LATAR BELAKANG
Tindak Pidana
Polisi
Pengadilan
Dokter
Pembunuhan
Perbuatan oleh siapa saja yang dengan sengaja
merampas nyawa orang lain (Arifin, 2012).
Berdasarkan sasarannya
Terhadap jiwa manusia pada umumnya
Terhadap jiwa seorang anak yang
sedang atau belum lama dilahirkan
Terhadap jiwa seorang anak yang masih
dalam kandungan
Klasifikasi Pembunuhan
Disengaja
Pembunuhan biasa
Pembunuhan anak
Pembunuhan atas permintaan korban
Membunuh diri
Menggugurkan kandungan
Pembunuhan terkualifikasi
Pembunuhan berencana
Asfiksia
Merupakan penyebab kematian terbanyak ke-3.
(Apuranto, 2012)
Merupakan suatu keadaan terjadinya kekurangan
oksigen yang disebabkan karena terganggunya
saluran nafas. (Apuranto, 2012).
Terjadi ketidakmampuan untuk menggunakan
oksigen pada tingkat seluler tanpa disertai obstruksi
jalan napas secara fisik. (Payne-James, dkk. 2011)
Disebut juga anoksia atau hipoksia. (Amir, 2008;
Apuranto, 2012)
Klasifikasi Asfiksia
Secara
etiologi
Secara
fisiologi
alamiah
Anoxic anoxia
mekanik
Stagnan
circulatory anoxia
Anemic anoxia
keracunan
Histotoxic tissue
anoxia
Perubahan Patologis
Asfiksia
Perubahan
Perubahan primer
primer
Perubahan
Perubahan
sekunder
sekunder
Proses kejadian
Mekanisme Asfiksia
1.
4.
Stadium dyspneu/sianosis
2.
Stadium konvulsi
3.
Stadium apneu
Stadium final/terminal
Mekanisme Asfiksia
Darah
menjadi
encer
Fibrinolisis
Relaksasi
sphingter
ASFIKSIA
ASFIKSIA
Tidak
sadar
Dilatasi
kapiler
Tekanan
oksigen dan
darah
menururn
Tenaga otot
berkurang
Stasis
kapiler
Sianosis
Kongesti
visceral
Bendungan
kapiler
Darah
berwarna ungu
Tekanan
intrakapiler
meningkat
Lebam mayat
berwarna ungu
Urin, feces,
dan cairan
sperma keluar
Kerusakan pada
dinding kapiler dan
lapisan di antara
sel endotel
Peningkatan
permeabilitas
kapiler
Bercak Tardieu
dan transudasi
cairan (edema)
Kelainan Otopsi
Pemeriksaan Luar
Ujung
jari dan
bibir
sianotik
Gambaran
pembendungan pada
mata:
pelebaran
pembuluh
darah
konjungtiva
bulbi dan
palpebra,
Lebam
mayat
cepat
timbul,
luas dan
berwarn
a lebih
gelap
Busa
halus
keluar
dari
hidung
dan
mulut
3
4
1
Pemeriksaan Dalam:
Penyebab wajar
Laryngeal oedema
Ludwig angina
Laryngitis difteria
Pneumothoraks
Complete blocking arteri
pulmonalis karena
emboli
Tamponade jantung
Tumor laring/leher
Asthma bronchiale
Penyebab Asfiksia
Pembekapan
Suatu keadaan dimana lubang-lubang luar dari
jalan nafas yaitu mulut dan hidung tertutup secara
mekanis oleh benda padat atau bahan yang terdiri
dari partikel-partikel kecil (finely divided materials),
misalnya pasir, lumpur, abu, dan salju (Apuranto,
2012).
Normalnya, pembekapan membutuhkan paling
tidak sebagian obstruksi, baik rongga hidung
maupun mulut untuk menjadi asfiksia.
Etiologi Kematian
Asfiksia
Edema
paru
Hiperaera
si
Cara Kematian
Kecelakaa
n
(accident
al
snotherin
g)
Pembunuh
an
(homicidal
smotherin
g)
Bunuh
diri
(suicide
)
Pemeriksaan Otopsi
Dilakukan pencarian bahan-bahan yang diduga
menjadi penyebab dalam rongga hidung atau mulut
(kain atau handuk, serbuk halus, pasir, bulu, dll).
Umumnya terdapat tanda-tanda kekerasan
pada daerah mulut, hidung, dagu, dan sekitarnya, yang
mungkin terjadi ketika korban melakukan perlawanan.
Jika pembekapan dilakukan dengan benda lunak,
mungkin tidak ditemukan
kekerasan.
tanda-tanda
Pembekapa
n cepat
Darah berwarna
gelap dan encer
Pembekapa
n jangka
panjang
Hiperaerasi
Wajah sianotik
Ekimosis pada
galea scalp
Perdarahan
konjungtiva
Edema paru
RINGKASAN
Asfiksia adalah suatu keadaan terjadinya kekurangan oksigen
yang disebabkan karena terganggunya saluran pernafasan. Salah
satu penyebab asfiksia mekanik adalah pembekapan (smothering).
Pembekapan pada kasus pembunuhan biasanya terjadi pada kasus
pembunuhan anak sendiri atau orang dewasa yang tidak berdaya.
Pemeriksaan korban pembekapan harus secara cermat untuk
melihat bahan-bahan yang diduga penyebab dalam rongga mulut
atau dalam lubang hidung, luka lecet atau luka memar terdapat di
mulut, hidung, dan daerah sekitarnya. Mencari luka lecet tekan dan
memar di daerah mulut, hidung maupun benuk bibir tercetak pada
bantal. Terdapat juga perbedaan pada pembekapan secara cepat
maupun perlahan.
Pemeriksaan dalam akan diemukan sesuai mekanisme asfiksia.
SARAN
Pentingnya untuk
memahami mekanisme
asfiksia, sehingga dapat mengerti dengan baik kelainankelainan luar dan dalam yang terjadi pada korban asfiksia.
Diharapkan para dokter muda saat melewati stase Forensik
dan Medikolegal pernah mendapatkan kasus
korban asfiksia
asfiksia.
diharapkan memperhatikan
pemeriksaan luar dengan baik untuk mengetahui
Pada kasus asfiksia,
Saran
Pentingnya untuk
memahami mekanisme
TERIMA KASIH
asfiksia, sehingga dapat mengerti dengan baik kelainankelainan luar dan dalam yang terjadi pada korban asfiksia.
pemeriksaan luar
memperhatikan