Anda di halaman 1dari 30

BAGIAN ANAK LAPORAN KASUS

PROGRAM PROFESI DOKTER JULI 2022


FAKULTAS  KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BOSOWA

Pertusis
Oleh :
Moh. Akhtar Setia Ramadhan Eka Diningrat
Pembimbing : dr. Fitriya Idrus, M.Kes., Sp.A 4521112051
01
Laporan Kasus
Identitas Pasien
 Nama : An. HHM
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Umur : 7 tahun 11 Bulan
 Nama Ayah : Ahmad Mujahidin
 Nama Ibu : Rahmatullah Basri
 Tanggal Lahir : 17-08-2015
 Alamat : Perum. Puri Baniaga
 Tanggal masuk RS : 01-08-2022
 R. Perawatan : Teratai
 No.RM : 276295
Anamnesis
Pasien masuk dengan keluhan batuk
berdahak, lendir berwarna hijau,
batuk dialami sejak sekitar 1 bulan
yang lalu. Batuk terus menerus
disertai muntah. Demam naik turun,
sesak ada, anak tidur dengan bantal
meninggi dan miring baru anak terasa
sesak berkurang. Nyeri menelan ada,
nafsu makan baik, BB turun, BAB
dan BAK kesan normal. Imunisasi
tidak pernah
Status Pasien
Status Neonatal Status Tumbuh Kembang
Tempat lahir : RS/RB/Rumah Berbalik : 5 bulan
Ditolong oleh : dr/Bidan/Dukun Gigi Pertama : Lupa
Lahir : Spontan/SC/Vakum Duduk : 6 bulan
Segera menangis : Ya/tidak Berdiri : 11 bulan
  Jalan sendiri : 11 bulan
BCB/BKB/BLB Bicara : 14 bulan
SMK/KMK/BMK
BBL : - gr
PBL : - cm
Status Gizi
Makanan
Status Imunisasi ASI : Ya, Sampai 2 tahun
Belum pernah. Anak ke 2 dari 3 bersaudara
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum
Tanda Vital
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis, GCS Nadi : 130 x/menit
E4M6V5
Pernapasan : 26 x/menit
Data Antropometrik Suhu Badan : 36,8°C
BB : 17 kg
Sp02 : 97%
PB/TB : 117 cm
BB/TB : 17/21X100 = 80,95% (Gizi kurang)
TB/U : 117/127X100 = 92,12% (Perawakan
normal)
BB/U : 17/25 X 100 = 68% (BB Buruk)
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Normocephal, simetris, rambut hitam sukar dicabut
Muka : Simetris bilateral, nyeri tekan (-)
Mata : Anemis (-),icterus (-), mata cekung (-)
Telinga : Otore (-)

Hidung : Rinore (-)


Bibir : Pucat (-), sianosis (-)
Mulut : Gigi lengkap, caries (-), stomatitis (-), tenggorok hiperemis (-), tonsil T1/T1

Leher : Pembesaran Kel limfa dan tiroid (-)


Pemeriksaan Fisik

Thoraks PARU
Bentuk : Normochest Inspeksi : Dada simetris, retraksi dada (-)
Palpasi : Vocal fremitus (+) kesan normal
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
JANTUNG Auskultasi : BP Vesikuler, rh (-/-), wh (-/-)
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba, Thrill (-) Abdomen
Perkusi : Batas kiri ICS IV midclavicular sin Inspeksi : Edema (-), distensi (-), asites (-)
Batas kanan ICS V parasternal dex Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Batas atas ICS II parasternal dex Palpasi : Nyeri tekan (-), Organomegali (-)
Auskultasi : BJ I/II murni regular Perkusi : Timpani
Pemeriksaan Fisik

Kel Limfa : Pembesaran (-) Refleks Fisiologis :


Genitalia KPR +/+ ,
Alat kelamin : Tidak dilakukan pemeriksaan APR +/+
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 dtk BPR +/+ ,
Kol Vertebralis : Tidak ada kelainan TPR +/+
Kulit : Ikterik (-), Sianosis (-), Reflex Patologi : Tidak ada
Pemeriksaan Laboratorium
● Darah Rutin (01/08/2022)
Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan
Hb 13,0 g/dl 12,0 – 14,0
MCHC 34,7 % 31,0 – 37,0
MCH 27,5 pg 27,0 – 34,0
MCV 79,3 fl ↓ 80,0 – 100,0
Eritrosit 4,72 juta 4,0 – 5,40
Trombosit 176.000 u/L 150.000 – 400.000
Hematokrit 37,4 % 35,0 – 49,0
Gran% 53,9 % 50 – 70
Mid% 5,1 % 3 – 15
Lymph% 41,0 % ↑ 20 – 40
Leukosit 5.700/mm3 4000 – 10000
Diagnosis dan Terapi

Diagnosis Kerja
Tindakan Pertama (Instalasi Gawat Darurat)
Pertusis
IVFD RL 15 tpm
Nebu combivent + 2,5 cc Nacl 0,9 %
Diagnosis Banding
Ondansentron 3,4 mg/12 jam/IV
Tuberculosis
O2 2 lpm via NK
Follow Up
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
Senin, S/ Batuk berdahak (+) lendir kehijauan, flu (+), demam (+). Batuk P/
01/08/22 sejak sekitar 1 bulan lalu secara terus menerus diikuti muntah.  IVFD RL 16 tpm
Demam naik turun, sesak (+) pasien tidur dengan bantal yang tinggi  Combivent 2,5cc + Nacl
agar sesak berkurang. Nyeri menelan (+). BB kurang, nafsu makan 0,9 %
baik. BAK dan BAB kesan normal. Riw berobat pernah tapi batuk  Ondansentron 3,4
kembali muncul mg/12j/IV
O/  Gentamicine 80
- KU : sakit sedang mg/24j/IV
- HR: 110 x/mnt  Ceftriaxon 1500mg/24j/IV
- RR: 28 x/mnt
- Suhu: 38,4 ºC
- Sp O2: 93 %
 
Kepala
Anemis (-), ikterik (-), mata cekung (-), bibir kering (-)
Toraks
BP vesikuler, rh (-/-), wh (-/-), retraksi dada (-), BJ I/II murni regular
Abdomen
Peristaltik (+) kesan normal, nyeri tekan (-), distensi (-)
Ekstremitas
Akral hangat, CRT <2detik
Follow Up
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
Selasa, S/ Batuk berdahak (+) lendir kehijauan, sesak (+) pasien merasa P/
02/08/22 nyaman apabila duduk , demam (-), mual muntah (-), nyeri  IVFD RL 16 tpm
menelan (-). Nafsu makan baik. BAK dan BAB dalam batas normal  Combivent/8j
O/  Ondansentron 3,4
- KU : sakit sedang mg/12j/IV
- HR: 112 x/mnt  Gentamicine 80
- RR: 32 x/mnt mg/24j/IV
- Suhu: 37,4 ºC  Ceftriaxon
- Sp O2: 91 % 1500mg/24j/IV
   Dexametason 3
Kepala mg/12j/IV
Anemis (-), ikterik (-), mata cekung (-), bibir kering (-)  Cetirizine syr 2X1
Toraks  Victrin syr 2X1
BP vesikuler, rh (-/-), wh (-/-), retraksi dada (-), BJ I/II murni regular  Codein pulv 10 mg 2X1
Abdomen
Peristaltik (+) kesan normal, nyeri tekan (-), distensi (-)
Ekstremitas
Akral hangat, CRT <2detik
Follow Up
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
Rabu, S/ Batuk berdahak (+) lendir kehijauan, anak tidak nyenyak tidur P/
03/08/22 and sering bangun karena sesak, demam (-), mual muntah (-),  IVFD RL 16 tpm
nyeri menelan (-). Nafsu makan baik. BAK dan BAB dalam batas  Combivent +
normal pulmicort/8j
O/  Ondansentron 3,4
- KU : sakit sedang mg/12j/IV
- HR: 124 x/mnt  Gentamicine 80
- RR: 32 x/mnt mg/24j/IV
- Suhu: 37,3 ºC  Dexametason 3
- Sp O2: 91 % mg/12j/IV
   Cetirizine syr 2X1
Kepala  Victrin syr 2X1
Anemis (-), ikterik (-), mata cekung (-), bibir kering (-)  Codein pulv 10 mg 2X1
Toraks  Ampicilin sulbactam 400
BP vesikuler, rh (-/-), wh (-/-), retraksi dada (-), BJ I/II murni regular mg/6j/IV
Abdomen
Peristaltik (+) kesan normal, nyeri tekan (-), distensi (-)
Ekstremitas
Akral hangat, CRT <2detik
Follow Up
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
Kamis, S/ Batuk berdahak (+), demam (-), sesak (+), anak merasa sesak P/
04/08/22 berkurang apabila idur miring dengan banal meninggi. Mual  IVFD RL 16 tpm
muntah (-). Riw keringat dingin kemarin, menggigil (+), Nafsu  Combivent +
makan baik. BAK dan BAB dalam batas normal pulmicort/8j
O/  Ondansentron 3,4
- KU : sakit sedang mg/12j/IV
- TD: 90/60mmHg  Dexametason 3
- HR: 88 x/mnt mg/12j/IV
- RR: 28 x/mnt  Cetirizine syr 2X1
- Suhu: 36,2 ºC  Victrin syr 2X1
- Sp O2: 92 %  Codein pulv IV mg 2X1
   Ampicilin sulbactam 400
Kepala mg/6j/IV
Anemis (-), ikterik (-), mata cekung (-), bibir kering (-)
Toraks
BP vesikuler, rh (-/-), wh (-/-), retraksi dada (-), BJ I/II murni regular
Abdomen
Peristaltik (+) kesan normal, nyeri tekan (-), distensi (-)
Ekstremitas
Akral hangat, CRT <2detik
02
Dasar Teori
Definisi
Pertusis disebut juga whooping cough
adalah penyakit infeksi akut yang
menyerang saluran pernapasan yang
disebabkan oleh Bordetella pertussis,
bakteri gram negatif beberbentuk
coccobacillus

Kliegman RM, Stanton BF, St. Geme II JW, Schor NF. Nelson
Textbook of Pediatrics. 21th ed. Philadelphia: Elsevier; 2020.
Epidemiologi
Pada tahun 2004, kejadian
pertusis di AS sekitar 8,9 WHO 2008 mencatat 16 juta
kasus /100.000 populasi dan kasus pertussis dan
sekitar 150 per 100.000 195.000 kematian anak
pada bayi di bawah usia 2 akibat pertusis diseluruh
bulan dunia.

Pada tahun 2005


dilaporkan sebanyak 40
kematian terkait pertusis
dan pada tahun 2006
sebanyak 16 kematian;
>90% kasus terjadi pada
bayi
Kliegman RM, Stanton BF, St. Geme II JW, Schor NF. Nelson Textbook of Pediatrics. 21th ed.
Philadelphia: Elsevier; 2020.
Patofisiologi
Percikan droplet infeksius

Infeksi B. Pertussis

Diperantarai protein : FHA, Aglutinogen (Fim tipe 2 dan 3) dan Pertactin


(prn)

Menempel pada sel epitel dan nasofaring

Multipikasi dan memproduksi toksin

Kerusakan epitel lokal

Peningkatan produksi mucus, kerusakan silia dan


infiltrasi PMN

Statis Mukus pada saluran pernapasan

Eksitasi pusat batuk

Kliegman RM, Stanton BF, St. Geme II JW, Schor NF. Nelson Textbook of Pediatrics. 21th ed. Philadelphia: Elsevier; 2020
Manifestasi Klinis

Inkubasi Kataral 1-2 m Paroksismal 2-3m Konvalesen >2m


Terjadi selama 3- Tidak khas demam Batuk dimulai dengan Paroksismal
12 hari ringan, bersin, batuk pendek iritatif, menghilang menjadi
lakrimasi, dan kering, intermitten, konvalesen,
sufusi konjungtiva dan berkembang frekuensi, keparahan,
menjadi paroksismal durasi episode
berkurang
Kriteria Diagnosis

Kultur Bakteri Darah rutin Foto thoraks


dengan PCR Leukositosis
Tatalaksana

Menilai perkembangan penyakit

Memaksimalkan nutrisi
Pertusis
Mencegah / mengobati komplikasi

Edukasi orang tua


Tatalaksana

• Monitoring denyut jantung, frekuensi pernapasan, dan saturasi oksigen


• Pemberian oksigen, intubasi jika diperlukan
• Dapat dilakukan suction (penghisapan)
• Pemberian antibiotik
• Penempatan pasien di ruang isolasi untuk mencegah penyebaran
Tatalaksana
Tatalaksana

Terapi tambahan
• Salbutamol
• Kortikosteroid
• Imunoglobulin Intravena Pertusis
Pencegahan
Vaksin
DTaP

Dosis Primer
2,3,4 bulan atau 2,4,6 bulan

Dosis Booster
5-7 tahun dan umur 10-18 tahun
Komplikasi dan Prognosa

01 Apnea Anak usia dewasa prognosis


umumnya baik

02 Infeksi Sekunder 04 Kerusakan otak

03 Bronchiectasis 05 Kejang
Penutup
Pertusis (batuk rejan) disebut juga whooping cough adalah batuk yang
sangat berat atau batuk yang intensif, merupakan penyakit infeksi
saluran nafas akut yang dapat menyerang setiap orang yang rentan
seperti anak yang belum diimunisasi atau orang dewasa dengan
kekebalan yang menurun. Diagnosis dilakukan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik maupun penunjang. Seperi Isolasi dan
pembiakan  B. pertussis dari sekret nasofaring dan PCR. Selain itu,
dapat juga dilakukan pemeriksaan serologi untuk mendeteksi antibodi
dari pasien yang terinfeksi. Penatalaksaan medikamentosa pasien
pertusis yaitu dapat diberikan antibiotik seperti (eritromicin
atau yang lain seperti azitromisin, claritomisin, ampisillin, rifampin,
Trimethoprim-sulfametoksasol. Untuk pencegahan yaitu melalui
imunisasi dengan vaksin pertusis, serta penggunaan obat profilaksis
untuk kontak dengan penderita pertusis.
Thanks!
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by Flaticon
and infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai