PNEUMONIA
Disusun Oleh:
K1B1 21065
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
KENDARI
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Telah menyelesaikan tugas Laporan kasus dalam rangka kepaniteraan klinik pada
Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Halu Oleo.
Mengetahui,
Pembimbing
LAPORAN KASUS
A. IdentitasPasien
B. Anamnesis
Anamnesis Terpimpin
Bayi Laki-laki Usia 8 Bulan 7 hari datang ke IGD RSUD Kota Kendari
diantar orang tuanya dengan keluhan Sesak sejak 2 hari SMRS. Keluhan batuk
(+) dirasakan sejak 2 hari yang lalu, disertai lendir (+) tidak keluar. Keluhan
lain berupa demam (+) yang dirasakan terus menerus sejak 3 hari. Keluhan
lainnya seperti kejang (-), mual (-), muntah (-), nafsu makan menurun. BAB
lain yang pernah diderita (-). Riwayat pengobatan (-). Riwayat kontak dengan
penderita TB (-), Riwayat paparan asap rokok dalam rumah (+) pamannya.
anak keempat dari empat bersaudara, tinggal serumah dengan orang tua dan
pasien dilahirkan secara normal ditolong oleh Bidan di Puskesmas. BBL 2560
Gram dan PBL 47 cm. Riwayat konsumsi ASI tidak pernah. Riwayat
imunisasi dasar lengkap sesuai usia (Hepatitis B, BCG, Polio, DPT 1-3).
Riwayat tumbuh kembang pasien : berbalik usia 5 bulan, duduk usia 7 bulan.
Riwayat nutrisi konsumsi susu formula sejak lahir sampai sekarang dan
C. Pemeriksaan Fisis
1. Status Generalis
- Keadaan umum : sakit berat
- Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)
- Status Gizi : 0 > Z > -1 SD (Gizi Baik)
- Tanda Vital
Tekanan darah : -mmHg
Nadi : 153 x/menit
Suhu : 39,9oC
Pernafasan : 56 x/menit
SpO2 : 92%
- Pucat : -
- Ikterus : -
- Sianosis :-
- Turgor : Kesan Normal
- Tonus : Kesan Normal
- Edema : (-/-)
2. Pemeriksaan Fisik
- Berat Badan : 5.5 kg
- Panjang Badan : 58 cm
- LILA : 8 cm
- Lingkar Kepala : 37 cm
- Lingkar dada : 35 cm
- Lingkar perut : 38 cm
- Kepala : normocephal
- Muka : simetris kri dan kanan
- Rambut : hitam, tidak mudah tercabut
- Ubun-ubun besar : belum tertutup, cekung (-)
- Telinga : otitis (-/-), serumen (-/-), otorhea (-/-)
- Mata : edema palpebra (-/-), pendarahan
subkonjungtiva (-/-), konjungtiva anemis (-/-), mata cekung (-/-)
- Hidung : napas cuping hidung (+),Epitaksis (-/-),
rinore (-/-)
- Bibir : pucat (-), kering (-), sianosis (-)
- Lidah : kotor (-), tremor (-)
- Mulut : pendarahan gusi (-), stomatitis (-)
- Tenggorok : hiperemis (-)
- Tonsil : T1-T1
- Bentuk dada : normochest
Jantung
Ictus cordis : tidak teraba
Batas kiri : ICS 4 linea midclavicularis sinistra
Batas kanan : ICS 2 linea parasternalis dekstra
Irama : BI/BII murni reguler
Paru
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, retraksi subcostal (+/+),
Palpasi : krepitasi (-), nyeri tekan (-), massa tumor (-)
Perkusi : sonir kiri dan kanan
Auskultasi : bunyi napas bronkovesikuler (+/+), bunyi napas
tambahan ronkhi (+/+), wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi : datar, mengikuti gerak napas
Auskultasi : peristaltic (+) kesan normal
Perkusi : timpani (+)
Palpasi : distended (-), nyeri tekan (-)
Limfa : tidak teraba
Hepar : tidak teraba
Alat kelamin : edema (-)
Kelenjar limfe : tidak teraba pembesaran
Kulit : sianosis (-/-), ikterus (-/-), peteki (-/-)
Anggota gerak : peteki (-/-), akral dingin (-/-), sianosis (-/-), CRT < 2
detik
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Darah Rutin (11/10/2021)
Parameter Hasil Nilai Rujukan
F. Resume
Bayi Laki-laki Usia 8 Bulan 7 hari datang ke IGD RSUD Kota Kendari
diantar orang tuanya dengan keluhan Sesak sejak 2 hari SMRS. Keluhan batuk
(+) dirasakan sejak 2 hari yang lalu, disertai lendir (+) tidak keluar. Keluhan
lain berupa demam (+) yang dirasakan terus menerus sejak 3 hari. Keluhan
lainnya seperti kejang (-), muntah (-), nafsu makan menurun. BAB kesan
lain yang pernah diderita (-). Riwayat pengobatan (-). Riwayat kontak dengan
penderita TB (-), Riwayat paparan asap rokok dalam rumah (+) pamannya.
Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama dalam keluarga (-). Riwayat
anak keempat dari empat bersaudara, tinggal serumah dengan orang tua dan
pasien dilahirkan secara normal ditolong oleh Bidan di Puskesmas. BBL 2560
Gram dan PBL 47 cm. Riwayat konsumsi ASI tidak pernah. Riwayat
imunisasi dasar lengkap sesuai usia (Hepatitis B, BCG, Polio, DPT 1-3).
Riwayat tumbuh kembang pasien : berbalik usia 5 bulan, duduk usia 7 bulan.
Riwayat nutrisi konsumsi susu formula sejak lahir sampai sekarang dan
adanya retraksi subcosta (+), dan suara tambahan ronkhi (+/+), Pada
G. DiagnosaKerja
Pneumonia
H. RencanaTerapi
1. TerapiMedikamentosa
- IVFD D5 ½ NS 8 Tpm
= 55 mg/8 jam
- Tirah baring
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PNEUMONIA
1. Definisi
alveolus dan jaringan interstitial yang ditandai dengan batuk dan frekuensi
napas cepat disertai dengan adanya sesak napas. Penyakit ini merupakan
distribution).2
2. Epidemiologi
Pneumonia merupakan penyakit yang tidak hanya menyerang
negara berkembang saja namun negara maju seperti Amerika, Kanada dan
dan TBC. Kasus paling banyak yang ditemukan menyerang anak yang
masih dibawah lima tahun. Pada tahun 2007 didapat 1,2 juta orang yang
dirawat di rumah sakit dengan kasus pneumonia dan lebih dari 52.000
balita.3
Pneumonia masuk ke dalam 10 besar penyakit untuk kasus
pneumonia anak dan balita pada tahun 2008 sekitar 26,26%, tahun 2009
sekitar 25,91%, tahun 2010 sekitar 23%, tahun 2011 sekitar 23,98%, tahun
2012 sekiatr 23,42%, tahun 2013 sekitar 24,46%, tahun 2014 sekitar
oleh pneumonia pada balita tahun 2015 sebesar 0,16 lebih besar
tahun sebesar 2,1%, kelompok umur 1-4 tahun sebesar 2,1%, kelompok
umur 5-14 tahun sebesar 1,7% dan kelompok umur 15-24 sebesar 1,8%.6
3. Etiologi
4. Faktor Resiko
faktor yang ada pada balita, meliputi umur balita, jenis kelamin, berat
tidak ada pada balita meliputi kepadatan tempat tinggal, tipe rumah,
bahan bakar, penghasilan keluarga, serta faktor ibu baik pendidikan, umur
5. Patofisiologi
bawah sangat efisien untuk mencegah infeksi dan terdiri dari Susunan
yang dikeluarkan oleh sel epitel tersebut, refleks batuk, refleks epiglotis
daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan peningkatan aliran
udara, warna menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar. Dalam
Lobus masih tetap padat dan warna merah berubah menjadi pucat
dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudasi lisis. Eksudat
7. Manifestasi Klinis
Adapun gejala klinis yang sering dijumpai pada pneumonia antara lain: 13
pneumonia yaitu demam (92,7%) dengan suhu 37,6 0C, batuk 92,1% serta
muntah sekitar 39,3%. Gejala yang paling menonjol pada anak yaitu sesak
atau stridor, dan gejala demam lebih tidak menonjol dibanding pneumonia
tanda konsolidasi paru. Pneumonia atipikal pada bayi kecil ditandai oleh
respiratori.11
8. Diagnosis
a. Anamnesis19
1) Batuk yang dirasakan awalnya kering kemudian akan berubah
2) Sesak napas biasa sering dikeluhkan oleh pasien atau orang tua
pasien
3) Demam
4) Anak sulit makan atau minum
5) Anak tampaklemah
6) Tanyakan ini serangan baru pertama kali atau sudah berulang, hal
b. Pemeriksaan Fisik
-
Penilaian keadaan umum anak, frekuensi napas, dan nadi harus
kemampuan makan/-minum.
-
Gejala distres pernapasan seperti takipnea, retraksi subkostal,
pneumonia yang klasik. Pada anak yang demam dan sakit akut,
c. Pemeriksaan Penunjang
pasien rawat inap dengan kondisi berat dan pada setiap anak
pemberian antibiotik
-
Pemeriksaan C- Reactive Protein (CRP), Laju Endap Darah
membingungkan
-
Pemeriksaan foto polos dada follow up hanya dilakukan
densitas. Pada tahap awal area densitas tinggi tersebut hanya lokal,
9. Penatalaksanaan
hormone antideuretik.
interval berdasarkan < 37 minggu (≤28 hari : setiap 12 jam dan >28
hari : setiap 8 jam) dan >37 minggu (≤7 hari : setiap 12 jam dan >7
20mg/kgBB sulfametoksazole.16
mg/kgBB/dosis.17
10. Prognosis
11. Komplikasi
Empiema
Efusi pleura
Abses paru
Sepsis
BAB III
ANALISIS KASUS
Kasus Analisis
Sesak 2 Hari SMRS, selain itu Gejala klinis yang paling sering dijumpai pada
pasien mengalami batuk anak dengan pneumonia yaitu demam (92,7%)
dengan lendir (+) sejak 2 hari dengan suhu 37,6oC, batuk (92,1%) serta
SMRS dan demam sejak 3 hari muntah sekitar (39,3%). Gejala yang paling
SMRS menonjol pada anak yaitu sesak ditandai dengan
frekuensi napas yang didapatkan lebih dari
60x/menit. Gejala distres pada anak seperti
takipnea, retraksi subkostal, batuk, kreapitasi
dan penurunan suara paru
Usia 8 Bulan Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas,
2018) memaparkan bahwa di Indonesia
Pneumonia telah didiagnosis pada kelompok
umur <1 tahun sebesar 2,1%, kelompok umur1-4
tahun sebesar 2,1%, kelompok umur 5-14
tahunsebesar1,7%dankelompokumur15-
24sebesar 1,8%.7
Riwayat konsumsi ASI (-), susu Tidak pernah mengkomsumsi ASI secara
formula seja lahir eksklusif dapat menjadi faktor risiko terjadinya
pneumonia akibat dari kurangnya nutrisi dan
imunitas tambahan yang berasal dari ibu
sehingga membuat anak lebih rentan terinfeksi.
Riwayat merokok dalam Asap rokok yang dihisap baik pada perokok
keluarga yang tinggal serumah aktif maupun pasif akan menyebabkan fungsi
(+) Pamannya.
silia menurun bahkan tidak berfungsi. Jika silia
tidak berfungsi, maka tubuh akan memproduksi
dahak yang berlebihan. Selain itu, potensi
infeksi pada saluran napas sangat besar. Asap
rokok juga dapat menyebabkan iritasi,
peradangan dan penyempitan saluran napas.
Proses penyembuhan bagi penderita pneumonia
akan membutuhkan waktu yang lama jika
penderita masih terpapar asap rokok karena
proses pertahanan tubuh terhadap infeksi tetap
akan terganggu.
Pernapasan cuping hidung Pada pneumonia akan didapatkan suara
(+),Retraksi subcostal tambahan berupa suara rhonki akibat adanya
(+/+),Suara napas tambahan
udara yang melewati saluran napas yang
Rhonki (+/+).
mengalami penyempitan atau obstruksi. Gejala
distress napas pada anak seperti takipnea,
retraksi subkostal, interkostal, batuk, kreapitasi
dan penurunan suara paru.
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium jumlah leukosit serta
Darah Rutin menghitung jumlah leukosit perlu dilakukan
- WBC : 13,4 [103/Ul]
- RBC : 4,97 [106/Ul] untuk membantu menentukan pemberian
- HGB : 13,4 [g/dL] antibiotik. Pada kasus ditemukan adanya
- HCT : 43,1 [%]
- MCV : 86,7 [fL] peningkatan jumlah leukosit yang menunjukan
- MCH : 27,0 [pg] adanya proses infeksi.
- MCHC : 31,1 [g/dl]
- PLT : 146 [10]3/uL]
DAFTAR PUSTAKA
1. Gharina Adia Lisa, Putri Fajariani, Yuniarti. 2016. Hubungan Faktor Risiko
Kedokteran 5 (1).
3. Kaunang Christian, Runtunuwu Ari,Wahani Audrey. 2016. Gambaran
anak RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 2013 – 2015. Fakultas
5. Sarlis Nelfi, Filda Mutya. 2018. Hubungan Status Gizi Dengan Pneumonia
8. Said M. 2001. Pneumonia Atipik pada Anak. Jurnal Sari Pediatri. Jakarta :
11. Seyawati Ari, Marwiati. 2018. Tata Laksana Kasus Batuk Dan Atau Kesulitan
13. Monita Osharinanda, Yani Fity Fanny, Lestari Yuniar. 2015. Profil Pasien
Pediatria : 96:29-38.
15. Sujana, IBG. 2016. Pneumonia Aspirasi : Laporan Kasus. Denpasar. Fakultas
Data.
17. IDAI. 2013. Formularium Spesialistik Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. Ikatan
Republik Indonesia.
19. Pudjiadi,A.H., dkk. 2009. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak