STATUS PENDERITA
DIAGNOSIS: ISK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
BAB 1
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. R
Umur : 20 th
Agama : Islam
Suku : Tolaki
Pekerjaan : Wiraswasta
No. RM : 21 36 51
B. ANAMNESIS
Anamnesis Terpimpin :
Pasien datang ke IGD rumah sakit dengan keluhan demam sejak 2 hari SMRS.
Demam dirasakan mendadak dan terus menerus disertai nyeri perut kanan sejak 2 hari
yang lalu. Keluhan lain seperti nyeri kepala (+), mual (+) muntah (-), sesak (-), nyeri
ulu hati (-), nyeri saat buang air kecil (+), kencing berpasir (-), kencing sedikit – sedikit
(-), rasa tidak puas saat kencing (-), BAB dalam batas normal.
Merokok (+) dari umur 14 tahun sampai sekarang, Alkohol (+) dari umur 16 tahun
biasa 1 kali seminggu,
C. Pemeriksaan Fisik
Sakit : Sedang
Tanda vital:
Nadi : 98 x/m
Pernapasan: : 20x/m,
Simetris : Simetris
Deformitas : Negative
Mata:
Gerakan: Simetris
Othore : -/-
Pendengaran : dbn
Hidung
Perdarahan -/-
Sekret -/-
Mulut
Tonsil : dbn
Gusi : normal
Lidah : dbn
Leher:
Dada
Paru
Inspeksi :
Bentuk : Normochest
Ictus cordis : Tidak nampak
Palpasi :
Perkusi:
Auskultasi:
Jantung
Inspeksi : ictus cordis stidak nampak
Abdomen
Ekstremitas : Ekstremitas atas: petekie -/-, kekuatan otot 5/5, Edema -/-
Laboratorium:
D. Resume
Pasien datang ke IGD rumah sakit dengan keluhan demam sejak 2 hari
SMRS. Demam dirasakan mendadak dan terus menerus disertai nyeri perut
kanan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan lain seperti nyeri kepala (+), mual (+)
muntah (-), sesak (-), nyeri ulu hati (-), nyeri saat buang air kecil (+), kencing
berpasir (-), kencing sedikit – sedikit (-), rasa tidak puas saat kencing (-), BAB
dalam batas normal. Riwayat Penyakit Dahulu Hipertensi (-), DM (-), asma (-),
Alergi (-), Riwayat Penyakit Keluarga Hipertensi (-), DM (-) Riwayat Kebiasaan
Pribadi Merokok (+) dari umur 14 tahun sampai sekarang, Alkohol (+) dari umur
16 tahun biasa 1 kali seminggu. Sakit Sedang, status gizi 19,5 Kg/m2 , Kesadaran
composmentis, pada pemeriksaan didapatkan TD 120/80 mmHg, Nadi 98x/m,
Pernapasan 20x/m, Suhu 38, 0 oC/Axillar, Pada pemeriksaan fisik didapatkan
nyeri tekan pada perut kanan dan nyeri ketok costovertebra kanan
E. Diagnosis Banding
Abses ginjal
F. Diagnosis kerja
Infksi Saluran kemih
G. Rencana Terapi
1. Farmakologi
IVFD RL 20 Tpm
Inj. Paracetamol 1 g/8 jam/ IV
Inj.Ranitidin A amp/IV
2. Non farmakologi
Istirahat yang cukup
Banyak minum air putih
Jangan menahan nahan kencing
H. Follow Up Pasien
Hari/
Tanggal/ Perjalanan Penyakit Rencana terapi
jam
S : demam dan nyeri perut kanan
O:
KU : sakit sedang
Kesadaran : komposmentis
GCS : E4 V5 M6
TD : 120/80 mmHG
N : 98x/ menit
P : 20x/ Menit IVFD RL 20 Tpm
Selasa S : 38,70C Inj. Ranitidin 1A/ 12 jam
3/9/2019 Pemeriksaan Lab : - Inj. Ketorolac 1A/ 8 jam
Pemeriksaan Fisik : Inf. Paracetamol 1g / 8jam
07.00
Abdomen : Cek darah rutin
I : datar, mengikuti gerak napas Cek urinalisis
A : peristaltik (+), kesan normal
P : nyeri tekan (+) daerah perut
kanan
P : timpani (+)
Nyeri ketok costovertebra kanan
A : febris + Abdominal pain
A : ISK
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Infeksi saluran kemih adalah suatu infeksi yang melibatkan ginjal, ureter, buli-
buli, ataupun uretra. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang
menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam urin. Infeksi saluran kemih (ISK)
adalah infeksi yang terjadi akibat terbentuknya koloni kuman di saluran kemih. 1,2
Beberapa istilah yang perlu dipahami:
1. Bakteriuria bermakna (significant backteriuri) adalah keberadaan
mikroorganisme murni (tidak terkontaminasi flora normal dari uretra)
lebih dari 105 colony forming units per mL (cfu/ml) biakan urin dan
tanpa lekosituria1,4.
2.
Bakteriuria simtomatik adalah bakteriuria bermakna dengan
manifestasi klinik1,4
3. Bakteriuria asimtomatik (covert bacteriuria) adalah bakteriuria
bermakna tanpa manifestasi klinik1,4.
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan istilah yang digunakan untuk
menunjukkan bakteriuria patogen dengan colony forming units per mL CFU/ ml
urin > 105, dan lekositouria >10 per lapangan pandang besar, disertai manifestasi
klinik4.
ISK akhir-akhir ini juga didefinisikan sebagai suatu respon inflamasi
tubuh terhadap invasi mikroorganisme pada urothelium3,6.
Pada wanita hamil dikenal 2 keadaan infeksi saluran kemih :
1. Infeksi saluran kemih tanpa gejala (Bakteriuria asimptomatik).
Dimana terdapat bakteri dalam urine lebih dari 100.000 /ml urine tapi tidak
menunjukkan gejala (asimptomatik). Urine diambil porsi tengah dengan cara
vulva dan meatus urethra eksternus dibersihkan terlebih dahulu dengan bahan
antiseptik. Atau jumlah bakteri antara 10.000 sampai dengan 100.000 bila
urine diambil dengan cara kateter urethra. Pada urinalisis dapat ditemukan
adanya leukosit. 1,2
2. Infeksi saluran kemih dengan gejala (simptomatik). Dapat dibagi menjadi : 1,2
a. Infeksi saluran kemih bagian bawah (sistitis) Dengan gejala dapat berupa
disuria, terkadang didapatkan hematuria, nyeri daerah suprasimpisis,
terdesak kencing (urgency), stranguria, tenesmus dan nokturia. Tetapi
jarang sampai menyebabkan demam dan menggigil. Pada urinalisis dapat
dijumpai leukosit dan eritrosit.
b. Infeksi saluran kemih bagian atas (pielonefritis) Dengan gejala berupa
nyeri dan tegang pada daerah sudut “costovertebral” atau daerah
pinggang, demam, mual dan muntah. Dapat juga disertai keluhan seperti
pada infeksi saluran kemih bagian bawah seperti disuria, urgensi dan
polakisuria, stranguria, tenesmus, nokturia. Pada pemeriksaan darah dapat
dijumpai kadar ureum dan kreatinin yang meningkat dan pada
pemeriksaan urinalisis ditemukan leukosit. Atau pada pemeriksaan
imunologi didapatkan bakteriuria yang diselubungi antibodi.
B. EPIDEMIOLOGI
Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit yang paling sering
ditemukan di praktik umum. Kejadian ISK dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti usia, gender, prevalensi bakteriuria, dan faktor predisposisi yang
mengakibatkan perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal. ISK
cenderung terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. ISK berulang pada
laki-laki jarang dilaporkan, kecuali disertai factor predisposisi1.
Menurut penelitian, hampir 25-35% perempuan dewasa pernah
mengalami ISK selama hidupnya. Prevalensi bakteriuria asimtomatik lebih sering
ditemukan pada perempuan. Prevalensi selama periode sekolah (School girls) 1%
meningkat menjadi 5 % selama periode aktif secara seksual. Prevalensi infeksi
asimtomatik meningkat mencapai 30% pada laki-laki dan perempuan jika disertai
faktor predisposisi1.
Di Amerika Serikat, terdapat >7 juta kunjungan pasien dengan ISK di
tempat praktik umum. Sebagian besar kasus ISK terjadi pada perempuan muda
yang masih aktif secara seksual dan jarang pada laki-laki <50 tahun5. Insiden
ISK pada laki-laki yang belum disirkumsisi lebih tinggi (1,12%) dibandingkan
pada laki-laki yang sudah disirkumsisi (0,11%)3.
Infeksi saluran kemih yang asimptomatik dalam kehamilan angka
kejadiannya 4-10%, sedang di Indonesia berkisar antara 20-25% dan sekitar 10-
20% diantaranya dapat menyebabkan partus prematuritas. 3
C. KLASIFIKASI
Infeksi salran kemih diklasifikasikan berdasarkan gejala klinis, lokasi
infeksi, dan kelainan saluran kemih. Berdasarkan gejala, ISK dibedakan menjadi
ISK asimtomatik dan simtomatik. Berdasarkan lokasi infeksi, ISK dibedakan
menjadi ISK atas dan ISK bawah, dan berdasarkan kelainan saluran kemih, ISK
dibedakan menjadi ISK simpleks dan ISK kompleks. 1,4,5
1. Klinis
- ISK asimptomatik ialah bakteriuria bermakna tanpa gejala. 1
- ISK simtomatik yaitu terdapatnya bakteriuria bermakna disertai gejala dan
tanda klinik. Sekitar 10-20% ISK yang sulit digolongkan ke dalam
pielonefritis atau sistitis baik berdasarkan gejala klinik maupun
pemeriksaan penunjang disebut dengan ISK non spesifik. 1,4,5
2. Anatomi
- ISK bawah, presentasi klinis ISK bawah tergantung dari gender. 1,4,5
Perempuan : Sistitis, adalah presentasi klinis infeksi saluran kemih disertai
bakteriuria bermakna. Sindroma uretra akut (SUA), adalah presentasi klinis
sistitis tanpa ditemukan mikroorganisme (steril).
Laki-laki : Presentasi ISK bawah pada laki-laki dapat berupa sistitis,
prostatitis, epidimidis, dan uretritis.
- ISK atas
a) Pielonefritis akut (PNA), adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang
disebabkan oleh infeksi bakteri. PNA ditemukan pada semua umur dan
jenis kelamin walaupun lebih sering ditemukan pada wanita dan anak-
anak. Pada laki-laki usia lanjut, PNA biasanya disertai hipertrofi
prostat. 1,4,5
b) Pielonefritis kronis (PNK), mungkin terjadi akibat lanjut dari infeksi
bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi
saluran kemih serta refluk vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria
kronik sering diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang
ditandai pielonefritis kronik yang spesifik. diagnosis PNK harus
mempunyai dua kriteria yakni telah terbukti mempunyai kelainan-
kelainan faal dan anatomi serta kelainan-kelainan tersebut mempunyai
hubungan dengan infeksi bakteri. 1,4,5
3. Kelainan Saluran Kemih
a) ISK Sederhana/ tak berkomplikasi, yaitu ISK yang terjadi pada perempuan
yang tidak hamil dan tanpa kelainan struktural maupun fungsional saluran
kemih. 1,5
b) ISK berkomplikasi, yaitu infeksi yang disebabkan oleh kelainan anatomis
pada saluran kemih, menyebar ke bagian tubuh yang lain, bertambah berat
dengan underlying disease, ataupun bersifat resisten terhadap pengobatan.
Penyakit penyerta dapat mengakibatkan lesi dalam saluran kemih, obstruksi
saluran kemih, pembentukan batu, pemasangan cateter, kerusakan dan
gangguan neurologi serta menurunnya sistem imun yang dapat mengganggu
aliran normal dan perlindungan saluran urin. 1,5
D. ETIOLOGI
Penyebab terbanyak adalah bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang
biasanya menghuni usus kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari gram
negatif tersebut, ternyata Escherichia coli menduduki tempat teratas kemudian
diikuti oleh Proteus sp, Klebsiella, Pseudomonas. Jenis kokus gram positif lebih
jarang sebagai penyebab ISK sedangkan Enterococci dan Staphylococcus aureus
sering ditemukan pada pasien dengan batu saluran kemih, lelaki usia lanjut
dengan hiperplasia prostat atau pada pasien yang menggunakan kateter urin.
Demikian juga dengan Pseudomonas aeroginosa dapat menginfeksi saluran
kemih melalui jalur hematogen dan pada kira-kira 25% pasien demam tifoid
dapat diisolasi salmonella dalam urin. Bakteri lain yang dapat menyebabkan ISK
melalui cara hematogen adalah brusella, nocardia, actinomises, dan
Mycobacterium tubeculosa. Candida sp merupakan jamur yang paling sering
menyebabkan ISK terutama pada pasien-pasien yang menggunakan kateter urin,
pasien DM, atau pasien yang mendapat pengobatan antibiotik berspektrum luas.
Jenis Candida yang paling sering ditemukan adalah Candida albican dan
Candida tropicalis. Semua jamur sistemik dapat menulari saluran kemih secara
hematogen. 1,3,4
Adapun faktor resiko meningkatnya infeksi saluran kemih sebagai
berikut:
1. Perubahan morfologi pada kehamilan. Karena asal dari traktus genital dan
traktus urinarius adalah sama secara embriologi ditambah lagi letaknya
yang sangat berdekatan maka adanya perubahan pada salah satu sistem
akan mempengaruhi sistem yang lain. Pada saat hamil dapat terjadi
perubahan pada traktus urinarius berupa: 3,4