Rencana Terapi A :
Terapi di rumah untuk mencegah dehidrasi dan malnutrisi Anak-anak tanpa tanda-tanda dehidrasi
memerlukan tambahan cairan dan garam untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit akibat
diare. Jika ini tidak diberikan, tanda-tanda dehidrasi dapat terjadi. Ibu harus diajarkan cara untuk
mencegah dehidrasi di rumah dengan memberikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya,
bagaimana mencegah kekurangan gizi dengan terus memberi makan anak, dan mengapa
tindakan-tindakan ini penting. Mereka harus juga tahu apa tanda-tanda menunjukkan bahwa anak
harus dibawa ke petugas kesehatan.
a.
b.
c.
d.
Umur (tahun)
<>
50-100 ml
2-10
100-200 ml
>10
Aturan 2 : Berikan tambahan zinc (10 - 20 mg) untuk anak, setiap hari selama 10 -14
hari
Zinc dapat diberikan sebagai sirup atau tablet, dimana formulasinya tersedia dan terjangkau.
Dengan memberikan zinc segera setelah mulai diare, durasi dan tingkat keparahan episode serta
risiko dehidrasi akan berkurang. Dengan pemberian zinc selama 10 sampai 14 hari, zinc yang
hilang selama diare diganti sepenuhnya dan risiko anak memiliki episode baru diare dalam 2
sampai 3 bulan ke depan dapat berkurang. Pada pedoman penatalaksanaan diare sebelumnya
tidak ada anjuran untuk memberikan zinc, namun pada pedoman penatalaksanaan diare WHO
2005 ada anjuran seperti ini.
Aturan 3 : yaitu berikan anak makanan untuk mencegah kurang gizi
Diet bayi yang biasanya harus dilanjutkan selama diare dan ditingkatkan setelahnya. Makanan
tidak boleh ditahan dan makanan anak yang biasa tidak boleh diencerkan. pemberian ASI harus
dilanjutkan. Tujuannya adalah untuk memberikan makanan yang kaya nutrisipada anak.
Sebagian besar anak-anak dengan diare cair mendapatkan kembali nafsu makan mereka setelah
dehidrasi diperbaiki, sedangkan orang-orang dengan diare berdarah seringkali nafsu makan tetap
buruk sampai penyakitnya sembuh. Anak-anak ini harus didorong untuk mau makan secara
normal sesegera mungkin.
Ketika makanan diberikan, gizi yang cukup biasanya diserap untuk mendukung pertumbuhan
dan pertambahan berat badan. Makan juga mempercepat pemulihan fungsi usus normal,
termasuk kemampuan untuk mencerna dan menyerap berbagai nutrisi. Sebaliknya, pada anakanak yang dibatasi makannya dan makanan yang diencerkan dapat menurunkan berat badan,
menyebabkan diare lebih lama dan lebih lambat memulihkan fungsi usus.
Secara umum, makanan yang sesuai untuk anak dengan diare adalah sama dengan yang
diperlukan oleh anak-anak yang sehat.
Aturan 4 : Bawa anak ke petugas kesehatan jika ada tanda-tanda dehidrasi atau masalah lainnya
Ibu harus membawa anaknya ke petugas kesehatan jika anak:
Buang air besar cair sering terjadi
Muntah berulang-ulang
Sangat haus
Makan atau minum sedikit
e.
f.
g.
B.
Demam
Tinja Berdarah
Anak tidak membaik dalam tiga hari.
Pedoman diare yang sebelumnya hanya mempunyai 3 aturan saja. Namun WHO 2005
menambahkan pemberian zinc pada rencana terapi A ini.
Rencana Terapi B: Terapi rehidrasi oral untuk anak-anak dengan dehidrasi ringan-sedang
Jika berat badan anak diketahui maka hal ini harus digunakan untuk menentukan jumlah larutan
yang tepat. Jumlah larutan ditentukan dari berat badan (Kg) dikalikan 75 ml. Jika berat badan
anak tidak diketahui maka penentuan jumlah cairan ditentukan berdasarkan usia anak. Seperti
yang terlihat pada tabel
Jumlah Cairan yang Harus diberikan dalam 4 jam pertama
Usiaa
<>
4 11 12-23
bulan
bulan
Berat
badan
<>
Jumlah
(ml)
200-400
400-600
600-800
2-4
tahun
8001200
5-14
tahun
12002200
>15
tahun
22004000
Keluarga harus diajarkan cara memberikan larutan oralit. Larutan dapat diberikan pada anakanak menggunakan sendok atau cangkir. Botol minum tidak boleh digunakan. Untuk bayi dapat
digunakan pipet atau syringe.
Untuk anak <>
- Jika tanda-tanda dehidrasi parah telah muncul, terapi intravena (IV) harus dimulai sesuai Rencana
Terapi C.
- Jika anak masih memiliki tanda-tanda yang menunjukkan dehidrasi beberapa, teruskan terapi
rehidrasi oral dengan mengulangi Rencana Terapi B. Pada saat yang sama dimulai pemberian
makanan, susu dan cairan lain, seperti yang dijelaskan dalam Rencana Terapi A, dan terus
menilai kembali anak.
- Jika tidak ada tanda-tanda dehidrasi, harus dipertimbangkan rehidrasi telah lengkap. Bila rehidrasi
adalah lengkap:
- Turgor kulit normal
- Tidak haus
- Urin
- Anak menjadi tenang, tidak lagi mudah marah dan seringkali tertidur.
Ajarkan ibu cara untuk merawat anaknya di rumah dengan larutan oralit dan makanan seperti
pada Rencana Terapi A.
Dengan larutan oralit yang sebelumnya, tanda dehidrasi dapat menetap atau muncul kembali
selama pemberian oralit pada 5% anak-anak. Namun dengan larutan oralit osmolaritas rendah
yang baru, diperkirakan kegagalan pengobatan sebelumnya dapat berkurang menjadi 3%, atau
kurang.
Penyebab kegagalan tersering ialah:
Intake larutan oralit yang kurang (lebih dari 15-20 ml/kg/jam), seperti yang terjadi pada
beberapa anak-anak dengan kolera
Perbedaan dari rencana terapi B antara WHO tahun 2005 dan Depkes RI 1999 ialah adanya
penambahan zinc pada terapi diare menurut WHO 2005 dan adanya perbedaan untuk
menentukan jumlah cairan rehidrasi yang ditentukan berdasarkan usia.
C.
Anak-anak menerima terapi NGT atau per oral harus dinilai ulang paling sedikit setiap jam. Jika
tanda-tanda dehidrasi tidak membaik setelah tiga jam, anak harus segera dibawa ke fasilitas
terdekat di mana terapi IV tersedia. Jika rehidrasi maju memuaskan, anak harus dinilai ulang
setelah enam jam dan keputusan pada perawatan lebih lanjut dibuat seperti yang dijelaskan di
atas untuk terapi IV yang diberikan. Jika tidak ada fasilitas NGT dan tidak dapat dilakukan
secara peroral, anak harus segera dibawa ke fasilitas terdekat di mana terapi IV atau NGT
tersedia. Pada rencana terapi C tidak ada perbedaan antara WHO 2005 dengan pedoman
penatalaksanaan diare di Indonesia saat ini.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diare akut menurut WHO terdiri dari:
ORS (Oral Rehidration Solution)
Terapi terbaik pada pasien diare yang mengalami dehidrasi adalah ORS, misalnya
oralit osmolaritas rendah. Cairan diberikan 50 200 ml/kgBB/24 jam tergantung
kebutuhan dan status hidrasi. Bila dehidrasi sedang atau berat sebaiknya diberikan cairan
intravena atau infus. Sedangkan dehidrasi ringan/sedang diberikan cairan per oral atau
9
selang nasogastrik, kecuali bila ada kontraindikasi. Pemberian per oral diberikan larutan
oralit yang hipotonik dengan komposisi 29 g glukosa, 3,5 g NaCl, 2,5 g Natrium bikarbonat, dan
1,5 g KCl setiap liter.4
Diet
Jika anak menyusui, coba untuk meningkatkan frekuensi dan durasi menyusuinya.
Pasien diare tidak dianjurkan puasa, kecuali jika muntah-muntah hebat. Hindarkan susu sapi.4
Zink
Zink merupakan mikronutrien yang penting untuk kesehatan dan perkembangan anak.
Melalui efeknya pada sistem imun dan fungsi intestinal, pemberian zink selama episode diare
akan menurunkan durasidan parahnya diare.4,6
Antibiotik
Pemberian antibiotik tidak dianjurkan pada semua pasien. Antibiotik diberikan pada pasien jika
merupakan indikasinya, seperti pada pasien disentri.4
Edukasi
Pengetahuan yang baik seorang ibu sangat menentukan kesehatan anak. Edukasi yang
diberikan seperti cuci tangan sebelum memberi ASI, kebersihan payudara juga perlu
diperhatikan, kebersihan makanan termasuk sarana air bersih, kebersihan peralatan makanan, dan
lain-lain
Kaolinpektat
Obat ini dikenal dapat memadatkan tinja. Tinja yang padat kadang membuat orang tua senang
karena dianggap bahwa diare sudah perbaikan. Memadatnya tinja akibat penggunaan obat dapat
menutupi keadaan yang sebenarnya. Diare yang masih berlangsung dan memerlukan terapi
rehidrasi sering tidak tertolong karena tinja yang memadat ini. Penggunaan obat-obatan ini tidak
dianjurkan lagi pada anak. Orang tua dianjurkan memantau diare anak, jika anak masih
mengalami diare cair, pemberian oralitpun harus dilanjutkan.
2. Antimotilitas (contoh loperamide).
Antimotilitas adalah obat-obatan yang dapat menghambat gerakan usus, sehingga usus
dilumpuhkan dan frekuensi diare berkurang. Penggunaan antimotilitas pada anak dapat
menyebabkan tertahannya racun-racun dalam saluran cerna yang seharusnya dikeluarkan melalui
diare.
3. Antikolinergik (Dicyclomine, hyoscyamine).
Antikolinergik juga bekerja dengan cara mengurangi gerakan usus. Antikolinergik digunakan
untuk mengatasi kram perut. Pada anak, antikolinergik tidak terbukti efektif bahkan
meningkatkan risiko efek samping dan toksisitas.
4. Absorben (Attapulgite)
Seperti kaolinpectat, absorben menyerap air dan meningkatkan kekentalan tinja. Absorben
dianggap dapat menyerap racun dan mengeluarkannya melalui tinja tetapi absorben juga dapat
menyerap mikronutrien dan elektrolit yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
5.
Bismuth subsalisilat
Bismuth telah lama digunakan untuk pada diare yang disebabkan oleh Norwalk virus atau
pada travelers diarrhea. Penggunaan bismuth pada anak dinilai tidak efektif dan meningkatkan
risiko toksistas otak. Kandungan salisilat dapat menyebabkan gangguan hati.
Sejak tahun 1996, AAP mengeluarkan pernyataan untuk tidak menggunakan berbagai jenis
antidiare untuk anak. Saat ini, pedoman tatalaksana diare di seluruh dunia meliputi pemberian
oralit, pemberian zinc, dan melanjutkan ASI (early feeding). Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI) dan Departemen Kesehatan RI mengadopsi pedoman WHO yang dikenal dengan
LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare) yang terdiri dari pemberian oralit, pemberian
zinc, lanjutkan ASI, antibiotik selektif, dan nasihat untuk ibu.