DEMAM DENGUE
OLEH :
Ascarina Rahyuni, S.Ked
K1B1 22
PEMBIMBING :
Stambuk : K1B1 22
Telah menyelesaikan tugas Laporan Kasus dalam rangka kepaniteraan klinik pada
Mengetahui,
Pembimbing
dr
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
PB masuk : 110 cm
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis
No. RM : 5615XX
B. Anamnesis
Anamnesis Terpimpin
rumah sakit. Keluhan disertai mual (+), muntah (-), nyeri kepala (-), batuk (-),
flu (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), sesak (-), nyeri persendian (+), BAB (-)
penyakit asma (+), kejang demam (-). Riwayat penyakit keluarga atau orang
yang tinggal serumah dengan keluhan yang sama (-). Riwayat pengobatan
mendapat terapi Paracetamol dan antibiotic dari dokter pada demam hari ke 4.
C. Pemeriksaan Fisis
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
Pernapasan : 30 kali/menit
Suhu : 37.4 ◦C
SpO2 : 98 %
Berat badan : 21 kg
Kepala : Normocephal
Paru-paru
Jantung
Perkusi :
Souffle : (-)
Thrill : (-)
Abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-), asites (-), pembesaran organ (-),
KPR : (+/+)
APR : (+/+)
LILA : 18 cm
Lingkar Kepala : 48 cm
Berat Badan : 21 kg
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Swab Ag
Negatif Negatif
Nasopharyngeal
E. Resume
rumah sakit. Keluhan disertai mual (+), nyeri persendian (+), BAK kesan
normal. Riwayat penyakit dahulu dengan keluhan yang sama (-), riwayat
penyakit asma (+). Riwayat penyakit keluarga atau orang yang tinggal
serumah dengan keluhan yang sama (-). Riwayat pengobatan mendapat terapi
Paracetamol dan antibiotic dari dokter pada demam hari ke 4. Riwayat lahir
WBC 2.9 x 103/uL, HCT 40.1%, PLT 93 x 10 3/uL. Pemeriksaan swab antigen
negative.
F. Diagnosis Kerja
Demam Dengue
G. Rencana Terapi
1. Terapi Medikamentosa
- IVFD RL 28 tpm
- Tirah baring
- Edukasi
H. Follow Up
A. Pendahuluan
Infeksi virus dengue masih salah satu masalah kesehatan di daerah
Manifestasi klinis pada infeksi virus dengue bervariasi dengan spektrum yang
luas, mulai dari demam yang tidak khas atau sindrom infeksi virus yang tidak
atau DBD/ dengue hemorrhagic fever, sampai keadaan yang paling berat yang
didefiniskan adanya demam dan atau dua atau lebih dari gejala berikut: nyeri
pada urin atau tinja atau vagina, muntah darah). Yang tidak memenuhi gejala
DF atau demam berdarah sebgai berikut: mual, anoreksia, nyeri perut, dan
sekitar 100 negara, selama beberapa dekade terakhir, tingkat kejadian dan
hingga 100 juta kasus demam dengue setiap tahun (Nedjadi, 2015).
B. Definisi
Demam Dengue merupakan penularan antara manusia oleh nyamuk
Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang ditemukan di seluruh dunia. Demam
dengue (Dengue fever) paling sering menimbulkan gejala demam akut yang
didefiniskan adanya demam dan atau dua atau lebih dari gejala berikut: nyeri
pada urin atau tinja atau vagina, muntah darah). Yang tidak memenuhi gejala
DF atau demam berdarah sebagai berikut: mual, anoreksia, nyeri perut, dan
C. Etiologi dan Transmisi
Demam dengue disebabkan oleh infeksi virus dengue (DENV). Virus
dibungkus oleh lapisan kapsul lipid. Virus ini termasuk kedalam kelompok
yang berbentuk sferis, berdiameter 45-60 nm, mempunyai RNA positif sense
yang terselubung, bersifat termolabil, sensitif terhadap inaktivasi oleh dietil
eter dan natrium dioksikolat, stabil pada suhu 70 oC. Virus dengue mempunyai
2018).
ditransmisikan ke manusia terutama oleh gigitan dari dua spesies nyamuk, Ae.
darah orang yang terinfeksi. Pada awalnya, virus menginfeksi dan bereplikasi
di epitel tengah usus nyamuk dan kemudian menyebar ke organ lain sampai
D. Epidemiologi
Demam Dengue secara epidemiologi di dunia berubah secara cepat.
Selama tiga dekade terakhir secara global, Demam Dengue terus mengalami
Demam Dengue juga terus mengalami peningkatan dari 2,2 juta kasus pada
tahun 2010 menjadi 3,2 juta kasus pada tahun 2015. Sekitar 500.000 orang
terbesar (90%) adalah anak–anak berusia kurang dari lima tahun dan kurang
lebih 2,5% dari mereka meninggal dunia (Marwanty dan Wahyono, 2018).
Sementara data dari World Health Organization (WHO) tahun 2015
menyatakan 3,9 milyar penduduk dunia dinegara tropis dan subtropis. Lebih
Agustus 2016 merupkan jumlah kasus tertinggi selama lebih dari 20 tahun.
periode 40 tahun terjadi kematian 67.295 dari total kematian di seluruh dunia
E. Patogenesis
Patogenesis yang dapat menerangkan mengapa orang yang telah
sebagian besar tidak, sampai saat ini belum dapat diterangkan sepenuhnya.
Secara umum ada tiga faktor yang berperan, yaitu faktor pejamu, virus, serta
dikemukakan yaitu usia (pada umumnya anak lebih berat daripada dewasa),
status gizi lebih, dan faktor genetik. Dari faktor virus yang sering dilaporkan
yaitu jumlah virus pada saat viremia, virulensi, serta jenis serotipenya dan
adalah pada infeksi sekunder oleh serotipe yang berbeda dengan serotipe
2013).
hemokonsentrasi yang khas pada DBD yang bisa mengarah pada kondisi
karena proses imunologi. Pada demam dengue hal ini tidak terjadi.
masuknya virus. Virus akan berkembang di dalam peredaran darah dan akan
ditangkap oleh makrofag. Segera terjadi viremia selama 2 hari sebelum timbul
gejala dan berakhir setelah lima hari gejala panas mulai. Makrofag akan
makrofag ini akan mengaktifasi sel T-Helper dan menarik makrofag lain untuk
yang akan melisis makrofag yang sudah memfagosit virus. Juga mengaktifkan
sel B yang akan melepas antibodi. Ada 3 jenis antibodi yang telah dikenali
malaise dan gejala lainnya. Dapat terjadi manifetasi perdarahan karena terjadi
komplemen. Antibodi yang muncul pada umumnya adalah IgG dan IgM, pada
infeksi dengue primer antibodi mulai terbentuk, dan pada infeksi sekunder
sekitar demam hari ke-5, meningkat pada minggu pertama sampai dengan
ketiga, dan menghilang setelah 60-90 hari. Kinetik kadar IgG berbeda dengan
kinetik kadar antibodi IgM, oleh karena itu kinetik antibodi IgG harus
dibedakan antara infeksi primer dan sekunder. Pada infeksi primer antibodi
IgG meningkat sekitar demam hari ke-14 sedang pada infeksi sekunder
antibodi IgG meningkat pada hari kedua. Oleh karena itu diagnosa dini infeksi
primer hanya dapat ditegakkan dengan mendeteksi antibodi IgM setelah hari
sakit kelima, diagnosis infeksi sekunder dapat ditegakkan lebih dini dengan
adanya peningkatan antibodi IgG dan IgM yang cepat (Candra, 2010).
Gambar 1. Respon primer dan sekunder infeksi virus dengue (Candra, 2010).
F. Manifestasi klinis
Demam dengue dapat terjadi infeksi primer dan sekunder, dan paling
sering ditemui pada orang dewasa dan anak-anak. Timbulnya gejala ditandai
hari hingga 1 minggu. Sakit kepala berat (terutama retrobulbar), lesu, mialgia
dan nyeri sendi, pengecapan seperti logam, kehilangan nafsu makan, diare,
muntah, dan sakit perut adalah manifestasi lain yang dilaporkan. Demam
dengue juga dikenal sebagai demam patah tulang karena terkait mialgia dan
melaporkan dengan ruam kulit yang khas. Ruam awal adalah hasil dari dilatasi
kapiler, dan muncul sebagai eritema pada wajah yang bersifat sementara,
biasanya terjadi sebelum atau selama 1-2 hari pertama demam. Ruam kedua
terlihat pada 3 hari hingga 1 minggu setelah demam, dan muncul sebagai
yang luas dengan bintik-bintik perdarahan yang tepat dan seperti pulau
kulit biasanya tanpa gejala, dan pruritis dilaporkan hanya pada 16-27% kasus.
akut. Gambaran klinis demam dengue bervariasi sesuai dengan usia pasien.
Bayi dan anak kecil mungkin menderita penyakit demam yang dibedakan
dengan ruam makulopapular. Anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa
mungkin memiliki sindrom demam ringan atau penyakit dengan demam tinggi
pada semua umur. Dalam beberapa kasus, demam dengue dapat menyertai
G. Diagnosis
1. Anamnesis
hari
b. Disertai lesu, tidak mau makan, dan muntah
c. Pada anak besar dapat mengeluh nyeri kepala, nyeri otot, dan nyeri
perut
2. Pemeriksaan fisis
a. Gejala prodromal yang tidak khas seperti, nyeri kepala, nyeri tulang
(muka kemerahan).
pergerakan mata atau bila bola mata ditekan, fotofobia, dan nyeri otot
serta sendi.
f. Pada awal fase demam terdapat ruam yang tampak dimuka, leher dan
dada.
g. Pada akhir fase demam (hari ketiga atau keempat) ruam berbentuk
menyeluruh pada kaki dan tangan dan diantara petekie dapat dijumpai
gatal.
k. Pada fase kritis sekitar hari ke-3 hingga ke-5 perjalanan penyakit.
Pada saat ini suhu turun, yang dapat merupakan tanda awal
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Secara laboratoris pada fase akut (awal demam) akan dijumpai jumlah
virus dapat dideteksi melalui serum, plasma, sirkulasi sel darah dan
jaringan lain selama 4-5 hari. Selama tahap awal penyakit, isolasi
1) Isolasi virus
hari ke 5). Virus dapat diperoleh dari serum, plasma, dan sel
3) Deteksi antigen
2009).
4) Tes serologi
serotipe (DEN-1, -2, -3, dan -4), terikat pada antibodi IgM
5. Tes hematologi
2009).
timbulnya penyakit.
Jumlah trombosit secara signifikan lebih rendah pada
2005).
b. Pemeriksaan radiologi
kubah diafragma kanan lebih tinggi dari pada kanan, dan efusi
pleura.
H. Penatalaksanaan
Pasien demam dengue dapat berobat jalan, tidak perlu dirawat. Pada fase
4. Dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per oral, jus buah, sirop, susu,
Pada pasien DD, saat suhu turun pada umumnya merupakan tanda
komplikasi yang dapat terjadi selamaa 2 hari setelah suhu turun. Hal ini
DBD pada fase demam. Perbedaan akan tampak jelas saat suhu turun, yaitu
pada DD akan terjadi penyembuhan sedangkan pada DBD terdapat tanda awal
1. Yellow fever
2. Encephalitis
3. Chikungunya
4. Malaria
5. Leptospirosis
6. Typhoid
7. Campak
J. Komplikasi
1. Liver injury
2. Cardiomyopathy
3. Pneumonia
4. Orchitis
5. Oophoritis
6. Kejang
7. Ensefalopati
8. Encephalitis
K. Prognosis
dengan tingkat kematian kurang dari 1%. Saat dirawat, demam dengue
memiliki angka kematian 2-5%. Korban biasanya sembuh tanpa gejala sisa
2019).
Demam dengue yang tidak diobati dapat memiliki tingkat kematian 10%
3. Kenakan baju lengan panjang dan celana yang tertutup serta kaus kaki
5. Pastikan bahwa jendela dan pintu aman, dan setiap lubang diperbaiki
ANALISA KASUS
Anamnesis Teori
meninggal dunia.
rutin WBC 2.9 x 103/uL, HCT pada demam berdarah tetapi itu
penyakit.
Terapi Teori
dianjurkan: