Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

DENGUE FEVER

PEMBIMBING :

dr. Winie Lyscandisa S

DISUSUN OLEH :

dr. Baby Amelia

PROGRAM DOKTER INTERNSHIP BATCH IV

PERIODE NOVEMBER 2022 – NOVEMBER 2023

RUMAH SAKIT KURNIA CILEGON


HALAMAN PENGESAHAN

Telah di presentasikan serta di setujui laporan kasus sebagai salah satu syarat dalam
mengikuti Program Internsip dengan judul:

DENGUE FEVER

Oleh :

dr. Baby Amelia

Program Internsip Dokter Indonesia

RS Kurnia Cilegon

Cilegon, Maret 2023

Pendamping Internsip

dr. Winie Lyscandisa S


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT tuhan yang Maha
esa karena atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan laporan kasus ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan arahan demi terselesaikannya
laporan kasus ini khususnya kepada dr. Winie Lyscandisa S selaku pembimbing tugas
Laporan Kasus ini.

Penulis sangat menyadari dalam proses penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun metode penulisan. Namun demikian, kami telah
mengupayakan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Penulisan dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima segala bentuk masukan, saran dan usulan guna
menyempurnakan tugas Laporan Kasus ini.

Kami berharap semoga tugas refreshing ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya.

Wassalamualaikum wr. wb

Cilegon, Maret 2023

Penulis
BAB I

LAPORAN KASUS

1.1. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. I

Umur : 13 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : PERUM BCK BLOK C 02 NO 02

Agama : Islam

Pekerjaan : Pelajar

Waktu Pemeriksaan : 28 Januari 2023

1.2. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Demam

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke IGD RS Kurnia Cilegon dengan keluhan demam


sejak 6 hari SMRS. Pada hari pertama hingga ketiga demam, demam
dirasakan terus menerus. Setelah itu demam dirasakan naik turun. Ibu pasien
mengatakan demam naik di terutama dirasakan pada sore hari. Keluhan
disertai lemas, nyeri kepala, nyeri tenggorokkan, mual, nyeri perut bagian ulu
hati, penurunan nafsu maakan, dan nyeri otot. Riwayat gusi berdarah,
mimisan, dan BAB hitam disangkal pasien. Keluhan lain seperti muntah, nyeri
belakang mata, batuk, pilek, nyeri BAK, anyang-anyangen, diare, dan
konstipasi disangkal pasien. Pasien sebelumnya sudah melaukan pemeriksaan
laboratorium di Biomed dan didapatkan adanya penurunan trombosit.
Riwayat Penyakit Dahulu :

Tidak Ada
Riwayat Pengobatan / Operasi :
Saat ini pasien tidak mengkonsumsi obat apapun.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Dari keluarga pasien yang menderita penyakit diabetes, hipertensi, jantung,


dislipidemia, penyakit ginjal tidak ada

1.3. PEMERIKSAAN FISIK

o Keadaan umum : Tampak sakit sedang

o Kesadaran : Compos mentis

o GCS : E4V5M6

Status Gizi :

o BB : 36 kg
o TB : 161 cm
Tanda Vital:

o Tensi : 100/70 mmHg

o Nadi : 98 kali/menit, reguler, kuat angkat

o Pernapasan : 22 kali/menit

o Suhu : 38 oC

 Status Generalis :

o Kepala : Normocephal

o Mata :

Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+)

o Telinga :
- Sekret (-/-), nyeri tekan (--), deformitas (-/-)

- Pendengaran normal pada kedua telinga

o Hidung :

- Simetris, septum deviasi (-), perdarahan (-), sekret (-)

- Penciuman normal

o Mulut :

- Bibir sianosis (-), perdarahan (-), mukosa normal

o Leher :

- Pembesaran KGB (-), JVP tidak meningkat, Pembesaran tiroid (-)

o Thorax :

Pulmo :

1. Inspeksi :

Bentuk simetris, retraksi (-)

2. Palpasi

Pergerakan dinding dada simetris, nyeri tekan (-)

3. Perkusi :

Sonor ( +/+)

4. Auskultasi :

Vesikuler (+ /+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Cor :

1. Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

2. Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V


3. Perkusi : Batas kanan jantung : ICS II linea parasternalis dextra

Batas kiri jantung : ICS V linea midclavicularis sinistra

4. Auskultasi : BJ S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

o Abdomen :

- Inspeksi : Tampak cembung

- Auskultasi : BU (+) N, metallic sound (-)

- Palpasi : Massa (-), nyeri tekan epigastrium (+), hepar/lien/renal : tidak


membesar

- Perkusi : Timpani

o Ekstremitas :

- Akral hangat (+), edema (-), sianosis (-), CRT <2dtk, Rumple Leed (+)

1.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan Hematologi (Tanggal 28 Januari 2023: Pukul 12.27 WIB)

No. Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


1 Hemoglobin 14.3 g/dL 12.8 – 16.8 g/dL
2 Hematokrit 43.9 vol% 40 – 52 vol%
3 Leukosit 3.6 10^/UL 4.5-13.0 10^/UL
4 Trombosit 122 10^/UL 150- 450 10^/UL
5 Indeks Eritrosit
80 -100 FL
MCV 84.1
26 – 34
MCH 27.3
32 – 36 G/DL
MCHC 32.5
6 Hitung jenis
 Basofil
0 0-1 %
 Eosinofil 1 1-5 %
 Batang 3 3-5 %
 Segmen 51 25-60 %
 Limfosit 38 25-50 %
 Monosit 7 1-6 %
7 NLR (Neutrophil 0.71 <5.8
Lymphocyte)

9 ALC (Absolute 1400 >1500 /UL


Lymphocyte)
10 Glukosa Sewaktu 91 54-110 MG/DL

1.5 DIAGNOSIS KERJA


Dengue Fever
1.6. PENATALAKSANAAN

Infus RL 39-20×20+1500 ÷24 = 78 ccperjam


cefriakson 1x2gr
omz 2x40mg
sanmoldrip 650mg suhu diatas 38.5
sanmol tab 4x1
tremenza 3x1 tablet
Dr serial 24 jam

1.7. PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam

FOLLOW UP

Tanggal 28 Januari 2023


S Demam (+), Batuk (+), Nyeri perut (+), Mual (+)
O: Keadaan umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Compos mentis
Nadi 99 x/menit
Pernapasan 24 x/ menit
Temperatur 36 0C
SpO2 99% RA
Mata : Konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-,
Leher: Pembesaran KGB (-), peningkatan JVP (-)
Paru-paru: Vesikuler (+) N, ronkhi (+), wheezing (-)
Jantung : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: Datar, lemas, hepar tidak teraba , lien tidak teraba, nt
epigastrium (+)
Extremitas: Edema ekstremitas atas -/-, Edema ekstremitas bawah-/-

A Dengue Fever
P Infus RL 39-20×20+1500 ÷24 = 78 ccperjam
cefriakson 1x2gr
omz 2x40mg
sanmoldrip 650mg suhu diatas 38.5
sanmol tab 4x1
tremenza 3x1 tablet
Dr serial 24 jam

Tanggal 29 Januari 2023

S Demam (+), Batuk (+)


O: Keadaan umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Compos mentis
Nadi 99 x/menit
Pernapasan 24 x/ menit
Temperatur 37.8 0C
SpO2 99% RA
Mata : Konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-,
Leher: Pembesaran KGB (-), peningkatan JVP (-)
Paru-paru: Vesikuler (+) N, ronkhi (+), wheezing (-)
Jantung : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: Datar, lemas, hepar tidak teraba , lien tidak teraba, nt
epigastrium (+)
Extremitas: Edema ekstremitas atas -/-, Edema ekstremitas bawah-/-

A Dengue Fever
P Infus RL 39-20×20+1500 ÷24 = 78 ccperjam
cefriakson 1x2gr
omz 2x40mg
sanmoldrip 650mg suhu diatas 38.5
sanmol tab 4x1
tremenza 3x1 tablet
Dr serial 24 jam

Pemeriksaan Hematologi (Tanggal 29 Januari 2023: Pukul 11.29 WIB)

No. Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


1 Hemoglobin 13.3 g/dL 12.8 – 16.8 g/dL
2 Hematokrit 39.8 vol% 40 – 52 vol%
3 Leukosit 3.8 10^/UL 4.5-13.0 10^/UL
4 Trombosit 116 10^/UL 150- 450 10^/UL
5 Indeks Eritrosit
80 -100 FL
MCV 83.4
26 – 34
MCH 27.8
32 – 36 G/DL
MCHC 33.4

6 Hitung jenis
 Basofil
0 0-1 %
 Eosinofil 1 1-5 %
 Batang 3 3-5 %
 Segmen 31 25-60 %
 Limfosit 55 25-50 %
 Monosit 10 1-6 %
7 NLR (Neutrophil 0.65 <5.8
Lymphocyte)

9 ALC (Absolute 2100 >1500 /UL


Lymphocyte)

Tanggal 30 Januari 2023

S Demam naik turun (+)


O: Keadaan umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Compos mentis
Nadi 97 x/menit
Pernapasan 23 x/ menit
Temperatur 37 0C
SpO2 99% RA
Mata : Konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-,
Leher: Pembesaran KGB (-), peningkatan JVP (-)
Paru-paru: Vesikuler (+) N, ronkhi (+), wheezing (-)
Jantung : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: Datar, lemas, hepar tidak teraba , lien tidak teraba, nt
epigastrium (-)
Extremitas: Edema ekstremitas atas -/-, Edema ekstremitas bawah-/-

A Dengue Fever
P Infus RL 39-20×20+1500 ÷24 = 78 ccperjam
omz 2x40mg
sanmoldrip 650mg suhu diatas 38.5
sanmol tab 4x1
tremenza 3x1 tablet
Dr serial 24 jam
Cefixime 2x200mg
AB ganti oral

Pemeriksaan Hematologi (Tanggal 30 Januari 2023: Pukul 06.56 WIB)


No. Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
1 Hemoglobin 13.7 g/dL 12.8 – 16.8 g/dL
2 Hematokrit 41.7 vol% 40 – 52 vol%
3 Leukosit 3.5 10^/UL 4.5-13.0 10^/UL
4 Trombosit 124 10^/UL 150- 450 10^/UL
5 Indeks Eritrosit
80 -100 FL
MCV 83.5
26 – 34
MCH 27.4
32 – 36 G/DL
MCHC 32.8

6 Hitung jenis
 Basofil
0 0-1 %
 Eosinofil 1 1-5 %
 Batang 3 3-5 %
 Segmen 25 25-60 %
 Limfosit 61 25-50 %
 Monosit 10 1-6 %
7 NLR (Neutrophil 0.49 <5.8
Lymphocyte)

9 ALC (Absolute 2200 >1500 /UL


Lymphocyte)

Tanggal 31 Januari 2023

S Tidak ada keluhan


O: Keadaan umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Compos mentis
Nadi 98 x/menit
Pernapasan 24 x/ menit
Temperatur 36 0C
SpO2 99% RA
Mata : Konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-,
Leher: Pembesaran KGB (-), peningkatan JVP (-)
Paru-paru: Vesikuler (+) N, ronkhi (+), wheezing (-)
Jantung : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: Datar, lemas, hepar tidak teraba , lien tidak teraba, nt
epigastrium (-)
Extremitas: Edema ekstremitas atas -/-, Edema ekstremitas bawah-/-

A Dengue Fever
P Acc BLPL
Obat pulang:
Sanmol tab 4x1
Tremenza 3x1tab
Cefixime 2x1tab

Pemeriksaan Hematologi (Tanggal 31 Januari 2023: Pukul 07.29 WIB)

No. Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


1 Hemoglobin 13.3 g/dL 12.8 – 16.8 g/dL
2 Hematokrit 40.9 vol% 40 – 52 vol%
3 Leukosit 4.1 10^/UL 4.5-13.0 10^/UL
4 Trombosit 189 10^/UL 150- 450 10^/UL
5 Indeks Eritrosit
80 -100 FL
MCV 83.6
26 – 34
MCH 27.1
32 – 36 G/DL
MCHC 32.5

6 Hitung jenis
 Basofil
0 0-1 %
 Eosinofil 1 1-5 %
 Batang 3 3-5 %
 Segmen 33 25-60 %
 Limfosit 54 25-50 %
 Monosit 9 1-6 %
7 NLR (Neutrophil 0.69 <5.8
Lymphocyte)

9 ALC (Absolute 2200 >1500 /UL


Lymphocyte)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Infeksi dengue merupakan penyakit demam akut yang disebabkan
oleh virus genus Flavivirus, famili Flaviviridae melalui peratara nyamuk
Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Virus ini memiliki 4 serotipe yaitu
DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Keempat serotipe ada di Indonesia,
namun DEN-3 merupakan serotipe dominan dan paling banyak
berhubungan dengan kasus berat. Spektrum klinis yang terjadi dibagi
menjadi (1) gejala klinis paling ringan tanpa gejala (silent dengue
infection), (2) demam dengue (DD), (3) demam berdarah dengue (DBD),
dan (4) demam berdarah dengue disertai syok (sindrom syok dengue/
DSS).4

2.2 Patogenesis
Virus dengue, yang merupakan bagian dari keluarga Flavivirus,
adalah virion 50 nm dengan tiga protein struktural dan tujuh protein
nonstruktural, amplop lipid, dan untai tunggal asam ribonukleat positif.
Infeksi tidak menunjukkan gejala pada hingga 75% manusia yang
terinfeksi. Spektrum penyakit, mulai dari demam berdarah yang sembuh
sendiri hingga perdarahan dan syok, dapat terjadi. Sebagian kecil dari
infeksi (0,5% sampai 5%) berkembang menjadi demam berdarah yang
parah. Tanpa perawatan yang tepat, tingkat kematian dapat melebihi 20%,
terutama pada anak-anak. Masa inkubasi khas untuk penyakit ini adalah
4 hingga 7 hari, tetapi dapat berlangsung dari 3 hingga 10 hari. Gejala
lebih dari dua minggu setelah terpapar hampir tidak mungkin disebabkan
oleh demam berdarah.5
Perjalanan penyakit secara pasti paska injeksi dermal virus dengue
oleh gigitan nyamuk masih belum jelas. Diperkirakan bahwa makrofag
kulit dan sel dendritik menjadi target pertama injeksi virus. Diperkirakan
sel-sel yang terinfeksi kemudian pindah ke kelenjar getah bening dan
menyebar melalui sistem limfatik dan ke organ lain. Viremia mungkin ada
selama 24 hingga 48 jam sebelum timbulnya gejala. Interaksi kompleks
antara host dan faktor virus kemudian terjadi dan menentukan apakah
infeksi akan asimtomatik, tipikal, atau berat. Demam berdarah yang parah
akan disertai dengan peningkatan permeabilitas mikrovaskular dan
sindrom syok, kemungkinan besar ini berkaitan dengan infeksi serotipe
virus DEN-2 dan respon imun pasien.5

2.3 Manifestasi Perjalanan Penyakit Infeksi Virus Dengue

Tiga fase demam berdarah meliputi demam, kritis, dan pemulihan, sebagai
berikut:5

1. Selama fase demam, akan terjadi demam tinggi mendadak sekitar


40 C yang biasanya berlangsung dua sampai tujuh hari. Saddleback
atau demam bifasik terlihat pada sekitar 6% kasus, terutama pada
pasien dengan DBD dan dengue berat. Hal ini digambarkan sebagai
demam yang mereda setidaknya selama satu hari, diikuti dengan
lonjakan demam berikutnya yang berlangsung setidaknya selama
satu hari. Gejala yang dapat terjadi termasuk kemerahan pada
wajah (facial flushing), eritema kulit, mialgia, artralgia, sakit
kepala, sakit tenggorokan, injeksi konjungtiva, anoreksia, mual,
dan muntah. Untuk eritema kulit, ruam umumnya terjadi pada satu
sampai dua hari pertama demam dan hari terakhir demam.
Kemudian dalam 24 jam, ruam makulopapular sekunder dapat
muncul.5

2. Fase kritis dicirikan dengan suhu berkisar antara 37,5 C hingga 38


C atau kurang pada hari ketiga hingga ketujuh. Hal ini terjadi akibat
adanya peningkatan permeabilitas kapiler. Fase ini biasanya
berlangsung satu sampai dua hari. Permulaan fase kritis ditandai
dengan penurunan jumlah trombosit yang cepat, peningkatan
hematokrit (pasien dapat mengalami leukopenia hingga 24 jam
sebelum jumlah trombosit turun), dan adanya tanda-tanda
peringatan (warning signs). Kondisi ini dapat berkembang menjadi
syok, disfungsi organ, koagulasi intravaskular diseminata, atau
perdarahan.5

3. Fase pemulihan memerlukan reabsorpsi bertahap cairan


ekstravaskular dalam dua sampai tiga hari. Pasien akan
menunjukkan bradikardia saat ini.5

Sindrom dengue yang diperluas mengacu pada manifestasi yang


atipikal, contohnya pada pasien yang mengalami keterlibatan
neurologis, hati, ginjal, dan organ terisolasi lainnya. Hal ini dapat
diakibatkan terjadinya syok berat. Manifestasi neurologis termasuk
kejang demam pada anak kecil, ensefalitis, meningitis aseptik, dan
perdarahan intrakranial. Keterlibatan gastrointestinal dapat terjadi
dengan manifestasi berupa hepatitis, gagal hati, pankreatitis, atau
kolesistitis akalkulus. Manifestasi lainnya berupa miokarditis,
perikarditis, ARDS, cedera ginjal akut, atau sindrom uremik
hemolitik.5

Gambar 1. Perjalanan penyakit infeksi virus dengue.6


2.4 Diagnosis Infeksi Virus Dengue
Anamnesis yang dapat ditanyakan pada pasien adalah demam
tinggi yang terjadi secara mendadak selama 2-7 hari, dengan keluhan
lesu, tidak nafsu makan dan muntah. Keluhan lain seperti nyeri kepala,
nyeri otot dan sendi, nyeri perut, dan diare dapat ditemukan. Perdarahan
pada kasus DBD paling sering ditemukan di kulit dan mimisan.
Pemeriksaan fisik yang mungkin ditemukan adanya demam, facial
flush, faring hiperemis, nyeri di bawah arcus costae kanan. Gejala-
hejala ini lebih sering ditemukan pada demam dengue.5

Gejala pada DBD dapat berupa hepatomegali dan kelainan fungsi


hati. Pada DBD terjadi peningkatan permeabilitas kapiler sehingga
dapat terjadi perembesan plasma, hipovolemia dan syok. Ekstravasasi
cairan dapat terjadi ke dalam rongga pleura dan rongga peritoneal
selama 24-48 jam.5

Fase kritis terjadi pada hari 3 hingga 5 perjalanan penyakit, di saat


suhu turun yang dapat menandakan awal fase penyembuhan pada infeksi
ringan namun pada DBD merupakan tanda awal syok. Perdarahan yang
dapat terjadi berupa petekie, epistaksis, melena, ataupun hematuria.5

Syok dapat ditandai dengan kondisi pasien yang gelisah hingga


penurunan kesadaran dan sianosis, takipneu, nadi yang hampir tidak
teraba, hipotensi, akral dingin, capillary refill time yang meningkat, dan
diuresis hingga anuria.5

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan


laboratorium untuk memeriksa darah perifer (hemoglobin, leukosit,
hitung jenis, hematokrit, dan trombosit). Pemeriksaan radiologis
dilakukan bila terdapat indikasi.5

Gambar 2. Diagnosis klinis demam dengue.7

Gambar 3. Diagnosis klinis demam berdarah dengue.7

Gambar 4. Diagnosis klinis tanda bahaya.7


Gambar 5. Diagnosis klinis syok terkompensasi pada dengue.7

Gambar 6. Diagnosis klinis syok dekompensasi pada dengue.7

Kriteria diagnosis DBD berdasarkan keparahan adalah sebagai berikut:

1. Suspek dengue (Probable dengue): Pasien tinggal di atau telah melakukan


perjalanan ke daerah endemik dengue. Gejalanya meliputi demam dan dua
gejala berikut: mual, muntah, ruam, mialgia, artralgia, ruam, tes tourniquet
positif, atau leukopenia.5

2. Dengue dengan warning signs: Sakit perut, muntah terus-menerus,


akumulasi cairan klinis seperti asites atau efusi pleura, perdarahan
mukosa, lesu, pembesaran hati lebih dari 2 cm, peningkatan hematokrit,
dan trombositopenia.5

3. Dengue Berat: Demam berdarah dengan kebocoran plasma yang parah,


perdarahan, disfungsi organ termasuk transaminitis lebih dari 1000 unit
internasional per liter, gangguan kesadaran, disfungsi miokard, dan
disfungsi paru.5
4. Dengue syok syndrome: Gejalanya meliputi peningkatan cepat hematokrit,
nyeri perut hebat, muntah terus-menerus, dan tekanan darah menyempit
atau tidak ada.5

Antigen virus dapat dideteksi dengan ELISA, polymerase chain reaction,


atau isolasi virus dari cairan tubuh. Serologi akan mengungkapkan
peningkatan yang nyata dalam immunoglobulin. Diagnosis pasti dapat
ditegakkan dengan kultur, deteksi antigen, PCR, atau uji serologis.

Gambar 7. Klasifikasi kasus dengue berdasarkan keparahan.6

2.5 Tatalaksana
Pada prinsipnya terapi DHF adalah bersifat suportif dan simtomatis.
Penatalaksanaan ditujukan untuk mengganti kehilangan cairan akibat
kebocoran plasma dan memberikan terapi substitusi komponen darah bilamana
diperlukan. Dalam pemberian terapi cairan, hal terpenting yang perlu dilakukan
adalah pemantauan baik secara klinis maupun laboratoris. Proses kebocoran
plasma dan terjadinya trombositopenia pada umumnya terjadi antara hari ke 4
hingga 6 sejak demam berlangsung. Pada hari ke-7 proses kebocoran plasma
akan berkurang dan cairan akan kembali dari ruang interstitial ke
intravaskular.8
Protokol pemberian cairan sebagai komponen utama penatalaksanaan DHF
dewasa mengikuti 5 protokol, mengacu pada protokol WHO. Protokol ini
terbagi dalam 5 kategori, sebagai berikut: 8,9,10
1. Penanganan tersangka DHF tanpa syok
2. Pemberian cairan pada tersangka DHF dewasa di ruang rawat
3. Penatalaksanaan DHF dengan peningkatan hematokrit >20%
4. Penatalaksanaan perdarahan spontan pada DHF dewasa
5. Tatalaksana sindroma syok dengue pada dewasa
Protokol 1. Penanganan Tersangka DHF tanpa syok.
Seorang yang tersangka menderita DHF dilakukan pemeriksaan
haemoglobin, hematokrit, dan trombosit, bila :
 Hb, Ht, dan trombosit normal atau trombosit antara 100.000-150.000,
pasien dapat dipulangkan dengan anjuran kontrol atau berobat jalan ke
poliklinik dalam waktu 24 jam berikutnya ( dilakukan pemeriksaan Hb,
Ht, lekosit dan trombosit tiap 24 jam ) atau bila keadaan penderita
memburuk segera kembali ke instalansi gawat darurat.
 Hb, Ht normal dengan trombosit <100.000 dianjurkan untuk dirawat.
 Hb, Ht meningkat dan trombosit normal atau turun juga dianjurkan
dirawat.

Gambar 8. Penanganan tersangka DHF tanpa syok


Protokol 2. Pemberian cairan pada tersangka DHF di ruang rawat.
Pasien yang tersangka DHF tanpa perdarahan spontan dan masif dan tanpa
syok maka diruang rawat diberikan cairan infus kristaloid dengan jumlah seperti
rumus berikut ini :
Volume cairan kristaloid per hari yang diperlukan, sesuai rumus berikut :
1500 + (20 x( BB-20) ml
Setelah pemberian cairan dilakukan pemeriksaan Hb, HT tiap 24 jam :
 Bila Hb, Ht meningkat 10-20% dan trombosit < 100.000 jumlah
pemberian cairan tetap, tetapi pemantauan Hb, Ht, trombo dilakukan tiap
12 jam.
 Bila Hb, Ht meningkat >20% dan trombosit <100.000, maka Pemberian
cairan sesuai dengan protokol penatalaksanaan DHF dengan peningkatan
Ht>20%.

Gambar 9 Pemberian cairan pada tersangka DHF dewasa di ruang rawat


Protokol 3. Penatalaksanaan DHF dengan peningkatan Ht>20%.
Gambar 10 Penatalaksanaan DHF dengan peningkatan hematokrit >20%

Protokol 4. Penatalaksanaan Perdarahan spontan pada DHF.


Perdarahan spontan dan masif pada penderita DHF dewasa adalah :
perdarahan hidung/epistaksis yang tidak terkendali, perdarahan saluran cerna
(henatemesis dan melena atau hematokesia), perdarahan saluran kencing
(hematuria), perdarahan otak atau perdarahan tersembunyi dengan jumlah
perdarahan sebanyak 4-5 ml/kgBB/jam.8,11
Protokol 5. Tatalaksana sindrom syok dengue.

Bila kita berhadapan dengan sindroma syok dengue pada dewasa


(SSD) maka hal pertama yang harus diingat adalah bahwa renjatan harus
segera diatasi dan oleh karena itu penggantian cairan intravaskular yang hilang
harus segera dilakukan. Angka kematian pada sindrom syok dengue sepilih
kali lipat dibandingkan dengan penderita DHF tanpa renjatan, dan renjatan
dapat terjadi karena keterlambatan penderita DHF mendapatkan
pertolongan/pengobatan, penatalaksanaan tidak tepat termasuk kurangnya
kewaspadaan terhadap tanda-tanda renjatan dini, dan penatalaksanaan renjatan
yang tidak adekuat. 8,11
Gambar 11 Tatalaksana sindroma syok dengue
2.6 Komplikasi
 Ensefalopati dengue dapat terjadi pada DHF dengan maupun tanpa syok
 Kelainan ginjal berupa gagal ginjal akut akibat syok berkepanjangan
 Edema paru, akibat over loading cairan 8,11

2.7 Prognosis
Kematian oleh demam dengue hampir tidak ada, sebaliknya pada DHF/DSS
mortalitasnya cukup tinggi. Penelitian pada orang dewasa di Surabaya, Semarang,
dan Jakarta memperlihatkan bahwa prognosis dan perjalanan penyakit umumnya
lebih ringan dari pada anak-anak.12
BAB III

ANALISIS KASUS

Pasien laki-laki berusia 13 tahun datang dengan keluhan demam sejak 6


hari sebelum masuk RS. Demam terjadi secara naik turun. Keluhan lainnya
adalah disertai lemas, nyeri kepala, nyeri tenggorokkan, mual, nyeri perut
bagian ulu hati, penurunan nafsu maakan, dan nyeri otot. Pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri tekan pada epigastrium dan pada pemeriksaan rumple leed
didapatkan hasil positif dan untuk pemeriksaan fisik lainnya normal.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya trombositopenia (122
10^/UL) yang menurun sejak hari pertama perawatan dan leukopenia (3.6
10^/UL)
Terapi penyakit ini bersifat suportif yaitu dengan pemberian cairan
yang cukup disertai dengan diet yang seimbang dan pengobatan simptomatik
untuk keluhan demam, mual dan muntah. Selamat diobservasi, pasien ini
dilakukan pemantauan tanda vital dan kemungkinan perburukan serta
pergantian cairan plasma yang hilang dengan pemberian IVFD ringer laktat
78cc/jam. Pasien juga diberikan injeksi Omeprazole 40 mg/ 12 jam untuk
mengurangi keluhan mual dan nyeri ulu hati pada pasien dan Sanmol drip
650mg IV untuk mengurangi keluhan demam pasien. Setelah dirawat selama 4
hari, kondisi umum pasien membaik dan trombosit pasien naik menjadi
189.000 dan pasien dipulangkan
DAFTAR PUSTAKA

1. Campak. In: Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: Ikatan Dokter
Anak Indonesia; 2009
2. Laksono BM, De Vries RD, McQuaid S, Duprex WP, De Swart RL. Measles virus host
invasion and pathogenesis. Viruses. 2016 Jul 28;8(8):210
3. Kondamudi NP, Waymack JR. Measles. [Updated 2022 Jan 18]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan
4. Infeksi Virus Dengue. In: Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: Ikatan
Dokter Anak Indonesia; 2009
5. Schaefer TJ, Panda PK, Wolford RW. Dengue Fever. [Updated 2022 Apr]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing 2022 Jan-Available /from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430732
6. World Health Organization. Handbook for Clinical Management of Dengue. Geneva: World
Health Organization Press; 2012

7. Hadinegoro SR, Moedjito I, Chairulfatah A. Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana


Infeksi Virus Dengue pada Anak. Jakarta: Ikatan Dokter anak Indonesia; 2014
8. Rejeki S, Adinegoro S (DHF) Demam Berdarah Dengue, Tatalaksana Demam Berdarah
Dengue Di Indonesia. Jakarta.2004
9. Hagop Isnar,MD, Dengue dalam : http://www.emedicine.com
10. BHJ, Dengue, Dengue Haemorragic Fever, Dengue Shock Syndrome dalam:
http://www.bhj.org/journal/2001_4303_july01/review_380.html
11. Sudoyo A W, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Buku ajar Ilmu penyakit
dalam, Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit dalam FK-UI, jakarta, 2006, ed.4, (III)
1709-1713
12. Sumarno S, Soedarmo P,Garna H,Rezeki S,Satari H. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri
tropis, IDAI, jakarta 2008,ed.2, 155-179

Anda mungkin juga menyukai