datang dengan keluhan tersebut. Diketahui bahwa kelurahan tempat
tinggal Doni memang menjadi perhatian puskesmas karena beberapa
penyakit akibat lingkungan teridentifikasi meningkat secara epidemiologi di
sana. Selain diare juga didapatkan kasus keracunan pestisida pada para
petani.
Hasil survei perumahan dan lingkungan dari pemegang program
di puskesmas menunjukkan hasil yang kurang baik meliputi kondisi rumah
sehat, pengelolaan sampah, saluran pembuangan air limbah, sumber air
bersih, ketersediaan jamban, dan kebiasaan petani yang tidak menggunakan
APD saat penggunaan pestisida.
Puskesmas yang berada dekat pelabuhan laut ini, juga berperan
aktif bersama dengan kantor kesehatan pelabuhan setempat juga terlibat
dengan pengawasan penyakit karantina di pelabuhan. Pemerintah sudah
memiliki standar pengawasan dan pengelolaan bagi penyakit-penyakit
karantina. Puskesmas lebih meningkatkan upaya promotif dan preventif
terkait penyakit berbasis lingkungan terkait hal tersebut.
Bagaimana saudara menjelaskan berbagai faktor lingkungan
seperti cerita di atas dengan terjadinya penyakit serta pengelolaannya?
TERMINOLOGI
 Petisida : bahan atau zat yang digunakan untuk
membunuh hama (tumbuhan, serangga,hewan)
yang ada di lingkungan
 Penyakit berbasis lingkungan : suatu kelainan
patologis yang berhubungan dengan kondisi sekitar
 APD : suatu alat pelindung diri yang digunakan
untuk perlindungan air dari suatu hal yang
berbahaya
 Penyakit karantina : penyakit menular yang sesuai
dengan ISR dar WHO yang pencegahannya dan
pemberantasannya dilaksanakan secara
Internasional
JUMP 4 : SKEMA

Epidemiolo
APD Penyakit lingkungan dan karantina
gi

Faktor resiko Pencegahan Penanganan Dampak

Lingkungan sehat
JUMP 2 & 3
1. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin dengan
keluhan yang dialami oleh doni ?

1/27/2019
Jawab :
Paling sering usia : <12 tahun
Jenis kelamin biasanya menyerang semua jenis kelamin

2. Mengapa terjadi penyakit di daerah doni ? Bagaimana


hub dengan keluhannya ?
Jawab :
Beberapa faktor yang mempengaruhi :
-Usia, status gizi, pendididkan orang tua, pekerjaan
-Lingkungan, kondisi karangan rumah
-Musim hujan, kemarau
6
3. Bagaimana pencegahan diare dan penanggulangannya ?
Jawab :

1/27/2019
Pencegahan :
1. Disesuaikandengan faktor penyebab
2. Sumber air -) Sumur harus di lindungi cincin sumur
3. Pembuangan tinja teratur
4. Personal hygine yang baik
Penanggulangan : Pemberian Oralit
4. Penyakit apa saja yang dapat terjadi seperti di skenario
?
Jawab
- Disentri -Malaria -Tipus
- TBC -DBD
7
5. Bagaimana cara mendiagnosisi pasien terkena pestisida
?
Jawab : Dengan Anamnesis dan Pemeriksaan
Laboratorium

1/27/2019
6. Bagaimana faktor internal dan eksternal dari
keracunan pestisida ?
Jawab
Internal : Usia, geneti, jenis kelamin
Eksternal : Frekuensi, Vulume, dosis pestisidan dan lama
kerja/kontak dengan pestisida

7.Bagaimana dampak dari keracunan pestisida?


Jawab:
Dampak segera : Mual, muntah, pusing, sesak,alergi,
gatal, ruam
Dampak Jangka Panjang : Gagal ginjal.
8
8. Bagaimana kategori Rumah Sehat ?
Jawab :
Lokasi

1/27/2019
Tidak Terletak didaerah rawan bencana
Tidak terletak di bekas penambangan
Tidak terletak di lokasi pencemaran
Kualitas Udara dan lingkungan
Tingkat kebisingan di lokasi tidak sampai 45 dbA
Gas berbau tidakterdeteksi
Kualitas Tanah
Memenuhi persyaratan air baku

9
9. Bagaimana jenis APD yang baik
Jawab:
- HELM - Apron -Sepatu Bot

1/27/2019
- Kcamata -Sarung tangan

- Ear plug -Srungtangan karet

10. Bagaimana cara pengelolahan penyakit karantina ?


Jawab :
- Pemeriksaan kesehatan

- Imunisasi, pengobatan, isolasi, perawatan , observasi

- Pengamatan, pemberian kartu kewaspadaan


kesehatan.

10
JUMP 5 : LERNING OBBJECTIVE
1. Penyakit berbasis lingkungan
a. Epidemiologi
b. Faktor resiko
c. Pencegahan
d. Penanggulangan
e. Dampak
2. Penyakit karantina
3. Indikator lingkungan sehat
1/27/2019
Penyakit berbasis
lingkungan
LO 1
12
PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN

1/27/2019
• Penyakit berbasis lingkungan merupakan suatu kondisi
patologis berupa kelainan fungsi atau morfologi suatu organ
tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala
sesuatu disekitarnya yang memiliki potensi penyakit.

• Jenis-jenis Penyakit Berbasis Lingkungan


1. Biologis
2. Kimia
3. Fisika

13
PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN
DISEBABKAN FAKTOR BIOLOGIS

1/27/2019
 Penyakit berbasis lingkungan yang menular
melalui agen biologis membutuhkan peran agen
makhluk hidup seperti virus, bakteri, jamur, prozoa dan
cacing untuk melakukan infeksi.
 Beberapa penyakit menular yang ditimbulkan oleh agen
biologis,yaitu:
A) Penyakit Virus
1) Influenza
Ø Pengertian
 Influenza merupakan penyakit virus yang endemik di
seluruh dunia dan sering menjadi epidemi di banyak 14
negara. Virus influenza termasuk famili
Orthomyxoviridae.
Ø Penularan

1/27/2019
 Penyakit influenza ditularkan oleh virus influenza melalui udara,
menyerang saluran pernapasan, akibatnya penderita mengalami
kesulitan bernapas.

Ø Gejala klinis
 Sesudah masa inkubasi 1-2 hari, gejala umum dan keluhan yang
tidak khas terjadi berupa malaise, demam menggigil, kadang-
kadang muntah dan diare, sakit kepala, mialga dan sakit
tenggorok.

Ø Pencegahan
 Pencegahan dengan menggunakan vaksin influenza yang
mengandung virus A dan B dan disebutkan dapat mengurangi
terjadinya infeksi yang disebabkan oleh virus H5N1 atau flu
burung.
15
2) Varicella atau Cacar Air
Ø Pengertian
 Cacar air atau Varicella simplex adalah suatu penyakit menular

1/27/2019
yang disebabkan oleh infeksi virus Varicella zoster.
Ø Penularan
 Penyakit ini ditularkan oleh virus Varicella zoster melalui udara,
menyerang lapisan kulit, akibatnya penderita mengalami gatal –
gatal dan nyeri kulit seperti bisul.
Ø Gejala Klinis
 Pada permulaannya, penderita akan merasa
sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah.
Ø Pencegahan
 Imunisasi tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari 12
bulan. Imunisasi ini dianjurkan bagi orang di atas usia 12 tahun
yang tidak mempunyai kekebalan.
16
B) Penyakit Bakteri
1) TBC Paru
Ø Pengertian

1/27/2019
 Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa.
Ø Penularan
 Penularan penyakit TBC adalah melalui udara yang tercemar oleh
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan/dikeluarkan oleh si
penderita TBC saat batuk, dimana pada anak-anak umumnya sumber
infeksi adalah berasal dari orang dewasa yang menderita TBC.
Ø Gejala Klinis
 Gejala penyakit TBC yakni batuk dalam jangka waktu yang lama,
demam tinggi serta sering keringat dingin.
Ø Pencegahan
 Pengobatan preventif, diartikan sebagai tindakan keperawatan terhadap
penyakit inaktif dengan pemberian pengobatan INH sebagai
pencegahan.
 Pemberian vaksin BCG.
17
2) Difteri
Ø Pengertian
 Difteri adalah penyakit infeksi bakteri yang disebabkan oleh Corynebacterium
diphteriae, yang umumnya menyerang membran mukosa yang melapisi hidung
dan tenggorokan serta tonsil.

1/27/2019
Ø Penularan
 Penularan penyakit difteri terjadi melalui tetes udara yang dikeluarkan oleh
penderita ketika batuk atau bersin.
Ø Gejala Klinis
 a) Ada membran tebal warna abu-abu yang melapisi tenggorokan dan tonsil (
ciri khas )
 b) Sakit tenggorokan dan suara serak
 c) Sakit ketika menelan
 d) Kelenjar getah bening di leher membengkak
 e) Kesulitan bernafas dan nafas cepat
 f) Keluar cairan dari hidung
 g) Demam dan menggigil
 h) Malaise
Ø Pencegahan
 Pencegahan penyakit difteri adalah dengan memberikan imunisasi DTP saat
anak berumur 2, 4, 6, 18 bulan dan 5 tahun.
18
C) Penyakit Jamur
1) Askariasis
Ø Penyebab
 Askariasis disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides yang oleh

1/27/2019
masyarakat umum dikenal sebagai cacing gelang.
Ø Penularan
 Penularan askariasis dapat terjadi melalui beberapa jalan, yaitu telur
infektif masuk mulut bersama makanan dan minuman yang tercemar,
melalui tangan yang kotor, atau telur infektif terhirup melalui udara
bersama debu.
Ø Gejala klinis
 Pada manusia cacing dewasa dapat menimbulkan berbagai akibat
mekanik, yaitu obstruksi usus, intususepsi, dan perforasi ulkus yang ada
di usus.
Ø Pencegahan
 1. Membuat kakus yang baik untuk menghundari pencemaran tanah
dengan tinja penderita.
 2. Mencegah masuknya telur cacing yang mencemari makanan atau
minuman dengan selalu memasak makanan dan minuman sebelum
dimakan atau diminum
 3. Menjaga kebersihan perorangan
19
d) Penyakit Protozoa
1) Toksoplasmosis
Ø Penyebab
 Penyakit ini disebabkan oleh Toxoplasma gondii menyebabkan penyakit

1/27/2019
toksoplasmosis pada manusia dan hewan.
Ø Penularan
 Penularan pada manusia dapat terjadi melalui dapatan atau secara
kongenital dari ibu ke bayi yang dikandungnya.
Ø Gejala klinis
 Pada orang dewasa, gejala klinik tidak jelas dan tidak ada keluhan
penderita. Gejala yang jelas terjadi pada penderita yang menderita
toksoplasmosis kongenital karena luasnya kerusakan organ dan sistem saraf
penderita (bayi dan anak).
Ø Pencegahan
 1. Selalu memasak makanan dan minuman
 2. Menghindari kontak langsung dengan daging atau jaringan hewan yang
sedang diproses
 3. Menjaga kebersihan lingkungan
 4. Hewan-hewan penderita toksoplasmosis juga harus segera diobati atau
dimusnahkan
20
PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN
DISEBABKAN FAKTOR KIMIA
1) Asbestosis

1/27/2019
Ø Pengertian
 Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat
menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut
yang luas. Penyebab asbestosis adalah serat asbes, dimana serat asbes sukar
untuk dihancurkan, bahkan oleh makrofag.
Ø Penyebaran
 Debu asbes yang terhirup masuk ke dalam paru-paru akan mengakibatkan gejala
sesak napas dan batuk-batuk yang disertai dengan dahak. Ujung-ujung jari
penderitanya akan tampak membesar / melebar.
Ø Pencegahan
1. Health Promotion
 a. Pendidikan kesehatan kepada pekerja
 b. Peningkatan dan perbaikan gizi pekerja
 c. Penyediaan tempat dan lingkungan kerja yang sehat
2. Specific Protection 21
 a. Penggunaan masker bagi pekerja yang beresiko tinggi dapat mengurangi
pemaparan.
AGEN FISIKA

1/27/2019
Kebisingan
Sensorineural hearing loss
Pengertian
Gangguan pendengaran sensorineural (HPS)
adalah jenis gangguan pendengaran di mana
akar penyebab terletak pada saraf
vestibulocochlear ( saraf kranial VIII), bagian
dalam telinga , atau pusat-pusat pengolahan
sentral dari otak . Gangguan pendengaran
sensorineural dapat ringan, sedang, atau berat,
termasuk tuli total.
22
1/27/2019
 Penyebab
Sebagian besar gangguan pendengaran
sensorineural manusia disebabkan oleh kelainan
pada sel-sel rambut dari organ Corti di koklea.
Gangguan telinga ini juga bisa disebabkan
akibat kebisingan di atas ambang batas yang
terus menerus.

23
Pencegahan
1. Pengendalian secara teknis: Meredam sumber bising
dengan jalan memberi bantalan karet untuk
mengurangi getaran peralatan dari logam,

1/27/2019
mengurangi jatuhnya
2. Pengendalian secara administrative: Pengendalian ini
meliputi rotasi kerja pada pekerja yang terpapar oleh
kebisingan dengan intensitas tinggi ke tempat atau
bagian lain yang lebih rendah, cara mengurangi
paparan bising dan melindungi pendengaran.
3. Pemakaian alat pelindung telinga: Pengendalian ini
tergantung terhadap pemilihan peralatan yang tepat
untuk tingkat kebisingan tertentu, kelayakan dan
cara merawat peralatan.
24
SUHU
HIPOTERMIA

1/27/2019
Pengertian
 Hipotermia adalah kondisi darurat medis yang
terjadi ketika tubuh kehilangan panas lebih
cepat dari pada saat tubuh menghasilkan panas
sehingga suhu tubuh pun menjadi
sangat rendah. Penderita hipotermia suhu
tubuhnya di bawah 36 derajat Celcius padahal
suhu tubuh manusia normal adalah 37 derajat
Celcius.

25
1/27/2019
 Penyebab
Penyebab Hipotermia yakni pasti ada kontak
dengan lingkungan dingin, ada gangguan
penyakit yang tengah diderita, penggunaan obat
- obatan ataupun alkohol serta radang pankreas.

26
 Pencegahan:
1.Pindahkan ke tempat kering yang teduh. Ganti
pakaian basah dengan pakaian kering yang hangat,

1/27/2019
selimuti untuk mencegah kedinginan.
2. Bila kita melakukan kegiatan luar ruangan (
pendakian gunung khususnya ) pada musim hujan
atau di daerah dengan curah hujan tinggi, harus
membawa jas hujan, pakaian hangat ( jaket tahan air
dan tahan angin )

27
1/27/2019
LO 2
PENYAKIT BERBASIS KARANTINA
28
1/27/2019
29
1/27/2019
30
1/27/2019
31
1/27/2019
32
1/27/2019
33
1/27/2019
34
1/27/2019
35
1/27/2019
36
1/27/2019
37
1/27/2019
38
1/27/2019
39
1/27/2019
40
1/27/2019
41
1/27/2019
42
1/27/2019
43
1/27/2019
44
1/27/2019
45
1/27/2019
46
1/27/2019
47
1/27/2019
48
1/27/2019
LO3
INDIKATOR LINGKUNGAN SEHAT
49
1/27/2019
Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah
suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimum
pula.

50
4 INDIKATOR LINGKUNGAN SEHAT

1/27/2019
1. Penggunaan Air
Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai
berikut
a. Syarat Fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah
bening (tak berwarna), tidak berasa.
2. Syarat Bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari
segala bakteri, terutama bakteri patogen.
3. Syarat Kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat
tertentu didalam jumlah yang tertentu pula.

51
1/27/2019
2. Rumah Sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-
fasilitas sebagai berikut:
a) Penyediaan air bersih yang cukup.
b) Pembuangan tinja.
c) Pembuangan air limbah (air bekas).
d) Pembuangan sampah.
e) Fasilitas dapur.
f) Ruang berkumpul keluarga

52
1/27/2019
3. Pengelolaan Sampah
sampah harus dikelola dengan baik sampai
sekecil mungkin tidak mengganggu atau
mengancam kesehatan masyarakat.
 Pengelolaan sampah yang baik meliputi
pengumpulan, pengangkutan sampai dengan
pemusnahan atau pengolahan sampah

53
4. Pengelolaan air limbah atau air buangan
Air limbah adalah sisa air yang dibuang yang berasal
dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat

1/27/2019
umum lainnya, dan pada umumnya mengandung
bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan
bagi kesehatan manusia serta menggangu lingkungan
hidup.

54
Untuk mencegah atau mengurangi akibat-akibat buruk
tersebut di diperlukan persyaratan dari pembuangan
air limbah :
a. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber air

1/27/2019
minum.
b. Tidak mengakibatkan pencemaran terhadap permukaan
tanah.
c. Tidak menyebabkan pencemaran air untuk mandi, perikanan,
air sungai, atau tempat-tempat rekreasi.
d.Tidak dapat dihinggapi serangga dan tikus dan tidak menjadi
tempat berkembangbiaknya berbagai bibit penyakit dan
vektor.
e. Tidak terbuka kena udara luar (jika tidak diolah) serta tidak
dapat dicapai oleh anak-anak.
f. Baunya tidak mengganggu.

55
1/27/2019
56

Anda mungkin juga menyukai