ULKUS MOLE
Oleh :
dr. Nabila Aulia Ramadhanty
Dokter Pendamping :
Objektif Presentasi
Pasien Laki-laki berumur 20 tahun datang dengan keluhan nyeri pada penis
sejak 1 minggu yang lalu disertai dengan BAK bernanah sejak 3 hari yang
□ Deskripsi lalu, nyeri penis (+) jika disentuh, nyeri tekan pada suprapubik (+), Demam
(+) sejak 2 hari yang lalu, menggigil (+) disertai dengan keringat dingin,
mual (+), muntah (-), batuk (-), sakit kepala (-), BAB (+) biasa.
Cara
□ Diskusi Presentasi dan Diskusi □ Email □ Pos
Membahas
Alamat :
Nama RS : Terdaftar sejak
Ds.Tangbangyce
RSUD Ampana Tojo Una – Una -
Kec. Ulubongka
2
nyeri tekan pada suprapubik (+), Demam (+) sejak 2 hari yang lalu, menggigil (+) disertai
dengan keringat dingin, mual (+), muntah (-), batuk (-), sakit kepala (-), BAB (+) biasa.
2. Riwayat Pengobatan :
-
4. Riwayat Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan yang sama seperti pasien.
5. Riwayat Pekerjaan :
Petani
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
3
Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital:
1. Kepala
Bentuk dan ukuran : Bulat, Normocephal, Deformitas (-)
Rambut : Warna hitam, Alopecia (-), Tidak mudah dicabut
Mata : Mata tidak cekung, Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Ikterik -/-, Refleks
cahaya +/+, pupil bulat, isokor ±2mm.
Hidung : Sekret -/-, Nafas Cuping Hidung (-), Perdarahan (-)
Mulut : Sianosis (-), Trismus (-)
TMJ : Dislokasi (-), Krepitasi (-), Deformitas (-)
2. Leher
JVP : Tidak meningkat
Kaku Kuduk : Tidak ada
3. Thoraks
Paru
Inspeksi : Simetris Kiri dan Kanan
4
Palpasi : Tidak teraba benjolan, Taktil Fremitus (+/+)
Perkusi : Sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi : Suara Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis
Palpasi : Teraba ictus cordis di ICS IV 2 cm medial garis midklavicularis kiri
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni reguler, bising (-)
4. Abdomen
Inspeksi : Kesan Datar, ikterik (-), spider nevy (-), dilatasi vena (-)
Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal
Perkusi : Timpani di empat kuadran abdomen
Palpasi : NT (-) regio Epigastrium
- Hepar dalam batas normal
- Lien tidak teraba
5. Genitalia
Reg. Penis : Ulkus (+) pada glans penis, eritema (+), perdarahan aktif (-), nyeri tekan
(+), duh (+) pada OUE.
6. Ekstremitas
Ekstremitas atas : Akral hangat, tidak ada edema.
Laboratorium :
DARAH RUTIN
5
URINALISIS GDS
Glukosa - mg/dL 177 mg/dL
Protein +1 70 mg/dL
Bilirubin - mg/dL
Urobilinogen mg/dL RAPID TEST
PH 6.0
S.G 1.015 COVID-19
RBC 3.62 x 106/µL
BLD +3 Over mg/dL
HGB 9.8 g/dL Keton - mg/dL- IgM Covid-19 Non
Nitrat +1 mg/dL
HCT 29.2 % Reaktif
Leukosit 500 Leu/uL
PLT 497 x 103/µL Color Colorless - IgG Covid-19 Non
1. Subjektif :
Pasien Laki-laki berumur 20 tahun datang dengan keluhan nyeri pada penis sejak
1 minggu yang lalu disertai dengan BAK bernanah sejak 3 hari yang lalu, nyeri
6
penis (+) jika disentuh, nyeri tekan pada suprapubik (+), demam (+) sejak 2 hari
yang lalu, menggigil (+) disertai dengan keringat dingin, mual (+), muntah (-),
batuk (-), sakit kepala (-), BAB (+) biasa.
2. Objektif :
Status Generalis
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital:
Kepala
Bentuk dan ukuran : Bulat, Normocephal, Deformitas (-)
Rambut : Warna hitam, Alopecia (-), Tidak mudah dicabut
Mata : Mata tidak cekung, Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Ikterik -/-,
Refleks cahaya +/+, pupil bulat, isokor ±2mm.
Hidung : Sekret -/-, Nafas Cuping Hidung (-), Perdarahan (-)
Mulut : Sianosis (-), Trismus (-)
TMJ : Dislokasi (-), Krepitasi (-), Deformitas (-)
Leher
JVP : Tidak meningkat
Kaku Kuduk : Tidak ada
Thoraks
Paru
7
Inspeksi : Simetris Kiri dan Kanan
Palpasi : Tidak teraba benjolan, Taktil Fremitus (+/+)
Perkusi : Sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi : Suara Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis
Palpasi :Teraba ictus cordis di ICS IV 2 cm medial garis midklavicularis
kiri
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni reguler, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : Kesan Datar, ikterik (-), spider nevy (-), dilatasi vena (-)
Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal
Perkusi : Timpani di empat kuadran abdomen
Palpasi : NT (-) regio Epigastrium
- Hepar dalam batas normal
- Lien tidak teraba
Genitalia
Reg. Penis : Ulkus (+) pada glans penis, eritema (+), perdarahan aktif
(-), nyeri tekan (+), duh (+) pada OUE.
8
Ekstremitas
Laboratorium :
DARAH RUTIN
9
URINALISIS GDS
Glukosa - mg/dL 177 mg/dL
Protein +1 70 mg/dL
Bilirubin - mg/dL
Urobilinogen mg/dL RAPID TEST
PH 6.0
S.G 1.015 COVID-19
RBC 3.62 x 106/µL
BLD +3 Over mg/dL
HGB 9.8 g/dL Keton - mg/dL- IgM Covid-19 Non
Nitrat +1 mg/dL
HCT 29.2 % Reaktif
Leukosit 500 Leu/uL
PLT 497 x 103/µL Color Colorless - IgG Covid-19 Non
3. Assesment
Pasien laki-laki umur 20 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada
penis sejak 1 minggu yang lalu disertai dengan BAK bernanah sejak 3 hari yang
lalu, nyeri penis (+) jika disentuh, nyeri tekan pada suprapubik (+), demam (+)
10
sejak 2 hari yang lalu, menggigil (+) disertai dengan keringat dingin, mual (+),
muntah (-), batuk (-), sakit kepala (-), BAB (+) biasa. Riwayat penyakit
sebelumnya nyeri BAK (+) dan BAK (+) berdarah 1 tahun yang lalu dan
diagnosis dengan Susp.BSK. Tidak ada keluhan yang sama di keluarga. Pasien
menyangkal berhubungan seks dengan lawan jenis.
4. Diskusi
Pasien laki-laki umur 20 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri
pada penis sejak 1 minggu yang lalu disertai dengan BAK bernanah sejak 3 hari
yang lalu, nyeri penis (+) jika disentuh, nyeri tekan pada suprapubik (+), demam
(+) sejak 2 hari yang lalu, menggigil (+) disertai dengan keringat dingin, mual
(+), muntah (-), batuk (-), sakit kepala (-), BAB (+) biasa.
Ulkus mole atau sering disebut chancroid adalah penyakit ulkus genital
akut, setempat dapat berinokulasi sendiri (autoinoculation), disebabkan oleh
Haemophilus ducreyi, dengan gejala klinis khas berupa ulkus di tempat masuk
kuman dan seringkali disertai supurasi kelenjar getah bening regional. Ulkus mole
merupakan salah satu IMS (infeksi menular seksual) klasik, yang masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat karena H. ducreyi dan HIV akan saling
memudahkan penularan.
Faktor resiko utama untuk ulkus mole termasuk penggunaan kokain, seks
bebas dan obat – obatan. Ulkus mole lebih menonjol pada kelompok social
ekonomi social rendah. Lelaki yang tidak di sirkumsisi lebih rentan terhadap H.
ducreyi. Kemungkinan 10 % pasien dengan ulkus mole mungkin terinfeksi
dengan T.Palladium atau HSV.
11
Penyebab ulkus mole berupa basil gram negatif, tidak berkapsul dan
anaerob fakultatif yang disebut Haemophlus ducreyi. Kuman ini merupakan
patogen bagi manusiadan menginfeksi kulit genitalia dan sekitarnya, permukaan
mukosa, serta kelenjar getah bening regional. Penyakit ini terutama menular
melalui hubungan seksual dengan seseorang yang telah terinfeksi. Organisme
masuk ke kulit dan atau membrane mukosa melalui abrasi mikro yang terjadi saat
hubungan seksual.
Pada pria, lesi biasanya ditemukan di prepusium, lipatan
balanoprepusium, dan batang penis. H ducreyi memasuki kulit saat melakukan
hubungan seksual melalui mikroabraasi di kulit. Papula berkembang menjadi
pustula yang berlanjut ke ulserasi. Infeksi primer berkembang di tempat inokulasi
(istirahat di epitel), diikuti oleh limfadenitis. Masa inkubasi ulkus mole pendek,
berkisar antara 3 sampai 7 hari, jarang sampai 14 hari, tanpa gejala prodromal.
Diawali dengan papul inflamasi yang cepat berkembang menjadi ulkus nyeri
dalam 1-2 hari. Pada lesi kulit primer di temukan papula kemerahan dan
lingkaran eritema yang berkembang menjadi pustule, erosi dan ulkus. Ulkus
biasanya cukup luka atau nyeri. Ulkus memiliki batas yang tajam, tidak beraturan
dan tidak mengeras. Ulkus multiple kadang – kadang membentuk kissing lesion
yaitu lesi yang timbul pada permukaan saling berhadapan.
Setelah masa inkubasi 3 sampai 5 hari, papul merah yang nyeri muncul di
tempat kontak dan dengan cepat menjadi pustular dan pecah membentuk
permukaan irregular, ulkus berbentuk acak yang tidak beraturan dengan lingkaran
merah. Setelah masa inkubasi 3 sampai 5 hari, papul merah yang nyeri muncul di
tempat kontak dan dengan cepat menjadi pustular dan pecah membentuk
permukaan irregular, ulkus berbentuk acak yang tidak beraturan dengan lingkaran
merah. Limfadenopati inguinal unilateral atau bilateral berkembang pada kira-kira
50% pasien yang tidak diobati, dimulai sekitar 1 minggu setelah lesi awal.
Pada pasien tidak dilakukan pemeriksaan pewarnaan gram karena di
RSUD Ampana tidak mempunyai alat yang memadai dalam pemeriksaan tersebut.
12
Pewarnaan gram pada eksudat ulkus bisa menunjukan gram negatif cocobacili
kecil dalam rantai. Deteksi langsung menggunakan pemeriksaan mikroskopik
pada lesi ulkus mole biasanya menunjukan lembaran pola “school of fish “.
Diagnosis banding pada pasien ini (1) Herpes Genital ; Lesi muncul
sebagai vesikel – vesikel berkelompok di atas dasar yang eritematosa. Lesi
kemudian menjadi pustule, berkrusta, dan mengalami erosi. Pada pria, lesi
biasanya terjadi pada kelenjar penis atau batang penis. (2) Sifilis Primer Sifilis
adalah infeksi yang di sebabkan oleh Traponema pallidum subspecies pallidum.
Chancre khas, yang juga disebut chancre Hunterian atau "ulcus durum" (ulkus
keras), berdiameter beberapa milimeter sampai 2 cm dan ditandai dengan jelas
dengan batas yang regular dan keras, sehingga memberi kesan lesi kartilago.
Permukaan basalnya biasanya bersih dan chrance tidak terasa nyeri. (3)
Limphogranuloma Venerum ; Pada infeksi primer3 sampai 30 hari setelah infeksi,
papula eritematosa 5-8 mm tanpa rasa sakit atau ulser herpetiform kecil muncul di
tempat inokulasi. Ulserasi yang menyakitkan dan uretritis nonspesifik kurang
umum. Pada pria, lesi biasanya ditemukan pada sulkus koronal, preputium, atau
penis glans.
13
Pengobatan lokal terdiri dari pemebrian antiseptik (contoh; povidone-
iodine). Nodul supuratif tidak harus di insisi; Jika perlu, nodul tersebut dapat di
pecahkan untuk mencegah ruptur spontan dan pembentukan saluran sinus. Jarum
suntik besar harus digunakan dan bubo yang fluktuatif dengan cara masuk ke
bagian lateral melalui kulit normal.
Prognosis pada pasien ulkus mole bila terapi berhasil, keluhan akan
menghilang dalam waktu 3 hari, dan ulkus membaik dalam waktu 1 – 2 minggu
pengobatan. Ulkus yang besar memerlukan waktu lebih dari 2 minggu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Ulkus mole atau sering disebut chancroid adalah penyakit ulkus genital
akut, setempat dapat berinokulasi sendiri (autoinoculation), disebabkan oleh
Haemophilus ducreyi, dengan gejala klinis khas berupa ulkus di tempat masuk
kuman dan seringkali disertai supurasi kelenjar getah bening regional.1
14
Ulkus Mole adalah penyakit menular seksual yang ditandai dengan ulkus
kelamin yang menyakitkan dan limfadenitis inguinalis. Ulkus vagina yang
disebabkan oleh infeksi kuman ini terasa nyeri, namun lesi serviks tidak
menimbulkan rasa sakit. 2
Ulkus mole atau Chancroid, yang biasa disebut chancre “ lunak ” adalah
penyakit ulseratif akut yang sering dikaitkan dengan adenopati inguinalis
(bubo). Agen penyebabnya adalah Haemophilus ducreyi. Bakteri ini adalah
batang gram negatif kecil yang tidak bermotif, yang memiliki karakteristik
“merantai” pada pewaraan gram. Bakteri ini merupakan bakteri anaerob
fakultatif dengan kebutuhan pertumbuhan yang tajam.3
B. Epidemiologi
15
terjadi pada wabah diskrit. Pada tahun 2005, hanya 17 kasus ulkus mole yang
di laporkan di Amerika Serikat. Walaupun ulkus mole telah menjadi penyakit
menular seksual yang jarang di Amerika Serikat, hal ini dapat
dipertimbangkan dalam diagnosis pasien beresiko tinggi dengan area endemic
pekerja seks komersial sebagai reservoir penyakit.3
Berbeda dengan genital herpes, jumlah kasus ulkus mole menurun secara
keseluruhan dengan pengecualian langka seperti Malawi dengan 15% penyakit
ulkus genital dan India Utara dengan 24% penyakit ulkus genital. Studi dari
Malawi diterbitkan pada tahun 2013, meskipun menggunakan data dari tahun
2004 sampai 2006. Sebuah tinjauan sistematis baru-baru ini menganalisis 49
studi tentang ulkus mole; 35 diterbitkan pada tahun 1980-1999 dan 14 selama
2000- 2014. Proporsi ulkus genital yang disebabkan oleh H. ducreyi berkisar
pada periode sebelumnya dari 0% di Thailand dan China menjadi 68,9% di
Afrika Selatan.5
C. Faktor Resiko
Faktor resiko utama untuk ulkus mole termasuk penggunaan kokain, seks
bebas dan obat – obatan. Ulkus mole lebih menonjol pada kelompok social
ekonomi social rendah. Lelaki yang tidak di sirkumsisi lebih rentan terhadap
H. ducreyi.Kemungkinan 10 % pasien dengan ulkus mole mungkin terinfeksi
dengan T.Palladium atau HSV. Diperkirakan probabilitas transmisi ulkus
mole secara seksual dengan paparan tunggal adalah 0,35.3
Ulkus mole disebabkan oleh batang pendek gram negatif H. ducreyi. Rasio
perbandingan laki – laki dan perempuan 10 : 1, ulkus mole dominan
mempengaruhi laki – laki heteroseksual dan banyak kasus berasal dari
prostitusi, yang sering kali tidak memiliki gejala.6
16
Tabel 1.Faktor resiko ulkus genital6
D. Etiopatogenesis
E. Gejala Klinis
17
wanita, lesi terdapat di labia mayora, komisura posterior, atau daerah perianal.
Lesi di luar genital pernah dilaporkan.7
Masa inkubasi ulkus mole pendek, berkisar antara 3 sampai 7 hari, jarang
sampai 14 hari, tanpa gejala prodromal. Masa inkubasi dapat memanjang pada
pengidap HIV. Diawali dengan papul inflamasi yang cepat berkembang
menjadi ulkus nyeri dalam 1-2 hari. Pada lesi kulit primer di temukan papula
kemerahan dan lingkaran eritema yang berkembang menjadi pustule, erosi
dan ulkus. Ulkus biasanya cukup luka atau nyeri. Ulkus memiliki batas yang
tajam, tidak beraturan dan tidak mengeras. Dasar gembur dengan jaringan
granulasi dan ditutup dengan eksudat abu – abu sampai kuning. Dapat di
jumpai ulkus – ulkus satelit. Ulkus mudah berdarah jika lapisan tersebut
diangkat. Terdapat edema dari preputium yang umum dan ulser mungkin
tunggal atau multiple. Penggabungan membentuk ulkus besar atau raksasa
dengan ukuran lebih dari 2 cm dengan bentuk serpiginous. Ulkus multiple
kadang – kadang membentuk kissing lesion yaitu lesi yang timbul pada
permukaan saling berhadapan.1,7,9
18
(A) (B)
Gambar 1:
(A). Ulkus yang nyeri pada sekelilingnya terdapa eritema dan edema,
Setelah masa inkubasi 3 sampai 5 hari, papul merah yang nyeri muncul di
tempat kontak dan dengan cepat menjadi pustular dan pecah membentuk
permukaan irregular, ulkus berbentuk acak yang tidak beraturan dengan
lingkaran merah (Gambar 1 ). Ulkus dalam, tidak dangkal seperti pada herpes,
mudah berdarah dan menyebar secara lateral, menggali di bawah kulit dan
memberi lesi pada tepi yang tergerai dan dasar yang ditutupi oleh eksudat abu-
abu. Ulkus sangat menular, dan banyak lesi muncul pada alat kelamin dari
autoinokulasi.6
19
Gambar 2
Ulkus mole, tampak ulkus yang terasa nyeri pada corpus penis.6
Gambar 3
Ulkus mole, pada ulkus di dapatkan batas yang tidak teratur.6
20
Gambar 4
Ulkus mole, ulkus yang lebih besar dengan dasar yang purulent.6
21
c. Follicular chancroid: terutama di jumpai pada perempuan berkaitan
dengan folikel rambut di daerah labia mayora dan pubis, berawal
sebagai pustul folikularis, kemudian membentuk ulkus klasik tempat
tersebut. 1
d. Transient chancroid: ulkus sangat dangkal, yang segera sembuh,
diikuti oleh bubo inguinal yang khas. 1
e. Phagedenic chancroid (ulcus mole gangrenosum): ulkus nekrotik
akibat infeksi sekunder oleh fusospirocheta. Ulkus menyebabkan
destruksi luas genitalia. 1
f. Serpigenous chancroid: beberapa ulkus bergabung, menyebar akibat
perluasan ulkus dan inokulasi sendiri. 1
g. Papular chancroid (ulcus molle elevatum): papul berulserasi
granulomatosa, dapat menyerupai donovanosis atau kondilomalatum. 1
h. Mixed chancroid: ulkus mole yang nyeri tanpa indurasi terdapat
sekaligus bersama ulkus sifilis dengan indurasi dan tanpa nyeri,
dengan masa inkubasi 10 – 90 hari. 1
F. Pemeriksaan Penunjang
Investigasi diagnosis harus dicurigai jika ada riwayat ulserasi yang terasa
nyeri setelah periode inkubasi yang diperlukan dan pembentukan bubo
unilateral dengan atau tanpa adanya pembentukan nodus. Pengujian untuk H
ducreyi tidak tersedia secara rutin di kebanyakan laboratorium di Inggris.
Diagnosis pasti chancroid memerlukan isolasi laboratorium dari H Ducreyi
dan harus dicari untuk konfirmasi diagnosis bila memungkinkan. Pewarnaan
gram pada eksudat ulkus bisa menunjukan gram negatif cocobacili kecil
dalam rantai. Deteksi langsung menggunakan pemeriksaan mikroskopik pada
lesi ulkus mole biasanya menunjukan lembaran pola “school of fish”, namun
pemeriksaan ini memiliki sensitifitas dan spesifisits rendah dan tidak lagi
direkomendasikan.10,11
22
Gambar 5
Pewarnaan gram yag di lakukan pada ulkus mole, di dapatkan gambaran
School of fish.11
H ducreyi adalah bakteri yang sangat pemilih dan sulit untuk di kultur.
Material kultur di amati dari ulkus basal atau nanah pus memilki sensitifitas
yang kurang dan spesifitas media transport dan fasilitas culture.Identifikasi H.
ducreyi dari kultureksudat atau aspirasi limfadenopati supuratif dapat
menegaskan diagnosisnya, namun organisme itu sulit tumbuh dan
membutuhkan media selektif yang tidak banyak ditemukan. Perkembangan
media kultur telah meningkatkan hasil, dengan sensitivitas kultur yang
dilaporkan sekitar 75%.10,11
Metode nonkultur untuk mendeteksi H. ducreyi secara khusus adalah PCR,
adalah pendekatan diagnosis yang paling menjanjikan. PCR multipex untuk H
ducreyi telah dikaitkan dengan sensitivitas yang lebih baik dari pada 95%
pada beberapa penelitian. Penggunaan PCR telah merevolusi dalam diagnosis
ulkus mole. Beberapa tes ini memiliki keuntungan menguji secara simultan
patogen yang sesuai, terutama Treponema Palidumdan virus herpes simplex.
PCR harus di minta bila tersedia fasilitas yang sesuai, pada pasien dengan lesi
yang mencurigakan yang kembali dari Negara – Negara endemic atau rekan –
rekan mereka. Penyakit ulkus pada genital kadang mempunyai etiologi
campuran sehingga pemeriksaan untuk pataogen genital lainnya penting untuk
23
di lakukan dan follow up pemeriksaan serologi di lakukan untuk pemeriksaan
sifilis dan HIV. 10,11
G. Diagnosis
4. NAAT untuk kultur HSV atau HSV yang dilakukan pada eksudat ulkus
adalah negatif (IV, C).5
24
H. Diagnosis Banding
Tiga agen etiologi klasik untuk ulserasi genital adalah (1) H. ducreyi, (2)
Treponema pallidum, dan (3) Herpes simpleks. Gambaran klinis penyakit
yang disebabkan oleh ketiga organisme ini dapat sangat bervariasi pada pria
dan wanita, dan oleh karena itu, diagnosis klinis penyakit ulkus genital dapat
dilakukan dengan kepastian yang wajar hanya untuk sebagian kecil pasien.
Etiologi ulkus genital juga berbeda jauh menurut wilayah geografis. Di
negara-negara industri, terisolasi chancres menyakitkan kemungkinan besar
karena virus herpes simpleks. Dalam persentase yang tinggi dari ulkus genital,
tidak ada patogen yang dapat diisolasi tetapi koinfeksi dengan sifilis (ulcus
mixtum) atau herpes simpleks juga tidak biasa.4
Tabel 2:
25
Diagnnosis Banding Ulkus Mole4
1. Herpes Genital
Pada pria, lesi biasanya terjadi pada kelenjar penis atau batang
penis; Pada wanita, lesi bisa melibatkan vulva, perineum, bokong,
vagina, atau leher rahim. Ada nyeri yang menyertainya, gatal, disuria,
vagina dan uretra, dan limfadenopati inguinalis yang lembut. Tanda
dan gejala sistemik sering terjadi dan termasuk demam, sakit kepala,
malaise, dan mialgia. Cervicitis HSV terjadi pada lebih dari 80%
wanita dengan infeksi primer. Hal ini dapat terjadi sebagai keputihan
purulen atau keputihan, dan pemeriksaan menunjukkan area kerapuhan
dan kemerahan difus atau fokal, lesi ulseratif ekstensif pada exocervix,
26
atau, jarang, necrotic cervicitis. Pelepasan serviks biasanya bersifat
mukoid, tapi terkadang mucopurulen.4
Gambar 6
Infeksi primer herpes dengan di dapatkannya vesikel.4
2. Sifilis Primer
27
Gambar 7
Makula merah yang berkembang menjadi papula yang terbentuk pada sifilis
prmer.4
28
rahim, atau rongga mulut. Lokasi genital umum untuk chancre pada
pria meliputi kelenjar, sulkus korona, dan preputium.4
3. Limphogranuloma Venerum
Limfogranuloma venerum (LVG) disebabkan oleh Chlamydia
tracomatis tipe L1, L2, L3 peyakit ini umumnyadi tularan melalui
hubungan seksual. Terjadi lesi papulopustul atau ulkus yang kemudian
lenyap. Gambaran khas berupa limfadenitis regional. Lipatan paha
membagi kelenjar – kelenjar limfe menjadi kelompok atas dan bawah
(“groove sign”). Kadang adenpati bersifat bilateral. Lesi dapat melunak
(fluktuatif) dan membentuk traktus sinus.7
29
Gambar 8
Erosi pada limfoma granuloma venerum4
30
berikutnya1-2 minggu, nodus limfatikus memperbesar dan
menyatu untuk membentuk massa yang keras dan lunak yang tidak
dapat di pindahkan (bubo) (Gambar 9), yang dapat pecah dan
mengalir melalui kulit, membentuk sinus traktat.4
Gambar 9
Nodus limfatikus yang membesar padalimfoma granuloma venerum4
I. Penatalaksanaan
1. Non Medikamentosa
Semua pasien yang didiagnosis dengan chancroid harus di lakukan
pemantauan setelah perawatan:5
a. Untuk memastikan resolusi gejala dan tanda infeksi; Pengobatan yang
berhasil harus memperbaiki gejala dalam waktu tiga sampai tujuh hari
Sebuah tes penyembuhan tidakperlu.5
b. Untuk mengevaluasi penyembuhan yang mungkin lebih lambat bagi
beberapa orang. Pasien terinfeksi HIV dan orang yang tidak
disirkumsisi.5
31
c. Untuk mendokumentasikan kegagalan pengobatan, mengingat
antibiotikresistensi, infeksi ulang, penyebab ano-genital lainnyaborok,
atau imunodefisiensi yang mendasarinya.5
d. Untuk memeriksa apakah pengumuman mitra yang memadai telah
dilakukan lengkap.5
e. Untuk mengatasi masalah pasien.5
f. Untuk mengatur tes yang sesuai untuk sifilis dan HIV.5
Pasangan seksual pasien yang memiliki ulkus mole harus diperiksa
dan diobati, terlepas dari apakah ada atau tidak manifestasi dari penyakit
ini ada, jika mereka melakukan hubungan seksual-kontak dengan pasien
dalam 10 hari sebelum onset dari gejala awal. Pasangan juga harus diuji
coba untuk IMS lainnya,termasuk HIV.5
2. Medikamentosa
32
menunjukkan janji sebagai agen yang efektif mencantumkan regimen yang
direkomendasikan oleh CDC.12
Wanita hamil dan pasien yang terinfeksi HIV harus diterapi dengan
eritromisin. Perbaikan gejala biasanya terjadi dalam 3 hari, perbaikan
obyektif terlihat pada 7 hari. Penyembuhan HIV harus di lakukan pada
semua pasien dan diulangi 3 bulan kemudian jika hasilnya negatif.7
Pengobatan lokal terdiri dari pemebrian antiseptik (contoh;
povidone-iodine). Nodul supuratif tidak harus di insisi; Jika perlu, nodul
tersebut dapat di pecahkan untuk mencegah ruptur spontan dan
pembentukan saluran sinus. Jarum suntik besar harus digunakan dan bubo
yang fluktuatif dengan cara masuk ke bagian lateral melalui kulit normal.
Pada pasien dengan phimosis, sirkumsisi mungkin diperlukan bila semua
lesi aktif sembuh. Bahkan setelah perawatan yang benar, kekambuhan
dapat terjadi pada sekitar 5 persen pasien. Pengulangan terapi dengan
anjuran yang di tetapkan di rekomendasikan.Jika pasangan seksual tidak
diobati, reinfeksi mungkin penyebab kambuh. Infeksi HIV dan kurangnya
kebiasaan sirkumsis tampaknya terkait dengan kemungkinan kegagalan
pengobatan yang meningkat.12
J. Komplikasi
1. Adenitis inguinal (bubo inflamatorik) paling sering terjadi, didapatkan
pada separuh kasus. Timbul beberapa hari sampai 3 minggu setelah lesi
33
primer, biasanya unilateral. Kelenjar membesar, nyeri, kemudian
bergabung.1
2. Fimosis atau parafimosis dapat terjadi akibat terbentuknya jaringan parut
pada lesi yang mengenai preputium. Untuk penanganannya perlu di
lakukan sirkumsisi. 1
3. Fisura uretra terjadi sebagai akibat ulkus di glans penis yang bersifat
destruktif. Bila mengenai uretra dapat menimbulkan nyeri hebat pada
waktu miksi. Keadaan ini dapat diikuti oleh striktura uretra. 1
4. Fistel rekto vagina merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada pasien
perempuan. 1
5. Infeksi campuran dengan organisme Vicentii aka menyebabkan ulkus
semakin paah dan destruktif dan sukar di obati. 1
6. Infeksi campuran dengan Treponema pallidum menyebabkan ulkus
mikstum yang pada mulanya menunjukan gambaran ulkus mole, namun
makin lama makin nyeri berkurang serta lebih berindurasi. 1
K. Pencegahan
Pasien yang didiagnosis dengan chancroid harus diberi konseling mengenai
pencegahan IMS lainnya:5
a) Selain pemeriksaan kesehatan seksual regular.5
b) Pasien harus di uji ulang untuk sifilis dan HIV tiga bulan setelah diagnosis
ulkus mole, jika hasil tes awal negatif.5
c) Penggunaan kondom.5
L. Prognosis
Bila terapi berhasil, keluhan akan menghilang dalam waktu 3 hari, dan ulkus
membaik dalam waktu 1 – 2 minggu pengobatan. Ulkus yang besar
memerlukan waktu lebih dari 2 minggu. Penyembuhan limfadenitis yang
berfluktuasi dapat lebih lama lagi, kadang – kadang perlu dilakukan aspirasi
34
dengan jarum atau insisi berulang. Prognosis baik dengan pengobatan
antibiotik. Pada beberapa kasus dapat timbul jaringan parut meskipun terapi
berhasil baik.1
DAFTAR PUSTAKA
1. Menaldi Et al. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 7th. Jakarta : Badan
Penerbit FKUI; 2016
2. Ulubay., Kesin., Fidan., Alanbay., Ozturk., Ergun. Case Report : Vulvar
Chancroid. Eur J Gen Med, Vol 12, No 1 : 180 – 182, Agustus 2014,
Available Online atwww.ejgm.co.uk/pdf-82025-17477. Diakses pada
tanggal 20 Juni 2020.
3. Sweet and Gibbs. Infection Disease of The Female Genital Tract Fifth
Edition. Lippincott Wiliams & Wilkins.2012
4. Goldsmith., Katz., Gilchrest.,Paller., Leffel and Wolf. Fitzpatrick’s
Dermatology In General Medicine Eight Edition. Mc Graw Hill. 2012
35
5. Lautenschlager., Kemp., Christensen., Mayans and Moi. Guideline; 2017
European Guideline For The Management Of Chancroid. International
Journal of STD & AIDS. Available Online at
journals.sagepub.com/home/std. Di akses pada tanggal 20 Juni 2020.
6. Habif.Clinical Dermatology: A colour Guide To Diagnosis Theraphy Fifth
edition. Elseiver. 2010
7. Goodheart. Diagnosis Fotografik & Penatalaksanaan Penyakit Kulit Edisi
3: EGC; 2013
8. Mroczkowski and Millikan. A Color Handbook Genital & Perianal
Disease. CRC press. 2014
9. Wolff K., Johnson R.A., Fitzpatrick’s Color Atlas & Synopsis of Clinical
Dermatology, Sixth Edition, Mc Graw Hill, Philadelphia USA;2009
10. Griffiths., Barker., Bleiker., Chalmer., and Creamer. Rook’s Textbook of
Dermatology Ninth edition. Wiley Blackell. 2010
11. Arici. Sexually Transmitted Disease. Willey publishing. 2012
12. Mroczkowski and Millikan. A Color Handbook Genital & Perianal
Disease. CRC press. 2014
36