Anda di halaman 1dari 90

HERNIA

EPIGASTRICA
Aldila Istika Andamari
ABDOMEN
ARTERI
VENA
INGUINAL
Anatomi
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Usia : 64 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Kalidesel, Watumalang
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Petani
Masuk RS : 2 Januari 2018
KELUHAN UTAMA

Benjolan tidak bisa masuk di atas pusar


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Seorang pasien laki-laki usia 64 tahun datang dengan keluhan ada benjolan di
atas pusar. Benjolan tersebut sudah dirasakan sejak kurang lebih 4 bulan yang lalu.
Benjolan tersebut awalnya hilang timbul. Benjolan timbul terutama ketika pasien
sedang bekerja dan mengangkat barang-barang. Benjolan akan mengecil atau
menghilang ketika pasien berbaring. Akhir-akhir ini benjolan tetap timbul. Ketika
ditekan benjolan tidak terasa nyeri, hanya pasien merasa kurang nyaman dengan
adanya benjolan tersebut. Benjolan di tempat lain disangkal. Pasien mengaku tidak
mengalami gangguan BAB maupun BAK, mual dan muntah (-).
• Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat keluhan serupa disangkal

• Riwayat Penyakit Keluarga

Keluhan serupa disangkal

• Riwayat Personal Sosial

Kebiasaan angkat junjung (+), Merokok (+)


PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : baik

Kesadaran : Compos mentis

Vital sign

 Tekanan darah : 132/80 mmHg

 Nadi : 49 x/menit

 Respirasi : 20 x/menit

 Temperature : 36,6 °C
STATUS GENERALIS
• Inspeksi : • Conjungtiva • Pembesaran
Mesocephal Anemis -/- kelenjar
• Sklera getah
Ikterik -/- bening (-)
Kepa • Cekung -
Lehe
Mata
la r
THORAX
STATUS LOKALIS ABDOMEN
• Inspeksi : tampak benjolan d= 1 cm di atas umbilicus
• Auskultasi : BU (+)
• Palpasi : nyeri tekan (-), supel, KGB di sekitar tidak teraba
• Perkusi : timpani
WORKING DIAGNOSIS
HERNIA EPIGASTRIKA IRREPONIBEL

SARAN :
• Pemeriksaan lab
darah rutin
• Pemeriksaan rontgen
thorax PA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DIAGNOSIS UTAMA

HERNIA EPIGASTRIKA
IRREPONIBEL
PENATALAKSANAAN
HERNIORRAPHY
 Medikasi Pre op

- Inj amphicillin-sulbactam 3x1,5 gr

- Infus Asering 1000cc/24 jam

 Medikasi Post op

- Inj amphicillin-sulbactam 2x1,5 gr

- Inj metamizole sodium 2 x 1gr

- Infus Asering 1000cc/24 jam


Tanggal S O A P
2/1/18 Pasien mengeluhkan TD = 130/80 Hernia  Medikasi Pre op

ada benjolan hilang N = 49 x/menit epigastrica - Inj ampicillin-


irreponibel sulbactam 3x1,5
timbul di atas pusar RR = 20
gr
kurang lebih 4 bulan x/menit
- Infus Asering
yang lalu. Benjolan T=36,6 °C
1000cc/24 jam
tidak nyeri bila  Medikasi Post op
ditekan. Biasanya - Inj amphicillin-
benjolan muncul saat sulbactam 2x1,5
pasien bekerja dan gr

mengangkat barang - Inj metamizole


sodium 2 x 1gr
dan menghilang
- Infus Asering
ketika pasien
1000cc/24 jam
berbaring. Namun
 
akhir-akhir ini
benjolan tetap
3/1/18 Pasien mengeluh TD = 120/80 Hari pertama Obat pulang =
mmHg - meiact
bekas operasi agak post
N = 72 x/menit
nyeri. Kentut (+), herniorraphy 2x200 mg
RR = 20
BAB dan BAK x/menit
No X
dbn, mual dan T=36,3 °C - meloxicam
muntah (-) 2x15 mg No
X
Prognosis
•Ad vitam : dubia ad bonam
•Ad functionam : dubia ad bonam
•Ad sanam : dubia ad bonam
HERNIA
DEFINISI
• Hernia merupakan protrusi atau penonjolan abnormal isi suatu rongga
melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan

• Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia.


ETIOLOGI
1. Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat kemudian dalam
hidup.
2.Akibat dari pembedahan sebelumnya.
3. Kongenital :
sempurna
tidak sempurna
4. Akuisital :
Tekanan intraabdominal yang tinggi.
Konstitusi tubuh.
Banyaknya preperitoneal fat banyak terjadi pada orang gemuk.
Distensi dinding abdomen karena peningkatan tekanan intraabdominal.
Sikatrik.
Penyakit yang melemahkan dinding perut.
Merokok : OR = 2,22 ; CI=95%
Diabetes mellitus
Leher Kantong
hernia
hernia

BAGI
AN-
BAGI
AN

HERN
IA
Isi Pintu
hernia hernia
JENIS-JENIS

TERLIHAT/
LOKASI ISI PENYEBAB
TDK

PENEMU SIFAT LAIN


I. LOKASI
II. ISI
OMENTOC
ELE
ENTEROCE
LE
ISI RICHTER

LITTRE
III. PENYEBAB
KONGENITAL : omphalocele, gastroschisis, hernia
diafragmatika

DAPATAN

TRAUMATIK (INSISIONAL)
IV. TERLIHAT / TIDAK TERLIHAT
EKSTER • Menonjol keluar melalui dinding
abdomen
NA • hernia inguinalis, hernia scrotalis, dsb

INTERN • Penonjolan melalui defek di dalam


rongga peritoneum
• hernia diafragmatica, hernia foramen
A winslowi, hernia obturatoria
Hernia
Diafragmatika
Hernia
foramen
winslow
V. KEADAAN

INKARSERATA

STRANGULATA
VI. SIFAT

REPONIBEL

IRREPONIBEL
VII. LAINNYA
PANTALON

SCIATIC

PERINEAL

MAYDL

SLIDING
Pantaloon Hernia
HERNIA MAYDL
Sliding Hernia
Hernia
Sciatic dan
Perineal
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
1. Hernia Epigastric
• Hernia yang keluar melalui defek di linea alba antara umbilicus dan
processus xyphoideus.
• Hernia epigastric dapat merupakan defek kongenital dan akibat dari
defek saat proses penggabungan dari dinding abdomen lateral.
• Hernia pada linea alba muncul lebih sering diatas umbilicus dari
pada dibawahnya  linea alba di kranial lebih lebar
• Pasien mengeluhkan nyeri, sensasi tertarik dibagian tengah perut.
• Mereka secara umum kecil dan dapat diperbaiki secara elektif,
biasanya mengandung omentum maupun bagian dari ligamentum
falciform.
2. Hernia umbilicalis:

• Merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk melalui cincin umbilikus
(pusar) akibat peninggian tekanan intraabdomen

• Hernia umbilicus muncul lebih sering pada wanita.

• Obesitas dan kehamilan berulang merupakan prekursor, dan ascites sering mencetuskan masalah.

• Hernia umbilicalis muncul sekitar 10% dari seluruh bayi baru lahir dan lebih umum terjadi pada bayi
prematur. Hernia ini biasanya akan regresi spontan dalam 6 bulan sampai 1 tahun, bila cincin hernia
menutup. Jika tidak menutup secara spontan maka dapat dianjurkan dilakukan operasi selektif.

• Pada dewasa, operasi dapat dilakukan apabila hernia membesar ataupun muncul gejala inkarserasi.
Operasi dapat meliputi primary sutured repair atau penempatan prosthetic mesh untuk defek yang lebih
besar (>2 cm) menggunakan metode laparoskopik.
3. Spigelian Hernia
• Suatu hernia melalui fascia pada sepanjang tepi lateral otot rectus abdominis pada
celah antara linea semilunar dan tepi lateral dari otot rectus abdominis adalah suatu
hernia spigelian.
• Fascia Spieghel sebenarnya adalah aponeurosis dan terdiri dari gabungan aponeurosis
otot oblique abdominis dan transversus abdominis dibagian lateral dan otot rectus
abdominis pada bagian medial. Meskipun dapat muncul disepanjang linea semilunar,
ia paling sering muncul dimana fascia sphiegel lebih lebar dan lemah
4. Hernia Inguinalis
• Hernia pada orang dewasa biasanya terjadi karena usia lanjut, karena pada umur tua
otot dinding rongga perut melemah.

• Keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat seperti batuk kronik,


bersin yang kuat dan mengangkat barang - barang berat, mengejan  kanal yang
sudah tertutup dapat terbuka kembali  hernia inguinalis

• Hernia Inguinalis Direkta (medialis)

• Hernia Inguinalis Indirekta (lateralis)


5. Hernia femoralis

• tekanan intraabdomen, kehamilan multipara, obesitas, degenerasi mendorong lemak ke kanalis femoralis

• Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan di lipat paha di bawah ligamentum inguinale, di medial vena
femoralis dan lateral tuberkulum pubikum. Hernia ini masuk melalui annulus femoralis ke dalam kanalis
femoralis dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha.

6. Incisional hernia

• Hernia insisional terjadi akibat tekanan yang berlebih dan penyembuhan yang tidak adekuat dari insisi
sebelumnya, dimana dapat berkaitan dengan infeksi pada tempat pembedahan. Hernia ini membesar seiring
berjalannya waktu, menyebabkan nyeri, obstruksi usus, inkarserasi, dan strangulasi.

• Obesitas, usia lanjut, malnutrisi, ascites, kehamilan, dan kondisi yang dapat meningkatkan tekanan intra-
abdominal merupakan faktor predisposisi hernia incisional.
7. Hernia lumbar

• Terjadi akibat secara spontan, post trauma, atau akibat incisional hernias (misalnya setelah
nephrectomy). Hernia ini menunjukkan ada defek pada fascia transversalis dan
aponeurosis otot transversus abdominis.

• Ada dua segitiga lumbar (lumbar triangles). Bagian bawah atau Petit's triangle dibatasi
oleh otot latissimus dorsi, otot oblique eksternus, dan krista iliaca; dan dilingkupi hanya
oleh fascia superficial. Sementara bagian superior atau Grynfeltt's triangle dibatasi oleh
costa keis 12, otot oblique internus, dan otot sacrospinalis; dilingkupi oleh otot lattissimus
dorsi.
• Hernia lumbalis generalisata, tipe yang ketiga paling sering iatrogenic setelah insisi
pinggang pada operasi ginjal.
8. Hernia Littre's
• Adanya diverticulum Meckel sebagai komponen tambahan pada kantung hernia menjadi ciri
dari Littre's hernia. Keadaan yang tak lazim ini bisa sangat sulit di diagnosa karena gejala
obstruktif yang sedikit. Strangulasi dari diverticulum Meckel bisa terjadi yang menyebabkan
fistel sebagai keluhan utama.

9. Hernia Obturator
• Canalis obturator ditutup oleh membran dan dilewati oleh nervus dan pembuluh darah
obturator. Kelemahan pada membrane obturator dan pelebaran dari canal dapat menyebabkan
suatu kantung hernia, yang dapat menyebabkan incarserasi atau obstruksi saluran cerna.
• Pasien muncul dengan bukti kompresi pada nervus obturator, menghasilkan nyeri pada bagian
dalam paha.
• Howship- Romberg sign = nyeri di tungkai atas medial yang mereda saat difleksikan namun
nyerinya meningkat saat ekstensi atau eksternal rotasi pada panggul
Hernia obturator
10. Hernia Sciatic
• Foramen siaticus mayor dapat menjadi lokasi dari suatu hernia. Hernia tipe ini sangat jarang
dan sulit di diagnose dan pasien mungkin tidak memiliki keluhan hingga timbul obstruksi
saluran cerna.
• Pasien lain muncul dengan massa pada daerah gluteal atau infragluteal, yang menyebabkan rasa
tidak nyaman pada saat berdiri. Nyeri pada nervus siatikus jarang disebabkan oleh penekanan
hernia siatikus. Hernia ini dapat diperbaiki dengan operasi transabdominal atau transgluteal.

11. Hernia Perineal


• Hernia perineal yang bersifat congenital atau didapat sangat jarang terjadi. Hernia ini bisa
terjadi setelah reseksi abdominoperineal, prostatectomy, atau pengangkatan organ pelvis. Flap
myocutaneous atau mesh sering diperlukan untuk memperbaiki sutau hernia perineal.
DIAGNOSIS

STANDARD
Anamne
GOLD sis
Px fisik
Anamnesis
 Benjolan keluar masuk
 Rasa tidak nyaman yang diperparah dengan
aktifitas fisik
 Nyeri yang lebih persisten  hernia inkarserata
 demam, takikardia, nyeri saat di tekan, dan
gejala obstruktif  hernia strangulata
Pemeriksaan Fisik
(INSPEKSI)
 Hernia epigastrika : benjolan di linea alba

 Hernia umbilikal : benjolan di umbilikal

 Hernia femoralis : benjolan dibawah ligamentum inguinal.

 Hernia perineum : benjolan di perineum.


DIAGNOSIS
(INSPEKSI)
HERNIA INGUINALIS
• muncul benjolan di regio inguinalis
LATERA yang berjalan dari lateral ke medial
LIS • tonjolanberbentuk lonjong

MEDIALI • tonjolan biasanya terjadi


S bilateral, berbentuk bulat.
DIAGNOSIS
(PALPASI + batuk atau
mengedan)
Hernia femoralis : benjolan lunak di benjolan dibawah ligamentum
inguinal

Hernia inkarserata : nyeri tekan.

FINGER TEST

Saat jari masih berada dalam annulus eksternus,

pasien mulai mengedan kalau hernia menyentuh ujung jari

berarti hernia inguinalis lateralis dan kalau samping jari

yang menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis.


ZIEMAN TEST
1.Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh penderita).
2.Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan
3.Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :
• jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.
• jari ke 3 : Hernia Ingunalis Medialis.
• jari ke 4 : Hernia Femoralis.
Perkusi

Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan


kemungkinan hernia strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak.

Auskultasi

Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia


yang mengalami obstruksi usus (hernia inkarserata).
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
Hernia Epigastrik

• Repair biasanya meliputi eksisi dari jaringan


preperitoneal yang mengalami inkarserasi dan
penutupan sederhana dari defek fasial, mirip seperti
hernia umbilical
• Defek yang kecil dapat diperbaiki dibawah anestesi lokal.
• Hernia epigastric lebih baik jika diperbaiki secara
anterior karena defeknya kecil dan lemak yang
mengalami herniasi dari cavum peritoneal sulit untuk
direduksi
PENATALAKSANAAN
Hernia Inguinalis

• Kelompok 1: Open Anterior Repair


Kelompok 1 operasi hernia (teknik Bassini,
McVay dan Shouldice) melibatkan pembukaan
aponeurosis otot obliquus abdomins ekternus dan
membebaskan funikulus spermatikus. fascia
transversalis kemudian dibuka, dilakukan inspeksi
kanalis spinalis, celah direct dan indirect. Kantung
hernia biasanya diligasi dan dasar kanalis spinalis
TEKNIK BASSINI
Komponen utama dari teknik Bassini adalah:
 Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dikanalis ingunalis
hingga ke cincin ekternal
 Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari hernia indirect
sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal untuk mencari hernia
direct.
 Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis (fascia
transversalis)
 Melakukan ligasi kantung hernia seproksimal mungkin
 Rekonstuksi di dinding posterior dengan menjahit fascia tranversalis,
otot transversalis abdominis dan otot abdominis internus ke ligamentum
inguinalis lateral.
 Kelompok 2: Open Posterior Repair

 Posterior repair (iliopubic tract repair dan teknik Nyhus) dilakukan


dengan membelah lapisan dinding abdomen superior hingga ke cincin
luar dan masuk ke properitoneal space. Diseksi kemudian diperdalam
kesemua bagian kanalis inguinalis.

 Perbedaan utama antara teknik ini dan teknik open anterior adakah


rekonstruksi dilakukan dari bagian dalam.

 Posterior repair sering digunakan pada hernia dengan kekambuhan


karena menghindari jaringan parut dari operasi sebelumnya. Operasi
ini biasanya dilakukan dengan anastesi regional atau anastesi umum.
Kelompok 3: Tension-Free Repair with Mesh
• Kelompok 3 operasi hernia (teknik Lichtenstein dan Rutkow)
menggunakan pendekatan awal yang sama degan teknik open
anterior. Akan tetapi tidak menjahit lapisan fascia untuk memperbaiki
defek, tetapi menempatkan sebuah prostesis, mesh yang tidak
diserap. Mesh ini dapat memperbaiki defek hernia tanpa
menimbulkan tegangan dan ditempatkan disekitar fascia. Hasil
yang baik diperoleh dengan teknik ini dan angka kekambuhan
dilaporkan kurang dari 1 persen.
• Beberapa ahli bedah meragukan keamanan jangka panjang
penggunaan implant prosthesis, khususnya kemungkinan infeksi atau
penolakan. Akan tetapi pengalaman yang luas dengan mesh hernia
telah mulai menghilangkan anggapan ini, dan teknik ini terus populer.
Teknik ini dapat dilakukan dengan anastesi local, regional atau general.
Kelompok 4: Laparoscopic
• Operasi hernia Laparoscopic makin populer dalam beberapa tahun
terakhir, tetapi juga menimbulkan kontroversi. Pada awal
pengembangan teknik ini, hernia diperbaiki dengan menempatkan
potongan mesh yang besar diregion inguinal diatas peritoneum. Teknik
ini ditinggalkan karena potensi obstruksi usus halus dan pembentukna
fistel karena paparan usus terhadap mesh.
• Saat ini kebanyakan teknik laparoscopic herniorrhaphies dilakukan
menggunakan salah satu pendekatan transabdominal preperitoneal
(TAPP) atau total extraperitoneal (TEP). Pendekatan TAPP dilakukan
dengan meletakkan trokar laparoscopic dalam cavum abdomen dan
memperbaiki region inguinal dari dalam. Ini memungkinkan mesh
diletakkan dan kemudian ditutupi dengan peritoneum. Sedangkan
pendekatan TAPP adalah
prosedur laparoskopic langsung yang mengharuskan masuk ke cavum
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai